Share

72. Pisah Sementara

Setelah obrolan yang terjadi malam itu, akhirnya Chiara setuju untuk pulang sebentar ke rumah orangtua. Meski berat meninggalkan Yanuar, rasa rindunya pada keluarga sudah tak terelakkan. Apalagi sudah berbulan-bulan ia tak menyantap masakan ibunya yang lezat dan menikmati tempat tidurnya yang keras, tapi nyaman itu.

Lambaian tangan itu memicu lara. Chiara dengan segenap hatinya berusaha mengulas senyum di wajah saat Yanuar berdiri di dekat tiang setelah mengantarnya sampai ke tempat duduk di dalam bus. Perlahan, transportasi umum itu membawanya menjauh dari pandangan si pria.

Dengan sisa rasa tenang, Chiara memerhatikan Yanuar yang masih berdiri tegap di sana. Sejatinya ini bukan perpisahan, tapi rasanya seperti ada batas pemisah di antara mereka.

“Ih, cengeng banget gue,” keluhnya sambil merutuki diri sendiri. Kedua ujung matanya sudah basah tak terelakan. “Cuma lima hari, bukan lima tahun, dodol!”

Alih-alih berhenti menangis, gadis itu makin sesenggukkan saja. Orang yang menempati
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status