Share

78. Hanyalah Upik Abu

“Sejatinya sejak awal, saya kurang sreg dengan komisaris yang langsung menunjuk putra sulungnya jadi CEO.”

“Benar, mainnya terlalu bersih. Berbeda sekali dengan Pak Prabu.”

“Mungkin masih terbelenggu dengan kejadian di masa lalu, takut karma sama perusahaan sebelah.”

“Anak muda kalau terlalu idealis juga kurang baik, kapan majunya? Cobalah pakai jalan pintas, yang terpenting untung dapat.”

“Sudahlah, jangan terlalu banyak bicara. Tunggu saja keputusan anak Pak Prabu itu. Siapa tahu ada jalan.”

“Sayangnya aku tak yakin.”

Kebetulan itu bukan lagi sekalinya terjadi. Yanuar tak sengaja mencuri dengar beberapa keluhan yang terlontar dari manager yang mengurus cabang di Kalimantan. Kebanyakan pria paruh baya yang masih setia bekerja di perusahaan. Mungkin lebih tepatnya masih ingin hidup dengan pundi-pundi uang.

Dari sekian banyak, Yanuar tahu wajah-wajah itu adalah orang kepercayaan Papi. Namun, sikapnya sangat buruk jika berhadapan dengannya. Bahkan tak bisa menghormati posisi yang didapa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status