Kisah tentang dua insan yang dipertemukan saat sedang menguntit pasangan mereka yang tengah berselingkuh. Karena merasa senasib, hubungan keduanya pun berlanjut lebih intim. Namun mereka bimbang, apakah hubungan ini memang atas dasar cinta atau hanya ingin balas dendam kepada pasangan mereka yang telah berkhianat. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk berpisah agar bisa menata hati dan mencari keyakinan dengan perasaan tersebut. Beberapa tahun berlalu, tanpa sengaja mereka dipertemukan kembali di sebuah pernikahan sahabat. Apakah mereka masih menjalin hubungan dengan pasangan mereka masing-masing? Atau justru telah berpisah dan sedang mencari penggantinya?
View MoreZaviya merasa selama ini hidupnya berada di strata paling atas status sosial tapi ternyata di atas langit masih ada langit dan sekarang dia merasakan fasilitas kelas paling atas strata sosial yang sebenarnya.Kepulangannya ke Jakarta dijemput menggunakan privat jet, luar biasa bukan?Hanya ada mereka berdua saja penumpang pesawat mewah itu selain Pilot dan kabin crew.Svarga tidak bersuara semenjak mereka meninggalkan rumah ayah dan bunda tapi menggenggam tangan Zaviya terus atau mengusap perut Zaviya.Sedangkan tadi saat mereka berpamitan sebelum pulang, ayah dan bunda terlihat biasa saja hanya berpesan agar mereka hati-hati di jalan seolah tidak pernah terjadi masalah.Ayah dan bunda juga memang jarang meminta agar Zaviya dan Svarga sering mengunjungi mereka di Surabaya karena bila mereka merindukan putra dan putrinya yang kini merantau di kota lain—ayah dan bunda akan langsung berangkat mengunjungi kota di mana putra dan putrinya tinggal.Apalagi ayah dan bunda memiliki rumah dan p
Zaviya tidak bisa serakah, dia mendapatkan suami tampan dan kaya raya tapi memiliki sikap dingin, introvert, cuek dan kadang tidak peka meski begitu Svarga tidak selingkuh.Sebenarnya Svarga hanya mempertahankan apa yang sudah ada sebelum bertemu Zaviya, yaitu persahabatannya dengan Gladys.Svarga tidak benar-benar yakin kalau Gladys mencintainya sampai hari ini sebenarnya Svarga hanya menduga kalau Gladys takut kehilangan dirinya karena menikah dengan Zaviya sebab selama ini hanya Svarga sahabat Gladys yang paling mengerti dirinya begitu juga sebaliknya.Semua itu sudah Svarga utarakan kepada Zaviya saat tadi dia menyuapi Zaviya makan siang dan Svarga juga mengatakan kalau dia bersedia mengalah, menjaga jarak dengan Gladys demi mempertahankan rumah tangganya dengan Zaviya.Itu kenapa Zaviya akhirnya bisa memberikan keputusan kepada ayah kalau dia membatalkan keinginannya untuk bercerai dengan Svarga.Selain anak juga menjadi alasan Zaviya menarik kembali niatnya yang ingin bercerai.
“Sekali lagi, kamu harus minum vitamin ‘kan?” Svarga mengendik pada atas nakas yang penuh dengan multivitamin untuk Zaviya.Zaviya membuka mulutnya, malas-malasan dia mengunyah makanan yang terasa sulit ditelan.Nafsu makannya berkurang semenjak dinyatakan mengandung, sekalinya makan Zaviya akan memuntahkannya lagi.Bunda sangat khawatir dengan kondisi Zaviya, bukan tanpa alasan Zaviya mengalami kepayahan di masa awal kehamilannya, sudah pasti karena beban pikiran masalah rumah tangganya, itu kenapa beliau senang sekali sewaktu Svarga datang.Kedatangan Svarga yang pastinya untuk menyelesaikan masalah bisa mengurangi beban pikiran Zaviya selain itu Svarga juga bisa memberikan perhatiannya kepada Zaviya karena ibu hamil sangat membutuhkan perhatian dan dukungan dari suaminya.Dan benar saja, ternyata Svarga bisa diandalkan karena dapat merawat Zaviya dengan sangat baik.Tanpa lelah atau bosan Svarga memijat kepala Zaviya yang pening atau memijat kaki Zaviya saat dia mengeluh pegal.Bol
Svarga direnggut paksa dari tidur lelapnya tatkala suara melengking menembus indra pendengaran sampai menghasilkan kerutan di kening.Dia yang tidur terlentang kemudian bergerak miring hendak memeluk sang istri tercinta namun kosong yang dia temukan.Di antara suara melengking yang tidak nyaman di telinga itu masih terdengar, akhirnya Svarga membuka mata.Svarga lalu menyadari Zaviya tidak ada di sampingnya dan langsung menduga kalau suara yang berhasil membangunkannya itu adalah suara Zaviya dari kamar mandi.Svarga bergegas turun dari atas ranjang, dia berlari menuju kamar mandi yang pintunya terbuka.Di sana Svarga menemukan istrinya sedang berlutut di depan closet mencoba memuntahkan sesuatu.“Zaviya!” Svarga mengesah memburu Zaviya.Dia mengumpulkan rambut Zaviya menjadi satu genggaman.Wajah Zaviya sudah memerah dan mata yang basah oleh buliran kristal, urat-urat di lehernya muncul disertai suara melengking saat Zaviya sedang berusaha mengeluarkan sesuatu dari mulutnya.Layaknya
“Zaviya … ngapain di luar?” Suara bunda terdengar bersamaan dengan pintu dibuka dari dalam.Zaviya refleks menoleh ke belakang dan Svarga bangkit dari berlututnya.“Bunda.” Svarga dan Zaviya kompak bergumam.“Loooh, kalian ngapain di luar? Ini tengah malam… ayo masuk, mana Zaviya lagi hamil muda… enggak baik wanita hamil ada di luar malem-malem.” Bunda nyerocos sembari menarik tangan Svarga dan Zaviya sampai masuk ke dalam rumah, beliau lantas menutup pintu.“Bun—““Itu—“Bunda mengangkat tangan menghentikan kalimat Zaviya dan Svarga.“Sekarang kalian naik ke atas, Svarga ajak Zaviya tidur… tadi pagi Zaviya pingsan lagi karena kekurangan darah, ternyata begadang terus… ya pantes aja, ibu hamil enggak boleh begadang.” Bunda menasihati Zaviya.“Ayo-ayo naik ….” Bunda mendorong tubuh Svarga dan Zaviya yang tidak diberi kesempatan bicara.Svarga menoleh pada Zaviya yang kemudian mendelik kesal lalu melangkah lebih dulu melewatinya.“Kamu harus sabar,” kata bunda sembari menepuk
Sudah tengah malam saat Svarga tiba di Surabaya, mobil yang menjemputnya dari Bandara memelankan laju hingga akhirnya berhenti tepat di depan sebuah gerbang besar dan tinggi.Svarga ragu untuk masuk ke rumah mertuanya menemui Zaviya sekarang tapi dia ingin tahu bagaimana keadaan Zaviya.Ayah mertuanya tidak pernah memberitahu kondisi Zaviya, sepertinya kecewa setelah obrolan panjang mereka terakhir kali.Sedangkan Svarga segan kalau harus mengganggu sang ibu mertua meski baik padanya.Dan Zaviya masih tidak mau membalas pesan atau mengangkat panggilan telepon.Ingatkan Svarga untuk tidak membuat masalah lagi karena ternyata membujuk Zaviya lebih sulit dari membujuk klien besar untuk menjalin kerjasama bisnis dengan AG Group.“Pak, cob putari rumah ini,” pinta Svarga kepada driver.Driver mulai melajukan kendaraannya dengan kecepatan pelan setelah merespon menggunakan anggukan kepala.Rumah ayah dan bundanya Zaviya berada di hook jadi dari jalan di samping rumah—Svarga bisa mel
“Sedangkan tadi, saat aku mencurahkan isi hati dan keluh kesahku tentang Zaviya kepadamu … kamu malah mengompori secara tidak langsung mempengaruhi agar aku menceraikan Zaviya dengan memberikan deretan pendapat negatif tentang Zaviya … aku tidak bisa, Gladys … aku tidak bisa berada di sekitar orang-orang seperti itu agar keputusanku ke depannya tidak salah karena ini menyangkut hidup dan masa depanku.” Gladys tergelak menutupi emosi yang bergejolak di dadanya karena wajah perempuan itu telah memerah. “Memangnya aku orang seperti apa, Svarga? Aku ini sahabatmu … hanya aku sahabat yang mengerti kamu.” Gladys mengingatkan.“Justru itu, semestinya kamu mendukung hubunganku dengan Zaviya … bukannya menginginkanku bercerai dengan Zaviya ….” Svarga sengaja berhenti bicara hanya untuk menatap Gladys sesaat dengan cara paling dingin sampai Gladys merasa pria itu membencinya.“A … aku ….” Gladys tidak mampu menyelesaikan kalimatnya, dia membuang pandangan ke arah lain.“Maaf Gladys … dengan b
“Svarga!” Gladys melambaikan tangan dari meja di mana dia duduk.Svarga melangkah gontai menuju ke sana, raut wajahnya tampak lesu tidak bersemangat.“Apa yang terjadi? Apa yang bisa aku bantu? Ceritakan kepadaku.” Gladys bertanya penuh perhatian, sedang berperan sebagai malaikat.Svarga mengembuskan napas panjang setelah bokongnya mendarat di kursi tepat di depan Gladys.“Aku dan Zaviya bertengkar … dia pulang ke rumah orang tuanya,” adu Svarga dengan tampang sendu.Gladys mendengkus. “Sudah aku duga, dia tidak pantas menjadi istrimu … dia anak kecil manja … Zaviya belum siap berumah tangga.”Gladys kelepasan, tidak bisa menahan dirinya.Svarga mendongak menatap Gladys, kerutan di antara alisnya muncul pertanda pria itu tidak suka dengan ucapan Gladys.“Lalu perempuan seperti apa yang pantas untukku menurutmu? Kamu?” Svarga bertanya menyindir.Dari semua orang yang mengetahui permasalahan rumah tangganya dengan Zaviya, hanya Gladys yang menyalahkan Zaviya.Gladys memutus tatapan samb
Zaviya menatap nanar monitor yang menampilkan kondisi di dalam rahimnya, ada makhluk hidup di sana yang masih berbentuk seperti kacang tanah dengan berat satu gram dan panjang satu koma enam senti meter.Dia tengah mengandung, anak dari Svarga.Tadi Zaviya terbangun di IGD dan kebetulan dokter Obgyn sedang praktik jadi Zaviya dialihkan ke poli Obgyn setelah mendapat pemeriksaan awal dan hasil tes darah keluar.Pandangannya dia alihkan pada ayah dan bunda yang setia menemaninya, mereka tampak bahagia tapi kenapa hati Zaviya justru merasa sedih?Bagaimana bisa dia bercerai dengan Svarga di saat bayi ini hadir di tengah-tengah mereka?Benak Zaviya berkecamuk dengan beban hidup permasalahan rumah tangganya sampai tidak mendengar apa yang disampaikan dokter.Awan mendung terus membayangi wajah Zaviya hingga mereka tiba di rumah—kepala seperti tidak pegal menunduk sembari memegang perut.Bunda menyikut lengan ayah kemudian mengendikan dagu pada Zaviya yang berjalan nyelonong sendiri dengan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.