Share

Chapter 10

Author: Cerita.Racan
last update Last Updated: 2021-09-22 16:18:53

          “Ayah, Ibu!” teriak Rachel marah. “Tapi aku ini kan masih sangat muda,” lanjutnya sambil berdiri dari duduknya.

          “Sayang duduklah dulu sebentar, jangan marah begitu. Tenanglah dulu.” Diah mencoba menenangkan.

          “Jadi perjanjian ini sebenarnya adalah perjanjian antara kakekmu dan juga kakek dari Tuan Muda Angkasa di masa lalu. Jadi kau harus melakukannya, melakukan pernikahan ini,” Bambang kembali menjelaskan kepada Rachel.

          “Apa? Bagaimana bisa?  Aku benar-benar tidak mengerti bagaimana bisa aku menikah dengan seseorang yang bahkan tidak aku kenal. Itu mustahil kan Ayah.”

          Pak Bambang menarik nafas panjang, pusing dengan tingkah Rachel yang tidak setuju dengan rencana pernikahan itu.

          “Ahh pokoknya tidak tidak, aku tidak mau. Aku tidak mau melakukannya.”

          “Rachel.”

          “Aku tidak mau melakukannya, Ayah.”

          “Ayah minta kamu tenanglah dulu!”

          “Kakekmu dan juga kakek dari Tuan Muda Angkasa adalah teman baik. Makanya mereka berdua membuat perjanjian bahwa mereka akan menikahkan keturunan mereka kelak,” ucap Bambang lagi, mencoba menjelaskan.

          “Tapi aku kan masih pelajar pak,” sambil menunjuk dirinya dengan telunjuknya sendiri. Selain itu aku juga punya mimpiku sendiri untuk belajar seni. Kelak aku akan menjadi seorang seniman yang sangat terkenal di dunia,” tutur Rachel sambil membayangkan dirinya di masa depan.

          “Ayah kau tidak ingin kan aku menyerah pada impianku? itu tidak mungkin dan tidak akan mugkin terjadi kan, Yah. Terlebih lagi tuan muda Angkasa juga ...” baru saja Rachel akan mengatakan tentang persoalan lamaran yang di dengarkannya tempo hari lewat telepon milik Angkasa, namun ia langsung teringat ancaman Angkasa sewaktu ia hendak pulang ke rumahnya. Akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk mengatakan kebenarannya.

         “Ada apa?” tanya Bambang penasaran.

         Rachel pun menjadi salah tingkah, ia mencoba untuk menyembunyikan hal yang diketahuinya itu.

         “Oh tidak ada apa-apa kok pak. Hanya saja aku tidak ingin menikah dengannya. Dengan si tuan muda Angkasa itu. Ayah, Ibu aku tidak mau melakukannya. Tolonglah putrimu ini. Aku benar-benar tidak mau menikah dengannya,” rengek Rachel lalu berdiri dan meninggalkan tempat itu.

         “Rachel.”

         “Tidak, pokoknya Rachel tidak mau,”sambil berlalu pergi.

         Bambang memandang kepergian Rachel. Kekecewaan mendadak melingkupi perasaannya. Ia mulai memikirkan alasan apa yang akan ia katakan kepada keluarga Angkasa setelah pulang nanti.

         Mendengar keributan yang sedang terjadi di ruang keluarga milik ayahnya membuat Rangga yang baru saja pulang dari jogging, langsung berlari dan segera menghampiri Ayah dan juga ibunya yang tengah duduk di sana bersama dengan Bambang.

         “Ibu, ada apa? Apa yang sedang terjadi? tadi juga aku lihat kak Rachel keluar dengan wajah yang sangat sedih.”

         “Ah sudahlah kamu diam sama dulu Ga, Ibu lagi pusing ini.” sembari menghembuskan napas pelan, mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. “Jadi Ayah betul-betul pernah berada di ruang lingkup perusahaan Ains-Soft yah?” tanya Ibu penasaran dengan kebenarannya.

         “Aku kan sudah sering mengatakannya pada Ibu, tapi kamu tetap saja tidak mempercayainya. Apa  sekarang kau percaya padaku,” ucapnya sambil tersenyum sombong.

         “Itu berarti yang dikatakan Ayah selama ini adalah benar?” potong Rangga, kaget dengan ucapan ayahnya barusan.

         “Iya, terlebih lagi kakakmu adalah tunangan dari tuan muda Angkasa, penerus perusahaan Ains-Soft,” lanjut Ibu.

         “Ohhh, tunangan?” mata Rangga melotot sempurna, seperti hendak keluar saja. Kaget dengan apa yang di dengarnya barusan.

         Sedangkan Rachel berlari menuju kamarnya. Masuk dan melemparkan tasnya secara kasar ke lantai. Dengan air mata yang sudah hendak tumpah itu, ia pun menjatuhkan tubuhnya ke kasur tempat tidurnya. Memeluk gulingnya dan menangis disana. Ia mencurahkan kesedihannya kepada tempat tidurnya itu.

         “Itu tidak mungkin. Benar-benar hanyalah sebuah mimpi buruk di siang bolong,” ucapnya kepada diri sendiri. Mencoba meyakinkan dirinya bahwa yang terjadi barusan adalah ilusi semata. Bukanlah sebuah kenyataan yang menyakitkan.

         Hari ini Rachel tidak melanjutkan niat awalnya untuk berangkat ke sekolahnya. Rasa sedihnya mengalahkan segalanya. Bahkan hari ini tidak ada lagi keceriaan di wajahnya. Segalanya telah sirna karena berita yang di dengarnya beberapa jam yang lalu.

         Tangis Rachel membuatnya tak keluar kamar seharian. Bahkan makan pun sudah tidak dipedulikannya lagi. Ayah dan Ibunya pun menjadi khawatir. Terlebih lagi mengetahui bahwa putri sulungnya itu mengunci dirinya di dalam kamarnya seharian.

                                      ***

         Rachel terbangun dari tidur panjangnya. Dengan tubuh yang lemah ia memeriksa jam yang ada di handphonenya. Ternyata sehari sudah telah berlalu. Ia tertidur kemarin setelah lelah seharian menangis sendirian di dalam kamar.

         Dengan langkah lemas ia mencoba bergegas menuju kamar mandi, membersihkan diri dan setelah itu bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Setelah siap untuk berangkat, ia mengendap-endap keluar dari kamarnya. Dengan melihat sekeliling ia mencoba bergegas ke dapur untuk mengambil sepotong roti dan mengambil susu pisang kesukaannya yang tersimpan di dalam kulkas.

         Ketika hendak berjalan keluar ia tanpa sengaja melihat kalung yang tergantung di ruang keluarga. Kalung yang diberikan kakeknya ketika ia baru lahir dahulu. Ia mengambil kalung itu dan menatapnya dengan tajam.

         “Kau itu benar-benar mimpi buruk,” dengan kasar ia meletakkan kembali kalung itu ke atas meja. Dan tanpa sengaja ia melihat tumpukan kertas yang berserakan di meja itu. Beberapa surat tagihan hutang milik orang tuanya.

         Tidak lama setelahnya Rachel mendengar perdebatan kedua orangtuanya di halaman belakang rumahnya. Ia pun segera menuju ke belakang untuk memastikannya.

***

         “Ayah, kita sudah tidak memiliki uang lagi untuk membayar cicilan rumah ini.”

        “Ibu tenang saja, aku pasti bisa mengatasinya.”

        Mendengar jawaban Ramon membuat Diah menyeret suaminya yang sedang membersihkan taman. “Kau selalu saja bicara seperti ini. Ibu sudah berkali-kali melakukan ini untukmu. Kita ada di ujung harapan, Yah. Tidakkah Ayah sadar dengan itu semua.”

        “Tidak Ibu. Belum. Ini semua belum berakhir.”

        “Untuk membiarkan Rachel menikah dengan Angkasa, bukankah ini sudah berakhir?”

        Hening. Ramon terdiam lama. Menghayati setiap ucapan istrinya barusan. “Ayah memang tidaklah cukup baik buat kalian semua. Keluarga kita akan lebih baik jika aku bekerja dengan rajin. Ibu, ayo kita cerai saja,” ucap Ayah, sembari meneteskan air mata.

       “Mari kita bercerai seperti yang kamu minta sebelum-sebelumnya. Aku akan menangani hutannya sendirian. Biarkan Rachel bersama denganmu. Dan menggunakan margamu. Dia tidak harus dan tidak butuh untuk menikah demi menepati perjanjian konyol di masa lalu seperti itu.” Rasa sesak yang dirasakannya tidak mampu lagi membuatnya bisa berkata-kata.

       Diah pun ikut menangis mendengar permintaan Ramon. Hal itu membuatya menatap suaminya dengan tatapan sendu.

       “Apa kau yakin dengan apa yang kau katakan barusan? dulu aku selalu memintamu untuk menceraikanku tapi kau tidak pernah menerimanya. Tapi hari ini kau malah mengatakannya sendiri. Dasar lelaki gila, tidak berperasaan,” air mata kembali menghujani wajah Diah.

       Ayah hanya terdiam kaku, tak tahu lagi harus bagaimana.

       “Pikirkanlah lagi baik-baik. Atau aku akan melemparkan surat cerainya ke tempat sampah,” ucap Diah sambil berlalu pergi meninggalkan Ramon seorang diri di taman belakang rumahnya. Kesedihan pun menyelimuti tempat itu.

        Rachel yang menyaksikan pertengkaran kedua orang tuanya, langsung bersedih dan tanpa ia sadari air matanya pun ikut mengalir jatuh ke pipinya yang cubby. Lagi, lagi kesedihan menghampirinya. Tak ada kebahagiaan yang mampu membuat senyumnya terukir seperti hari-hari sebelumnya.

Related chapters

  • Fake Marriage   Chapter 11

    Dengan langkah lunglai, Rachel berjalan meninggalkan taman belakang, tempat di mana kedua orang tuanya sedang bertengkar. Ia melewati ruang tengah yang dilewatinya tadi, lantas berhenti di meja tempat ia menyimpan kalung pemberian kakeknya itu. Wajahnya dipenuhi kesedihan dan kekhawatiran sekarang. Dengan mengumpulkan segala kekuatan yang ia miliki, ia memberanikan diri untuk mengambil kalung itu dan memasangnya di leher jenjang miliknya. Air matanya pun perlahan mengalir sempurna membasahi pipi cubbynya. Rachel mengeluarkan buku yang ada di dalam tasnya. Merobek selembar kertas dan menulis catatan untuk keluarganya. Untuk sementara aku akan tinggal bersama dengan temanku. Jangan mencariku dan jangan menghubungiku. Aku hanya butuh waktu untuk sendiri. Untuk rencana pernikahan d

    Last Updated : 2021-09-30
  • Fake Marriage   Chapter 12

    Ini adalah sebuah pertunjukkan yang sangat luar biasa dan di tunggu-tunggu oleh semua masyarakat. Dan hari ini kita akan membicarakan tentang topik hangat yang sedang ramai diperbincangkan. Yah. Ini adalah berita tentang penerus dari perusahaan Ains-Soft. Angkasa, seseorang yang sangat populer di kalangan perempuan. Tua maupun muda, aku juga termasuk pengagumnya. Tapi menurutku ini menjadi berita menyedihkan untuk para penggemarnya, bukanlah sebuah berita bahagia. Karena kali ini alasan dia tiba-tiba kembali ke negeri ini bukan untuk alasan pendidikannya semata tetapi juga karena alasan pesta pernikahan. Masalah ini mendadak di bicarakan oleh berbagai pengguna sosial media dan menjadi tranding saat ini. Semuanya membicarakan tentang hal ini dan kami akan mencoba un

    Last Updated : 2021-09-30
  • Fake Marriage   Chapter 13

    Pagi memompakan udara segar. Sinar matahari menampar dedaunan dan rumput yang lembab karena embun. Rachel sedang menikmati hari liburnya dengan bermalas-malasan di dalam kamar. Di atas kasur, Rachel sibuk bermain dengan ponselnya. Di luar kamar Rachel ada Diah yang sedang berdiri resah. Semua hal yang ia takutkan akhirnya terjadi juga. Pagi-pagi sekali rentenir lengkap dengan pengawalnya datang ke rumahnya. Rentenir sekaligus teman suaminya. Namun jika menyangkut masalah uang, teman Ramon terbilang cukup kejam juga. Bondan datang dengan kacamata hitamnya yang khas. Memakai setelan baju yang berwarna hitam. Sehingga semakin menambah kesan menakutkan pada dirinya. Kali ini ada dua orang pengawal yang Bondan bawa. Pengawal dengan tubuh kekar dan penuh tato. Ramon sedang sibuk dengan minyak

    Last Updated : 2021-09-30
  • Fake Marriage   Chapter 14

    Tidak ada lagi harta paling berharga yang dimiliki oleh Ramon selain keluarga yang utuh dan bahagia. Bahkan dengan harta yang berlimpah sekalipun takkan ada yang bisa menandingi kebahagiaannya ketika melihat keluarga kecilnya tersenyum bahagia. Keluarga memiliki daya tarik tersendiri dalam mengembalikan mood dan juga kecemasan akan hari esok yang buruk. Suasana selalu riuh jika anggota keluarga Ramon lengkap. Apalagi kedua anaknya yang amat berisik serta cenderung berkelahi, mampu membuat Ramon dan juga istrinya menjadi geleng-geleng kepala karenanya. Namun meskipun rusuh, hal-hal kecil yang seperti itu justru membuat keluarga mereka menjadi lebih bahagia. Tawa terpancar ketika mereka bersama. Setelah insiden buruk tadi pagi, Diah menjadi lebih kalem m

    Last Updated : 2021-09-30
  • Fake Marriage   Chapter 1

    Cuaca terlihat begitu cerah di luar ruangan. Alunan syahdu dari angin yang bertiup, perlahan menerbangkan dedaunan yang berjatuhan di jalanan. Di kejauhan, sebuah mobil sedan biru melaju dengan kencang melintasi jalanan ibu kota Jakarta. Ini adalah kali pertama Angkasa menginjakkan kakinya di Indonesia lagi. Setelah sekian lama menetap di Inggris. “Sudah banyak yang berubah ternyata,” ucap Angkasa di dalam mobil. Perjalanan yang cukup jauh membuatnya sangat kelelahan. Angkasa mengambil headset yang ada di dalam tasnya. Lalu ia mendengarkan lagu kesukaannya sambil menutup mata. “Tuan muda tampaknya kelelahan sekali,” ucap supir ketika melihat Angkasa yang tertidur di jok mobil bagian belakang. Kali ini jalanan cukup sepi kendaraan

    Last Updated : 2021-05-05
  • Fake Marriage   Chapter 2

    Sinar bulan menerobos masuk lewat lubang-lubang kecil yang ada di kamar Angkasa. Menerpa wajahnya yang tergeletak di bawah balutan selimut berwarna putih bersih. Angkasa menggeliat sambil meluruskan badannya yang terasa begitu kaku sehabis perjalanan jauh tadi pagi. Perlahan ia meraih ponsel yang ada di meja dekat dari tempat tidurnya. Ternyata memang sudah malam. Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 malam. Dengan malas Angkasa bangun dan menuju kamar mandi untuk kemudian membersihkan diri. Lelah benar-benar membuatnya tertidur dengan sangat pulasnya. Ia bahkan sampai lupa jika malam ini ia sedang ada acara makan malam bersama keluarganya. Setelah memakai baju, Angkasa melangkah menuruni anak tangga satu demi satu. Melihat sekeliling hingga pandangannya terhenti pada sosok yang terlihat sedang menikmati waktu bersama. Ternyata anggota keluarganya sudah duduk santai di ruang tengah, mungkin sedang menunggu dirinya

    Last Updated : 2021-05-05
  • Fake Marriage   Chapter 3

    Aku Rachel, seorang siswa pelajar SMA kelas XII dan ini adalah tahun pertamaku berada di kelas XII. Aku adalah tipe orang yang sangat ceria. Menyukai kebebasan dan tidak pernah suka dipaksa dalam hal apapun itu. Impianku adalah menjadi seorang seniman terkenal di dunia. Semua orang akan tahu namaku. Suatu hari nanti aku akan menjadi terkenal. Itulah impianku sejak kecil hingga sekarang. Rumahku adalah tempat pijat. Lebih tepatnya ayahku membuka jasa pijat. Dengan menggunakan ramuan-ramuan tradisional yang ia racik sendiri. Selain itu Ayah juga menjual ramuannya di internet. Ayah adalah orang yang sangat baik. Sering kali ia melakukan pijatan secara gratis. Makanya kami tetap saja miskin meskipun setiap harinya Ayah selalu ramai dengan pelanggan. Ibuku juga sangat amat baik. Ia sering kali memarahi Ayah yang mel

    Last Updated : 2021-05-05
  • Fake Marriage   Chapter 4

    “Tepat sekali!” Ayah berusaha meyakinkan istri dan anak-anaknya. “Kakekmu adalah asisten pribadi dan juga sahabat dekat dari Ceo Ains-Sofft yang sebelumnya. Kalian bisa mengatakan bahwa kakekmu adalah salah satu orang penting di sana.” “Tidak bisa di percaya. Jika itu benar, kenapa kita masih miskin seperti ini,” Ibu mendonggak kepalanya melihat ke wajah Ayahnya. Belum usai persoalan surat hutang piutang suaminya, kini lelaki itu membuat isu baru. “Tidak pernah ada tuh teman kakek dari Ains-Soft yang datang menemui Ayah. Setidaknya untuk memberi hadiah kecil untuk keluarga kita yang begitu melarat ini. Dan kalau ternyata Ayah memang bagian dari perusahaan besar itu, kenapa tetap saja melakukan usaha pijat ini? kenapa tidak ke Ains-Soft saja,” ucap Ibu meledek Ayah. &nb

    Last Updated : 2021-05-05

Latest chapter

  • Fake Marriage   Chapter 14

    Tidak ada lagi harta paling berharga yang dimiliki oleh Ramon selain keluarga yang utuh dan bahagia. Bahkan dengan harta yang berlimpah sekalipun takkan ada yang bisa menandingi kebahagiaannya ketika melihat keluarga kecilnya tersenyum bahagia. Keluarga memiliki daya tarik tersendiri dalam mengembalikan mood dan juga kecemasan akan hari esok yang buruk. Suasana selalu riuh jika anggota keluarga Ramon lengkap. Apalagi kedua anaknya yang amat berisik serta cenderung berkelahi, mampu membuat Ramon dan juga istrinya menjadi geleng-geleng kepala karenanya. Namun meskipun rusuh, hal-hal kecil yang seperti itu justru membuat keluarga mereka menjadi lebih bahagia. Tawa terpancar ketika mereka bersama. Setelah insiden buruk tadi pagi, Diah menjadi lebih kalem m

  • Fake Marriage   Chapter 13

    Pagi memompakan udara segar. Sinar matahari menampar dedaunan dan rumput yang lembab karena embun. Rachel sedang menikmati hari liburnya dengan bermalas-malasan di dalam kamar. Di atas kasur, Rachel sibuk bermain dengan ponselnya. Di luar kamar Rachel ada Diah yang sedang berdiri resah. Semua hal yang ia takutkan akhirnya terjadi juga. Pagi-pagi sekali rentenir lengkap dengan pengawalnya datang ke rumahnya. Rentenir sekaligus teman suaminya. Namun jika menyangkut masalah uang, teman Ramon terbilang cukup kejam juga. Bondan datang dengan kacamata hitamnya yang khas. Memakai setelan baju yang berwarna hitam. Sehingga semakin menambah kesan menakutkan pada dirinya. Kali ini ada dua orang pengawal yang Bondan bawa. Pengawal dengan tubuh kekar dan penuh tato. Ramon sedang sibuk dengan minyak

  • Fake Marriage   Chapter 12

    Ini adalah sebuah pertunjukkan yang sangat luar biasa dan di tunggu-tunggu oleh semua masyarakat. Dan hari ini kita akan membicarakan tentang topik hangat yang sedang ramai diperbincangkan. Yah. Ini adalah berita tentang penerus dari perusahaan Ains-Soft. Angkasa, seseorang yang sangat populer di kalangan perempuan. Tua maupun muda, aku juga termasuk pengagumnya. Tapi menurutku ini menjadi berita menyedihkan untuk para penggemarnya, bukanlah sebuah berita bahagia. Karena kali ini alasan dia tiba-tiba kembali ke negeri ini bukan untuk alasan pendidikannya semata tetapi juga karena alasan pesta pernikahan. Masalah ini mendadak di bicarakan oleh berbagai pengguna sosial media dan menjadi tranding saat ini. Semuanya membicarakan tentang hal ini dan kami akan mencoba un

  • Fake Marriage   Chapter 11

    Dengan langkah lunglai, Rachel berjalan meninggalkan taman belakang, tempat di mana kedua orang tuanya sedang bertengkar. Ia melewati ruang tengah yang dilewatinya tadi, lantas berhenti di meja tempat ia menyimpan kalung pemberian kakeknya itu. Wajahnya dipenuhi kesedihan dan kekhawatiran sekarang. Dengan mengumpulkan segala kekuatan yang ia miliki, ia memberanikan diri untuk mengambil kalung itu dan memasangnya di leher jenjang miliknya. Air matanya pun perlahan mengalir sempurna membasahi pipi cubbynya. Rachel mengeluarkan buku yang ada di dalam tasnya. Merobek selembar kertas dan menulis catatan untuk keluarganya. Untuk sementara aku akan tinggal bersama dengan temanku. Jangan mencariku dan jangan menghubungiku. Aku hanya butuh waktu untuk sendiri. Untuk rencana pernikahan d

  • Fake Marriage   Chapter 10

    “Ayah, Ibu!” teriak Rachel marah. “Tapi aku ini kan masih sangat muda,” lanjutnya sambil berdiri dari duduknya. “Sayang duduklah dulu sebentar, jangan marah begitu. Tenanglah dulu.” Diah mencoba menenangkan. “Jadi perjanjian ini sebenarnya adalah perjanjian antara kakekmu dan juga kakek dari Tuan Muda Angkasa di masa lalu. Jadi kau harus melakukannya, melakukan pernikahan ini,” Bambang kembali menjelaskan kepada Rachel. “Apa? Bagaimana bisa? Aku benar-benar tidak mengerti bagaimana bisa aku menikah dengan seseorang yang bahkan tidak aku kenal. Itu mustahil kan Ayah.” Pak Bambang menarik nafas panjang, pusin

  • Fake Marriage   Chapter 9

    Malam ini Ramon tengah bermeditasi, sembari mencoba mengingat dimana ia meletakkan kalung pemberian ayahnya. Diah pun sudah membantu dengan mencari di segala tempat. Namun masih saja mereka berdua tidak menemukannya. “Ayah, bagaimana ini? sudah hampir 3 hari. Pasti ia akan segera datang menemui kita lagi. Bagaimana jika ternyata kita tidak juga menemukan kalung itu. Memangnya Ayah tidak ingat yah dimana kalung itu berada? atau jangan-jangan Ayah menggadaikannya yah,” sambil mengotak-atik lemari pakaiannya. “Ayah, apa yang kau lakukan?” teriak Diah saat melihat suaminya malah sibuk bermeditasi tanpa mau mendengarkan ucapannya. Mendadak Ramon membuka matanya, lalu melihat ke arah istrinya dan tersenyum senang. “Ibu, aku akhirnya mengingatnya.” Diah melo

  • Fake Marriage   Chapter 8

    Ramon dengan tergesa-gesa bangkit dari duduknya dan bergegas melangkah menuju ke kamar pelanggannya. Ibu pun mengikutinya dari belakang. Dengan penuh tanya, mereka berdua menemui Bambang. Melihat Bambang sedang duduk santai sembari menikmati teh hangatnya, Ramon kemudian ikut duduk di dekatnya. Begitu pula dengan Diah, istrinya. Bambang mengawali pembicaraannya dengan senyuman. Ramon dan Diah lantas membalas senyuman itu dan mulai penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh lelaki yang kini sedang menatap wajahnya dengan begitu serius itu. Dengan pelan Bambang mulai menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke tempat itu dan alasannya mengumpulkan kedua orang tua Rachel. “Saya sebenarnya adalah utusan dari Pak Bastian, ceo dari perusahaan Ains-Soft. Tanpa saya jel

  • Fake Marriage   Chapter 7

    Setelah mendapatkan alamat yang di maksud oleh Angkasa, Ben lalu mengeluarkan handphonenya dan memotret bagian depan rumah itu. Lalu mencoba untuk menghubungi Angkasa. “Saya sudah menemuukannya tuan.” “Kalau gitu kirimkan saya alamat lengkapnya, saya akan menuju ke sana sekarang.” “Baiklah” Tuttt tuttt tuttt. Panggilan telepon telah terputus. Dengan sigap Angkasa mengambil kunci motornya dan segera berangkat mencari alamat calon tunangannya. Tidak memakan waktu lama untuk sampai ke tempat yang di tujunya itu. *** Rachel yang berada di rumahnya sedang asyik membersihkan kaca jendela bagian depan. Di sela waktu membersihkan, ia lagi lagi menggambar pangerannya, tentu saja pangeran tanpa wajah. Tawa bahagia pun terpancar di wajahnya setiap kali ia selesai menggambar dan melihat pangerannya itu. Meskipun tanpa wajah, entah mengapa ada daya tarik tersendiri yang dapat dirasakannya. “Ayolah balikkan wajahmu pan

  • Fake Marriage   Chapter 6

    Pluuusssttt ! Semburan air tepat membasahi wajah Angkasa. Rachel salah menyemburkan air ke wajah orang lain. Menyadari dirinya yang salah itu, membuat Rachel kaget dan hanya mampu terdiam kaku sambil menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Mata Rachel melotot sempurna saat menyadari kebodohannya. Dengan kesal Angkasa membasuh wajahnya yang basah oleh semburan air dari Rachel. Di tambah lagi jasnya pun yang ikut basah kuyup. Dengan wajah yang merah padam, Angkasa menatap tajam Rachel seperti hendak menerkam saja. “Tuan Muuuda!” suara yang setengah bergetar memenuhi sudut ruangan. “Aku sudah menggosok gigi kok. Gigiku sangat bersih. Lihatlah,” ucapnya sambil unjuk gigi di hadapan Angkasa. Mendengar keributan di luar, Tima Yuni dan juga Dina langsung keluar dari tempat persembunyiannya. “Rachel.” teriak Yuni dengan kaget saat melihat Angkasa yang sudah basah kuyup. “Malang sekali.” Ucap Tima lalu segera lari dan meningga

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status