Share

Chapter 9

Author: Cerita.Racan
last update Last Updated: 2021-09-22 16:10:50

Malam ini Ramon tengah bermeditasi, sembari mencoba mengingat dimana ia meletakkan kalung pemberian ayahnya. Diah pun sudah membantu dengan mencari di segala tempat. Namun masih saja mereka berdua tidak menemukannya.

          “Ayah, bagaimana ini? sudah hampir 3 hari. Pasti ia akan segera datang menemui kita lagi. Bagaimana jika ternyata kita tidak juga menemukan kalung itu. Memangnya Ayah tidak ingat yah dimana kalung itu berada? atau jangan-jangan Ayah menggadaikannya yah,” sambil mengotak-atik lemari pakaiannya. “Ayah, apa yang kau lakukan?” teriak Diah saat melihat suaminya malah sibuk bermeditasi tanpa mau mendengarkan ucapannya.

          Mendadak Ramon membuka matanya, lalu melihat ke arah istrinya dan tersenyum senang. “Ibu, aku akhirnya mengingatnya.”

          Diah melompat-lompat kegirangan lalu mendekati suaminya yang sedang duduk di atas kasur tempat tidurnya. Ia ikut duduk dan memegang tangan suaminya. “Benarkah sayang? dimana kalung itu berada?”

          “Di atap,” ucap Ramon sambil menunjuk ke arah atap rumahnya. “Ibu ingat nggak waktu Rachel umur 5 tahun, dia kan sering sekali mimpi buruk gitu?”

          “Em yang katanya mimpi bertemu pangeran tanpa wajah itu yah? yang selalu menyeretnya dan memenjarakannya di sebuah menara yang tinggi sekali.”

          “Iya, benar sekali. Dan waktu itu Ibu nyuruh Ayah untuk membuang kalung itu biar Rachel nggak mimpi buruk lagi kan? Waktu itu Ayah membuangnya ke atap. Ayah lempar lewat jendela kamar Rachel yang di lantai dua.”

          “Kalau begitu tunggu apa lagi, kita harus segera ke sana untuk mencarinya sayang.”

          “Kamu ambil senter, biar Ayah ambil tangga dulu.”

          “Ya sudah,” jelas Diah akhirnya sambil mencari senter di dalam laci lemarinya.

          Setelah mendapatkan tangga, Ayah bergegas untuk naik ke atas atap. Kali ini gelap maupun licin bukan lagi menjadi penghalang buat Ramon sebab dipikirannya sekarang hanyalah kalung, kalung dan kalung.

          “Mungkin ada di sini. Aduh ini kok berantakan sekali yah.  Mentang-mentang aku sudah lama tidak ke sini. Heemmm,” ucap Ayah sambil berjalan dengan hati-hati di atas atap. Dengan posisi berlutut Ayah bergerak maju dan menyapu atap yang penuh dengan dedaunan dengan menggunakan kedua tangannya. Dengan pelan Ayah mencoba membersihkannya agar bisa melihat setiap tempat dengan sangat teliti.

          “Kok  nggak ketemu-ketemu ya. Atau jangan jangan sudah hilang kalungnya,” batinnya.

          “Ayah di cari baik-baik ya kalungnya, kali aja terselip gitu. Apalagi ini kan malam nggak terlalu jelas kelihatannya,” teriak Diah.

          Mendengar teriakan istrinya yang sangat keras membuat Ramon kembali bersemangat untuk mencari kalung yang dicarinya itu. Ramon pun mencoba melangkah lagi. Hingga tiba-tiba kakinya tidak sengaja menginjak sesuatu. Ayah mencoba meraba dengan menggunakan tangannya dan ternyata yang ditemukannya itu adalah kalung yang sedang dicarinya.

          “Ibu, Ibuuu Ayah sudah menemukannya. Ayah menemukan kalungnya Ibu,” ucap Ramon dengan girang sambil memegang kalung itu.”

          Dengan penuh semangat Diah berlari menuju balkon dan melihat suaminya yang sedang memegang kalung itu. Tawa bahagia di wajah Diah merekah dengan sempurna.

                                                          ***

          Pagi ini Rachel sedang siap-siap untuk berangkat ke sekolahnya. Setelah memakan beberapa potong roti yang sudah disiapkan Ibunya, ia akhirnya berjalan keluar rumah. Rachel menyiapkan sepeda dan membuka pagar rumahnya. Baru saja iya akan melangkah maju, Bambang datang menghampirinya dengan senyum penuh bahagia.

          “Oh kamu sudah menyiapkan semuanya yah. Apakah kamu sudah siap?”

          “Maaf, ada apa ya pak?”

          “Jika kamu sudah siap, haruskah kita pergi sekarang?” jelasnya sambil mempersilahkan Rachel untuk naik ke atas mobil yang dibawanya.

          “Memangnya kita akan pergi ke mana ya pak kalau boleh saya tahu?” tanya Rachel kebingungan dengan perlakuan Bambang kepadanya pagi ini.

          Mendengar keributan di depan rumahnya membuat Ayah dan juga Ibu akhirnya keluar dan melihat apa yang sedang terjadi. Ketika mereka berdua melihat Bambang tengah berdebat dengan putrinya, dengan cepat Ayah dan Ibu berlari menghampiri mereka.

          “Oh ternyata anda datang lebih awal yah hari ini. Maaf sebelumnya karena saya belum sempat menyampaikannya kepada putri saya,” ucap Ramon mencoba menjelaskan kepada Bambang dan tersenyum ke arah putrinya.

          Rachel masih kebingungan dengan yang terjadi di hadapannya. Ia tidak dapat mencerna setiap pembicaraan mereka.

Bambang yang telah mendengar penjelasan dari Ayah Rachel akhirnya meminta maaf atas perlakuannya tadi. Dengan rasa bersalah ia menatap Rachel dan berbicara dengan nada yang sangat lembut. Mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya sedang terjadi dan akan terjadi.

          “Tadinya saya pikir kamu sudah mengetahuinya. Jadi saya asal bicara saja. Jadi sebenarnya kamu akan segera menikah. Tepatnya kami akan menyiapkan pernikahan untuk kamu.”

          “Ha? pernikahan?” teriak Rachel yang kaget dengan penjelasan  Bambang barusan.

          Kedua orang tuanya menunduk ketika mendengar teriakan dari Rachel. Ia tentu saja merasa bersalah karena tidak memberitahukan anaknya perihal perjanjian pernikahan itu.

          “Apa artinya?” tanya Rachel kepada Ibunya.

          “Ahhh itu...”

          “Apa ada yang kalian rahasiakan ya dari Rachel?”

          Ramon dan istrinya kebingungan untuk menjawab pertanyaan dari Rachel. Ramon mendadak gagu, seolah lidahnya keluh untuk mengeluarkan kata-kata. Melihat Rachel yang semakin diselimuti rasa penasaran sehingga membuat Bambang akhirnya angkat bicara.

          “Baiklah aku sendiri yang akan mengatakannya pada Rachel. Aku adalah asisten pribadi sekaligus sekertaris perusahaan dari Ains-Soft. Aku ingin mengatakan padamu bahwa kamu adalah tunangan yang akan menikah dengan tuan muda Angkasa, yang merupakan putra dari ceo Ains-Soft,” ucap Bambang  dengan tegas sambil menatap Rachel.

          “Apaaa?” ucap Rachel dengan suara yang kian melemah hingga akhirnya terjatuh pingsan.

          Melihat gadis kecilnya tergeletak jatuh di jalanan membuat Ramon segera  menggendong Rachel ke dalam rumahnya dengan wajah yang sangat cemas tentunya. Sedangkan Diah, ia memungut tas putrinya yang terjatuh di jalanan tempatnya pingsan tadi. Bambang pun ikut masuk ke dalam rumah mereka.

          Ibu mencoba menyadarkan Rachel dengan memberikan minyak kayu putih di sekitar hidung dan juga keningnya. Rachel yang mencium aroma itu pun akhirnya mulai sadarkan diri dan membuka matanya secara perlahan.    “Ayah, Ibu, Rachel kenapa?” ucapnya dengan lemah setelah sadarkan diri.

          “Nggak papa sayang, tadi kamu hanya pingsan saja di depan. Nggak ada apa-apa kok. Semuanya baik-baik saja,” Diah mencoba menenangkan.

          Setelah mengumpulkan kesadarannya, Rachel menjadi teringat dengan kejadian beberapa menit lalu di depan rumahnya. “Kenapa tidak ada yang memberitahuku sebelumnya? Ayah, Ibu?”

          “Sayang kamu tenangkan diri dulu. Jangan emosi seperti itu. Duduk dulu,” Ramon menarik lengan Rachel agar kembali duduk di kursinya.

          “Iya sayang kamu tenangkan diri dan pikiran dulu. Ini minum airnya dulu sayang,” ucap Ibu sambil menyodorkan segelas air putih kepada Rachel.

          Setelah Rachel meminum airnya, Ayah pun mencoba untuk menjelaskan kepada Rachel tentang apa yang terjadi sebenarnya.

“Ayah sebenarnya ingin memberi tahu kepada kamu tapi ini cukup mendadak juga jadi kami belum sempat dan tidak tahu harus memulainya dari mana. Maafkan kami ya sayang.”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tiana
Princess hour be like hahahhahahaa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Fake Marriage   Chapter 10

    “Ayah, Ibu!” teriak Rachel marah. “Tapi aku ini kan masih sangat muda,” lanjutnya sambil berdiri dari duduknya. “Sayang duduklah dulu sebentar, jangan marah begitu. Tenanglah dulu.” Diah mencoba menenangkan. “Jadi perjanjian ini sebenarnya adalah perjanjian antara kakekmu dan juga kakek dari Tuan Muda Angkasa di masa lalu. Jadi kau harus melakukannya, melakukan pernikahan ini,” Bambang kembali menjelaskan kepada Rachel. “Apa? Bagaimana bisa? Aku benar-benar tidak mengerti bagaimana bisa aku menikah dengan seseorang yang bahkan tidak aku kenal. Itu mustahil kan Ayah.” Pak Bambang menarik nafas panjang, pusin

    Last Updated : 2021-09-22
  • Fake Marriage   Chapter 11

    Dengan langkah lunglai, Rachel berjalan meninggalkan taman belakang, tempat di mana kedua orang tuanya sedang bertengkar. Ia melewati ruang tengah yang dilewatinya tadi, lantas berhenti di meja tempat ia menyimpan kalung pemberian kakeknya itu. Wajahnya dipenuhi kesedihan dan kekhawatiran sekarang. Dengan mengumpulkan segala kekuatan yang ia miliki, ia memberanikan diri untuk mengambil kalung itu dan memasangnya di leher jenjang miliknya. Air matanya pun perlahan mengalir sempurna membasahi pipi cubbynya. Rachel mengeluarkan buku yang ada di dalam tasnya. Merobek selembar kertas dan menulis catatan untuk keluarganya. Untuk sementara aku akan tinggal bersama dengan temanku. Jangan mencariku dan jangan menghubungiku. Aku hanya butuh waktu untuk sendiri. Untuk rencana pernikahan d

    Last Updated : 2021-09-30
  • Fake Marriage   Chapter 12

    Ini adalah sebuah pertunjukkan yang sangat luar biasa dan di tunggu-tunggu oleh semua masyarakat. Dan hari ini kita akan membicarakan tentang topik hangat yang sedang ramai diperbincangkan. Yah. Ini adalah berita tentang penerus dari perusahaan Ains-Soft. Angkasa, seseorang yang sangat populer di kalangan perempuan. Tua maupun muda, aku juga termasuk pengagumnya. Tapi menurutku ini menjadi berita menyedihkan untuk para penggemarnya, bukanlah sebuah berita bahagia. Karena kali ini alasan dia tiba-tiba kembali ke negeri ini bukan untuk alasan pendidikannya semata tetapi juga karena alasan pesta pernikahan. Masalah ini mendadak di bicarakan oleh berbagai pengguna sosial media dan menjadi tranding saat ini. Semuanya membicarakan tentang hal ini dan kami akan mencoba un

    Last Updated : 2021-09-30
  • Fake Marriage   Chapter 13

    Pagi memompakan udara segar. Sinar matahari menampar dedaunan dan rumput yang lembab karena embun. Rachel sedang menikmati hari liburnya dengan bermalas-malasan di dalam kamar. Di atas kasur, Rachel sibuk bermain dengan ponselnya. Di luar kamar Rachel ada Diah yang sedang berdiri resah. Semua hal yang ia takutkan akhirnya terjadi juga. Pagi-pagi sekali rentenir lengkap dengan pengawalnya datang ke rumahnya. Rentenir sekaligus teman suaminya. Namun jika menyangkut masalah uang, teman Ramon terbilang cukup kejam juga. Bondan datang dengan kacamata hitamnya yang khas. Memakai setelan baju yang berwarna hitam. Sehingga semakin menambah kesan menakutkan pada dirinya. Kali ini ada dua orang pengawal yang Bondan bawa. Pengawal dengan tubuh kekar dan penuh tato. Ramon sedang sibuk dengan minyak

    Last Updated : 2021-09-30
  • Fake Marriage   Chapter 14

    Tidak ada lagi harta paling berharga yang dimiliki oleh Ramon selain keluarga yang utuh dan bahagia. Bahkan dengan harta yang berlimpah sekalipun takkan ada yang bisa menandingi kebahagiaannya ketika melihat keluarga kecilnya tersenyum bahagia. Keluarga memiliki daya tarik tersendiri dalam mengembalikan mood dan juga kecemasan akan hari esok yang buruk. Suasana selalu riuh jika anggota keluarga Ramon lengkap. Apalagi kedua anaknya yang amat berisik serta cenderung berkelahi, mampu membuat Ramon dan juga istrinya menjadi geleng-geleng kepala karenanya. Namun meskipun rusuh, hal-hal kecil yang seperti itu justru membuat keluarga mereka menjadi lebih bahagia. Tawa terpancar ketika mereka bersama. Setelah insiden buruk tadi pagi, Diah menjadi lebih kalem m

    Last Updated : 2021-09-30
  • Fake Marriage   Chapter 1

    Cuaca terlihat begitu cerah di luar ruangan. Alunan syahdu dari angin yang bertiup, perlahan menerbangkan dedaunan yang berjatuhan di jalanan. Di kejauhan, sebuah mobil sedan biru melaju dengan kencang melintasi jalanan ibu kota Jakarta. Ini adalah kali pertama Angkasa menginjakkan kakinya di Indonesia lagi. Setelah sekian lama menetap di Inggris. “Sudah banyak yang berubah ternyata,” ucap Angkasa di dalam mobil. Perjalanan yang cukup jauh membuatnya sangat kelelahan. Angkasa mengambil headset yang ada di dalam tasnya. Lalu ia mendengarkan lagu kesukaannya sambil menutup mata. “Tuan muda tampaknya kelelahan sekali,” ucap supir ketika melihat Angkasa yang tertidur di jok mobil bagian belakang. Kali ini jalanan cukup sepi kendaraan

    Last Updated : 2021-05-05
  • Fake Marriage   Chapter 2

    Sinar bulan menerobos masuk lewat lubang-lubang kecil yang ada di kamar Angkasa. Menerpa wajahnya yang tergeletak di bawah balutan selimut berwarna putih bersih. Angkasa menggeliat sambil meluruskan badannya yang terasa begitu kaku sehabis perjalanan jauh tadi pagi. Perlahan ia meraih ponsel yang ada di meja dekat dari tempat tidurnya. Ternyata memang sudah malam. Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 malam. Dengan malas Angkasa bangun dan menuju kamar mandi untuk kemudian membersihkan diri. Lelah benar-benar membuatnya tertidur dengan sangat pulasnya. Ia bahkan sampai lupa jika malam ini ia sedang ada acara makan malam bersama keluarganya. Setelah memakai baju, Angkasa melangkah menuruni anak tangga satu demi satu. Melihat sekeliling hingga pandangannya terhenti pada sosok yang terlihat sedang menikmati waktu bersama. Ternyata anggota keluarganya sudah duduk santai di ruang tengah, mungkin sedang menunggu dirinya

    Last Updated : 2021-05-05
  • Fake Marriage   Chapter 3

    Aku Rachel, seorang siswa pelajar SMA kelas XII dan ini adalah tahun pertamaku berada di kelas XII. Aku adalah tipe orang yang sangat ceria. Menyukai kebebasan dan tidak pernah suka dipaksa dalam hal apapun itu. Impianku adalah menjadi seorang seniman terkenal di dunia. Semua orang akan tahu namaku. Suatu hari nanti aku akan menjadi terkenal. Itulah impianku sejak kecil hingga sekarang. Rumahku adalah tempat pijat. Lebih tepatnya ayahku membuka jasa pijat. Dengan menggunakan ramuan-ramuan tradisional yang ia racik sendiri. Selain itu Ayah juga menjual ramuannya di internet. Ayah adalah orang yang sangat baik. Sering kali ia melakukan pijatan secara gratis. Makanya kami tetap saja miskin meskipun setiap harinya Ayah selalu ramai dengan pelanggan. Ibuku juga sangat amat baik. Ia sering kali memarahi Ayah yang mel

    Last Updated : 2021-05-05

Latest chapter

  • Fake Marriage   Chapter 14

    Tidak ada lagi harta paling berharga yang dimiliki oleh Ramon selain keluarga yang utuh dan bahagia. Bahkan dengan harta yang berlimpah sekalipun takkan ada yang bisa menandingi kebahagiaannya ketika melihat keluarga kecilnya tersenyum bahagia. Keluarga memiliki daya tarik tersendiri dalam mengembalikan mood dan juga kecemasan akan hari esok yang buruk. Suasana selalu riuh jika anggota keluarga Ramon lengkap. Apalagi kedua anaknya yang amat berisik serta cenderung berkelahi, mampu membuat Ramon dan juga istrinya menjadi geleng-geleng kepala karenanya. Namun meskipun rusuh, hal-hal kecil yang seperti itu justru membuat keluarga mereka menjadi lebih bahagia. Tawa terpancar ketika mereka bersama. Setelah insiden buruk tadi pagi, Diah menjadi lebih kalem m

  • Fake Marriage   Chapter 13

    Pagi memompakan udara segar. Sinar matahari menampar dedaunan dan rumput yang lembab karena embun. Rachel sedang menikmati hari liburnya dengan bermalas-malasan di dalam kamar. Di atas kasur, Rachel sibuk bermain dengan ponselnya. Di luar kamar Rachel ada Diah yang sedang berdiri resah. Semua hal yang ia takutkan akhirnya terjadi juga. Pagi-pagi sekali rentenir lengkap dengan pengawalnya datang ke rumahnya. Rentenir sekaligus teman suaminya. Namun jika menyangkut masalah uang, teman Ramon terbilang cukup kejam juga. Bondan datang dengan kacamata hitamnya yang khas. Memakai setelan baju yang berwarna hitam. Sehingga semakin menambah kesan menakutkan pada dirinya. Kali ini ada dua orang pengawal yang Bondan bawa. Pengawal dengan tubuh kekar dan penuh tato. Ramon sedang sibuk dengan minyak

  • Fake Marriage   Chapter 12

    Ini adalah sebuah pertunjukkan yang sangat luar biasa dan di tunggu-tunggu oleh semua masyarakat. Dan hari ini kita akan membicarakan tentang topik hangat yang sedang ramai diperbincangkan. Yah. Ini adalah berita tentang penerus dari perusahaan Ains-Soft. Angkasa, seseorang yang sangat populer di kalangan perempuan. Tua maupun muda, aku juga termasuk pengagumnya. Tapi menurutku ini menjadi berita menyedihkan untuk para penggemarnya, bukanlah sebuah berita bahagia. Karena kali ini alasan dia tiba-tiba kembali ke negeri ini bukan untuk alasan pendidikannya semata tetapi juga karena alasan pesta pernikahan. Masalah ini mendadak di bicarakan oleh berbagai pengguna sosial media dan menjadi tranding saat ini. Semuanya membicarakan tentang hal ini dan kami akan mencoba un

  • Fake Marriage   Chapter 11

    Dengan langkah lunglai, Rachel berjalan meninggalkan taman belakang, tempat di mana kedua orang tuanya sedang bertengkar. Ia melewati ruang tengah yang dilewatinya tadi, lantas berhenti di meja tempat ia menyimpan kalung pemberian kakeknya itu. Wajahnya dipenuhi kesedihan dan kekhawatiran sekarang. Dengan mengumpulkan segala kekuatan yang ia miliki, ia memberanikan diri untuk mengambil kalung itu dan memasangnya di leher jenjang miliknya. Air matanya pun perlahan mengalir sempurna membasahi pipi cubbynya. Rachel mengeluarkan buku yang ada di dalam tasnya. Merobek selembar kertas dan menulis catatan untuk keluarganya. Untuk sementara aku akan tinggal bersama dengan temanku. Jangan mencariku dan jangan menghubungiku. Aku hanya butuh waktu untuk sendiri. Untuk rencana pernikahan d

  • Fake Marriage   Chapter 10

    “Ayah, Ibu!” teriak Rachel marah. “Tapi aku ini kan masih sangat muda,” lanjutnya sambil berdiri dari duduknya. “Sayang duduklah dulu sebentar, jangan marah begitu. Tenanglah dulu.” Diah mencoba menenangkan. “Jadi perjanjian ini sebenarnya adalah perjanjian antara kakekmu dan juga kakek dari Tuan Muda Angkasa di masa lalu. Jadi kau harus melakukannya, melakukan pernikahan ini,” Bambang kembali menjelaskan kepada Rachel. “Apa? Bagaimana bisa? Aku benar-benar tidak mengerti bagaimana bisa aku menikah dengan seseorang yang bahkan tidak aku kenal. Itu mustahil kan Ayah.” Pak Bambang menarik nafas panjang, pusin

  • Fake Marriage   Chapter 9

    Malam ini Ramon tengah bermeditasi, sembari mencoba mengingat dimana ia meletakkan kalung pemberian ayahnya. Diah pun sudah membantu dengan mencari di segala tempat. Namun masih saja mereka berdua tidak menemukannya. “Ayah, bagaimana ini? sudah hampir 3 hari. Pasti ia akan segera datang menemui kita lagi. Bagaimana jika ternyata kita tidak juga menemukan kalung itu. Memangnya Ayah tidak ingat yah dimana kalung itu berada? atau jangan-jangan Ayah menggadaikannya yah,” sambil mengotak-atik lemari pakaiannya. “Ayah, apa yang kau lakukan?” teriak Diah saat melihat suaminya malah sibuk bermeditasi tanpa mau mendengarkan ucapannya. Mendadak Ramon membuka matanya, lalu melihat ke arah istrinya dan tersenyum senang. “Ibu, aku akhirnya mengingatnya.” Diah melo

  • Fake Marriage   Chapter 8

    Ramon dengan tergesa-gesa bangkit dari duduknya dan bergegas melangkah menuju ke kamar pelanggannya. Ibu pun mengikutinya dari belakang. Dengan penuh tanya, mereka berdua menemui Bambang. Melihat Bambang sedang duduk santai sembari menikmati teh hangatnya, Ramon kemudian ikut duduk di dekatnya. Begitu pula dengan Diah, istrinya. Bambang mengawali pembicaraannya dengan senyuman. Ramon dan Diah lantas membalas senyuman itu dan mulai penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh lelaki yang kini sedang menatap wajahnya dengan begitu serius itu. Dengan pelan Bambang mulai menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke tempat itu dan alasannya mengumpulkan kedua orang tua Rachel. “Saya sebenarnya adalah utusan dari Pak Bastian, ceo dari perusahaan Ains-Soft. Tanpa saya jel

  • Fake Marriage   Chapter 7

    Setelah mendapatkan alamat yang di maksud oleh Angkasa, Ben lalu mengeluarkan handphonenya dan memotret bagian depan rumah itu. Lalu mencoba untuk menghubungi Angkasa. “Saya sudah menemuukannya tuan.” “Kalau gitu kirimkan saya alamat lengkapnya, saya akan menuju ke sana sekarang.” “Baiklah” Tuttt tuttt tuttt. Panggilan telepon telah terputus. Dengan sigap Angkasa mengambil kunci motornya dan segera berangkat mencari alamat calon tunangannya. Tidak memakan waktu lama untuk sampai ke tempat yang di tujunya itu. *** Rachel yang berada di rumahnya sedang asyik membersihkan kaca jendela bagian depan. Di sela waktu membersihkan, ia lagi lagi menggambar pangerannya, tentu saja pangeran tanpa wajah. Tawa bahagia pun terpancar di wajahnya setiap kali ia selesai menggambar dan melihat pangerannya itu. Meskipun tanpa wajah, entah mengapa ada daya tarik tersendiri yang dapat dirasakannya. “Ayolah balikkan wajahmu pan

  • Fake Marriage   Chapter 6

    Pluuusssttt ! Semburan air tepat membasahi wajah Angkasa. Rachel salah menyemburkan air ke wajah orang lain. Menyadari dirinya yang salah itu, membuat Rachel kaget dan hanya mampu terdiam kaku sambil menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Mata Rachel melotot sempurna saat menyadari kebodohannya. Dengan kesal Angkasa membasuh wajahnya yang basah oleh semburan air dari Rachel. Di tambah lagi jasnya pun yang ikut basah kuyup. Dengan wajah yang merah padam, Angkasa menatap tajam Rachel seperti hendak menerkam saja. “Tuan Muuuda!” suara yang setengah bergetar memenuhi sudut ruangan. “Aku sudah menggosok gigi kok. Gigiku sangat bersih. Lihatlah,” ucapnya sambil unjuk gigi di hadapan Angkasa. Mendengar keributan di luar, Tima Yuni dan juga Dina langsung keluar dari tempat persembunyiannya. “Rachel.” teriak Yuni dengan kaget saat melihat Angkasa yang sudah basah kuyup. “Malang sekali.” Ucap Tima lalu segera lari dan meningga

DMCA.com Protection Status