Share

KEMARAHAN BINTI

"Kenapa aku harus diam?"

Segera Dony menempelkan ujung jarinya ke bibir. Pertanda agar Binti segera diam dan jangan bicara lagi.

"Hallo, pagi Tante."

"Kamu ... di mana? Terus berapa kali deringan baru mengangkat telepon aku?" sentak suara dari seberang telepon. Membuat Dony kehabisan kata-kata. Di sampai celingukan memandang arah Binti, yang juga tengah melihat kepadanya.

Wajah Binti mengekerut, dengan bibir manyun maju beberapa inchi. Perasaannya mulai kesal, marah, cemburu, jadi satu.

"Kenapa kamu diam?" Kembali suara dari seberang telepon membentak Dony. "Aku enggak mau tau, Don. Aku tunggu kamu jam sembilan pagi ini  di tempat biasanya."

"Ta-tapi, Tan. Ini udah jam delapan, mana bisa aku sampai sana jam sembilan."

"Engga ada kata tapi. Atau ... kamu mau aku suruh kembalikan semua yang udah aku kasih?"

"Ya, jangan gitu lah Tante. Beri waktu lah dikit."

"Toleransi sampai jam

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status