Qiana Anuradha Widjaya harus rela menikah dengan Farrel Galang Pratama mantan sekaligus cinta pertamanya. Mereka dijodohkan oleh orangtuanya. Tidak bisa dipungkiri sebenarnya mereka saling menyimpan rasa, tetapi gengsi untuk mengungkapkannya. Akankah pernikahannya menjadi keberuntungan bagi keduanya atau malah menjadi boomerang karena kisah masa lalunya?
Lihat lebih banyakDi pagi hari tepatnya dihari Senin, dimana para pelajar akan berangkat lebih cepat dari biasanya karena akan mengadakan upacara pagi yang paling membosankan apalagi dilaksanakan disaat cuaca panas.
Sebagian besar siswa SMA Merah Putih merasa gerah dan ingin cepat-cepat menyelesaikan upacaranya dan pergi dari lapangan.
"Eh Qia ke UKS yuk, wajah lu pucat banget loh," ajak Putri teman sekaligus sahabat kecilnya Qiana.
"Gak usah, gue gak papa," tolak Qiana, padahal kepalanya sangat pusing karena belum sarapan ditambah dengan cuaca yang sangat panas.
"Tapi...." Belum sempat Putri melanjutkan ucapannya Qiana hilang keseimbangan dan akhirnya Ia pingsan.
Qiana pun dibawa ke UKS oleh anak PMR di ikuti oleh Putri dibelakangnya. Sesampainya di UKS Putri panik melihat Qiana yang masih setia memejamkan matanya.
"Qiana bangun dong, jangan bikin gue khawatir," ujar Putri panik, sesekali ia mengoleskan minyak kayu putih di hidung dan kepala Qiana.
Setelah beberapa menit kemudian Qiana akhirnya bangun, Ia bingung melihat Putri yang sedang menangis.
"Lu kenapa Put?" tanya Qiana bingung.
"Alhamdulillah lu udah bangun Qia, gue khawatir tau gak," ujar Putri senang.
"Gak usah lebay, gue cuma pingsan karena kecapekan," ujar Qiana.
"Hehehe iya juga sih."
Tiba-tiba Rania dan Kanaya datang ke ruang UKS membawakan sepiring nasi goreng dan air mineral.
"Sorry ya kita baru datang, soalnya tadi kita jadi petugas upacara," ujar Rania merasa bersalah.
"Nih kita bawain nasi goreng untuk Qia, dimakan ya," ujar Kanaya.
Qiana pun memakan nasi goreng yang dibawa oleh Rania dan Kanaya dengan lahap.
Selesai makan bel masuk pun berbunyi, semua murid masuk ke kelas masing-masing termasuk Qiana dan sahabatnya.
"Yuk ke kelas," ajak Qiana.
"Gue dengar ada anak baru loh, yang masuk di kelas XI," ujar Rania.
"seriusan Ran?" Tanya Kanaya.
"Iya duarius malahan," jawab Rania.
"Yang gue dengar anak barunya itu cowok," lanjutnya.
"Semoga aja tuh anak baru masuk ke kelas kita," ujar Kanaya.
"Gue yakin Ia pasti ganteng." Dia membayangkan wajah anak baru tersebut.
Disepanjang perjalanan menuju kelas Rania dan Kanaya selalu saja mengobrol tentang anak baru tersebut. Qiana dan Putri hanya mendengarkan tanpa berminat untuk ikut bergabung dengan obrolan mereka.
Sesampainya dikelas mereka duduk di tempat masing-masing, Qiana duduk dengan Putri sedangkan Rania duduk dengan Kanaya.
Beberapa menit kemudian datang wali kelas dengan seorang cowok yang sedang heboh dibicarakan oleh siswi SMA Merah Putih yakni anak baru.
"Assalamualaikum anak-anak," salam Bu Yanti selaku wali kelas beserta guru mata pelajaran bahasa Indonesia.
"Waalaikumsalam Bu," jawab para murid serentak.
"Baiklah hari ini kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan diri kamu," ujar Bu Yanti kepada murid baru.
"Perkenalkan nama saya Farrel Galang Pratama saya pindahan dari SMA Nusa Bangsa Jakarta, semoga bisa berteman dengan baik," intro Farrel.
"Qia lu lihat deh tu sih Farrel mantan lu kan?" Tanya Putri kepada Qiana.
Qiana yang tidak memperhatikan langsung melihat kedepan dimana sih anak baru tersebut berdiri.
"Iya itu Farrel mantan gue," ujar Qiana.
"Bisa gagal move-on lu, kalau setiap hari ketemu Farrel," ledek Putri sembari tertawa.
"Bisa-bisa gagal move-on gue," gumam Qiana.
"Baik Farrel silahkan kamu duduk di kursi kosong belakang Qiana," ujar Bu Yanti.
Mata keduanya saling bertemu dan bertatapan beberapa saat, lalu Qiana langsung memandang kearah lain.
Farrel langsung duduk di kursinya, Ia memandang ke depan tepatnya ke kursi Qiana.
'Padahal gue kesini biar bisa melupakan Qia, ternyata sekarang ketemu lagi bahkan satu kelas dengannya' batin Farrel
Qiana maupun Farrel tidak mendengarkan penjelasan yang Bu Yanti berikan, walaupun mereka memandang ke depan tetapi pikirannya melayang entah kemana.
Beberapa jam kemudian bel istirahat pun berbunyi, seluruh murid berhamburan ke kantin untuk mengisi perutnya yang kosong.
"Kantin yuk lapar nih gue," ujar Kanaya sambil memegang perutnya.
"Iya cacing diperut gue udah meronta-ronta ingin dikasih makan," ujar Rania.
"Ayok gue juga lapar nih," ujar Putri segera berdiri dari duduknya.
Disisi lain seseorang sedang memperhatikan interaksi diantara mereka.
"Kenalin gue Rendy," ujar Rendy sambil mengulurkan tangannya
"Gue Farrel," ujar Farrel lalu menerima uluran tangan Rendy.
"Kenalin gue Kevin."
"Farrel."
"Andre," ujar Andre selaku ketua kelas XI IPA 2.
"Farrel."
"Semoga kita bisa berteman dengan baik," lanjutnya.
"Kantin yuk, Lu pasti lapar kan," ajak Rendy.
"Hm ayo."
Mereka berjalan menuju kantin, di sepanjang perjalanan banyak yang pasang mata melihat mereka apalagi melihat Farrel yang anak baru disekolah.
Mereka sangat populer disekolah, mereka juga siswa berprestasi dan juga ramah kepada semua.
Qiana dan Farrel merasa lega karena para sahabat mereka sangat mendukung hubungan mereka walaupun para sahabatnya belum tahu Farrel ialah lelaki masa lalu Qiana.Mereka tidak lagi takut memperlihatkan kemesraan mereka didepan para murid SMA Merah Putih."Udah berani mesra-mesraan disekolah," ujar Putri mendekati mereka."Iya dong, mulai sekarang kita resmi pacaran," ujar Farrel."Iya deh yang pacaran setelah menikah," bisik Putri, ia takut kalau ada yang dengar."Iri bilang kawan," ujar Qiana tertawa bahagia melihat wajah sahabatnya berubah masam."Kalian tuh ya makin hari makin menyebalkan, tapi gue keingat persahabatan kita dimasa lalu.""Hust ga usah bahas masalah itu disini takutnya ada yang dengar dan lu harus ingat mereka belum mengetahui tentang masa lalu kita bertiga," ujar Qiana memperingati."Iya Qia. Masuk yuk." Mereka bertiga berjalan beriringan menuju kelas.Dikelas sudah ada Angel yang duduk di samping kursi Farrel, bibirnya mengulas senyuman manis yang bisa membuat siap
Bel pulang berbunyi, para siswa dan siswi SMA Merah Putih berlarian keparkiran untuk pulang kerumah masing-masing setelah setengah hari berada disekolah yang menguras otak mereka."Nanti malam kalian ada kegiatan ga?" tanya Qiana kepada para sahabatnya."Gue sih ga ada, rencananya sih malam ini gue mau nginap dirumah lo karena orang tua gue lagi di Bandung," ujar Kanaya."Ooh ya udah. Nanti malam kalian ke rumah ya, nanti alamatnya gue sharelok. Ada sesuatu yang ingin gue kasih tahu kepada kalian.""Tentang apa? Lo sembunyikan sesuatu dari kita?" tanya Brian penasaran."Nanti malam kalian akan tahu.""Ya udah sampai ketemu nanti malam." Qiana pergi meninggalkan para sahabatnya yang penasaran."Eh Put, lo kan sahabat terdekatnya Qiana, apa lo tahu sesuatu tentang hal yang ingin dibicarakan oleh Qiana?" Mereka sangat penasaran."Kalau kalian ingin tahu jawabannya, nanti malam kalian harus datang kealamat yang di berikan oleh Qiana," ujar Putri.Farrel, Qiana dan Putri sampai ke kerumah F
"Kita lihat kalian makin lengket aja nih, kemana-mana selalu berdua." Para sahabat mereka memergoki Farrel dan Qiana sedang berduaan dikantin."Kita lapar dari pagi belum sarapan makanya begitu bel istirahat berbunyi kita bergegas ke kantin," jelas Qiana."Makanya sebelum berangkat sekolah sarapan dulu," ujar Putri."Karena sahabat lu nih bangunnya kesiangan." Farrel refleks dan memandang Qiana takut.Qiana kaget mendengar ucapan Farrel, Ia menginjak kaki Farrel."Maksud lu gimana? Qiana? Kalian menyembunyikan sesuatu dari kita?" tanya mereka curiga."Aduh perut gue sakit banget." Qiana memegang perutnya, Ia terpaksa berbohong."Eh lu kenapa? Ayo ke UKS." Mereka panik melihat Qiana yang kesakitan, Farrel menggendong Qiana menuju UKS dan diikuti oleh para sahabatnya.Sesampainya di UKS, Qiana diperiksa oleh siswi yang sedang berjaga di UKS."Bagaimana keadaannya?" tanya Farrel kepada siswi yang bernametag Sisil.Qiana mengedipkan matanya kepada Sisil, "magnya kambuh karena telat makan,
"Kita lihat kalian makin lengket aja nih, kemana-mana selalu berdua." Para sahabat mereka memergoki Farrel dan Qiana sedang berduaan dikantin."Kita lapar dari pagi belum sarapan makanya begitu bel istirahat berbunyi kita bergegas ke kantin," jelas Qiana."Makanya sebelum berangkat sekolah sarapan dulu," ujar Putri."Karena sahabat lu nih bangunnya kesiangan." Farrel refleks dan memandang Qiana takut.Qiana kaget mendengar ucapan Farrel, Ia menginjak kaki Farrel."Maksud lu gimana? Qiana? Kalian menyembunyikan sesuatu dari kita? tanya mereka curiga."Aduh perut gue sakit banget." Qiana memegang perutnya, Ia terpaksa berbohong."Eh lu kenapa? Ayo ke UKS." Mereka panik melihat Qiana yang kesakitan, Farrel menggendong Qiana menuju UKS dan diikuti oleh para sahabatnya.Sesampainya di UKS, Qiana diperiksa oleh siswi yang sedang berjaga di UKS."Bagaimana keadaannya?" tanya Farrel kepada siswi yang bernametag Sisil.Qiana mengedipkan matanya kepada Sisil, "magnya kambuh karena telat makan, t
Qiana terbangun, Ia mengucek matanya dan terdiam sejenak mengumpulkan nyawanya, Ia kaget melihat jam sudah menunjukkan pukul 07:15."Bangun Farrel, kita udah telat ke sekolah." Setelah membangunkan Farrel."Kamu mau kemana?" Farrel heran melihat Qiana yang sudah rapi dengan seragam sekolah.Farrel menahan tawa, "lihat diluar masih gelap, baru pukul 12:30 lagian besok hari Minggu.""Padahal tadi aku lihat udah pukul 07:15 dan aku lupa besok hari Minggu." Qiana menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Ya udah kamu ganti dulu gih pakaian kamu terus kembali tidur."Setelah mengganti seragam Qiana kembali berbaring di samping Farrel, "tapi aku udah ga ngantuk kalau kamu masih mau tidur, ga papa tidur aja."Farrel tidak tega membiarkan Qiana terbangun seorang diri, Ia berusaha tidak tidur walaupun Ia masih ngantuk."Maafkan aku, aku ga akan bahas masalah itu lagi, jangan diamkan aku seperti ini aku ga sanggup, aku sangat takut kehilanganmu." Farrel menatap Qiana dalam."Hm iya aku juga minta
"Sampai kapan kita sembunyikan tentang pernikahan ini?" tanya Farrel lirih."Kamu ingin memberitahukan kepada mereka semua kalau kita udah nikah? Dari awal kita setuju untuk menyembunyikannya dari mereka, sekarang kenapa kamu ingin kasih tahu semuanya?" "Bukan gitu Qia, aku capek pura-pura didepan mereka, aku ga mau lihat kamu di dekati oleh lelaki lain apalagi Andrian." "Aku cemburu Qia, aku ga mau lelaki lain mendekati kamu, tapi aku ga bisa berbuat apa-apa karena di hadapan mereka kita hanya sebatas sahabat.""Maaf aku belum siap Farrel, aku belum siap mereka tahu hubungan kita, aku takut semuanya terbongkar, aku takut mereka tahu kamu masa lalu aku orang yang sudah meninggalkan aku begitu saja, aku takut mereka kecewa sama kita, aku belum siap mereka pergi menjauh dari hidup aku." "Jujur sebenarnya aku juga bingung berada diposisi ini, aku ingin mereka tahu tentang hubungan kita tapi aku belum siap melihat mereka kecewa.""Untuk sekarang biarlah seperti ini dulu, kita tunggu wa
Seperti biasa Farrel menurunkan Qiana di halte dekat sekolah, "ingat jangan pernah terima ajakan Andrian untuk berangkat bareng.""Hm iya." Setelah melihat situasi sudah aman, Qiana turun dari dalam mobil Farrel dan berjalan menuju gerbang sekolah."Morning cantik, apa kabar? Gue dengar lu kemaren ga sekolah karena sakit, sekarang gimana keadaan lu udah sembuh?" Andrian menghampiri Qiana di parkiran sekolah."Gue udah ga papa."Farrel yang melihat itu merasa emosi tetapi ia berusaha terlihat tenang, ia berjalan mendekati Qiana lalu sengaja mendorong Andrian sehingga terjatuh."Kalau jalan pake mata dong," emosi Andrian."Sorry gue ga lihat ada orang," ujar Farrel."Masih pagi ga usah berantem." Qiana menarik tangan Farrel agar menjauh dari Andrian."Kamu sih ngapain sama dia, aku kan udah bilang jangan pernah berurusan dengan Andrian.""Masih pagi ga usah bikin mood gue hancur." Qiana meninggalkan Farrel.Sesampainya di depan pintu, Qiana menghembuskan nafas untuk mengontrol emosinya.
Matahari sudah terbenam digantikan oleh cahaya bulan dan bintang. Farrel sangat khawatir karena Qiana belum juga pulang."Hallo, lu lihat Qiana ?" Farrel menelpon Putri menanyakan keberadaan Qiana.["Gue ga tahu, gue belum lihat Qia semenjak ia bolos tadi, emangnya sampai sekarang Qia belum pulang?"] Putri khawatir."Belum, gue udah nelpon orang tuanya tapi Qia ga ada disana, gue juga udah nelpon orang tua gue dan sama aja Qia juga ga ada disana."["Kirim alamat lu nanti kita cari Qia sama-sama, jangan sampai lu pergi sendirian."] Farrel memutuskan sambungan telepon secara sepihak.Putri bergegas ke alamat yang sudah dikirimkan oleh Farrel."Gue takut terjadi sesuatu dengan Qia," ujar Farrel lemah."Lu sih pake acara berantem dengan Andrian, udah tahu mood Qiana dari pagi udah buruk.""Sorry, Andrian duluan yang cari masalah dengan gue."Mereka kaget melihat seseorang yang baru saja masuk."Ya ampun lu kenapa bisa seperti ini." Mereka kaget melihat Qia seperti orang linglung dan terci
Seperti biasa Farrel menurunkan Qiana di halte yang tidak jauh dari sekolah."Eh Qia, ayo bareng gue." Andrian ketua OSIS sekaligus cowok terpopuler disekolah walaupun sekarang Farrel juga populer. Ia sudah lama memendam perasaannya kepada Qiana."Ga usah kak lagian udah dekat kok." Qiana berlari menuju gerbang."Siapa orang yang ngobrol dengan lu tadi?" Farrel ikut gabung dengan yang lainnya."Dia itu Andrian ketua OSIS, ia terkenal dingin dan ga mau berhubungan dengan perempuan kecuali dengan Mamanya dan Qiana. Ia sangat mencintai Qiana tapi Qiana ga pernah membalas perasaan Andrian," jelas Kanaya."Kenapa? Dilihat-lihat Andrian ganteng loh," tanya Farrel heran."Karena Qiana trauma dengan masa lalunya dan ga mau membuka hati untuk orang baru." Putri menatap Farrel tajam."Dia hanya terobsesi dengan gue dan gue malas berurusan dengan para fans fanatiknya." Qiana meninggalkan para sahabatnya, sekarang moodnya sangat buruk."Eh tumben lu dian? Lu habis kalah main lotre ya?" tanya Geri
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen