Share

Bab 116

Tasya menegur kecil Erlangga, “Aku sedang menelepon dengan kak Ami. Seharusnya jangan panggil sayang. Bagaimana kalau kak Ami mendengar dan mengenali suara kamu!”

“Sayang ....” Erlangga segera membelai sebelah pipi Tasya. Jangan marah ..., aku hanya menyapa. Lagipula tidak mungkin Amira mengenali suaraku.” Sikap serta suaranya sangat lembut selaras dengan belaiannya.

Tasya menyingkirkan tangan Erlangga secara perlahan. “Bukankah aku sudah bilang, kita tidak perlu memiliki hubungan untuk sementara. Aku mau sendiri!”

“Kamu bilang mau sendiri dan berniat menjauhiku. Tapi nyatanya kamu juga yang mendatangiku kan, Sayang.” Kini Erlangga membelai dagu Tasya.

“Aku mendatangimu karena ingin meminta kemurahan hatimu pada kak Ami. Kenapa sih, harus memecat kakak!” kesal Tasya ditunjukan, kedua alisnya menukik.

“Pelaturan adalah pelaturan, tidak ada hubungannya dengan hubungan pribadi.” Dingin Erlangga.

“Ck!”

Erlangga memandangi wajah kesal Tasya, dia tahu sedikitnya kekasih gelapnya menanamkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status