Amira masih berhadapan dengan Madam yang memandanginya dengan sengit. “Jadi selama ini kamu menjadi wanita malam yang disewa pribadi? Itu melanggar perjanjian.” Kalimat yang dilontarkan wanita ini selalu santai dengan intonasi normal, tetapi tatapannya selalu tajam.“Ti-tidak, bukan begitu ....” Bibir Amira semakin bergetar ketakutan.“Lalu apa, hm? Kamu dibawa pergi oleh salah satu pelanggan. Jangan menyangkalnya, Sayang.” Sebuah minuman berwarna merah diraih. Gelas berkaki itu tampak mengkilap, tetapi seolah berbisa sama halnya dengan si wanita.“I-itu ....” Terlalu ketakutan hingga Amira tidak dapat berbicara dengan benar.“Ibumu sudah menandatangani perjanjian. Jika perjanjiannya dilanggar maka ada denda yang harus dibayarkan.” Satu alis Madam terangkat meremehkan karena wanita ini yakin Fatma maupun Amira tidak akan mampu membayarnya jadi walaupun terpaksa, gadis itu harus tetap berada di sini, melayani pria hidung belang kemudian Madam hanya membayarnya sepuluh persen saja dari
“Jadi kamu masih menganggur. Kamu kalah jauh sama gadis enam belas tahun di kamar sebelah, dia sudah mendapatkan pelanggan!” Wanita yang barusaja mengantarkan Jack, kini mencibir Amira saat membuka pintu kamar si gadis dengan lancang padahal salah satu aturan di sini adalah jangan saling mengunjungi.Amira menatap nanar ke arah wanita itu. “Aku ....” Amira ingin meminta bantuan, tetapi dia yakin wanita ini tidak akan pernah membantunya.“Kamu tidak menarik hingga tidak ada yang mau padamu. Kecuali Madam yang memilihkan pelanggan!” Di dalam bangunan ini kalimat itu adalah penghinaan, jelas sangat berbeda dengan kehidupan Amira yang serba terjaga hingga tubuhnya tetap suci.Di sisi lain, Jack terkejut saat melihat wajah gadis di hadapannya. ‘Ini bukan Amira yang dimaksud tuan Erzhan.” Foto wajah Amira dipandangi, wajah cantik, polos dan lugu tergambar jelas di permukaan layar kaca.Di dalam ruangan pribadinya, Madam menyeringai licik. “Amira pernah menjadi sewaan pribadi pasti hasil pek
Jack tidak berbasa-basi. Segera, uang seratus juta diserahkannya pada Madam. “Itu adalah hutangnya Amira. Amira sudah melunasinya, jadi seharusnya Madam membebaskannya,” lugas dan tegasnya.Tranferans segera diperiksa. Jumlahnya genap seratus juta. Saat ini Madam menatap Jack yang telah berubah. “Kau membebaskan gadis itu menggunakan uangmu. Siapa gadis ini, hm. Adikmu?” Senyuman sarkasme Madam yang tetap menyimpan cibiran pada Jack yang pernah menjadi pesuruh.Sejenak, Jack melirik ke arah Amira. Kemudian memandang datar pada Madam. “Amira adalah kekasih dari pewaris AB Gruf!”Sebelah alis Madam terangkat. Banyak informasi yang diketahuinya tentang AB Gruf yang berisi kekayaan mereka. “Begitu ya ....” Datarnya. Saat ini dia dapat menyimpulkan jika Jack masih menjadi pesuruh hanya saja lebih terhormat. Kini tatapannya mengarah pada Amira. “Kamu bebas.” Sikapnya masih datar. Pembebasan Amira melalui jalur perjanjian dalam kontrak, tetapi Madam tetap tidak menyukai kepergiaan si gadis k
Di dalam kamar, Amira masih memikirkan ajakan pernikahan yang akan dilayangkan Erzhan kapan saja. “Aku siap menikah denganmu. Baiklah, ayo kita menikah!” Gadis ini menghadap pada cermin, berlatih mengungkapkan jawabannya. “Astaga ... apa aku terlihat seperti kebelet nikah? Aku tidak percaya diri. Atau mungkin aku harus mengungkapkannya dengan sedikit kelembutan bukan excited atau ... seperti mau tidak mau?”Hoam ....Kini Amira sudah tidak tahan menahan kedua kelopak matanya, maka dia memilih tidur. Lalu, di pagi harinya barulah air mata bercucuran kala membaca pemecatan dari Erlangga kemudian menyaksikan foto dirinya yang lebih ramai diperbincangan dibandingkan yang sudah-sudah. “Kenapa ....” Dadanya sangat sesak. Memang benar dirinya mengunjungi tempat haram dengan pakaian erotis, tetapi bukan berarti melakukan hal haram, dan yang paling membuatnya sangat keberatan, keberadaannya di sana bukan keinginannya. “Kenapa selalu aku yang dilihat negatif, dikabarkan negatif. Kenapa ... apa
Amira tidak berpikir apapun lagi. Dia segera menyodorkan semua uang yang dia punya asalkan sopir taxi menghentikan mobilnya. Butiran bening turun saat dia berdiri di tepian jalan. “Aku bukan pelacur. Aku bukan pelacur ....”Hujan turun dengan lebat, tetapi Amira tetap berdiri di tengah hujan seakan tidak merasakan apapun karena hal ini dilakukannya dengan sengaja supaya air matanya tidak terlihat. Tatapan orang di sekeliling terasa dingin melebihi udara hari ini, selain itu seolah semua orang mencibirnya. “Kenapa? Kenapa harus seperti ini ... aku bukan pelacur. Aku bukan pelacur,” gumam Amira yang hanya menatap kosong ke atas tanah.Beberapa lama di bawah hujan membuat Amira tidak sadarkan diri, tetapi tangan malaikat menangkapnya. Dibaringkan di atas tempat tidur. Pakaian basahnya sudah ditanggalkan, sekalian dengan semua pakaian dalam yang menggantung di atas sofa.Perlahan, Amira membuka matanya. Selama beberapa saat tatapannya masih kosong, hingga akhirnya matanya yang sayu mulai
Di sisi lain, Erzhan sudah tiba di kediaman Amira karena gadis itu tidak ditemukan di sekitar gedung. Zulaiha ditemui. “Saya sedang mencari Amira, apa Amira pulang kesini?” tanya santunnya saat berhadapan dengan sanak saudara si gadis.“Tidak ada, Amira tidak pulang kesini. Lagipula mungkin Ami akan malu jika kembali kesini.” Nada suara Zulaiha sedikit memerlihatkan kekesalannya.Erzhan membuang udara tipis, kemudian menjekaskan dengan detail, santun dan perlahan, “Bu, berita yang tersebar tidak benar karena sebenarnya Amira tidak pernah berniat berpakaian tidak sopan dan mengunjungi tempat tidak baik. Saya sangat mengetahui cerita yang sebenarnya karena sebelumnya Amira sedang bersama saya.”“Apa Tuan berkata benar?” Saat ini Zulaiha merasa melihat cahaya harapan karena sebagai seorang keluarga, dia selalu menginginkan semua anggota keluarganya selamat.“Iya, Bu. Saya harap Ibu bersedia mendengarkan penjelasan saya. Saya mohon izin.” Sikap Erzhan semakin santun. Dia akan membongkar k
Fatma membelai Tasya penuh kasih sayang, wanita ini merasa bersalah pada putrinya. “Mama minta maaf karena sempat mengunci kamu di dalam kamar. Sebenarnya hati Mama hancur saat melakukannya, tapi cara apalagi yang harus Mama lakukan saat anak Mama sendiri membela oranglain dan dalam waktu bersamaan memojokan Mama ....” Sendunya diperlihatkan. Itu adalah raut wajah yang amat dalam, rasa sakit seorang ibu akibat anaknya.Saat ini Tasya merasa berdosa karena telah berbuat hal yang berhasil menyakiti ibunya, tetapi di sisi lain akal sehatnya mengatakan jika tindakannya harus dilakukan saat ibunya mengambil jalan yang salah.Fatma kembali berkata saat belaian lembutnya tidak dilepaskan. “Nak, jalani hidup kamu dengan bersungguh-sungguh. Jangan memikirkan apapun selain diri kamu sendiri. Ingat, ada Mama yang akan menjadi orang paling bahagia saat melihat kamu sukses. Dan hanya Mama yang akan mendukung dengan sepenuh hati jalan menuju kesuksesan kamu.”Semua kalimat Fatma memang benar adanya
Erzhan kembali ke kediamannya dalam waktu cukup singkat karena kecepatan kendaraannya di atas standar dirinya. Cakrawala menghubungi dengan makian, jadi mana bisa pria ini bersantai. “Pa, Erzhan di sini.” Suaranya cukup terengah saat menghadap sang ayah yang sedang membaca korannya.Kini, tatapan Cakrawala bergeser pada Erzhan, menutup korannya perlahan. Hanya saja cara bicaranya jauh berbeda. “Dari mana saja kamu, heum? Apa kamu menemui gadis jalang itu!” hardiknya hingga Erzhan segera menundukan wajahnya.“Erzhan punya alasan menemui Amira.” Suaranya yang dikeluarkannya cukup pelan.Brak!Cakrawala menggeberak meja menggunakan satu tangganya, tetapi berhasil membuat kedua bahu Maria melonjak. “Jangan mempermalukan orangtua. Apa kamu tidak puas hanya dengan membawa gadis jalang itu ke hadapan orangtuanya Alisha!”Erzhan masih menundukan wajahnya seiring membuang udara cukup panjang. Saat ini suasana hening, hanya terdengar dengusan kasar Cakrwala. Bahkan kali ini Maria tidak membela