Ini adalah sebuah pertunjukkan yang sangat luar biasa dan di tunggu-tunggu oleh semua masyarakat. Dan hari ini kita akan membicarakan tentang topik hangat yang sedang ramai diperbincangkan. Yah. Ini adalah berita tentang penerus dari perusahaan Ains-Soft. Angkasa, seseorang yang sangat populer di kalangan perempuan. Tua maupun muda, aku juga termasuk pengagumnya.
Tapi menurutku ini menjadi berita menyedihkan untuk para penggemarnya, bukanlah sebuah berita bahagia. Karena kali ini alasan dia tiba-tiba kembali ke negeri ini bukan untuk alasan pendidikannya semata tetapi juga karena alasan pesta pernikahan. Masalah ini mendadak di bicarakan oleh berbagai pengguna sosial media dan menjadi tranding saat ini.
Semuanya membicarakan tentang hal ini dan kami akan mencoba untuk memberikan info detailnya kepada anda semua .
“Kita harus segera menanganinya sebelum waktunya tiba. Jangan biarkan infotaiment meliput hal-hal tentang Angkasa dan juga Rachel sebelum kita menentukan hari dan tanggal pernikahannya. Jangan sampai berita-berita itu mengganggu kegiatan mereka berdua. Terutama sekolahnya.”
Ayah menyuruh Bambang untuk membereskan segala gosip-gosip perihal rencana pernikahan anaknya itu. Baru saja tadi pagi berita itu di tayangkan namun sudah menjadi tranding dan dibicarakan banyak orang. Dan hal itu justru dapat mengganggu pikiran anaknnya.
Angkasa yang berada di ruang kerja ayahnya itu, hanya mendengarkan pembicaraan antara ayahnya dan juga asistennya.
“Ada apa, apa kau mengkhawatirkan mengenai pernikahanmu dengan Rachel? jangan lupa Angkasa, jika ini adalah sebuah janji yang dibuat oleh kakekmu di masa lalu. Dan janji ini sangat penting untuknya. Jangan sampai kamu mengecewakannya. Kamu tahu kan, dalam keluarga kita itu tidak pernah ada yang mengingkari janji. Dan itu sudah di tanamkan dari dulu bahkan sebelum kakekmu ada. Terlebih lagi, janji ini diberikan kakekmu kepada sahabat terbaiknya semasa dia hidup. Kita tidak bisa mengingkarinya. Apa kau mengerti?”
Angkasa menganggukkan kepalanya pasrah. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain mengikuti permintaan ayahnya.
“Permisi tuan, saatnya untuk makan malam. Sebaiknya tuan lanjutkan pembicaraannya nanti saja. Oma dan juga Ibu sudah menunggu sejak tadi,” ucap Bambang mengingatkan lalu meninggalkan mereka berdua.
Ayah berdiri dan melangkah keluar meninggalkan ruang kerjanya. Sedangkan Angkasa, ia masih berada di sana. Menutup matanya perlahan, menarik napas panjang dan tenggelam dalam pikirannya sendiri. Banyak hal yang membuatnya ingin menyerah dengan keadaan. Namun tetap saja ia harus menghadapinya entah itu membuatnya senang ataupun malah menyakiti perasaannya. Ada banyak hal yang tak bisa ia genggam termasuk masa depannya sendiri.
***
Hei, apa kau tahu Angkasa akan menikah.
Angkasa benar-benar akan menikah yah.
Angkasa menikah?
Tidak, tidak bisa dipercaya. Siapa perempuan itu. Siapa namanya? dimana rumahnya?
Tenanglah. Ini adalah berita hangatnya. Kalian akan segera mengetahui berita selanjutnya.
Sosial media mendadak ramai dengan pemberitaan tentang pernikahan Angkasa. Seisi sekolah pun tengah menggunjingkan tentang gosip itu.
“Rachel.” teriak ketiga temannya yang mucul di belakangnya. Membuat Rachel terkejut.
“Chel, aku punya berita hangat untukmu. Berita ini benar-benar hangat pokoknya. Aku jamin kamu bakalan kaget dengan berita kali ini,” ucap Yuni ngos-ngosan.
“Aduh Yun, kamu terlalu berlebihan. Lagi pula bukan kamu kok yang akan menjadi pasangannya,” potong Tima.
“Apa, apa yang sedang kalian bicarakan?” ucap Rachel ketakutan. “Apakah kali ini tentang pasangan Angkasa. Eh maksudku tunangannya. Jangan bilang kalian sudah mengetahuinya? sekarang apa yang harus aku lakukan.” Rachel yang kalut langsung menyembunyikan wajahnya di atas meja.
“Hentikan! Rachel jangan pedulikan ucapan konyol mereka berdua,” Tima mencoba menenangkan teman-temannya.
“Lalu bagaimana kalian semua bisa tahu kalau Angkasa akan segera menikah?” tanya Rachel sembari mengangkat kepalanya dan memandang teman-temannya. Menanti jawaban dari mereka.
Yuni dengan sigap mengeluarkan handphonenya, membuka youtobe dan memperlihatkan kepada Rachel berita yang sedang menyebar hari ini. ”Ini Chel lihatlah. Siapa sih yang menyebarkan rumor ini. Ini adalah rumor kan. Tentu saja ini tidak benar. Lagi pula dia masih muda. Tidak mungkin akan melangsungkan pernikahan secepat itu.”
Rachel meraih handphone milik Yuni. Melihat berita tentang pernikahan Angkasa yang sedang ramai itu.
“Pokoknya dia milikku,” ucap Yuni.
“Tidak, dia milikku.” Dina ikut bicara.
Rachel memotong perdebatan antara Yuni dan juga Dina. Membuat temannya berhenti memperebutkan Angkasa. “Ahhh iya benar ini hanyalah sebuah rumor. Ini sama sekali tidak benar kok.” Rachel mencoba menyembunyikan kebenarannya. Namun didalam hatinya sekarang, Rachel sedang dilanda ketakutan dengan berita barusan. Ia takut jika sampai teman-temannya dan orang lain tahu jika dia adalah pasangan yang akan menikah dengan Angkasa.
Duh, apa yang akan terjadi jika teman-temanku sampai tahu jika aku adalah orang yang akan menikah dengan Angkasa. Pasti mereka akan sangat membenciku. Terlebih lagi mereka begitu sangat mengagumi Angkasa dan terobsesi untuk menjadi pasangannya. Tapi sampai kapan aku akan bersembunyi seperti ini. Pasti lambat laun juga mereka akan mengetahuinya. Rachel lagi lagi memikirkan hal-hal yang akan terjadi padanya nanti. Ada begitu banyak ketakutan-ketakutan yang sedang menyelimuti dirinya saat ini.
Di tempat lain Angkasa pun tengah memikirkan tentang pernikahannya itu. Apalagi seluruh sekolah tengah sibuk memperbincangkannya sekarang. Ada begitu banyak pasang mata yang sedang memperhatikan dirinya saat ini. Seolah menunggu jawaban penjelasan mengenai gosip yang sedang beredar sekarang.
Dari arah lapangan terlihat Zigit, Dodi dan juga Rey sedang melambai kepada Angkasa yang sedang bersandar di tembok kelas. Dengan langkah cepat mereka berjalan menghampiri Angkasa. Setelah tiba, Rey langsung mendekat kepada Angkasa dan menyodorkan handphonenya. Memperlihatkan kepada Angkasa berita yang sedang beredar.
“Sa, ini maksudnya apaan ya. Tentang berita itu, apakah memang benar seperti itu?”
Angkasa melirik handphone milik Rey dan membuang muka begitu saja, mencoba memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan kepada teman-temannya.
“Iya Sa. Jangan bilang kamu akan mengubah status dari teman menjadi pasangan. Tapi bukankah Angel sedang sibuk ya dengan kompetisinya di Inggris?” Zigit ikut bertanya. Penasaran dengan apa yang sedang terjadi dengan temannya itu.
“Aku tidak tahu. Dan tidak mau tahu,”ucap Angkasa dan berlalu pergi meninggalkan teman-temannya.
“Hei, Sa kapan kamu akan menikah. Kenapa kamu enggak cerita kepada kita. Kita kan teman, seharusnya saling berbagi berita bahagia dong,” teriak Zigit, mencoba menghentikan Angkasa.
Angkasa benar-benar marah dengan apa yang terjadi saat ini. Gosip tentang pernikahannya itu benar-benar mengganggu pikiran dan juga kegiatannya di sekolah. Apalagi teman-temannya menanyakan hal-hal yang tidak bisa ia jawab. Membuatnya semakin pusing saja.
Dengan perasaan yang tak karuan, Angkasa berjalan menuju kelas Rachel. Mencari keberadaan perempuan yang akan menjadi pasangannya itu. Namun baru saja Angkasa akan menaiki tangga, Rachel muncul dari arah samping. Membuat Angkasa menghentikan langkahnya, dan menarik paksa tangan Rachel menuju tempat yang tidak ramai dengan siswa-siswi.
“Aduuuhhh, kenapa kamu menarikku dengan sangat kasar.” Keluh Rachel yang kesakitan dengan tingkah Angkasa yang menarik tangannya dengan paksa.
“Kamu yang menyebar rumor itu yah? apa kau sungguh begitu ingin menjadi istri dari pewaris Ains-Soft.”
Rachel menatap Angkasa dengan tajam. Marah dengan tuduhan yang di tujukan padanya. “Tidak, bukan aku yang menyebarkan rumor itu. Lagi pula apa untungnya jika aku menyebarkan hal seperti itu. Tapi kau pasti tetap saja tidak akan mempercayai itu kan, tuan muda.”
“Aku sudah bilang jangan panggil aku tuan muda saat sedang bersamaku seperti ini.”
“Kenapa tuan muda? tuan muda Angkasa. Putra Ains-Soft yang baik hati. Ahh tuan muda, tuan muda, kau menyukainya kan?” ucap Rachel sengaja mengolok-ngolok.
Angkasa yang kesal dengan tingkal Rachel, memutuskan untuk meninggalkan gadis cerewet itu. Dengan menatap tajam Rachel, ia kemudian berlalu pergi begitu saja.
***
Pagi memompakan udara segar. Sinar matahari menampar dedaunan dan rumput yang lembab karena embun. Rachel sedang menikmati hari liburnya dengan bermalas-malasan di dalam kamar. Di atas kasur, Rachel sibuk bermain dengan ponselnya. Di luar kamar Rachel ada Diah yang sedang berdiri resah. Semua hal yang ia takutkan akhirnya terjadi juga. Pagi-pagi sekali rentenir lengkap dengan pengawalnya datang ke rumahnya. Rentenir sekaligus teman suaminya. Namun jika menyangkut masalah uang, teman Ramon terbilang cukup kejam juga. Bondan datang dengan kacamata hitamnya yang khas. Memakai setelan baju yang berwarna hitam. Sehingga semakin menambah kesan menakutkan pada dirinya. Kali ini ada dua orang pengawal yang Bondan bawa. Pengawal dengan tubuh kekar dan penuh tato. Ramon sedang sibuk dengan minyak
Tidak ada lagi harta paling berharga yang dimiliki oleh Ramon selain keluarga yang utuh dan bahagia. Bahkan dengan harta yang berlimpah sekalipun takkan ada yang bisa menandingi kebahagiaannya ketika melihat keluarga kecilnya tersenyum bahagia. Keluarga memiliki daya tarik tersendiri dalam mengembalikan mood dan juga kecemasan akan hari esok yang buruk. Suasana selalu riuh jika anggota keluarga Ramon lengkap. Apalagi kedua anaknya yang amat berisik serta cenderung berkelahi, mampu membuat Ramon dan juga istrinya menjadi geleng-geleng kepala karenanya. Namun meskipun rusuh, hal-hal kecil yang seperti itu justru membuat keluarga mereka menjadi lebih bahagia. Tawa terpancar ketika mereka bersama. Setelah insiden buruk tadi pagi, Diah menjadi lebih kalem m
Cuaca terlihat begitu cerah di luar ruangan. Alunan syahdu dari angin yang bertiup, perlahan menerbangkan dedaunan yang berjatuhan di jalanan. Di kejauhan, sebuah mobil sedan biru melaju dengan kencang melintasi jalanan ibu kota Jakarta. Ini adalah kali pertama Angkasa menginjakkan kakinya di Indonesia lagi. Setelah sekian lama menetap di Inggris. “Sudah banyak yang berubah ternyata,” ucap Angkasa di dalam mobil. Perjalanan yang cukup jauh membuatnya sangat kelelahan. Angkasa mengambil headset yang ada di dalam tasnya. Lalu ia mendengarkan lagu kesukaannya sambil menutup mata. “Tuan muda tampaknya kelelahan sekali,” ucap supir ketika melihat Angkasa yang tertidur di jok mobil bagian belakang. Kali ini jalanan cukup sepi kendaraan
Sinar bulan menerobos masuk lewat lubang-lubang kecil yang ada di kamar Angkasa. Menerpa wajahnya yang tergeletak di bawah balutan selimut berwarna putih bersih. Angkasa menggeliat sambil meluruskan badannya yang terasa begitu kaku sehabis perjalanan jauh tadi pagi. Perlahan ia meraih ponsel yang ada di meja dekat dari tempat tidurnya. Ternyata memang sudah malam. Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 malam. Dengan malas Angkasa bangun dan menuju kamar mandi untuk kemudian membersihkan diri. Lelah benar-benar membuatnya tertidur dengan sangat pulasnya. Ia bahkan sampai lupa jika malam ini ia sedang ada acara makan malam bersama keluarganya. Setelah memakai baju, Angkasa melangkah menuruni anak tangga satu demi satu. Melihat sekeliling hingga pandangannya terhenti pada sosok yang terlihat sedang menikmati waktu bersama. Ternyata anggota keluarganya sudah duduk santai di ruang tengah, mungkin sedang menunggu dirinya
Aku Rachel, seorang siswa pelajar SMA kelas XII dan ini adalah tahun pertamaku berada di kelas XII. Aku adalah tipe orang yang sangat ceria. Menyukai kebebasan dan tidak pernah suka dipaksa dalam hal apapun itu. Impianku adalah menjadi seorang seniman terkenal di dunia. Semua orang akan tahu namaku. Suatu hari nanti aku akan menjadi terkenal. Itulah impianku sejak kecil hingga sekarang. Rumahku adalah tempat pijat. Lebih tepatnya ayahku membuka jasa pijat. Dengan menggunakan ramuan-ramuan tradisional yang ia racik sendiri. Selain itu Ayah juga menjual ramuannya di internet. Ayah adalah orang yang sangat baik. Sering kali ia melakukan pijatan secara gratis. Makanya kami tetap saja miskin meskipun setiap harinya Ayah selalu ramai dengan pelanggan. Ibuku juga sangat amat baik. Ia sering kali memarahi Ayah yang mel
“Tepat sekali!” Ayah berusaha meyakinkan istri dan anak-anaknya. “Kakekmu adalah asisten pribadi dan juga sahabat dekat dari Ceo Ains-Sofft yang sebelumnya. Kalian bisa mengatakan bahwa kakekmu adalah salah satu orang penting di sana.” “Tidak bisa di percaya. Jika itu benar, kenapa kita masih miskin seperti ini,” Ibu mendonggak kepalanya melihat ke wajah Ayahnya. Belum usai persoalan surat hutang piutang suaminya, kini lelaki itu membuat isu baru. “Tidak pernah ada tuh teman kakek dari Ains-Soft yang datang menemui Ayah. Setidaknya untuk memberi hadiah kecil untuk keluarga kita yang begitu melarat ini. Dan kalau ternyata Ayah memang bagian dari perusahaan besar itu, kenapa tetap saja melakukan usaha pijat ini? kenapa tidak ke Ains-Soft saja,” ucap Ibu meledek Ayah. &nb
Seperti biasa, sekolah selalu ribut dan ramai dengan siswa maupun siswi. Rachel berjalan di koridor sekolah sambil membawa buku gambar kesayangannya dan juga tidak lupa susu pisang yang selalu stay dengannya tiap pagi. Dengan langkah riang ia menghampiri temannya yang tengah duduk di depan kelas. “Berita terbarunya itu adalah Angkasa telah kembali setelah 10 tahun menetap di Inggris,” ucap Yuni. “Iya. Kemarin aku juga lihat beritanya di TV dan ternyata dia sangat tampan dari dugaanku,” Tima menambahkan. Dina melotot ke arah Yuni dan bertanya mengenai informasi terkini tentang Angkasa. “Asal kamu tahu saja Na, Angkasa termasuk dalam 10 besar di trending twitter tau ng
Pluuusssttt ! Semburan air tepat membasahi wajah Angkasa. Rachel salah menyemburkan air ke wajah orang lain. Menyadari dirinya yang salah itu, membuat Rachel kaget dan hanya mampu terdiam kaku sambil menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Mata Rachel melotot sempurna saat menyadari kebodohannya. Dengan kesal Angkasa membasuh wajahnya yang basah oleh semburan air dari Rachel. Di tambah lagi jasnya pun yang ikut basah kuyup. Dengan wajah yang merah padam, Angkasa menatap tajam Rachel seperti hendak menerkam saja. “Tuan Muuuda!” suara yang setengah bergetar memenuhi sudut ruangan. “Aku sudah menggosok gigi kok. Gigiku sangat bersih. Lihatlah,” ucapnya sambil unjuk gigi di hadapan Angkasa. Mendengar keributan di luar, Tima Yuni dan juga Dina langsung keluar dari tempat persembunyiannya. “Rachel.” teriak Yuni dengan kaget saat melihat Angkasa yang sudah basah kuyup. “Malang sekali.” Ucap Tima lalu segera lari dan meningga
Tidak ada lagi harta paling berharga yang dimiliki oleh Ramon selain keluarga yang utuh dan bahagia. Bahkan dengan harta yang berlimpah sekalipun takkan ada yang bisa menandingi kebahagiaannya ketika melihat keluarga kecilnya tersenyum bahagia. Keluarga memiliki daya tarik tersendiri dalam mengembalikan mood dan juga kecemasan akan hari esok yang buruk. Suasana selalu riuh jika anggota keluarga Ramon lengkap. Apalagi kedua anaknya yang amat berisik serta cenderung berkelahi, mampu membuat Ramon dan juga istrinya menjadi geleng-geleng kepala karenanya. Namun meskipun rusuh, hal-hal kecil yang seperti itu justru membuat keluarga mereka menjadi lebih bahagia. Tawa terpancar ketika mereka bersama. Setelah insiden buruk tadi pagi, Diah menjadi lebih kalem m
Pagi memompakan udara segar. Sinar matahari menampar dedaunan dan rumput yang lembab karena embun. Rachel sedang menikmati hari liburnya dengan bermalas-malasan di dalam kamar. Di atas kasur, Rachel sibuk bermain dengan ponselnya. Di luar kamar Rachel ada Diah yang sedang berdiri resah. Semua hal yang ia takutkan akhirnya terjadi juga. Pagi-pagi sekali rentenir lengkap dengan pengawalnya datang ke rumahnya. Rentenir sekaligus teman suaminya. Namun jika menyangkut masalah uang, teman Ramon terbilang cukup kejam juga. Bondan datang dengan kacamata hitamnya yang khas. Memakai setelan baju yang berwarna hitam. Sehingga semakin menambah kesan menakutkan pada dirinya. Kali ini ada dua orang pengawal yang Bondan bawa. Pengawal dengan tubuh kekar dan penuh tato. Ramon sedang sibuk dengan minyak
Ini adalah sebuah pertunjukkan yang sangat luar biasa dan di tunggu-tunggu oleh semua masyarakat. Dan hari ini kita akan membicarakan tentang topik hangat yang sedang ramai diperbincangkan. Yah. Ini adalah berita tentang penerus dari perusahaan Ains-Soft. Angkasa, seseorang yang sangat populer di kalangan perempuan. Tua maupun muda, aku juga termasuk pengagumnya. Tapi menurutku ini menjadi berita menyedihkan untuk para penggemarnya, bukanlah sebuah berita bahagia. Karena kali ini alasan dia tiba-tiba kembali ke negeri ini bukan untuk alasan pendidikannya semata tetapi juga karena alasan pesta pernikahan. Masalah ini mendadak di bicarakan oleh berbagai pengguna sosial media dan menjadi tranding saat ini. Semuanya membicarakan tentang hal ini dan kami akan mencoba un
Dengan langkah lunglai, Rachel berjalan meninggalkan taman belakang, tempat di mana kedua orang tuanya sedang bertengkar. Ia melewati ruang tengah yang dilewatinya tadi, lantas berhenti di meja tempat ia menyimpan kalung pemberian kakeknya itu. Wajahnya dipenuhi kesedihan dan kekhawatiran sekarang. Dengan mengumpulkan segala kekuatan yang ia miliki, ia memberanikan diri untuk mengambil kalung itu dan memasangnya di leher jenjang miliknya. Air matanya pun perlahan mengalir sempurna membasahi pipi cubbynya. Rachel mengeluarkan buku yang ada di dalam tasnya. Merobek selembar kertas dan menulis catatan untuk keluarganya. Untuk sementara aku akan tinggal bersama dengan temanku. Jangan mencariku dan jangan menghubungiku. Aku hanya butuh waktu untuk sendiri. Untuk rencana pernikahan d
“Ayah, Ibu!” teriak Rachel marah. “Tapi aku ini kan masih sangat muda,” lanjutnya sambil berdiri dari duduknya. “Sayang duduklah dulu sebentar, jangan marah begitu. Tenanglah dulu.” Diah mencoba menenangkan. “Jadi perjanjian ini sebenarnya adalah perjanjian antara kakekmu dan juga kakek dari Tuan Muda Angkasa di masa lalu. Jadi kau harus melakukannya, melakukan pernikahan ini,” Bambang kembali menjelaskan kepada Rachel. “Apa? Bagaimana bisa? Aku benar-benar tidak mengerti bagaimana bisa aku menikah dengan seseorang yang bahkan tidak aku kenal. Itu mustahil kan Ayah.” Pak Bambang menarik nafas panjang, pusin
Malam ini Ramon tengah bermeditasi, sembari mencoba mengingat dimana ia meletakkan kalung pemberian ayahnya. Diah pun sudah membantu dengan mencari di segala tempat. Namun masih saja mereka berdua tidak menemukannya. “Ayah, bagaimana ini? sudah hampir 3 hari. Pasti ia akan segera datang menemui kita lagi. Bagaimana jika ternyata kita tidak juga menemukan kalung itu. Memangnya Ayah tidak ingat yah dimana kalung itu berada? atau jangan-jangan Ayah menggadaikannya yah,” sambil mengotak-atik lemari pakaiannya. “Ayah, apa yang kau lakukan?” teriak Diah saat melihat suaminya malah sibuk bermeditasi tanpa mau mendengarkan ucapannya. Mendadak Ramon membuka matanya, lalu melihat ke arah istrinya dan tersenyum senang. “Ibu, aku akhirnya mengingatnya.” Diah melo
Ramon dengan tergesa-gesa bangkit dari duduknya dan bergegas melangkah menuju ke kamar pelanggannya. Ibu pun mengikutinya dari belakang. Dengan penuh tanya, mereka berdua menemui Bambang. Melihat Bambang sedang duduk santai sembari menikmati teh hangatnya, Ramon kemudian ikut duduk di dekatnya. Begitu pula dengan Diah, istrinya. Bambang mengawali pembicaraannya dengan senyuman. Ramon dan Diah lantas membalas senyuman itu dan mulai penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh lelaki yang kini sedang menatap wajahnya dengan begitu serius itu. Dengan pelan Bambang mulai menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke tempat itu dan alasannya mengumpulkan kedua orang tua Rachel. “Saya sebenarnya adalah utusan dari Pak Bastian, ceo dari perusahaan Ains-Soft. Tanpa saya jel
Setelah mendapatkan alamat yang di maksud oleh Angkasa, Ben lalu mengeluarkan handphonenya dan memotret bagian depan rumah itu. Lalu mencoba untuk menghubungi Angkasa. “Saya sudah menemuukannya tuan.” “Kalau gitu kirimkan saya alamat lengkapnya, saya akan menuju ke sana sekarang.” “Baiklah” Tuttt tuttt tuttt. Panggilan telepon telah terputus. Dengan sigap Angkasa mengambil kunci motornya dan segera berangkat mencari alamat calon tunangannya. Tidak memakan waktu lama untuk sampai ke tempat yang di tujunya itu. *** Rachel yang berada di rumahnya sedang asyik membersihkan kaca jendela bagian depan. Di sela waktu membersihkan, ia lagi lagi menggambar pangerannya, tentu saja pangeran tanpa wajah. Tawa bahagia pun terpancar di wajahnya setiap kali ia selesai menggambar dan melihat pangerannya itu. Meskipun tanpa wajah, entah mengapa ada daya tarik tersendiri yang dapat dirasakannya. “Ayolah balikkan wajahmu pan
Pluuusssttt ! Semburan air tepat membasahi wajah Angkasa. Rachel salah menyemburkan air ke wajah orang lain. Menyadari dirinya yang salah itu, membuat Rachel kaget dan hanya mampu terdiam kaku sambil menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Mata Rachel melotot sempurna saat menyadari kebodohannya. Dengan kesal Angkasa membasuh wajahnya yang basah oleh semburan air dari Rachel. Di tambah lagi jasnya pun yang ikut basah kuyup. Dengan wajah yang merah padam, Angkasa menatap tajam Rachel seperti hendak menerkam saja. “Tuan Muuuda!” suara yang setengah bergetar memenuhi sudut ruangan. “Aku sudah menggosok gigi kok. Gigiku sangat bersih. Lihatlah,” ucapnya sambil unjuk gigi di hadapan Angkasa. Mendengar keributan di luar, Tima Yuni dan juga Dina langsung keluar dari tempat persembunyiannya. “Rachel.” teriak Yuni dengan kaget saat melihat Angkasa yang sudah basah kuyup. “Malang sekali.” Ucap Tima lalu segera lari dan meningga