Beranda / CEO / Dokter Cantik Pemilik Hati CEO / Bab 1. Pria Misterius

Share

Dokter Cantik Pemilik Hati CEO
Dokter Cantik Pemilik Hati CEO
Penulis: Agniya14

Bab 1. Pria Misterius

Penulis: Agniya14
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-22 17:51:18

"Dokter! Tolong dokter!" teriak beberapa warga di depan rumah dokter Arina. Arina Seorang perempuan cantik bergelar dokter yang bekerja di sebuah rumah sakit di salah satu desa di kota Serang. 

Arina yang sudah akan beristirahat malam keluar dari kamar menuju pintu depan setelah mendengar teriakan warga sekitar. Dia pun membuka pintu lalu terperanjat melihat pemandangan di hadapannya. 

Empat orang warga membawa seorang pria berwajah tampan. Pria itu tidak sadarkan diri dengan luka tusuk di bagian perut sebelah kiri. Tubuh pria itu bersimbah darah dan darah masih mengalir dari luka di bagian perutnya. 

"Tolong selamatkan laki-laki ini dokter," pinta salah seorang warga. 

"Dia siapa, Pak?" 

"Kami tidak kenal dengan laki-laki ini. Dia tergeletak di pinggir jalan, kami menemukannya tadi pas pulang dari pengajian di rumah Pak Ahmad. Kami langsung bawa laki-laki ini ke sini, ke rumah dokter." 

Arina merasa agak takut membantu pria itu. Bagaimana jika pria itu adalah orang jahat, pikir Arina, tetapi bagaimana jika dia adalah seorang korban? Arina mengalami pergulatan batin melihat kondisi pria itu. 

"Dok, jangan diem aja." 

Ucapan warga itu membuyarkan pikiran Arina. Sebagai seorang dokter yang sudah disumpah, dia harus menolong pria itu tanpa tahu latar belakang dari pria itu. Sesaat kemudian dia merasa kasihan padanya. 

"Oh ya, tolong bawa ke mobil saya, Pak, saya ambil kunci mobilnya dulu." 

Masih mengenakan piyama tidur, Arina bergegas mengambil kunci mobil miliknya di kamar dan menyambar jaket di gantungan untuk menutupi piyama bagian atasnya. 

Arina membuka kunci mobil. Tubuh pria berwajah tampan itu dibawa masuk ke mobil, Arina meminta dua orang untuk menemaninya, sedangkan dua lainnya pulang ke rumahnya. 

Perjalanan ke rumah sakit tidak terlalu jauh, hanya lima belas menit saja dari rumah almarhum neneknya. Arina memberhentikan mobilnya di depan UGD. Perawat rumah sakit membantu membawa pria tampan itu masuk ke ruangan UGD. Arina meminta dua orang yang membantunya tadi pulang, setelahnya dia ambil alih. 

"Tolong siapkan ruang operasi dan darah tiga labu, segera, ya!" perintah Arina pada perawat di ruang UGD. 

"Baik, Dok." 

Dengan gerak cepat perawat melakukan perintah Arina. Dokter cantik itu berganti pakaian. Dari piyama dengan pakaian khas dokter untuk melakukan operasi. 

Setelah semua siap, Arina siap melakukan operasi untuk menghentikan pendarahan di bekas luka tusukan di perut pria itu. Arina melakukannya operasi ini dengan baik. Dia melupakan sesaat latar belakang pria itu. Operasi pun berjalan dengan lancar. 

Selesai operasi Arina meminta perawat memindahkan pria itu ke ruang ICU dan meminta agar pria itu terus diobservasi dan terus diberikan transfusi darah. 

Arina kembali ke ruang ganti, memakai kembali piyamanya yang tadi. Kemudian dia pamit pulang ke rumah. Di jalan menuju mobil Arina ingat harus membersihkan sisa darah yang menempel di jok belakang mobil. Sampai di mobil dia segera mengambil tisu basah yang dia simpan di mobil lalu membersihkan sisa darah yang menempel di jok tempat pria itu tadi dibawa. Selesai membersihkan semuanya Arina kembali ke rumahnya dan memanfaatkan sisa waktu untuk istirahat sebelum jadwal pagi jam dia bekerja. 

Sebagai dokter bedah umum, Arina sudah terbiasa jika harus melakukan operasi darurat pada malam hari. Sejak dia bekerja di rumah sakit milik papanya. 

Arina memutuskan pindah ke desa itu sejak dia memergoki Nanda--sang kekasih yang tengah berselingkuh dengan Dina--sahabatnya di sebuah apartemen milik Nanda. Pada hari itu Arina yang sudah tahu password di pintu unit apartemen milik Nanda datang membawa kue pada malam hari setelah pulang dari rumah sakit. 

Hari itu adalah anniversary ketiga tahun mereka sudah berpacaran. Maksud hati ingin memberikan kejutan, tetapi Arina yang mendapat kejutan dengan melihat sang kekasih dan sahabatnya tengah bergumul panas di ranjang milik Nanda. 

Tangis Arina pecah dan kue yang dia pegang jatuh ke lantai lalu hancur seperti hatinya yang hancur melihat pengkhianatan kekasih dan sahabatnya. Nanda dan Dina yang melihat kedatangan Arina dengan cepat menyambar pakaian mereka yang berserakan di lantai dan memakainya dengan cepat juga. This was 

"Tega banget kamu sama aku, Mas," ucap Arina pada Nanda sambil menangis. 

Dada perempuan itu tidak hanya sesak, tetapi juga bergemuruh karena amarahnya. 

"Kamu sih enggak pernah mau aku ajak tidur bareng dengan alasan ingin melakukannya setelah menikah. Aku ini laki-laki, Rin, mana tahan jika terus-terusan sama kamu tapi selalu dicuekin." Nanda bukannya meminta maaf malah menyalahkan Arina yang terlalu kolot pemikirannya. 

"Oh jadi itu alasan kamu selingkuh dengan sahabat aku sendiri? Karena dia mau memberikan yang Mas minta? Dasar laki-laki brengsek! Kamu juga Din, perempuan murahan!" 

Saat arina mendekat dan akan melampiaskan kemarahannya dengan melayangkan sebuah tamparan di pipi Nanda, pria itu menangkap tangan Arina dan mendorongnya sampai terjatuh di lantai. 

Hati Arina terasa semakin sakit bagai ditusuk sembilu dengan perlakuan kasar Nanda padanya, pria itu belum pernah semarah itu pada Arina. Dengan membawa perasaan yang campur aduk Arina bangkit. "Mulai hari ini kita putus! Dan rencana pernikahan kita batal!" Arina tinggalkan apartemen itu. 

Untuknya rencana pernikahannya dengan Nanda masih tiga bulan lagi, sehingga dia masih bisa membatalkan tempat acara. Undangan pun belum selesai dicetak. Kabar pernikahan mereka belum tersebar luas. 

Sejak kejadian itu, Arina meminta izin pada papanya untuk menenangkan diri ke sebuah desa tempat kelahiran neneknya. Dia berjanji akan kembali bertugas di rumah sakit papanya setelah keadaannya membaik. Di desa itu Arina tinggal sendiri dan bekerja di salah satu rumah sakit di sana. 

Besok paginya Arina bangun subuh. Setelah salat subuh, Arina berganti pakaian olahraga untuk melakukan kebiasaan nya lari pagi sebelum beraktivitas di rumah sakit. 

Selesai olahraga, Arina pulang ke rumah untuk menyiapkan sarapan. Kemudian dia mandi, berpakaian rapi dan sarapan. Kemudian dia berangkat ke rumah sakit sebelum jam delapan pagi dengan mengendarai mobil. 

Sampai di rumah sakit, Arina meletakkan tasnya di ruangan lalu menuju ruangan ICU untuk memeriksa pasien dadakannya tadi malam. Sampai saat itu dia belum tahu siapa nama pria itu karena memang pria itu masih belum sadarkan diri. 

"Ada perkembangan apa pagi ini?" tanya Arina di dekat brankar pria tampan yang masih belum sadarkan diri itu. 

Tiba-tiba Arina mendengar teriakan pria itu, "Jangan bunuh saya!" 

Bab terkait

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 2. Nikahkan Mereka Sekarang!

    Arina mengerutkan dahi saat melihat pria tampan yang dia tolong itu tiba-tiba berteriak. Pasti ada sesuatu yang terjadi pada pria itu, pikirnya. Arina menjadi penasaran dan ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada pria itu. Dia harus tahu tentang itu semua agar bisa membantu pria itu ke depannya. Arina sudah berhasil menyingkirkan perasaan takutnya pada pria itu dan berpikir jika pria itu ada korban dari sebuah rencana pembunuhan. "Semua bagus kok, Dok, tinggal tunggu pasiennya siuman aja," jawab perawat pada Arina. "Ok, kalau dia siuman segera telepon saya, ya." Arina memeriksa angka-angka yang tertera pada alat yang tersambung pada tubuh pria yang dia belum tahu namanya itu. Mulai dari tekanan darah dan lainnya serta memeriksa cairan infusnya. "Oh ya, transfusi darahnya sudah selesai?" Arina baru ingat karena di lengan pria itu hanya tersambung selang infus saja. "Sudah semua kok, Dok." "Ok. Makasih ya, saya balik ke ruangan dulu. Nanti saya ke sini lagi." Arina pun kelua

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 3. Nikah Dadakan

    Arina berusaha menenangkan keriuhan para warga, dia ingin mengajak mereka bicara baik-baik tidak dengan emosi seperti sekarang."Bapak-bapak apa kita bisa bicara baik-baik, apa ada perwakilan yang mau ngomong sama saya sekaligus cari jalan keluar?" Arina sadar saat ini posisinya memang salah. Mengajak Yudhi tinggal berdua saja di rumah itu. Para warga khawatir mereka melakukan sesuatu yang tidak pantas di sana karena hanya berdua saja, akan ada orang ketiga yaitu syaithan yang bisa mempengaruhi keduanya. Salah seorang dari warga maju mendekat pada Arina, perwakilan RT di sana. Pria itu terlihat menarik napas panjang sebelum bicara. "Kami semua di sini tahu Mbak Arina tinggal berdua saja dengan Mas-nya ini, siapa namanya ya?" "Yudhi." "Iya, Mas yudhi, apa enggak sebaiknya jangan tinggal berdua saja Mbak?" "Saya tahu itu, Pak, sebelum saya bawa Mas Yudhi ke rumah ini, saya sudah minta dia pulang ke rumahnya tadi dia menolak, terus saya minta temen lain buat nampung dia enggak ada

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 4. Papa Minta Cucu

    Setelah semua warga pulang ke rumah masing-masing, baik Arina dan Yudhi masuk ke kamar masing-masing. Malam itu mereka sama-sama tidak bisa tidur. Sibuk dengan pikirannya masing-masing. Yudhi masih tidak menyangka setelah dibuang ke tempat itu, dia berakhir menikah dengan seorang dokter cantik yang secara fisik menarik dan pasti membuat pria yang melihatnya akan tertarik. Namun, sejak dia berada di sana, Yudhi menyadari sesuatu, nyawanya sedang berada dalam bahaya. Dia menjadi khawatir akan berdampak pada Arina. Takut perempuan itu menjadi incaran juga. Setelah menjadi istrinya dia telah menarik perempuan itu berada dalam bahaya juga. Malam itu terus memikirkan cara untuk menjaga Arina dari incaran orang yang akan membahayakan. Sementara Arina memikirkan hal lain. Setelah menikah apa yang harus dia lakukan pada Yudhi selain merawat lukanya. Apakah dia harus menjadi istri yang sebenarnya untuk pria itu. Apakah dia harus melayani suaminya dengan baik? Kalau hanya mengurus dengan baik

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 5. Malu

    "Cucu apa sih, Pa?" protes Arina pada papanya dengan wajah memerah. Perempuan itu belum memikirkan sampai sana. Perkara nafkah lahir batin aja dia belum kepikiran. "Rin, Papa sama mama itu nikah anaknya cuma dua, kamu sama kakakmu aja, kakakmu udah nikah, kamu kan udah nikah juga, tapi sebelum nikah kamu udah kabur duluan ke sini, jadi rumah itu sepi enggak ada kalian. Kalau Papa minta cucu tiga kalian enggak keberatan, kan?"Arina melotot pada papanya, pembahasan soal cucu ini entah mengapa membuatnya merasa kesal. Dia tidak berani menatap Yudhi, takut pria itu merasa senang dan ikut menuntut dirinya soal cucu yang diinginkan papanya. "Ya, Pa, nikah aja baru, kok udah mikirin cucu segala sih?" "Kamu sama suamimu umurnya enggak muda lagi, jadi sudah seharusnya direncanakan dari sekarang, Sayang, kapan punya anak pertama, kedua dan seterusnya. Iya enggak Nak Yudhi? Kalau Nak Yudhi sendiri rencana mau punya anak berapa?" Baskara beralih pada Yudhi. "Berapa aja dikasih rezeki sama Al

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 6. Rencana Pulang

    Yudhi melompat setelah mendengar ucapan Arya. Jantungnya berdebar lebih kencang seperti seseorang yang baru saja melakukan kesalahan. Begitu juga dengan Arina. Dia mengatur napas untuk menetralisir debaran jantungnya. "Eh, Papa, iya nih mau ngajak Arina masuk kamar, malah jatuh karena dia narik tangan saya terlalu keras." Apa yang dikatakan Yudhi ada benarnya. Arya tidak akan marah karena memang anaknya dan Yudhi menikah dengan cara yang benar hanya saja memang belum didaftarkan secara negara saja. Mereka sudah halal melakukan apa pun. Arya pun tidak bisa melarang anaknya, bahkan dia seolah ikhlas jika Arina cepat mendapat momongan. "Udah sana pindah ke kamar, Rin!" Arina bangkit dari sofa lalu berjalan lebih dulu ke kamar Yudhi karena sedang malas berurusan dengan papanya. Yudhi pamit pada Arya menyusul Arina ke kamar sementara Arya menuju kamar mandi lalu kembali ke kamarnya. Di kamar Yudhi, Arina duduk di tepi ranjang masih terbayang kejadian di sofa tadi. Tiba-tiba darahnya b

Bab terbaru

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 6. Rencana Pulang

    Yudhi melompat setelah mendengar ucapan Arya. Jantungnya berdebar lebih kencang seperti seseorang yang baru saja melakukan kesalahan. Begitu juga dengan Arina. Dia mengatur napas untuk menetralisir debaran jantungnya. "Eh, Papa, iya nih mau ngajak Arina masuk kamar, malah jatuh karena dia narik tangan saya terlalu keras." Apa yang dikatakan Yudhi ada benarnya. Arya tidak akan marah karena memang anaknya dan Yudhi menikah dengan cara yang benar hanya saja memang belum didaftarkan secara negara saja. Mereka sudah halal melakukan apa pun. Arya pun tidak bisa melarang anaknya, bahkan dia seolah ikhlas jika Arina cepat mendapat momongan. "Udah sana pindah ke kamar, Rin!" Arina bangkit dari sofa lalu berjalan lebih dulu ke kamar Yudhi karena sedang malas berurusan dengan papanya. Yudhi pamit pada Arya menyusul Arina ke kamar sementara Arya menuju kamar mandi lalu kembali ke kamarnya. Di kamar Yudhi, Arina duduk di tepi ranjang masih terbayang kejadian di sofa tadi. Tiba-tiba darahnya b

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 5. Malu

    "Cucu apa sih, Pa?" protes Arina pada papanya dengan wajah memerah. Perempuan itu belum memikirkan sampai sana. Perkara nafkah lahir batin aja dia belum kepikiran. "Rin, Papa sama mama itu nikah anaknya cuma dua, kamu sama kakakmu aja, kakakmu udah nikah, kamu kan udah nikah juga, tapi sebelum nikah kamu udah kabur duluan ke sini, jadi rumah itu sepi enggak ada kalian. Kalau Papa minta cucu tiga kalian enggak keberatan, kan?"Arina melotot pada papanya, pembahasan soal cucu ini entah mengapa membuatnya merasa kesal. Dia tidak berani menatap Yudhi, takut pria itu merasa senang dan ikut menuntut dirinya soal cucu yang diinginkan papanya. "Ya, Pa, nikah aja baru, kok udah mikirin cucu segala sih?" "Kamu sama suamimu umurnya enggak muda lagi, jadi sudah seharusnya direncanakan dari sekarang, Sayang, kapan punya anak pertama, kedua dan seterusnya. Iya enggak Nak Yudhi? Kalau Nak Yudhi sendiri rencana mau punya anak berapa?" Baskara beralih pada Yudhi. "Berapa aja dikasih rezeki sama Al

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 4. Papa Minta Cucu

    Setelah semua warga pulang ke rumah masing-masing, baik Arina dan Yudhi masuk ke kamar masing-masing. Malam itu mereka sama-sama tidak bisa tidur. Sibuk dengan pikirannya masing-masing. Yudhi masih tidak menyangka setelah dibuang ke tempat itu, dia berakhir menikah dengan seorang dokter cantik yang secara fisik menarik dan pasti membuat pria yang melihatnya akan tertarik. Namun, sejak dia berada di sana, Yudhi menyadari sesuatu, nyawanya sedang berada dalam bahaya. Dia menjadi khawatir akan berdampak pada Arina. Takut perempuan itu menjadi incaran juga. Setelah menjadi istrinya dia telah menarik perempuan itu berada dalam bahaya juga. Malam itu terus memikirkan cara untuk menjaga Arina dari incaran orang yang akan membahayakan. Sementara Arina memikirkan hal lain. Setelah menikah apa yang harus dia lakukan pada Yudhi selain merawat lukanya. Apakah dia harus menjadi istri yang sebenarnya untuk pria itu. Apakah dia harus melayani suaminya dengan baik? Kalau hanya mengurus dengan baik

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 3. Nikah Dadakan

    Arina berusaha menenangkan keriuhan para warga, dia ingin mengajak mereka bicara baik-baik tidak dengan emosi seperti sekarang."Bapak-bapak apa kita bisa bicara baik-baik, apa ada perwakilan yang mau ngomong sama saya sekaligus cari jalan keluar?" Arina sadar saat ini posisinya memang salah. Mengajak Yudhi tinggal berdua saja di rumah itu. Para warga khawatir mereka melakukan sesuatu yang tidak pantas di sana karena hanya berdua saja, akan ada orang ketiga yaitu syaithan yang bisa mempengaruhi keduanya. Salah seorang dari warga maju mendekat pada Arina, perwakilan RT di sana. Pria itu terlihat menarik napas panjang sebelum bicara. "Kami semua di sini tahu Mbak Arina tinggal berdua saja dengan Mas-nya ini, siapa namanya ya?" "Yudhi." "Iya, Mas yudhi, apa enggak sebaiknya jangan tinggal berdua saja Mbak?" "Saya tahu itu, Pak, sebelum saya bawa Mas Yudhi ke rumah ini, saya sudah minta dia pulang ke rumahnya tadi dia menolak, terus saya minta temen lain buat nampung dia enggak ada

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 2. Nikahkan Mereka Sekarang!

    Arina mengerutkan dahi saat melihat pria tampan yang dia tolong itu tiba-tiba berteriak. Pasti ada sesuatu yang terjadi pada pria itu, pikirnya. Arina menjadi penasaran dan ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada pria itu. Dia harus tahu tentang itu semua agar bisa membantu pria itu ke depannya. Arina sudah berhasil menyingkirkan perasaan takutnya pada pria itu dan berpikir jika pria itu ada korban dari sebuah rencana pembunuhan. "Semua bagus kok, Dok, tinggal tunggu pasiennya siuman aja," jawab perawat pada Arina. "Ok, kalau dia siuman segera telepon saya, ya." Arina memeriksa angka-angka yang tertera pada alat yang tersambung pada tubuh pria yang dia belum tahu namanya itu. Mulai dari tekanan darah dan lainnya serta memeriksa cairan infusnya. "Oh ya, transfusi darahnya sudah selesai?" Arina baru ingat karena di lengan pria itu hanya tersambung selang infus saja. "Sudah semua kok, Dok." "Ok. Makasih ya, saya balik ke ruangan dulu. Nanti saya ke sini lagi." Arina pun kelua

  • Dokter Cantik Pemilik Hati CEO    Bab 1. Pria Misterius

    "Dokter! Tolong dokter!" teriak beberapa warga di depan rumah dokter Arina. Arina Seorang perempuan cantik bergelar dokter yang bekerja di sebuah rumah sakit di salah satu desa di kota Serang. Arina yang sudah akan beristirahat malam keluar dari kamar menuju pintu depan setelah mendengar teriakan warga sekitar. Dia pun membuka pintu lalu terperanjat melihat pemandangan di hadapannya. Empat orang warga membawa seorang pria berwajah tampan. Pria itu tidak sadarkan diri dengan luka tusuk di bagian perut sebelah kiri. Tubuh pria itu bersimbah darah dan darah masih mengalir dari luka di bagian perutnya. "Tolong selamatkan laki-laki ini dokter," pinta salah seorang warga. "Dia siapa, Pak?" "Kami tidak kenal dengan laki-laki ini. Dia tergeletak di pinggir jalan, kami menemukannya tadi pas pulang dari pengajian di rumah Pak Ahmad. Kami langsung bawa laki-laki ini ke sini, ke rumah dokter." Arina merasa agak takut membantu pria itu. Bagaimana jika pria itu adalah orang jahat, pikir Arina

DMCA.com Protection Status