Beranda / Romansa / GARA GARA G-STRING / AJARAN SESAT YONO

Share

AJARAN SESAT YONO

Penulis: Raifiza27
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Lohhh, joss tenan iku!"

"Joss gundulmu! Pusing aku tuh sekarang. Si Ana Dolly itu, ngejar-ngejar terus Bro."

"Yo, dinikmatilah. Paling kan dia mau kasih @#@#@# sama kamu."

"Ahhh ...! Ana cukup sudah buat aku. Mantab di ranjang, baik, penuh pengertian, biar pun enggak bisa pintar masak. Aku sudah bersyukur dapat dia."

"Emang enggak pengen punya anak?"

"Yo pengenlah! Siapa yang enggak pengen punya anak, Bro. Cuman 'kan manusia ini hanya bisa berusaha, hasilnya tetap Gusti Pangeran toh, penentunya."

Yono mengangguk pelan, sebagai tanda sepakat terhadap semua ucapan Joko.

"Cuman, kamu ini dikejar cewek cantik kok enggak mau."

Suara tawa Joko menggelegar.

"Cewek cantik tapi bekas banyak orang. Ahhh ... kamu ini!"

"Ehhh, Bro. Denger-denger si Ana ini udah enggak mangkal di Dolly lagi."

"Lah, di mana? Mosok kembang kuning Bro?" Seraya terkikik geli.

"Ohhh, semprul. Kelas e Ana yo jauh."

Sembari meng

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GARA GARA G-STRING   ANGELINA MEMIKAT HATI

    "Loh, angel gimana? Ini kebenaran yang harus dnikmati, Bro. Di rumah nasi goreng spesial, di timur mie goreng, di selatan sayur asem, di barat ayam bhakar. Ngunu lho perumpamaannya." (Ngunu = gitu, angel = sulit)"Wes ... wes! Tambah munyeng aku. Pikiranmu wes rusak. Makanya kawin sana!""Kawin 'kan udah bolak balik, Bro.""Nikah, maksudnyaaaaa ... ampun deh, Yon!"Tak lama mobil mereka telah sampai di hotel bintang lima yang berada di kawasan tengah kota, di dekat sebuah plaza ternama."Kayaknya kita udah ditunggu di loby, Yon.""Sama Pak Hari?""Iya.""Pak Hari bilang kalau langsung ke hotel tadi?"Joko manggut-manggut."Ya, udah enak di kita kan? Lagian seharusnya kenapa kita juga harus datang? Mana waktunya libur lagi.""Memang. Waktu kita istirahat.""Pak Sundono itu, anaknya berapa Bro?" tanya Yono sembari menoleh."Katanya sih dua. Cowok sama cewek. Yang cowok seumuran kita. Kalau yang

  • GARA GARA G-STRING   SIAPA SI TANTE (?)

    Di hari yang sama, waktu masih menunjukkan pukul tujuh pagi. Binti sudah bersiap dengan dandanan yang rapi dan terlihat sangat cantik. Membuat Beny sampai memandangnya dari atas kepala hingga ujung kaki."Kenapa, Mas? Ada ayang slaah kah?""Enggak. Tapi, kok cantik kali? Memangnya beneran kamu mau ketemuan sama teman cewek?""Iya lah, Mas. Emangnya mau ketemuan sama siapa?"Beny pun manggut manggut. Tiba-tiba, Binti menyodorkan ponselnya."Untuk apa kamu kasih HP?""Kalau Mas Beny enggak percaya, telpon si Nadya sekarang. Mas Beny bisa tanyakan sama dia.""Enggak lah. Buat apa? Aku percaya deh sama kamu. Mau aku antar?"Sejenak Binti terlihat ragu. Akhirnya dia mengangguk."Boleh, antar aku ke jalan raya aja Mas. Dia nungguin di depan.""Tapi, aku masih mau ke kamar mandi. Kamu jalan sendiri aja gimana?""Aku naik ojek online aja kalau gitu."Beny pun meninggalkannya pergi ke kamar mandi. Sambi

  • GARA GARA G-STRING   KEMARAHAN BINTI

    "Kenapa aku harus diam?"Segera Dony menempelkan ujung jarinya ke bibir. Pertanda agar Binti segera diam dan jangan bicara lagi."Hallo, pagi Tante.""Kamu ... di mana? Terus berapa kali deringan baru mengangkat telepon aku?" sentak suara dari seberang telepon. Membuat Dony kehabisan kata-kata. Di sampai celingukan memandang arah Binti, yang juga tengah melihat kepadanya.Wajah Binti mengekerut, dengan bibir manyun maju beberapa inchi. Perasaannya mulai kesal, marah, cemburu, jadi satu."Kenapa kamu diam?" Kembali suara dari seberang telepon membentak Dony. "Aku enggak mau tau, Don. Aku tunggu kamu jam sembilan pagi ini di tempat biasanya.""Ta-tapi, Tan. Ini udah jam delapan, mana bisa aku sampai sana jam sembilan.""Engga ada kata tapi. Atau ... kamu mau aku suruh kembalikan semua yang udah aku kasih?""Ya, jangan gitu lah Tante. Beri waktu lah dikit.""Toleransi sampai jam

  • GARA GARA G-STRING   PERKAWINAN YANG HAMBAR

    "Binti, maafkan aku ya?"Namun, Binti mengabaikannya. Dia berjalan cepat menuju toserba tempat Nadya akan menjemput."Awas kamu Don! Akan aku balas. Kamu pikir aku ini bodoh apa? Enggak tahu kalau si Tante itu, pasti cem-ceman kamu," gerutu Binti kesal.Dari jauh Nadya sudah melambaikan tangan ke arahnya. Binti pun berlari kecil dengan bibir yang terpaksa untuk tersenyum."Sorry, udah nungguin lama ya?" tanya Binti berjalan cepat menuju motor Nadya."Enggak, kok. Barusan aja sampai."Sejenak Binti memperhatikan dari atas rambut hingga sandal japit yang dipakai Nadya."Tumben amat pakai dasteran?""Ehhh, emang aku sehari-hari di rumah pakai daster begini.""Sekalinya keluar, cling! Macam Cinderella," seloroh Binti."Kalau itu, harus! Laki aku mana bisa lihat cewek cakep. Makanya aku harus jauh lebih cakep dari semua cewek yang dia temuin.""Emang mempan?" tanya Binti, seraya naik ke atas motor."Mempa

  • GARA GARA G-STRING   DONY ADALAH MR. G (?)

    "Itu dulu, Bin. Kita masih belum punya tanggung jawab. Sekarang coba aku tanya. Apa alasan kamu jalan sama duda ganteng itu? Apa kamu benar-benar cinta atau hanya napsu semata?""Haduhhh ... aku merasa terciduk.""Lah, santai aja sama aku. Rahasia kamu enggak akan menguap.""Entahlah, Nad. Aku merasa perkawinanku sama Mas Beny beberapa tahun belakangan ini, hambar. Enggak ada asin, manis, apalagi gurih.""Penyebabnya apa?""Entahlah, Nad. Aku juga merasakan Mas Beny yang sudah enggak sehangat dulu. Mungkin dia punya wanita lain. Atau paling enggak, ada wanita lain di hatinya.""Memang kamu pernah memergokinya? Atau punya bukti kongkret yang dilakukan sama suami kamu?"Binti terdiam dan menggeleng."Enggak!""Lah, terus tuduhan kamu tadi asalnya dari mana? Atau ... jangan-jangan kamu sedang mencari pembenaran atas kesalahan yang kamu lakukan?"Binti sampai tersedak hingga terbatuk-batuk."Kok, kamu nuduh aku

  • GARA GARA G-STRING   MANUK CUCAK ROWO

    Binti hanya bisa menggeleng. Dia tidak tahu harus berkata apa. Yang ada dalam benaknya saat ini, hanya kemarahan dan rasa cemburu terhadap sosok si Tante ini."Ahhh, sudahlah! Jangan kamu pikirkan lagi. Nih, suami aku baru balas pesan yang aku kirim. Aku dibolehin keluar sama kamu. Kita cari udara segar di kafe itu. Oke?"Binti terlihat lemas dan sedih."Oke, Nad."_Pukul lima sore_"Hallo, Wulan!""Iya, Mas.""Ini aku mau berangkat, mending kamu enggak usah bawa mobil sendiri lah. Sama aku aja Lan.""Ehmmm ... gimana ya, Mas?""Udahlah enggak usah kebanyakan mikir. Setengah jam lagi aku tunggu di gerbang."Telepon langsung ditutup oleh Beny."Siapa?" tanya Ana Dolly."Mas Beny, ajak barengan sama dia.""Emang kamu mau keluar sama dia?"Wulan mengangguk pelan."Haaaahhh, hati-hati kalau ketahuan istrinya.""Kata Mas Beny, istrinya lagi keluar sama teman-temannya."

  • GARA GARA G-STRING   DI CAFE YANG SAMA

    Setelah mengantar Yono balik kantor, Joko langsung melaju menuju arah kota. Di mana cafe yang telah ditentukan oleh Ana Dolly untuk mereka bertemu.Ada desir kegelisahan di hati, yang Joko rasa. Dia sebenarnya tidak ingin melakukan ini. Akan tetapi Ana selalu mengancam untuk berlaku lebih brutal lagi.Lima menit dia terlambat datang dari jam yang dijanjikan. Bergegas Joko memasuki cafe tersebut. Sejenak dia berdiri sambil melihat ke setiap sudut ruang. Namun sosok Ana belum juga terlihat.Belum sampai Joko memutuskan untuk memilih tempat duduk yang mana. Tiba-tiba ponselnya berdering."Ana," bisik Joko.Bergegas dia mengangkat teleponnya."Hallo!""Mas Joko, maaf ini macet buanget. Aku agak telat, jangan marah ya?""Aku tunggu dalam sepuluh menit. Kalau belum datang juga, jangan marah!" Joko pun membalik kalimat Ana Dolly.Setelahnya Joko memesan minuman dan snack kentang goreng. Dia pun tidak tahu harus pesa

  • GARA GARA G-STRING   KAMU KETAHUAN

    "Ada apa, Mas?""Kok aku kayak kenal sama orang yang ada di meja tengah itu?" desis Joko."Yang mana sih, Mas?""Itu yang duduknya membelakangi kita. Sama cewek rambut panjang, cuman enggak bisa lihat wajahnya, wong ketutupan kembang."Sesaat Ana Dolly menoleh. Dia paham yang dimaksud oleh Joko pasti Beny dan Wulan."Mungkin teman Mas Joko kali.""Hemmm, mungkin. Cuman enggak kelihatan aja. Kalau beneran itu teman aku, waduuhhh ...!""Kenapa sih, Mas Joko?""Yah, enggak enak lah. Kalau mereka sampai bilang ke istri aku, berabe."Ana hanya melengos. Dalam hatinya, selalu istri dan istri yang dipikirkan Joko. Membuat Ana Dolly cemburu dan kesal.***Dalam detik yang sama. Binti dan Nadya perjalanan menuju sebuah cafe baru. Tak terlalu jauh dari rumah Nadaya.Mobil yang dikendarai Nadya pun berbelok menuju pelataran parkir tersebut."Bin, enggak apa-apa kita di sini? Ini gila lho ramenya. Kalau a

Bab terbaru

  • GARA GARA G-STRING   ANA MENCARI TAHU

    "Wulaaan???" ulang Bu RT dengan gigi yang berbunyi gemertak. Semakin membuat Pak RT salah tingkah dan kelimpungan."Modyarrrr!" bisik Pak RT. "Bagaimana bisa aku kelepasan omong. Kenapa aku harus bilang rumahnya Wulan?" Masih berbisik."Dari ... mana Bapak bisa tahu aku cariin Bapak di rumah janda gatel itu?""Ehhh, perasaan aku tadi enggak bilang. Ibu saja kali yang kedengerannya kayak gitu.""Pak, aku serius. Kupingku ini masih jangkep, enggak bakalan salah denger!""Yaaaa, aku tadi 'kan cuman nebak. Ibu 'kan biasanya memang suka ke situ."Pak RT menjawab enteng, pura-pura tenang dan santai, seolah tidak ada yang terjadi. Mendengar jawaban suami yang seperti itu, Bu RT hanya bisa manyun satu meter. Wanita bertubuh subur itu, berlalu meninggalkan suaminya yang senyum-senyum sendiri.'Aku mau kirim pesan sama Dek Wulan. Pokoknya aku enggak bisa terima dia jalan sama si Beny itu!' bisik Pak RT dalam hati.Tangannya b

  • GARA GARA G-STRING   KETAHUAN YA, PAK (?)

    "Tuh, Pak. Pakai tali itu, kayak Tom Cruise di Mission Impossible. Ngerti Pak?""Ta-tali?"Wulan manggut-manggut. Lalu, dia maju beberapa langkah. Menarik kain panjang dan mengikatnya pada salah satu sisi pagar besi."Ayo sekarang Bapak naik, dan pegang tali ini!""Se-sekarang aku harus naik pagar ini, terus melompat ke bawah, Wulan?""Iya, enggak ada pilihan!""Waduuhhh!"Wulan bergerak cepat. Dia mengikat ujung kain dan melingkarkan di perut buncit Pak RT."Sekarang juga Pak RT turun, atau Bu RT akan keluarkan jurus lemparan maut. Bisa bendol dahi Bapak nanti.""I-iyaaa ...."Dengan berhati-hati, Pak RT mulai menaiki pagar. Sesekali dia melongok ke bawah."Dek, aku takut.""Pegang yang kencang, Bapak!"Wulan mengeluarkan tenaganya untuk menghentakkan kain tersebut."Loh ... loh, Dek Wulan! A-apa yang mau kamu lakukan?""BIar Bapak cepat mendarat di bumi!

  • GARA GARA G-STRING   LOMPAT PAGAR

    "Pak RT bisa ketahuan lho.""Biarinlah! Aku enggak mau ada masalah sama nih wanita. Bisa-bisa namaku dicatut terus sama dia kalau berurusan pelakor. Belum lagi suaranya yang super kencang itu."Ana hanya bisa menghela napas panjang. Sekilas dia melihat Mbok Lasmi yang berdiri di belakang Bu RT. Dia lebih tertarik menghampirinya, dan menanyakan perihal Joko dan Ana. Wanita cantik itu, meninggalkan Wulan dengan segala keruwetannya bersama Bu RT.Di sisi lain, Bu RT mulai menyusuri segala penjuru ruang. Wulan berusaha untuk tenang, sampai sudut matanya menangkap jempol kaki Pak RT di balik korden."Matek, Pak!" bisik Wulan terkesiap.Segera Wulan berdiri di depan korden, berusaha untuk menutupi jempol kaki Pak RT."Kok, Pak RT enggak ada? Memang kamu sembunyikan di mana ... haaaa?"Wulan menggeleng."Buat apa saya sembunyikan? Ibu bisa cek seluruh isi kamar dari lantai bawah sampai atas. Loh, kurang opo coba?""Kurang ajar!

  • GARA GARA G-STRING   KAMU KETAHUAN LAGI

    "Itu, kayaknya Bu RT? Ngapain mereka berdua?"Ana pun ikut mengikuti mereka. Sengaja dia berjaga jarak, agar tidak ketahuan."Apa, Pak RT bener-bener selingkuh sama Mbak Wulan? Kok sampai Bu RT bawa klompen?"Kedua matanya semakin menyipit tajam. Memperhatikan segala gerak gerik mereka."Bukannya Mbak Wulan itu sama Mas Beny, ya?"Rasa penasaran membuat Ana terus mengikuti kedua wanita itu. Dia mengendap-endap, mirip dengan agen MI (Mission Impossible). Merapatkan tubuhnya ke dinding rumah. Sambil sesekali menyelinap di antara pohon mangga."Loh, mereka main bukapagar aja. Aku harus cepat ke sana!"Ana pun berlari kecil mengejar mereka yang sudah memasuki, halaman rumah Wulan. Teriakan Bu RT mengguncangkan perumahan pagi ini."Bapaaaaaaakkk!!!" Sembari siap melemparkan serangan jurus maut.Klompen di tangan kanan sudah siap melayang."Bapaaaaaakkk!" teriak Bu RT tak peduli didengar oleh tetangga yang lain.

  • GARA GARA G-STRING   MEMBUNTUTI BU RT

    "Mbok Lasmi?!" Tampak raut wajahnya keheranan melihat kedatangannya. "Tumben, Mbok? Ada apa?""Ehhh ... Bu RT. Ini lho, tadi saya masak opor ayam. Mau kasih incip.""Wahhh, kebetulan saya juga belum masuk ini, Mbok. Ayo masuk dulu, Mbok!"Mbok Lasmi langsung terlihat senang. Dia meletakkan mangkoknya di atas meja makan."Opor sukaannya Pak RT, MBok.""Ohhh, sekarang ke mana Pak RTnya, Bu?""Paling di dalam. Sukanya 'kan pelihara kembang-kembang, Mbok."Mbok Lasmi, menyeringai masam. Mmebuat Bu RT menarik dagunya hampir menyentuh leher."Memangnya ada apa sih, Mbok?""Soalnya tadi saya kok melihatnya Pak RT keluar rumah, Bu RT. Jalan ke sana!""Sana, mana toh Mbok?""Sana itu lho, Bu RT. Mosok enggak paham toh?"Ucapan Mbok Lasmi semakin membuat Bu RT penasaran."Maksud Mbok Lasmi ke belakang?" Mbok Lasmi mengangguk. "Rumahnya si janda genit itu?" Hampir berteriak Bu RT mengatakanny

  • GARA GARA G-STRING   SEMANGKOK KARE AYAM

    "Gimana itu, Mbok? Kok, yo bisa-bisanya itu celana belalainya Mas Joko sampai gosong. Mana berlubang lagi. Gimana itu coba?!" sentak Ana dengan kesal."Sa-sabar dulu Mbak Ana. Nanti buntutnya ini, biar Mbok jahit.""Mana bisaaa, Mbok!"Ana sangat kesal, sampai membanting G-string belalai milik Joko. Napasnya memburu seiring amarah yang mau meledak."Mbok itu enggak tahu ini apa?""Ta-tahu, Mbak. I-itu 'kan ... ehhh, buat tempatnya manuk toh Mbak?""Manuk ... manuk opo, Mbok?""Ehhh ...."Mbok Lasmi hanya bisa gigit jari. Setiap jawaban yang dia lontarkan semakin membuat Ana marah dan berteriak. Langkah Ana terdengar menghentak di lantai."Walahhh, cuman tempat manuk gini ae kok yo marah-marah toh Mbak Ana ini."Ana yang mendengar gerutu Mbok Lasmi menghentikan langkahnya. Lalu, berbalik, "Mbok ngomong apa barusan?""E-enggak, ada ngomong Mbak.""Ngomong! Wong aku ini denger Mbok."

  • GARA GARA G-STRING   G-STRING BERLUBANG

    Maya dan Dony tertawa lirih. Terlihat Dony kurang nyaman dengan pengakuan Maya yang blak-blakan."Saya deketin aja, Pak RT. Rumahnya Mas Dony, biar enggak diincar pelakor. Iya 'kan Bu RT?""Wahhh, bener sekali Jeng."Bu RT sepakat dengan ide Maya. Sepertinya mereka pun langsung akrab dan berbagi nomer HP. Setelah mengisi formulir warga, mereka berdua pun berpamitan pulang."Bu ... Bu! Ini nanti bisa terjadi perang dunia ketiga toh, Bu.""Kok bisa?""Lah, rumah yang dikontrak Bu Maya itu 'kan bersebelahan sama Mbak Binti. Apa enggak bakalan rame tuh?""Ehhh, iya juga sih Pak. Cuman, biarin aja deh. BIsa jadi hiburan buat aku." Bu RT tergelak sambil berlalu meninggalkan suaminya."Pak! Aku ke pasar dulu, mungkin agak siangan, sekalian mampir mau ke rumah teman aku sekolah dulu!""Iya!" sahut Pak RT. 'Wahhh, kesempatan emas ini. Aku harus bicara sama Wulan!' batin Pak RT girang.Bergegas lelaki berkumis tebal i

  • GARA GARA G-STRING   TAMU YANG MENGEJUTKAN

    "Apalagi toh, Bu?" "Bapak denger ini, pasti kaget!" "Coba cerita!!!" Jenny membenarkan sikap duduknya, sampai merasa nyaman. "Bapak tahu kalau teman si janda gatel itu, yang namanya sama si Ana, juga lagi ada hubungan sama ... Mas Joko!" "Wahhh, gila benar!" sahut Pak RT spontan. ' Coba aku lebih berani?!' bisiknya dalam hati. 'Kurang ajar benar si Beny, main selonong aja. Pastinya si Wulan lebih milih aku lah!' "Bapak kok malah diem, melamun gitu?" sentak sang istri yang merasa aneh melihat suaminya. "Apa Bapak mikirin Mas Beny yang jalan sama tuh Janda?" "Ehhhh ... Ibu kok makin ngawur ya. Aku tuh berpikir, kok bisa RT kita orang-orangnya begitu." Di saat mereka berbincang serius. Terdengar bel rumah yang berbunyi. Ting tong! Sontak membuat keduanya langsung berpaling ke arah pintu rumah. Ting tong! "Pak! Buka pintunya. Kayaknya ada tamu tuh." "Ibu aja lah! Bapak capek nih. Habi

  • GARA GARA G-STRING   GOSIP MENYEBAR

    Lah, saya ini datang karena ingin tahu kok. Jangan pura-pura lah Jeng Tami. Saya tahu kalau kalian ini gosipnya lewat japrian 'kan, enggak lewat grup." Deg! Jeng Tami agak kelimpungan dibuatnya. Dia tak bisa mengelak lagi, karena tebakan wanita bertubuh subur ini sangat tepat. "Ehhh, iya Bu RT." "Emang ada gosip apa?"Lah, saya ini datang karena ingin tahu kok. Jangan pura-pura lah Jeng Tami. Saya tahu kalau kalian ini gosipnya lewat japrian 'kan, enggak lewat grup." Jeng Tami pun kelimpungan. Dia tidak tahu harus menjawab apa, pada Bu RT. "Kok malah diam?" "Ehhh, saya bingung Bu." "Apa yang bikin bingung? Jeng Tami tinggal cerita aja, gitu aja kok repot!" Wanita berambut ikal itu, menggaruk kepalanya sendiri. "Ceritanya panjang Bu RT." "Saya punya waktu panjang kok Jeng Tami. Silakan cerita!"

DMCA.com Protection Status