Jack tidak berbasa-basi. Segera, uang seratus juta diserahkannya pada Madam. “Itu adalah hutangnya Amira. Amira sudah melunasinya, jadi seharusnya Madam membebaskannya,” lugas dan tegasnya.Tranferans segera diperiksa. Jumlahnya genap seratus juta. Saat ini Madam menatap Jack yang telah berubah. “Kau membebaskan gadis itu menggunakan uangmu. Siapa gadis ini, hm. Adikmu?” Senyuman sarkasme Madam yang tetap menyimpan cibiran pada Jack yang pernah menjadi pesuruh.Sejenak, Jack melirik ke arah Amira. Kemudian memandang datar pada Madam. “Amira adalah kekasih dari pewaris AB Gruf!”Sebelah alis Madam terangkat. Banyak informasi yang diketahuinya tentang AB Gruf yang berisi kekayaan mereka. “Begitu ya ....” Datarnya. Saat ini dia dapat menyimpulkan jika Jack masih menjadi pesuruh hanya saja lebih terhormat. Kini tatapannya mengarah pada Amira. “Kamu bebas.” Sikapnya masih datar. Pembebasan Amira melalui jalur perjanjian dalam kontrak, tetapi Madam tetap tidak menyukai kepergiaan si gadis k
Di dalam kamar, Amira masih memikirkan ajakan pernikahan yang akan dilayangkan Erzhan kapan saja. “Aku siap menikah denganmu. Baiklah, ayo kita menikah!” Gadis ini menghadap pada cermin, berlatih mengungkapkan jawabannya. “Astaga ... apa aku terlihat seperti kebelet nikah? Aku tidak percaya diri. Atau mungkin aku harus mengungkapkannya dengan sedikit kelembutan bukan excited atau ... seperti mau tidak mau?”Hoam ....Kini Amira sudah tidak tahan menahan kedua kelopak matanya, maka dia memilih tidur. Lalu, di pagi harinya barulah air mata bercucuran kala membaca pemecatan dari Erlangga kemudian menyaksikan foto dirinya yang lebih ramai diperbincangan dibandingkan yang sudah-sudah. “Kenapa ....” Dadanya sangat sesak. Memang benar dirinya mengunjungi tempat haram dengan pakaian erotis, tetapi bukan berarti melakukan hal haram, dan yang paling membuatnya sangat keberatan, keberadaannya di sana bukan keinginannya. “Kenapa selalu aku yang dilihat negatif, dikabarkan negatif. Kenapa ... apa
Amira tidak berpikir apapun lagi. Dia segera menyodorkan semua uang yang dia punya asalkan sopir taxi menghentikan mobilnya. Butiran bening turun saat dia berdiri di tepian jalan. “Aku bukan pelacur. Aku bukan pelacur ....”Hujan turun dengan lebat, tetapi Amira tetap berdiri di tengah hujan seakan tidak merasakan apapun karena hal ini dilakukannya dengan sengaja supaya air matanya tidak terlihat. Tatapan orang di sekeliling terasa dingin melebihi udara hari ini, selain itu seolah semua orang mencibirnya. “Kenapa? Kenapa harus seperti ini ... aku bukan pelacur. Aku bukan pelacur,” gumam Amira yang hanya menatap kosong ke atas tanah.Beberapa lama di bawah hujan membuat Amira tidak sadarkan diri, tetapi tangan malaikat menangkapnya. Dibaringkan di atas tempat tidur. Pakaian basahnya sudah ditanggalkan, sekalian dengan semua pakaian dalam yang menggantung di atas sofa.Perlahan, Amira membuka matanya. Selama beberapa saat tatapannya masih kosong, hingga akhirnya matanya yang sayu mulai
Di sisi lain, Erzhan sudah tiba di kediaman Amira karena gadis itu tidak ditemukan di sekitar gedung. Zulaiha ditemui. “Saya sedang mencari Amira, apa Amira pulang kesini?” tanya santunnya saat berhadapan dengan sanak saudara si gadis.“Tidak ada, Amira tidak pulang kesini. Lagipula mungkin Ami akan malu jika kembali kesini.” Nada suara Zulaiha sedikit memerlihatkan kekesalannya.Erzhan membuang udara tipis, kemudian menjekaskan dengan detail, santun dan perlahan, “Bu, berita yang tersebar tidak benar karena sebenarnya Amira tidak pernah berniat berpakaian tidak sopan dan mengunjungi tempat tidak baik. Saya sangat mengetahui cerita yang sebenarnya karena sebelumnya Amira sedang bersama saya.”“Apa Tuan berkata benar?” Saat ini Zulaiha merasa melihat cahaya harapan karena sebagai seorang keluarga, dia selalu menginginkan semua anggota keluarganya selamat.“Iya, Bu. Saya harap Ibu bersedia mendengarkan penjelasan saya. Saya mohon izin.” Sikap Erzhan semakin santun. Dia akan membongkar k
Fatma membelai Tasya penuh kasih sayang, wanita ini merasa bersalah pada putrinya. “Mama minta maaf karena sempat mengunci kamu di dalam kamar. Sebenarnya hati Mama hancur saat melakukannya, tapi cara apalagi yang harus Mama lakukan saat anak Mama sendiri membela oranglain dan dalam waktu bersamaan memojokan Mama ....” Sendunya diperlihatkan. Itu adalah raut wajah yang amat dalam, rasa sakit seorang ibu akibat anaknya.Saat ini Tasya merasa berdosa karena telah berbuat hal yang berhasil menyakiti ibunya, tetapi di sisi lain akal sehatnya mengatakan jika tindakannya harus dilakukan saat ibunya mengambil jalan yang salah.Fatma kembali berkata saat belaian lembutnya tidak dilepaskan. “Nak, jalani hidup kamu dengan bersungguh-sungguh. Jangan memikirkan apapun selain diri kamu sendiri. Ingat, ada Mama yang akan menjadi orang paling bahagia saat melihat kamu sukses. Dan hanya Mama yang akan mendukung dengan sepenuh hati jalan menuju kesuksesan kamu.”Semua kalimat Fatma memang benar adanya
Erzhan kembali ke kediamannya dalam waktu cukup singkat karena kecepatan kendaraannya di atas standar dirinya. Cakrawala menghubungi dengan makian, jadi mana bisa pria ini bersantai. “Pa, Erzhan di sini.” Suaranya cukup terengah saat menghadap sang ayah yang sedang membaca korannya.Kini, tatapan Cakrawala bergeser pada Erzhan, menutup korannya perlahan. Hanya saja cara bicaranya jauh berbeda. “Dari mana saja kamu, heum? Apa kamu menemui gadis jalang itu!” hardiknya hingga Erzhan segera menundukan wajahnya.“Erzhan punya alasan menemui Amira.” Suaranya yang dikeluarkannya cukup pelan.Brak!Cakrawala menggeberak meja menggunakan satu tangganya, tetapi berhasil membuat kedua bahu Maria melonjak. “Jangan mempermalukan orangtua. Apa kamu tidak puas hanya dengan membawa gadis jalang itu ke hadapan orangtuanya Alisha!”Erzhan masih menundukan wajahnya seiring membuang udara cukup panjang. Saat ini suasana hening, hanya terdengar dengusan kasar Cakrwala. Bahkan kali ini Maria tidak membela
Pertemuan telah usai, Cakrawala mengundang Erzhan ke ruangannya untuk memberikan selamat secara khusus, tetapi selain itu pria ini juga kembali memberikan peringatan tentang hubungan Erzhan dan Amira. “Ini adalah waktu terakhir kamu untuk membuang Amira. Jadi, apa kamu sudah mengenyahkannya dari hidup kamu, heum?”Erzhan membuang udara cukup panjang. “Pa, Mama bilang hari ini akan mengunjungi Ami.”“Apa?” Cakrawala terkesiap mendengarnya, “untuk apa, hm. Buang-buang waktu saja!” Pria ini sudah menduganya jika kebencian Maria pada Amira tidak akan bertahan lama.“Mama ingin membuktikan sendiri bagaimana Amira. Jadi, jika Papa bersedia mari dengarkan pendapat mama tentang Amira setelah mama bertemu dengan keluarga Amira.”“Ck!” Cakrawala berdecak, tetapi dirinya bergeming tidak membantah usulan Erzhan. Lagipula tidak mungkin penilaian istrinya salah, apalagi setelah Maria menemui Amira secara langsung. “Erzhan minta maaf, tapi Erzhan harap Papa bersedia mendengarkan mama. Erzhan juga i
Tasya menegur kecil Erlangga, “Aku sedang menelepon dengan kak Ami. Seharusnya jangan panggil sayang. Bagaimana kalau kak Ami mendengar dan mengenali suara kamu!”“Sayang ....” Erlangga segera membelai sebelah pipi Tasya. Jangan marah ..., aku hanya menyapa. Lagipula tidak mungkin Amira mengenali suaraku.” Sikap serta suaranya sangat lembut selaras dengan belaiannya.Tasya menyingkirkan tangan Erlangga secara perlahan. “Bukankah aku sudah bilang, kita tidak perlu memiliki hubungan untuk sementara. Aku mau sendiri!”“Kamu bilang mau sendiri dan berniat menjauhiku. Tapi nyatanya kamu juga yang mendatangiku kan, Sayang.” Kini Erlangga membelai dagu Tasya.“Aku mendatangimu karena ingin meminta kemurahan hatimu pada kak Ami. Kenapa sih, harus memecat kakak!” kesal Tasya ditunjukan, kedua alisnya menukik.“Pelaturan adalah pelaturan, tidak ada hubungannya dengan hubungan pribadi.” Dingin Erlangga.“Ck!”Erlangga memandangi wajah kesal Tasya, dia tahu sedikitnya kekasih gelapnya menanamkan