Share

Mempertahankan Rumah Tangga

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2024-02-21 23:30:22

“Kamu kok makan malam di sini? Kalau Wulan masak gimana? Kasian dia sudah capek-capek kerja terus masak buat kamu tapi kamunya enggak makan,” tegur ibu tidak ada maksud melarang putra semata wayangnya melarang makan di restoran miliknya.

“Archi kangen makan di sini, Bu.” Archio berdusta.

Wulan tidak pernah masak, jika pulang ke rumah belum makan malam maka Archio akan kelaparan jadi dia memutuskan mampir ke sini sambil melihat kondisi ibu.

Karena jangan harapkan Wulan untuk masak, bahan makanan pun tidak ada.

Archio memberikan uang bulanan di luar uang jajan Wulan untuk membeli pakaian, skin care dan kebutuhan pribadinya.

Tapi kulkas dan kabinet kitchen set selalu kosong, rumah mereka sudah seperti hotel hanya untuk tempat menginap saja.

Archio tidak pernah menceritakan kekurangan istrinya kepada ibu, dia menutup rapat prahara rumah tangganya.

“Ya sudah, tapi jangan banyak-banyak … sampai rumah kamu harus makan lagi ya.” Ibu berpesan agar hati menantunya tidak terluka.

Archio menatap wajah tua ibunya lekat, hatinya bergetar mengetahui betapa sayang beliau kepada Wulan sementara Wulan hanya berakting setiap kali memperlakukan ibu dengan baik.

Buktinya, sudah sebulan Wulan tidak datang mengunjungi ibu baik ke rumah maupun ke restoran barang sebentar saja padahal jalan ke kantornya melewati restoran milik ibu.

Wulan selalu beralasan kalau dia sangat sibuk.

“Iya Bu.” Archio menyahut.

“Kalau gitu Ibu pulang ya, pak Tono udah nunggu di mobil … Ibu titip salam sama Wulan ya, bilang sama dia kalau Ibu kangen.”

Hati Archio terasa ngilu, dia menganggukan kepala sambil tersenyum lalu bangkit dari kursi.

Meraih tangan ibu mengecup bagian punggung tangannya.

“Hati-hati ya, Bu.” Archio juga tidak lupa mengecup kening ibu.

Archio menatap punggung ibu yang menjauh dengan sorot mata sendu.

Sudah lima tahun pernikahannya dengan Wulan tapi mereka belum juga diberi momongan.

Meski Archio tahu kalau ibu sangat menginginkan cucu tapi tidak sekalipun satu kata terucap dari mulut ibu menanyakan perihal anak.

Bahkan ibu berusaha menegarkan Wulan sewaktu Wulan keguguran dan mengatakan kalau yang terpenting sekarang Wulan sehat dan selamat.

Archio jadi merasa bersalah karena telah keliru mencari istri.

Setelah menyelesaikan makan malamnya, Archio pamit kepada mbak Natalia yang merupakan Manager restoran.

Wanita yang beda usia lima tahun darinya itu adalah orang kepercayaan ibu untuk menangani operasional di restoran cabang utama ini.

“Mbak, aku pulang ya.”

“Kamu sendiri saja? Istri kamu mana?”

“Sibuk, Mbak.” Archio berdusta.

Sesungguhnya dia juga tidak tahu apakah Wulan sudah sampai ke rumah atau belum karena mereka jarang bertukar pesan bila tidak ada urusan penting.

“Masa sibuk terus sih? Udah sebulan lho, Mbak enggak liat batang hidungnya … ibu pernah bilang, dia khawatir kamu sama Wulan sedang memiliki masalah rumah tangga karena Wulan udah lama enggak dateng untuk bertemu ibu.”

Natalia sudah seperti kakak bagi Archio, dia bekerja semenjak lulus SMA bahkan ibu yang membiayai kuliahnya dan untuk membalas budi, dia bukan hanya meng-handle restoran cabang utama saja tapi juga turut masuk dalam kehidupan keluarga Byantara yang hanya tinggal Archio dan ibu Prita saja sepeninggalan mendiang ayah Archio sepuluh tahun lalu.

Archio tidak menanggapi ucapan Natalia, dia hanya tersenyum tipis dan saat melihat sorot mata Archio—Natalia tahu kalau firasat ibu yang pernah diadukan kepadanya adalah benar.

Archio sedang memiliki masalah rumah tangga dengan Wulan.

“Ada masalah apa kamu sama Wulan? Cerita sama Mbak, biar Mbak yang negur dia.”

Archio tersenyum getir.

“Siapa bilang Wulan yang salah? Gimana kalau aku yang salah, Mbak?”

Archio sering instropeksi diri, dia tidak pernah langsung menyalahkan Wulan.

Dia beranggapan perubahan sikap Wulan pasti disebabkan oleh kesalahan dirinya.

Jadi Archio terus mencari-cari kesalahannya sendiri agar bisa dia perbaiki dan Wulan bisa menerimanya kembali.

“Karena kalau kamu salah, kamu enggak akan semenderita ini … cepet cerita!” Natalia memang agak galak, ketus dan jutek.

Tapi dia sangat sayang kepada ibu dan Archio.

Meski dia adalah seorang perempuan namun dalam hal melindungi ibu dan Archio, Natalia akan selalu maju paling depan.

“Memang keliatan banget ya, Mbak?”

“Keliatan banget, Archi … kamu loyo, mata kamu sendu, kamu juga seperti enggak bersemangat … dan kalau Mbak tahu, ibu juga pasti tahu.”

Archio mengusap wajahnya, dia yang sudah akan pergi malah duduk lagi di meja dekat sana.

“Ceritakan sama Mbak, apa yang terjadi … siapa tahu Mbak bisa bantu.”

Natalia duduk di depan Archio, memfokuskan diri mendengar cerita pria itu.

“Entah lah Mbak, aku juga bingung … rumah tangga kami semakin ke sini semakin dingin, kita cuek-cuekan bahkan jarang bertegur sapa … awalnya mungkin karena kami sibuk kerja pergi pagi pulang malam tapi weekend pun Wulan lebih suka menghabiskan waktu bersama teman-temannya ….”

“Ya dilarang donk Archi, kamu kepala rumah tangganya, tegas donk!” Natalia jadi gemas.

“Aku enggak mau berantem, Mbak … karena Wulan pasti marah.”

“Sudah Mbak duga, kalau sifat asli Wulan itu jelek, dia kalau di depan kita aja kaya malaikat … Pantesan, kalau enggak tulus itu berasa ya.” Natalia misuh-misuh.

“Soalnya dulu, saat memulai usaha … aku menghabiskan banyak waktu dan pikiran sampai melupakan Wulan … jadi ketika dia ijin pergi sama teman-temennya ya aku ijinin bahkan sampai liburan ke luar kota atau luar Negri aku kasih ijin juga biar dia bahagia.”

Natalia menggelengkan kepala. “Udah salah kamu ngedidik istri, segera perbaiki … ambil kendali, melarang bukan berarti jahat dan enggak sayang ….” Natalia memberikan nasihatnya sampai beberapa jam ke depan dan malam semakin larut.

Begitu tiba di rumah, dia melihat mobil Wulan sudah terparkir.

Istrinya juga pasti sudah tidur karena jam yang tergantung di dinding ruang tamu menunjukkan pukul sebelas malam.

Tapi begitu naik ke kamarnya di lantai dua, dia mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi.

Seperti ada orang yang baru selesai mandi.

Dan benar saja, setelah beberapa saat Archio menunggu di depan pintu kamar mandi sambil membuka kancing kemejanya, Wulan keluar dengan hanya melilitkan handuk di tubuh.

“Kenapa mandi malem-malem?” Archio bertanya dengan kening mengkerut dalam.

“Gerah, tadi aku habis Yoga sama Luna.”

“Oooh ….” Archio bergumam.

Dia mengenal Luna yang merupakan salah satu sahabat Wulan.

Ketika Wulan melewatinya, Archio malah menarik pinggang Wulan, melingkarkan tangan di perut wanita itu, memeluk dari belakang.

Seharusnya Archio marah karena mengetahui perselingkuhan Wulan.

Dia juga sudah memutuskan untuk bercerai dengan Wulan tapi lagi-lagi semua itu harus dia redam demi ibu.

Archio pun masih mencintai Wulan, setiap sakit itu datang, setiap marah itu muncul—Archio terus mengingat alasan-alasan kenapa dia menikahi Wulan.

Dia mengingat bagaimana bahagianya mereka dulu karena saling mencintai.

Selain itu, Archio juga sudah berjanji kepada kedua orang tua Wulan untuk selalu menjaganya.

Wulan sudah tidak memiliki orang tua dan keluarga, dia sebatang kara di dunia ini.

Jika Archio menceraikan Wulan, ke mana istrinya akan pergi?

Siapa yang akan menjaga dan merawat Wulan?

“Archi, aku mau pakai baju.” Wulan berusaha melepaskan diri.

“Aku kangen,” bisik Archio lantas menyerukan wajah di leher Wulan dan mulai memberikan banyak kecupan ringan di sana.

Tangan Archi pun bergerak meremat dan mengusap.

Wulan tidak memprotes tapi juga tidak membalas setiap sentuhan Archio, hanya diam membiarkan Archio yang memimpin dan mendominasi.

Archio membawa Wulan ke ranjang mereka, dia melanjutkan menanggalkan pakaiannya sementara Wulan sudah bugil, handuknya luruh dalam perjalanan ke ranjang tadi.

Wulan duduk di tepi ranjang dan Archio berdiri di depannya.

Setelah menanggalkan seluruh pakaian, Archio mendorong pelan tubuh Wulan namun sang istri menahan kedua tangannya.

Wulan meremat milik Archio yang menggantung, mengusap pelan sebelum memasukannya ke dalam mulut.

Archio mengerang saat miliknya di hisap oleh Wulan.

Sudah dua minggu mereka tidak bercinta, hasrat Archio langsung naik ke ubun-ubun dia benar-benar melupakan pengkhianatan Wulan.

Sengaja Wulan melakukan cara itu agar Archio cepat berhasrat sehingga dia tidak perlu lama menunggu suaminya sampai puncak.

Archio menjauhkan kepala Wulan, membungkuk untuk mencium bibir Wulan sembari meremat dadanya.

Pria itu naik ke atas Wulan yang kini dalam posisi berbaring di atas ranjang dengan kedua paha yang dia buka selebar mungkin.

Wulan kooperatif sekali agar urusan ini segera selesai.

Archio mulai melakukan penetrasi, dia menghentak bersama hasrat yang begitu besar.

Tidak lama terdengar desahan panjang Wulan yang menandakan wanita itu telah sampai.

Archio percaya, padahal sesungguhnya Wulan sedang berpura-pura agar Archio tidak menahan-nahan dan segara menuntaskan semuanya.

Tidak lama Archio merasakan gelombang kenikmatan menggulungnya, tapi entah kenapa rasanya lain.

Seperti nanggung tidak senikmat biasanya.

Dia bergulir ke samping setelah memuntahkan benihnya di rahim Wulan.

Wulan menggunakan KB, dia tidak akan bisa hamil baik itu anak Archio maupun Altezza.

Jadi dia santai-santai saja.

Archio memeluk Wulan, mengecup pelipisnya dalam.

Tapi perlu diingatkan kembali kalau Wulan sedang tergila-gila oleh Altezza.

Setampan, mapan, atau sebaik dan seromantis apapun Archio bila hatinya sudah jatuh pada Altezza maka Wulan akan menganggap Altezza lebih dari siapapun di muka bumi ini.

Mungkin benar pendapat orang pintar yang mengatakan bahwa pria berselingkuh menggunakan hasratnya tapi jika wanita yang berselingkuh menggunakan hatinya.

“Udah ya, aku mau pake baju … kamu juga mandi, besok lagi ya.”

Perlahan Wulan melepaskan diri dari Archio yang masih mencoba menetralkan detak jantung.

Dia tampak kelelahan sedangkan Wulan terlihat biasa saja.

Wulan sudah tidak merasa ada debaran lagi ketika mencium Archio bahkan sepanjang sesi bercinta dengan Archio—dia tidak merasa berhasrat sedikit pun.

Dia juga tidak mendapat pelepasan.

Wulan bersedia melayani Archio hanya untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang istri atas permintaan pria itu.

Bila Archio tidak meminta dia sangat senang sekali karena tidak perlu berpura-pura.

Archio tidak bersuara, netranya mengamati Wulan yang sedang memakai pakaian.

Hatinya kembali berdenyut ngilu karena tiba-tiba membayangkan hubungan mereka di masa lalu yang hangat dan penuh gairah.

Tidak ada detik terlewati tanpa bercumbu, mereka akan bercinta dengan sangat luar biasa lalu berpelukan setelahnya.

Hanya memberi jeda sebentar dan mereka akan kembali bercinta.

Archio bangkit dari atas ranjang, berjalan masuk ke dalam kamar mandi lalu mengguyur tubuhnya dengan air dingin.

Dia seperti pria bodoh, sudah tahu dikhianati tapi masih saja mengemis cinta.

Semenjak pulang dari Jakarta dan memergoki perselingkuhan Wulan, justru Archio mengurungkan niat menceraikan istrinya.

Dia memutuskan untuk berusaha memperbaiki apa yang sudah rusak.

Archio sedang berusaha mempertahankan rumah tangganya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
nie anjing satu lagi, si archio. hanya anjing yg mau berbagi partner sex. si archio dan si venus karakter sampah yg dibuat seperti orang yg terzalimi. padahal mereka yg zalim pada dirinya sendiri lantaran lemot,g punya prinsip dan harga diri. persis seperti binatang!!!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   Dusta

    “Hallo Mbak Venus, untuk pilihan dekornya sudah saya kirim lewat email ya mbak … pilihannya enggak baku kok, Mbak Venus masih bisa nambah atau ngurangin sesuai keinginan Mbak.” Kepala Venus langsung pening mendengar salah satu anggota Wedding Planer menghubunginya untuk membicarakan perihal pesta pernikahan.“Oh iya, Mbak … makasih infonya, nanti akan saya kabarin.”“Baik, Mbak … untuk fitting-nya apa sudah dilakukan? Apakah gaunnya sudah oke?” Belum, Venus dan Altezza tidak sempat fitting karena Altezza mendadak harus meeting atau bercinta dengan Wulan dan Venus sudah tidak semangat mempersiapkan pernikahannya lagi.“Oh ya, Mbak … bisa telepon calon suami saya enggak, buat ngingetin tentang fitting?”Mendengar permintaan Venus, si mbak-mbak Wedding Planer langsung diam.Dia bingung, kenapa harus dia yang memberitahu sementara calon istrinya si mempelai pria adalah Venus.“Oh … baik, Mbak.” Meski begitu, dia menyanggupi dari pada pernikahan mereka batal.Dia mengira antara Venus dan

    Last Updated : 2024-03-08
  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   Kebohongan

    Bagi Venus yang pernah melihat kebohongan Altezza dengan matanya sendiri akan sulit bisa mempercayai pria itu kembali.Jadi, ketika Altezza mengatakan akan mengikuti gathering dari kantornya weekend ini—sama sekali Venus tidak percaya.Dia memang tidak mengkonfirmasi kepada orang-orang di kantor Altezza karena tidak ada satu pun yang Venus kenal tapi feeling-nya sangat kuat, Altezza sedang membohonginya.Padahal hati Venus sudah mulai luluh melihat Altezza yang bersemangat saat fitting baju pengantin dan sikapnya yang kembali hangat juga mesra.Venus yang tengah menggosok giginya di wastafel kamar mandi apartemen pun tertawa sumbang menatap ke cermin mendengar pemikirannya sendiri.Kemudian raut wajahnya menyendu, tatap matanya kosong kembali.Venus mengembuskan napas panjang kemudian membasuh mulutnya dari busa pasta gigi.Setelah itu Venus mandi dan pergi bekerja tanpa sarapan.Semenjak memergoki perselingkuhan Altezza, selain hidup Venus tidak lagi bergairah—dia juga tidak nafsu ma

    Last Updated : 2024-03-08
  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   Misi Penjebakan

    Venus membatalkan rencananya pulang ke Bandung.Sekarang dia sedang mengemas pakaian untuk pergi ke Bali, berniat menguntit Altezza yang tengah berselingkuh.Venus tidak menggunakan koper, hanya membawa tas besar yang biasa digunakan ke gym sehingga bisa dia sandang di pundak.Kepergiannya ke Bali bukan untuk liburan jadi semuanya harus ringkas agar tidak repot dan memudahkannya bergerak dari satu tempat ke tempat lain.Supaya bisa muat ke dalam tas, Venus memasukan pakaian seadanya yang kebanyakan adalah pakaian kurang bahan selain karena memang udara di sana panas. Dan bila kekurangan pakaian bersih, dia akan membeli pakaian di Bali saja.Setelah semua keperluannya masuk ke dalam satu tas, Venus membaringkan tubuhnya di atas ranjang dengan posisi terlentang.Matanya menatap kosong langit-langit kamar dan perlahan buliran kristal meluncur dari setiap sudut matanya.Sesuatu di dalam dada Venus terasa begitu sakit sampai Venus menyimpan satu telapak tangannya di sana, berharap rasa pe

    Last Updated : 2024-03-09
  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   Terluka

    Venus & Archio disambut oleh lampu terang benderang begitu kamar terbuka. Mata Venus langsung mengedar mencari sofa yang akan ditiduri Archio.Benar kata pria itu, sofanya kecil sedangkan tubuh Archio tinggi.Jika Venus berbaring di sana pun tidak akan menampung keseluruhan tubuhnya.Sedangkan ranjang di kamar itu adalah ranjang single berukuran King Size dan mereka tidak mungkin tidur satu ranjang bersama.Archio meletakan tas Venus di meja dekat lemari pakaian.“Kamu mau mandi dulu? Handuk bersihnya ada di kamar mandi.” Tangan Archio mengarah pada pintu kamar mandi.“Iya Mas … makasih.” “Kamu udah makan?” Langkah Venus yang hendak masuk ke dalam kamar mandi harus terhenti oleh pertanyaan Archio.“Udah tadi.” Venus menjawab kemudian masuk ke dalam kamar mandi.“Perhatian banget sih.” Venus bergumam sembari menyimpan tas pakaiannya di meja wastafel.Setelah membersihkan tubuhnya dan memakai pakaian tidur yang berupa hotpant dan thanktop, Venus keluar dari kamar mandi.Gerak tubuhny

    Last Updated : 2024-03-10
  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   Nyaman

    Venus dan Archio pergi saat hari masih siang ke beach club yang disebutkan Wulan saat mereka sedang mencuri dengar.Keduanya harus ada di sana sebelum pasangan selingkuh itu tiba. Archio dan Venus memilih tempat strategis yang memiliki pemandangan keseluruhan resort tapi tetap tersembunyi, tidak terekspose.Semestinya tempat yang dipilih bisa menampung empat sampai enam orang tapi Archio bersedia membayar mahal untuk cabana tersebut.Sambil menunggu Altezza dan Wulan sampai, mereka memesan makanan dan minuman.“Mas tadi denger enggak ucapan Al setelah Wulan bilang ingin ke sini?” celetuk Venus bertanya setelah lama hening.Archio menganggukan kepala. “Yang tunangan kamu tanya apa enggak bosen datang ke sini?” Venus langsung menganggukan kepala membenarkan.“Berarti mereka sering ke sini apa gimana?” Venus meminta pendapat.“Kayanya iya karena Wulan sering minta ijin pergi liburan bareng teman-temannya … dan adakalanya mungkin dia enggak pergi sama temennya melainkan sama tunangan ka

    Last Updated : 2024-03-10
  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   Di depan Mata

    Di lain pihak, Archio tengah merasakan dua gundukan di dada Venus yang menekan dadanya.Begitu lembut namun kuat.Bagian yang menyembul tidak tertampung cup bikini itu menempel di dada Archio tanpa penghalang.Archio memejamkan mata berusaha menekan sesuatu yang mendadak muncul dalam dirinya, menghasilkan hawa panas dan desiran asing di seluruh tubuh.Perlahan kepalanya menunduk, tenggelam di puncak kepala Venus yang memiliki harum menyenangkan.Venus bisa merasakannya dan tanpa sadar kedua tangan gadis itu melingkar semakin erat di pinggang Archio.Keduanya baru tersadar saat DJ selesai memainkan satu lagu lantas memutuskan untuk mengurai pelukan.“Kamu enggak apa-apa?” Walau terlambat, Archio bertanya juga untuk menghilangkan canggung yang kini terasa.Venus menggelengkan kepala.Dia hendak membalikan badan agar Archio tidak melihat pipinya yang merona namun seketika tertegun saat melihat sosok Altezza dan Wulan dengan pakaian berenang mereka sedang melangkah mendekat ke kolam renan

    Last Updated : 2024-03-10
  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   Tidak Percaya

    Venus nyaris memekik, dia langsung menutup mulutnya menggunakan satu tangan dan mata yang membulat sempurna menatap layar ponsel dan dinding kaca kamar Altezza secara bergantian.Seakan tidak percaya atas apa yang direkam kamera ponsel dia juga ingin melihat langsung ke dinding kaca kamar itu untuk meyakinkan kembali dan berharap apa yang dia lihat adalah salah.Namun baik yang terekam di kamera maupun yang dia lihat secara langsung—meski justru samar karena jarak—dua-duanya menunjukkan kejadian yang sama yaitu Altezza dan Wulan tengah bercinta.Saat pakaian mereka sudah tanggal semua, Wulan mendorong tubuh Altezza agar terbaring di atas ranjang lalu wanita itu naik ke atas pangkuan Altezza, menungganginya.Archio dan Venus seperti sedang melihat film dewasa hanya saja yang sedang bermain di dalamnya adalah pasangan mereka sehingga film itu bukannya membangkitkan hasrat melainkan seakan menabur garam di atas luka sekaligus menjijikan.Selama ini adegan yang Archio dan Venus lihat hany

    Last Updated : 2024-03-11
  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   Dicintai

    Archio menatap Venus, dengan matanya meminta persetujuan untuk melepaskan hontpant yang masih membalut ketat bokong Venus yang sintal.Venus tidak bersuara tapi Archio bisa melihat mata Venus memberi ijin.Jadi dia menyelipkan dua jarinya di antara pinggang dan ujung hotpant kemudian menarik turun sekaligus kain berenda tipisnya.Archio menelan saliva, tatap matanya tertuju pada bagian inti Venus yang seperti bunga masih kuncup.Dia curiga kalau Venus masih perawan.Meski begitu, karena hasratnya telah memuncak—Archio melanjutkan juga apa yang dia mulai.Kepalanya merunduk, memberikan banyak kecupan di perut Venus yang terus dia turunkan sampai bagian inti sang gadis.Terdengar suara Venus terhenyak, dia sempat menahan kepala Archio menggunakan kedua tangan namun ketika Archio mulai memainkan lidahnya, pertahanan Venus mengendur.Selanjutnya, Archio mendengar desah merdu penuh kenikmatan.Sebentar saja dia di sana, kembali mengangkat tubuh untuk menanggalkan celananya.Sekarang barula

    Last Updated : 2024-03-12

Latest chapter

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-65 THE END

    “Svarga mana? Kok enggak keliatan?” Tante Zara yang baru saja datang bersama Om Arkana bertanya.“Itu Tante … lagi di kamar sama Sazhy.” Zaviya menjawab dengan senyum kecut, di dalam hati merasa kesal kepada suaminya yang malah bersembunyi disaat acara syukuran kelahiran putri ke tiga mereka akan dimulai.“Oooh … sekali lagi selamat ya, Sayang.” Tante Zara memeluk dan mencium pipi Zaviya kemudian bergantian dengan Om Arkana.“Ghaza katanya dateng telat, dia anter anaknya ke dokter gigi dulu.” Om Arkana memberitahu.“Iya ….” Zaviya menanggapi disertai senyum ironi dan tatapan penuh arti pasalnya om jailnya Svarga itu selalu menggoda Zaviya dengan konflik di masa lalu di mana Ghazanvar pernah meminta ijin kepada Svarga untuk menikahinya.Memang di luar nalar, tapi tidak ada yang masuk akal bila berhubungan dengan keluarga dari suaminya itu termasuk kekayaan yang mereka miliki.Tante Zara dan om Arkana pergi ke area belakang rumah di mana taman yang luas disulap menjadi sebuah venue deng

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-Menjadi Asing

    Dengan alasan agar restoran Zaviya tetap buka untuk pelanggan setia di hari Sabtu ini maka Ballroom sebuah hotel mewah dipilih menjadi venue Baby shower Reygan.Banyak tamu dari kalangan kaum jet set hadir dalam pesta tersebut termasuk keluarga besar Gunadhya-keluarga dari pihak mamanya Svarga dan tentunya keluarga besar Byantara-keluarga dari ayahnya Zaviya.Keluarga besar bunda yang kebetulan berdomisili di Jakarta dan Bandung menyempatkan untuk datang.Selain yang disebutkan tadi, Baby shower Reygan juga kedatangan tamu istimewa dari Jerman yaitu aunty Kalila dan uncle King yang jarang sekali datang ke Indonesia.Aunty Kalila adalah kakak keduanya mama Kejora yang menikah dengan cucu dari orang terkaya nomor empat di dunia.Luar biasa, bukan?Sang billioner terpikat salah satu gadis dari klan Gunadhya.Zaviya pernah bertemu mereka saat pesta pernikahannya di Jerman.Usut punya usut, kedatangan aunty Kalila dan uncle King ke Indonesia bukan hanya menghadiri Baby shower Reygan tapi j

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-64 Pesta Reygan

    Biasanya bila ada pesta, seorang ibu atau seorang istri lah yang paling report dalam mempersiapkannya.Semuanya harus sempurna, semuanya harus sesuai keinginan, semuanya harus yang terbaik.Tapi bukan Zaviya namanya kalau mau direpotkan dengan hal semacam itu.Merasa memiliki suami Konglomerat maka Zaviya menggunakan uang suaminya untuk mendapatkan semaksimal mungkin apa yang dia mau dengan seminimal mungkin keterlibatannya dalam mewujudkan keinginan tersebut.Buktinya, hanya untuk membuat Baby shower Reygan saja—Zaviya mempercayakannya kepada Event Organizer ternama, terkenal dan termahal di Negaranya tercinta ini.Awalnya meeting untuk membentuk konsep pesta itu dilakukan di rumah Zaviya di mana Zaviya mengungkapkan semua keinginannya yang dirangkum oleh tim Event Organizer kemudian dibuatkan list-list apa-apa saja yang akan ada di pesta nanti.Dan setelah meeting tersebut Zaviya hanya mendapat kiriman pesan singkat mengenai pilihan seperti undangan, warna tema dekor, jenis souvenir

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-63 Seorang Ayah

    Alih-alih kecewa kepada kedua orang tua dan mertuanya yang lupa memberitahu Svarga mengenai persalinannya, Zaviya malah tertawa sewaktu mereka berempat menceritakan.Memiliki suami seperti Svarga yang terkadang tidak bisa diandalkan membuat Zaviya mandiri dan tidak mempermasalahkan hal-hal kecil seperti dulu bahkan hal besar seperti ini pun Zaviya santai menghadapinya.Siapa suruh Svarga pulang larut dari kantor sehingga tidak bisa mengikuti momen kelahiran putranya.Hari telah berganti sewaktu Svarga datang ke rumah sakit.Justru pria itu yang tampak kesal karena kedua orang tua dan kedua mertuanya tidak ada yang ingat satupun padanya.Baik kedua orang tua Svarga maupun kedua orang tua Zaviya yang diwakili bunda Venus sudah meminta maaf kepada Svarga namun tetap saja Svarga masih dongkol.Svarga tidak habis pikir, momen besar seperti ini sampai tidak ada yang mengingatnya.Setelah selesai bersalaman dengan kedua orang tua dan kedua mertuanya, Svarga mendekat ke ranjang Zaviya.“Hey …

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-62 Melewatkan Momen

    Kehamilan Zaviya yang semakin membesar membuatnya kesulitan bergerak.Untuk bangun dari tempat tidur saja, Zaviya harus menggulingkan badannya.Cara jalannya semakin mengangkang dan lambat.Moodnya juga naik turun tidak menentu sampai sering Zaviya meminta Svarga tidak perlu pulang ke rumah karena selalu membuatnya emosi.Svarga diam saja bisa menimbulkan kekesalan di hati Zaviya apalagi kalau pria itu bergerak atau bersuara.Malangnya Zaviya, bila dia melakukan silent treatment tanpa sebab kepada Svarga maka pria itu akan membalasnya dengan hal yang sama sampai Zaviya menyapanya duluan.Padahal terkadang Zaviya juga ingin dibujuk oleh Svarga atau dipeluk saja tanpa bicara apapun, tapi perlu digaris bawahi kalau keinginan Zaviya itu ‘kadang-kadang’ sedangkan Svarga bukan cenayang yang bisa mengetahui kapan Zaviya menginginkan dibujuk dan kapan istrinya itu tidak ingin dibujuk. Serba salah memang menjadi Svarga tapi mau bagaimana lagi, dia kadung cinta kepada perempuan ajaib bernama R

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-Merajuk

    Di antara kecemasan yang mendera serta khawatir yang sangat besar, Svarga masih saja segan menghubungi kedua mertuanya untuk menanyakan keberadaan Zaviya.Tidak lucu kalau dia bertanya keberadaan Zaviya kepada kedua mertuanya di Surabaya sementara Zaviya tinggal bersamanya di Jakarta.Tidak patah arang, Svarga pun turun ke loby bertanya kepada sekuriti apakah melihat Zaviya keluar dari gedung dan dua sekuriti bersaksi melihat Zaviya menaiki taksi.Dari sana Svarga tahu kalau Zaviya memang sengaja pergi tanpa meminta ijinnya.Tapi karena sekuriti mengatakan kalau Zaviya tidak membawa tas atau koper jadi mungkin Zaviya pergi sebentar.Benak Svarga berpikir kalau Zaviya mungkin pergi ke restoran, bisa jadi ada kabar mendesak dari restoran yang mewajibkan kehadiran Zaviya dan Zaviya buru-buru pergi sehingga tidak membangunkannya atau mungkin juga tidak tega membangunkannya yang tengah pulas terlelap.Positif sekali pikiran Svarga.Svarga kembali ke unit apartemennya, mengganti pakaian kem

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-61 Tidak berubah

    Sebelum pulang ke Indonesia, Svarga dan Zaviya diberikan materi pendidikan tentang rumah tangga selama enam SKS.Berjam-jam mereka duduk di sofa untuk mendengar wejangan mama Kejora dan papa Arjuna.Sepertinya mama dan papa trauma setelah masalah besar yang terjadi dalam rumah tangga Zaviya dengan Svarga yang nyaris membuat mereka berpisah.Layaknya anak baik dan penurut, Svarga manut sekali tanpa membantah tidak seperti Zaviya yang terkadang ngeyel dan tidak segan mengajak mama dan papa berdebat.Sehebat itu memang Zaviya, dia akan langsung mengungkapkan ketidaksetujuannya sampai papa dan mama harus memberi pengertian yang masuk akal baginya.Mama dan papa yang berjiwa bebas tidak mempermasalahkan sikap Zaviya tersebut dan malah menganggapnya sebagai hal biasa.Namun pada kenyataannya, setelah Zaviya dan Svarga sampai di Jakarta kemudian menjalani aktifitas seperti biasa—Svarga lupa dengan wejangan dan semua nasihat papa mama, tidak seperti Zaviya yang menjadi lebih baik.Buktinya Za

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-Memancing Hasrat

    Keesokan harinya sengaja Zaviya bangun siang, dia sedang merajuk karena Svarga berdusta.Tidak ada ‘hanya sekali” dalam kamus bercinta Svarga, kalimat itu hanya bujukan penuh dusta agar Zaviya bersedia membuka pahanya lebar-lebar.Tapi Svarga juga tidak membangunkan Zaviya, dia biarkan istrinya cukup tidur karena mereka akan naik pesawat sore. Tahu istrinya tengah merajuk, Svarga juga tidak banyak bicara tapi tetap membuatkan Zaviya susu ibu hamil dan mengingatkan untuk minum vitamin dengan langsung memberikan vitamin tersebut beserta air mineral.Tidak ada drama saat mereka naik pesawat hingga tiba di Jerman.Seorang driver menjemput mereka di Bandara dan keduanya masih belum bicara.Zaviya dan Svarga disambut hangat oleh mama Kejora dan papa Arjuna ketika sampai di rumah.“Mama udah masak makan malam, kita langsung makan malam aja ya.” Mama merangkul Zaviya, membawanya ke ruang makan setelah berpelukan dengan putranya.“Makasih ya, Ma … kamu jadi ngerepotin Mama,” kata Zaviya basa-

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-60 Begitu Menginginkan

    Zaviya tampak tidak bersemangat saat mengitari pusat perbelanjaan, tubuhnya terasa lelah usai digempur Svarga semalaman sedangkan pria itu malah terlihat segar dan bugar.Jadi Zaviya bergelayut manja terus di lengan berotot Svarga.Mungkin jika ada troli untuk orang dewasa, dia akan meminta Svarga membelikannya karena sungguh—rasanya Zaviya ingin berbaring saja di atas ranjang di kamar hotel mereka.Outlet-outlet dari berbagai macam merek branded dunia tidak mampu membuat hasrat berbelanja Zaviya muncul.“Kamu sakit?” Svarga menghentikan langkah, mengecek suhu tubuh Zaviya dengan cara menempelkan punggung tangan di kening sempit istrinya.“Pulang aja, yuk!” ajak Zaviya mengerucutkan bibir.“Kamu enggak mau belanja lagi?” Svarga dengan senang hati menawarkan.Zaviya menggelengkan kepalanya dan karena melihat wajah sang istri yang pucat jadi Svarga memutuskan kembali ke hotel meski baru tiga paperbag dari tiga merek ternama yang memenuhi tangannya saat ini.Paperbag itu berisi barang be

DMCA.com Protection Status