"Kita lihat kalian makin lengket aja nih, kemana-mana selalu berdua." Para sahabat mereka memergoki Farrel dan Qiana sedang berduaan dikantin."Kita lapar dari pagi belum sarapan makanya begitu bel istirahat berbunyi kita bergegas ke kantin," jelas Qiana."Makanya sebelum berangkat sekolah sarapan dulu," ujar Putri."Karena sahabat lu nih bangunnya kesiangan." Farrel refleks dan memandang Qiana takut.Qiana kaget mendengar ucapan Farrel, Ia menginjak kaki Farrel."Maksud lu gimana? Qiana? Kalian menyembunyikan sesuatu dari kita?" tanya mereka curiga."Aduh perut gue sakit banget." Qiana memegang perutnya, Ia terpaksa berbohong."Eh lu kenapa? Ayo ke UKS." Mereka panik melihat Qiana yang kesakitan, Farrel menggendong Qiana menuju UKS dan diikuti oleh para sahabatnya.Sesampainya di UKS, Qiana diperiksa oleh siswi yang sedang berjaga di UKS."Bagaimana keadaannya?" tanya Farrel kepada siswi yang bernametag Sisil.Qiana mengedipkan matanya kepada Sisil, "magnya kambuh karena telat makan,
Bel pulang berbunyi, para siswa dan siswi SMA Merah Putih berlarian keparkiran untuk pulang kerumah masing-masing setelah setengah hari berada disekolah yang menguras otak mereka."Nanti malam kalian ada kegiatan ga?" tanya Qiana kepada para sahabatnya."Gue sih ga ada, rencananya sih malam ini gue mau nginap dirumah lo karena orang tua gue lagi di Bandung," ujar Kanaya."Ooh ya udah. Nanti malam kalian ke rumah ya, nanti alamatnya gue sharelok. Ada sesuatu yang ingin gue kasih tahu kepada kalian.""Tentang apa? Lo sembunyikan sesuatu dari kita?" tanya Brian penasaran."Nanti malam kalian akan tahu.""Ya udah sampai ketemu nanti malam." Qiana pergi meninggalkan para sahabatnya yang penasaran."Eh Put, lo kan sahabat terdekatnya Qiana, apa lo tahu sesuatu tentang hal yang ingin dibicarakan oleh Qiana?" Mereka sangat penasaran."Kalau kalian ingin tahu jawabannya, nanti malam kalian harus datang kealamat yang di berikan oleh Qiana," ujar Putri.Farrel, Qiana dan Putri sampai ke kerumah F
Qiana dan Farrel merasa lega karena para sahabat mereka sangat mendukung hubungan mereka walaupun para sahabatnya belum tahu Farrel ialah lelaki masa lalu Qiana.Mereka tidak lagi takut memperlihatkan kemesraan mereka didepan para murid SMA Merah Putih."Udah berani mesra-mesraan disekolah," ujar Putri mendekati mereka."Iya dong, mulai sekarang kita resmi pacaran," ujar Farrel."Iya deh yang pacaran setelah menikah," bisik Putri, ia takut kalau ada yang dengar."Iri bilang kawan," ujar Qiana tertawa bahagia melihat wajah sahabatnya berubah masam."Kalian tuh ya makin hari makin menyebalkan, tapi gue keingat persahabatan kita dimasa lalu.""Hust ga usah bahas masalah itu disini takutnya ada yang dengar dan lu harus ingat mereka belum mengetahui tentang masa lalu kita bertiga," ujar Qiana memperingati."Iya Qia. Masuk yuk." Mereka bertiga berjalan beriringan menuju kelas.Dikelas sudah ada Angel yang duduk di samping kursi Farrel, bibirnya mengulas senyuman manis yang bisa membuat siap
Di pagi hari tepatnya dihari Senin, dimana para pelajar akan berangkat lebih cepat dari biasanya karena akan mengadakan upacara pagi yang paling membosankan apalagi dilaksanakan disaat cuaca panas.Sebagian besar siswa SMA Merah Putih merasa gerah dan ingin cepat-cepat menyelesaikan upacaranya dan pergi dari lapangan."Eh Qia ke UKS yuk, wajah lu pucat banget loh," ajak Putri teman sekaligus sahabat kecilnya Qiana."Gak usah, gue gak papa," tolak Qiana, padahal kepalanya sangat pusing karena belum sarapan ditambah dengan cuaca yang sangat panas."Tapi...." Belum sempat Putri melanjutkan ucapannya Qiana hilang keseimbangan dan akhirnya Ia pingsan.Qiana pun dibawa ke UKS oleh anak PMR di ikuti oleh Putri dibelakangnya. Sesampainya di UKS Putri panik melihat Qiana yang masih setia memejamkan matanya."Qiana bangun dong, jangan bikin gue khawatir," ujar Putri panik, sesekali ia mengoleskan minyak kayu putih di hidung dan kepala Qiana.
Di dalam kantin sudah penuh dengan para siswa yang sedang memakan makanannya, Farrel dkk sedang melihat tempat yang kosong untuk mereka tempati."Udah gak ada yang tempat yang kosong," kata Kevin."Mau duduk dimana nih?" Tanya Farrel."Kita ikut gabung sama mereka aja," ujar Rendy sambil melihat ke salah satu meja yang terdapat empat cewek yang sedang makan makanannya."Ya udah dari pada gak dapat tempat duduk," ujar Andre sambil berjalan kemeja tersebut."Hm boleh ikut gabung gak?" Tanya Andre dkk."Boleh kok, silahkan," jawab Rania antusias."Makasih," ujar Andre dkk.Sedangkan disisi lain ada dua orang insan yang sedang bergelut dengan pikirannya.'harus bersikap biasa aja, jangan sampai salah tingkah' batin keduanya."Oh iya kita belum kenalan, kenalin nama gue Rania," ujar Rania kepada Farrel dengan tersenyum manis.Farrel yang kaget langsung bersikap biasa saja, "Farrel," jawabnya dengan senyuman tipi
"Assalamualaikum Qia pulang," teriak Qia sambil membuka pintu rumahnya."Waalaikumsalam sayang bisa gak sih gak usah teriak-teriak, bisa pecah nih telinga mama," ujar Sinta Maharani mama Qiana sambil menjawab salam anaknya."Hehehe maaf ma," ujar Qiana."Kamu dari mana aja Qia, kok jam segini baru pulang? nomornya juga gak aktif," tanya Erik Widjaya papa Qiana."Maaf Pa tadi ban motornya Qia bocor makanya Qia kebengkel dulu, terus baterai handphone Qia habis," jelas Qiana."Lain kali Qia harus cek motornya terlebih dahulu dan yang paling penting jangan sampai baterai handphone Qia habis lagi," ujar Papa menasehati."Baik Pa, maaf Qia udah bikin Mama sama Papa khawatir," ujar Qia penuh penyesalan."Iya sayang, lain kali jangan diulangi lagi ya.""Iya Ma.""Qia ke kamar dulu ya Pa Ma," pamit Qia kepada kedua orangtuanya."Iya sayang," ujar Mamanya.Qiana menaiki tangga menuju ke kamarnya, sesampainya dikamar
Sesampainya Qia disekolah, ia berjalan ke kelasnya dengan lesu, di dalam kelas ia langsung duduk di kursinya, putri yang melihat Qia menjadi heran dengan sikapnya."Qia lu kenapa?" tanya Putri heran."Gak papa," jawab Qia lesu, kemudian guru mata pelajaran masuk.Setelah beberapa jam pelajaran akhirnya bel istirahat berbunyi, Qia beserta sahabatnya pergi kekantin untuk mengisi perutnya yang lapar."Kalian mau makan apa, biar gue dan Putri yang pesan" ujar Kanaya kepada Qia dan Rania."Samain aja dengan kalian," ujar Qia.Setelah beberapa menit akhirnya makanannya datang, "pesanan datang," ujar Kanaya.Mereka makan sedangkan Qia hanya mengaduk makanannya tanpa memakannya.Putri yang melihatnya tambah heran, "lu kalau ada masalah cerita aja sama gue, jangan dipendam sendiri," kata Putri.Qia melihat kearah Putri, "pulang sekolah gue kerumah lu ya," lirih Qia, Ia rasa dengan bercerita kepada Putri akan membuat pikirannya se
Setelah kepergian keluarga Farrel, Qia selalu memikirkan tentang pernikahannya dengan Farrel.Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran orang tuanya yang menyuruh Qia menikah muda.Ia melakukan solat malam untuk meminta petunjuk agar diberikan jalan yang terbaik untuknya dan agar pikirannya menjadi tenang.Di pagi hari, Qia bersiap untuk berangkat sekolah, ia telah memakai seragam lengkap dengan atributnya."Pagi Pagi," sapa Qia."Pagi juga Qia," respon Papa."Mama mana Pa?" tanya Qia yang tidak melihat keberadaan Mamanya dimeja makan."Mama disini Qia." Tiba-tiba Mama berdiri dibelakang Qiana.Qia terperanjat kaget, "astagfirullah Mama dari kapan Mama dibelakang Qia?, untung jantung Qia gak copot," ujar Qia kaget."Maaf Qia," ujar Mama."Udah mari makan, nanti Qia telat lagi," ujar Papa menengahi.Baru ingin makan, ada tamu yang mengetuk pintu rumah Qia, "siapa sih pagi-pagi sudah bertamu?" Qia merasa kesal
Qiana dan Farrel merasa lega karena para sahabat mereka sangat mendukung hubungan mereka walaupun para sahabatnya belum tahu Farrel ialah lelaki masa lalu Qiana.Mereka tidak lagi takut memperlihatkan kemesraan mereka didepan para murid SMA Merah Putih."Udah berani mesra-mesraan disekolah," ujar Putri mendekati mereka."Iya dong, mulai sekarang kita resmi pacaran," ujar Farrel."Iya deh yang pacaran setelah menikah," bisik Putri, ia takut kalau ada yang dengar."Iri bilang kawan," ujar Qiana tertawa bahagia melihat wajah sahabatnya berubah masam."Kalian tuh ya makin hari makin menyebalkan, tapi gue keingat persahabatan kita dimasa lalu.""Hust ga usah bahas masalah itu disini takutnya ada yang dengar dan lu harus ingat mereka belum mengetahui tentang masa lalu kita bertiga," ujar Qiana memperingati."Iya Qia. Masuk yuk." Mereka bertiga berjalan beriringan menuju kelas.Dikelas sudah ada Angel yang duduk di samping kursi Farrel, bibirnya mengulas senyuman manis yang bisa membuat siap
Bel pulang berbunyi, para siswa dan siswi SMA Merah Putih berlarian keparkiran untuk pulang kerumah masing-masing setelah setengah hari berada disekolah yang menguras otak mereka."Nanti malam kalian ada kegiatan ga?" tanya Qiana kepada para sahabatnya."Gue sih ga ada, rencananya sih malam ini gue mau nginap dirumah lo karena orang tua gue lagi di Bandung," ujar Kanaya."Ooh ya udah. Nanti malam kalian ke rumah ya, nanti alamatnya gue sharelok. Ada sesuatu yang ingin gue kasih tahu kepada kalian.""Tentang apa? Lo sembunyikan sesuatu dari kita?" tanya Brian penasaran."Nanti malam kalian akan tahu.""Ya udah sampai ketemu nanti malam." Qiana pergi meninggalkan para sahabatnya yang penasaran."Eh Put, lo kan sahabat terdekatnya Qiana, apa lo tahu sesuatu tentang hal yang ingin dibicarakan oleh Qiana?" Mereka sangat penasaran."Kalau kalian ingin tahu jawabannya, nanti malam kalian harus datang kealamat yang di berikan oleh Qiana," ujar Putri.Farrel, Qiana dan Putri sampai ke kerumah F
"Kita lihat kalian makin lengket aja nih, kemana-mana selalu berdua." Para sahabat mereka memergoki Farrel dan Qiana sedang berduaan dikantin."Kita lapar dari pagi belum sarapan makanya begitu bel istirahat berbunyi kita bergegas ke kantin," jelas Qiana."Makanya sebelum berangkat sekolah sarapan dulu," ujar Putri."Karena sahabat lu nih bangunnya kesiangan." Farrel refleks dan memandang Qiana takut.Qiana kaget mendengar ucapan Farrel, Ia menginjak kaki Farrel."Maksud lu gimana? Qiana? Kalian menyembunyikan sesuatu dari kita?" tanya mereka curiga."Aduh perut gue sakit banget." Qiana memegang perutnya, Ia terpaksa berbohong."Eh lu kenapa? Ayo ke UKS." Mereka panik melihat Qiana yang kesakitan, Farrel menggendong Qiana menuju UKS dan diikuti oleh para sahabatnya.Sesampainya di UKS, Qiana diperiksa oleh siswi yang sedang berjaga di UKS."Bagaimana keadaannya?" tanya Farrel kepada siswi yang bernametag Sisil.Qiana mengedipkan matanya kepada Sisil, "magnya kambuh karena telat makan,
"Kita lihat kalian makin lengket aja nih, kemana-mana selalu berdua." Para sahabat mereka memergoki Farrel dan Qiana sedang berduaan dikantin."Kita lapar dari pagi belum sarapan makanya begitu bel istirahat berbunyi kita bergegas ke kantin," jelas Qiana."Makanya sebelum berangkat sekolah sarapan dulu," ujar Putri."Karena sahabat lu nih bangunnya kesiangan." Farrel refleks dan memandang Qiana takut.Qiana kaget mendengar ucapan Farrel, Ia menginjak kaki Farrel."Maksud lu gimana? Qiana? Kalian menyembunyikan sesuatu dari kita? tanya mereka curiga."Aduh perut gue sakit banget." Qiana memegang perutnya, Ia terpaksa berbohong."Eh lu kenapa? Ayo ke UKS." Mereka panik melihat Qiana yang kesakitan, Farrel menggendong Qiana menuju UKS dan diikuti oleh para sahabatnya.Sesampainya di UKS, Qiana diperiksa oleh siswi yang sedang berjaga di UKS."Bagaimana keadaannya?" tanya Farrel kepada siswi yang bernametag Sisil.Qiana mengedipkan matanya kepada Sisil, "magnya kambuh karena telat makan, t
Qiana terbangun, Ia mengucek matanya dan terdiam sejenak mengumpulkan nyawanya, Ia kaget melihat jam sudah menunjukkan pukul 07:15."Bangun Farrel, kita udah telat ke sekolah." Setelah membangunkan Farrel."Kamu mau kemana?" Farrel heran melihat Qiana yang sudah rapi dengan seragam sekolah.Farrel menahan tawa, "lihat diluar masih gelap, baru pukul 12:30 lagian besok hari Minggu.""Padahal tadi aku lihat udah pukul 07:15 dan aku lupa besok hari Minggu." Qiana menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Ya udah kamu ganti dulu gih pakaian kamu terus kembali tidur."Setelah mengganti seragam Qiana kembali berbaring di samping Farrel, "tapi aku udah ga ngantuk kalau kamu masih mau tidur, ga papa tidur aja."Farrel tidak tega membiarkan Qiana terbangun seorang diri, Ia berusaha tidak tidur walaupun Ia masih ngantuk."Maafkan aku, aku ga akan bahas masalah itu lagi, jangan diamkan aku seperti ini aku ga sanggup, aku sangat takut kehilanganmu." Farrel menatap Qiana dalam."Hm iya aku juga minta
"Sampai kapan kita sembunyikan tentang pernikahan ini?" tanya Farrel lirih."Kamu ingin memberitahukan kepada mereka semua kalau kita udah nikah? Dari awal kita setuju untuk menyembunyikannya dari mereka, sekarang kenapa kamu ingin kasih tahu semuanya?" "Bukan gitu Qia, aku capek pura-pura didepan mereka, aku ga mau lihat kamu di dekati oleh lelaki lain apalagi Andrian." "Aku cemburu Qia, aku ga mau lelaki lain mendekati kamu, tapi aku ga bisa berbuat apa-apa karena di hadapan mereka kita hanya sebatas sahabat.""Maaf aku belum siap Farrel, aku belum siap mereka tahu hubungan kita, aku takut semuanya terbongkar, aku takut mereka tahu kamu masa lalu aku orang yang sudah meninggalkan aku begitu saja, aku takut mereka kecewa sama kita, aku belum siap mereka pergi menjauh dari hidup aku." "Jujur sebenarnya aku juga bingung berada diposisi ini, aku ingin mereka tahu tentang hubungan kita tapi aku belum siap melihat mereka kecewa.""Untuk sekarang biarlah seperti ini dulu, kita tunggu wa
Seperti biasa Farrel menurunkan Qiana di halte dekat sekolah, "ingat jangan pernah terima ajakan Andrian untuk berangkat bareng.""Hm iya." Setelah melihat situasi sudah aman, Qiana turun dari dalam mobil Farrel dan berjalan menuju gerbang sekolah."Morning cantik, apa kabar? Gue dengar lu kemaren ga sekolah karena sakit, sekarang gimana keadaan lu udah sembuh?" Andrian menghampiri Qiana di parkiran sekolah."Gue udah ga papa."Farrel yang melihat itu merasa emosi tetapi ia berusaha terlihat tenang, ia berjalan mendekati Qiana lalu sengaja mendorong Andrian sehingga terjatuh."Kalau jalan pake mata dong," emosi Andrian."Sorry gue ga lihat ada orang," ujar Farrel."Masih pagi ga usah berantem." Qiana menarik tangan Farrel agar menjauh dari Andrian."Kamu sih ngapain sama dia, aku kan udah bilang jangan pernah berurusan dengan Andrian.""Masih pagi ga usah bikin mood gue hancur." Qiana meninggalkan Farrel.Sesampainya di depan pintu, Qiana menghembuskan nafas untuk mengontrol emosinya.
Matahari sudah terbenam digantikan oleh cahaya bulan dan bintang. Farrel sangat khawatir karena Qiana belum juga pulang."Hallo, lu lihat Qiana ?" Farrel menelpon Putri menanyakan keberadaan Qiana.["Gue ga tahu, gue belum lihat Qia semenjak ia bolos tadi, emangnya sampai sekarang Qia belum pulang?"] Putri khawatir."Belum, gue udah nelpon orang tuanya tapi Qia ga ada disana, gue juga udah nelpon orang tua gue dan sama aja Qia juga ga ada disana."["Kirim alamat lu nanti kita cari Qia sama-sama, jangan sampai lu pergi sendirian."] Farrel memutuskan sambungan telepon secara sepihak.Putri bergegas ke alamat yang sudah dikirimkan oleh Farrel."Gue takut terjadi sesuatu dengan Qia," ujar Farrel lemah."Lu sih pake acara berantem dengan Andrian, udah tahu mood Qiana dari pagi udah buruk.""Sorry, Andrian duluan yang cari masalah dengan gue."Mereka kaget melihat seseorang yang baru saja masuk."Ya ampun lu kenapa bisa seperti ini." Mereka kaget melihat Qia seperti orang linglung dan terci
Seperti biasa Farrel menurunkan Qiana di halte yang tidak jauh dari sekolah."Eh Qia, ayo bareng gue." Andrian ketua OSIS sekaligus cowok terpopuler disekolah walaupun sekarang Farrel juga populer. Ia sudah lama memendam perasaannya kepada Qiana."Ga usah kak lagian udah dekat kok." Qiana berlari menuju gerbang."Siapa orang yang ngobrol dengan lu tadi?" Farrel ikut gabung dengan yang lainnya."Dia itu Andrian ketua OSIS, ia terkenal dingin dan ga mau berhubungan dengan perempuan kecuali dengan Mamanya dan Qiana. Ia sangat mencintai Qiana tapi Qiana ga pernah membalas perasaan Andrian," jelas Kanaya."Kenapa? Dilihat-lihat Andrian ganteng loh," tanya Farrel heran."Karena Qiana trauma dengan masa lalunya dan ga mau membuka hati untuk orang baru." Putri menatap Farrel tajam."Dia hanya terobsesi dengan gue dan gue malas berurusan dengan para fans fanatiknya." Qiana meninggalkan para sahabatnya, sekarang moodnya sangat buruk."Eh tumben lu dian? Lu habis kalah main lotre ya?" tanya Geri