Archio menatap Venus, dengan matanya meminta persetujuan untuk melepaskan hontpant yang masih membalut ketat bokong Venus yang sintal.Venus tidak bersuara tapi Archio bisa melihat mata Venus memberi ijin.Jadi dia menyelipkan dua jarinya di antara pinggang dan ujung hotpant kemudian menarik turun sekaligus kain berenda tipisnya.Archio menelan saliva, tatap matanya tertuju pada bagian inti Venus yang seperti bunga masih kuncup.Dia curiga kalau Venus masih perawan.Meski begitu, karena hasratnya telah memuncak—Archio melanjutkan juga apa yang dia mulai.Kepalanya merunduk, memberikan banyak kecupan di perut Venus yang terus dia turunkan sampai bagian inti sang gadis.Terdengar suara Venus terhenyak, dia sempat menahan kepala Archio menggunakan kedua tangan namun ketika Archio mulai memainkan lidahnya, pertahanan Venus mengendur.Selanjutnya, Archio mendengar desah merdu penuh kenikmatan.Sebentar saja dia di sana, kembali mengangkat tubuh untuk menanggalkan celananya.Sekarang barula
Hari ini tidak ada lagi misi mata-mata, Venus dan Archio sudah tidak peduli dengan pasangan mereka yang berselingkuh.Mereka berdua memutuskan check out dan pindah hotel.Archio mengemudikan mobil rentalnya ke daerah Ubud.Tempat dingin di Pulau Dewata Bali itu selalu menjadi pilihan pasangan pengantin baru untuk honeymoon.Sayangnya, yang dibawa Archio ke tempat romantis tersebut adalah tunangan dari pria lain yang masih perawan.Meski begitu, Archio tidak menyesalinya.Dia tidak merasa rugi menghabiskan waktu bersama Venus walau tidak bisa bercinta dengannya.Archio juga tidak akan meminta atau berharap apalagi memaksa Venus memuaskannya dengan cara lain.Dengan hanya berada di sampingnya saja, Archio sudah merasa tenang dan bahagia.Gadis itu mampu membuat dunia Archio penuh warna meski hanya duduk diam di sampingnya tidak melakukan apapun.Archio menoleh sekilas pada gadis yang seperti katanya tadi pagi, ‘Memiliki tempat khusus di hatinya’.Siluet wajahnya begitu lembut. meski men
Venus celingukan di ruang tunggu di depan gate yang tertera pada tiket pesawat, matanya mengedar mencari Archio.Tadi pria itu ijin ke Toilet dan meminta Venus menunggu di ruang tunggu depan gate, tapi kenapa Archio lama sekali?Seorang petugas bandara sudah membuka gate, mempersilahkan penumpang untuk melalui garbarata yang tersambung ke pintu pesawat.Venus berdiri, kepalanya menoleh ke sembarang arah mencari sosok Archio sampai akhirnya dia melihat Archio berlari mendekat.Pria itu tersenyum, meraih tas Venus dengan tangan yang satu kemudian merangkul pundaknya menggunakan tangan yang lain.Mereka berdua berjalan saling berangkulan menyusuri garbarata. Setelah seluruh biaya hotel dan makan selama di Bali ditanggung oleh Archio, sekarang Archio juga memilih pesawat dengan maskapai terbaik dan kursi kelas bisnis.Archio royal sekali memperlakukan selingkuhannya.Sebagai wanita yang tunangannya selingkuh dengan istri Archio, Venus justru merasa puas karena pasti Wulan juga mendapat p
Altezza memiliki akses ke apartemen Venus, dia bisa langsung masuk ke sana dengan bebas.Ada kesal tersimpan dalam hatinya karena kemarin Venus tidak membalas pesan hingga hari ini pun pesan yang terakhir dia kirim masih ceklis dua tanpa berubah biru artinya Venus belum membaca pesannya.Sedangkan dia melihat status Venus sering kali online.Tidak ada kecurigaan berarti, Altezza hanya kesal saja diabaikan tunangannya jadi dia tidak mengirim pesan apapun lagi dan langsung datang ke apartemen Venus.Namun dia tidak menemukan siapapun di ruang televisi dan pantry unit apartemen Venus.Jadi dia langkahkan kakinya ke kamar dan tidak ada Venus di sana. Namun sayup dia mendengar sebuah suara dari balkon.Altezza menyingkap tirai yang menutupi jendela ke balkon dan dia menemukan Venus tengah bicara di telepon dengan senyum lebar dan sesekali tertawa.Sebetulnya hal yang biasa, dia sering melihat Venus bicara dengan sahabatnya sambil tertawa melalui sambungan telepon.Tapi Altezza merasa tawa
“Weiiis, gelang baru nih?” Altezza menangkap tangan Venus lalu memindai gelang emas di pergelangan tangan tunangannya.Venus sempat terhenyak, dia melirik gelang pemberian Archio kemudian tersenyum.“Iya … bagus ya?” Venus malah meminta pendapat.“Bagus, kamu beli sendiri?” Lama Venus tidak menjawab pertanyaan Altezza malah mengagumi gelang di tangannya.Altezza jadi mengerutkan kening bingung, ketika dia hendak mengulang pertanyaannya—ponsel yang dia letakan di atas meja berbunyi.Kurir pengantar makanan memberitahu kalau dia sudah di loby.*** Ternyata kondisi serupa dirasakan juga oleh Wulan yang tanpa sengaja memergoki suaminya sedang bicara ditelepon sambil tertawa renyah dan nada suaranya yang lembut.Namun sayang, dia tidak bisa mendengar dengan jelas percakapan suaminya tersebut.Dia jadi berpikir mungkinkah Archio berselingkuh?Hatinya seketika mencelos.Setelah memutuskan sambungan telepon yang tiba-tiba diakhiri begitu saja oleh Venus dengan nada kaku—yang Archio duga ada
Sungguh, Archio tidak tega bila harus merenggut mahkota Venus karena posisinya sekarang dia masih berstatus sebagai pria beristri.Archio belum bisa memberikan kepastian kepada Venus meski Venus sendiri mengatakan bahwa mereka hanya perlu pelan-pelan saja menjalani hubungan ini namun Archio adalah pria dewasa yang normal dan memiliki kebutuhan sementara sang istri sudah malas-malasan melayaninya.Selain dari pada itu Archio merasa tidak berhasrat lagi kepada Wulan yang jelas-jelas berkhianat.Jadi ketika saat ini bertemu dengan Venus yang menggunakan pakaian yang bisa memancing libidonya, Archio membalut tubuh Venus dengan selimut hingga ke leher.Venus yang sekarang berada dalam pelukan Archio belum berhenti tertawa karena ulah pria itu.“Mas ih, masa aku dibungkus gini kaya lemper.” “Abisnya kamu mancing-mancing.” Archio mengakhiri kalimatnya dengan kecupan cukup dalam di kening Venus. Venus melesakan wajahnya lebih dalam ke ceruk leher Archio, mengendus aroma pria itu yang membu
Berhubung Venus dan Archio tengah terlibat cekcok dengan pasangan mereka membuat pasangan selingkuh ini bebas menghabiskan waktu bersama tanpa kontrol dari pasangan atau harus berbohong apa, ke mana dan di mana mereka berada.Puas rasanya bagi Archio dan Venus menghabiskan malam bersama seperti pasangan suami istri yang pada akhirnya Archio kalah dan mereka makeout juga seperti di Bali.Setiap harinya Archio sibuk sekali melakukan banyak meeting dengan klien, begitu juga Venus yang memang pekerjaannya mengurusi operasional kantor seperti tidak ada liburnya.Terbukti di saat weekend saja, Venus harus mendampingi Direksi bersama pimpinan tertinggi di dua Kantor Wilayah Jakarta dan beberapa karyawan penting di perusahaan di mana dia bekerja dalam acara turnamen golf di Bogor.Mendengar rencana Venus yang padat di akhir minggu membuat raut wajah Archio berubah murung.Padahal tadinya Archio ingin mengajak Venus ke Anyer karena bila berkeliaran di Jakarta khawatir bertemu orang yang mengen
Archio mendiamkan Wulan semenjak menjemput di Bandara, bahkan tidak sekalipun dia mengajak Wulan untuk makan.Pria itu menyibukkan diri dengan menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tertunda karena beberapa hari terakhir dia harus fokus dan mendahulukan pekerjaan di Jakarta.Dengan sering Archio mendengar hembusan napas bosan Wulan yang tengah menonton televisi membuat bibir Archio menyeringai puas.Archio berharap Wulan pulang kembali ke Surabaya malam ini juga jadi dia bisa menyusul Venus ke Bogor.Wulan bangkit dari sofa, dia berinisiatif memesan makanan di resto hotel melalui sambungan telepon dari kamar.“Kamu mau makan enggak?” Wulan bertanya dengan gagang telepon yang menempel di telinga.“Enggak!” Archio menggelengkan kepala tanpa mengalihkan tatap dari layar iPadnya.Wulan merotasi bola mata malas merespon sikap cuek Archio lantas melanjutkan memesan makanan untuk diantar ke kamar.Tidak lama kemudian bel pintu kamar berbunyi, Wulan berlari membukanya dan kembali ke sofa denga
“Svarga mana? Kok enggak keliatan?” Tante Zara yang baru saja datang bersama Om Arkana bertanya.“Itu Tante … lagi di kamar sama Sazhy.” Zaviya menjawab dengan senyum kecut, di dalam hati merasa kesal kepada suaminya yang malah bersembunyi disaat acara syukuran kelahiran putri ke tiga mereka akan dimulai.“Oooh … sekali lagi selamat ya, Sayang.” Tante Zara memeluk dan mencium pipi Zaviya kemudian bergantian dengan Om Arkana.“Ghaza katanya dateng telat, dia anter anaknya ke dokter gigi dulu.” Om Arkana memberitahu.“Iya ….” Zaviya menanggapi disertai senyum ironi dan tatapan penuh arti pasalnya om jailnya Svarga itu selalu menggoda Zaviya dengan konflik di masa lalu di mana Ghazanvar pernah meminta ijin kepada Svarga untuk menikahinya.Memang di luar nalar, tapi tidak ada yang masuk akal bila berhubungan dengan keluarga dari suaminya itu termasuk kekayaan yang mereka miliki.Tante Zara dan om Arkana pergi ke area belakang rumah di mana taman yang luas disulap menjadi sebuah venue deng
Dengan alasan agar restoran Zaviya tetap buka untuk pelanggan setia di hari Sabtu ini maka Ballroom sebuah hotel mewah dipilih menjadi venue Baby shower Reygan.Banyak tamu dari kalangan kaum jet set hadir dalam pesta tersebut termasuk keluarga besar Gunadhya-keluarga dari pihak mamanya Svarga dan tentunya keluarga besar Byantara-keluarga dari ayahnya Zaviya.Keluarga besar bunda yang kebetulan berdomisili di Jakarta dan Bandung menyempatkan untuk datang.Selain yang disebutkan tadi, Baby shower Reygan juga kedatangan tamu istimewa dari Jerman yaitu aunty Kalila dan uncle King yang jarang sekali datang ke Indonesia.Aunty Kalila adalah kakak keduanya mama Kejora yang menikah dengan cucu dari orang terkaya nomor empat di dunia.Luar biasa, bukan?Sang billioner terpikat salah satu gadis dari klan Gunadhya.Zaviya pernah bertemu mereka saat pesta pernikahannya di Jerman.Usut punya usut, kedatangan aunty Kalila dan uncle King ke Indonesia bukan hanya menghadiri Baby shower Reygan tapi j
Biasanya bila ada pesta, seorang ibu atau seorang istri lah yang paling report dalam mempersiapkannya.Semuanya harus sempurna, semuanya harus sesuai keinginan, semuanya harus yang terbaik.Tapi bukan Zaviya namanya kalau mau direpotkan dengan hal semacam itu.Merasa memiliki suami Konglomerat maka Zaviya menggunakan uang suaminya untuk mendapatkan semaksimal mungkin apa yang dia mau dengan seminimal mungkin keterlibatannya dalam mewujudkan keinginan tersebut.Buktinya, hanya untuk membuat Baby shower Reygan saja—Zaviya mempercayakannya kepada Event Organizer ternama, terkenal dan termahal di Negaranya tercinta ini.Awalnya meeting untuk membentuk konsep pesta itu dilakukan di rumah Zaviya di mana Zaviya mengungkapkan semua keinginannya yang dirangkum oleh tim Event Organizer kemudian dibuatkan list-list apa-apa saja yang akan ada di pesta nanti.Dan setelah meeting tersebut Zaviya hanya mendapat kiriman pesan singkat mengenai pilihan seperti undangan, warna tema dekor, jenis souvenir
Alih-alih kecewa kepada kedua orang tua dan mertuanya yang lupa memberitahu Svarga mengenai persalinannya, Zaviya malah tertawa sewaktu mereka berempat menceritakan.Memiliki suami seperti Svarga yang terkadang tidak bisa diandalkan membuat Zaviya mandiri dan tidak mempermasalahkan hal-hal kecil seperti dulu bahkan hal besar seperti ini pun Zaviya santai menghadapinya.Siapa suruh Svarga pulang larut dari kantor sehingga tidak bisa mengikuti momen kelahiran putranya.Hari telah berganti sewaktu Svarga datang ke rumah sakit.Justru pria itu yang tampak kesal karena kedua orang tua dan kedua mertuanya tidak ada yang ingat satupun padanya.Baik kedua orang tua Svarga maupun kedua orang tua Zaviya yang diwakili bunda Venus sudah meminta maaf kepada Svarga namun tetap saja Svarga masih dongkol.Svarga tidak habis pikir, momen besar seperti ini sampai tidak ada yang mengingatnya.Setelah selesai bersalaman dengan kedua orang tua dan kedua mertuanya, Svarga mendekat ke ranjang Zaviya.“Hey …
Kehamilan Zaviya yang semakin membesar membuatnya kesulitan bergerak.Untuk bangun dari tempat tidur saja, Zaviya harus menggulingkan badannya.Cara jalannya semakin mengangkang dan lambat.Moodnya juga naik turun tidak menentu sampai sering Zaviya meminta Svarga tidak perlu pulang ke rumah karena selalu membuatnya emosi.Svarga diam saja bisa menimbulkan kekesalan di hati Zaviya apalagi kalau pria itu bergerak atau bersuara.Malangnya Zaviya, bila dia melakukan silent treatment tanpa sebab kepada Svarga maka pria itu akan membalasnya dengan hal yang sama sampai Zaviya menyapanya duluan.Padahal terkadang Zaviya juga ingin dibujuk oleh Svarga atau dipeluk saja tanpa bicara apapun, tapi perlu digaris bawahi kalau keinginan Zaviya itu ‘kadang-kadang’ sedangkan Svarga bukan cenayang yang bisa mengetahui kapan Zaviya menginginkan dibujuk dan kapan istrinya itu tidak ingin dibujuk. Serba salah memang menjadi Svarga tapi mau bagaimana lagi, dia kadung cinta kepada perempuan ajaib bernama R
Di antara kecemasan yang mendera serta khawatir yang sangat besar, Svarga masih saja segan menghubungi kedua mertuanya untuk menanyakan keberadaan Zaviya.Tidak lucu kalau dia bertanya keberadaan Zaviya kepada kedua mertuanya di Surabaya sementara Zaviya tinggal bersamanya di Jakarta.Tidak patah arang, Svarga pun turun ke loby bertanya kepada sekuriti apakah melihat Zaviya keluar dari gedung dan dua sekuriti bersaksi melihat Zaviya menaiki taksi.Dari sana Svarga tahu kalau Zaviya memang sengaja pergi tanpa meminta ijinnya.Tapi karena sekuriti mengatakan kalau Zaviya tidak membawa tas atau koper jadi mungkin Zaviya pergi sebentar.Benak Svarga berpikir kalau Zaviya mungkin pergi ke restoran, bisa jadi ada kabar mendesak dari restoran yang mewajibkan kehadiran Zaviya dan Zaviya buru-buru pergi sehingga tidak membangunkannya atau mungkin juga tidak tega membangunkannya yang tengah pulas terlelap.Positif sekali pikiran Svarga.Svarga kembali ke unit apartemennya, mengganti pakaian kem
Sebelum pulang ke Indonesia, Svarga dan Zaviya diberikan materi pendidikan tentang rumah tangga selama enam SKS.Berjam-jam mereka duduk di sofa untuk mendengar wejangan mama Kejora dan papa Arjuna.Sepertinya mama dan papa trauma setelah masalah besar yang terjadi dalam rumah tangga Zaviya dengan Svarga yang nyaris membuat mereka berpisah.Layaknya anak baik dan penurut, Svarga manut sekali tanpa membantah tidak seperti Zaviya yang terkadang ngeyel dan tidak segan mengajak mama dan papa berdebat.Sehebat itu memang Zaviya, dia akan langsung mengungkapkan ketidaksetujuannya sampai papa dan mama harus memberi pengertian yang masuk akal baginya.Mama dan papa yang berjiwa bebas tidak mempermasalahkan sikap Zaviya tersebut dan malah menganggapnya sebagai hal biasa.Namun pada kenyataannya, setelah Zaviya dan Svarga sampai di Jakarta kemudian menjalani aktifitas seperti biasa—Svarga lupa dengan wejangan dan semua nasihat papa mama, tidak seperti Zaviya yang menjadi lebih baik.Buktinya Za
Keesokan harinya sengaja Zaviya bangun siang, dia sedang merajuk karena Svarga berdusta.Tidak ada ‘hanya sekali” dalam kamus bercinta Svarga, kalimat itu hanya bujukan penuh dusta agar Zaviya bersedia membuka pahanya lebar-lebar.Tapi Svarga juga tidak membangunkan Zaviya, dia biarkan istrinya cukup tidur karena mereka akan naik pesawat sore. Tahu istrinya tengah merajuk, Svarga juga tidak banyak bicara tapi tetap membuatkan Zaviya susu ibu hamil dan mengingatkan untuk minum vitamin dengan langsung memberikan vitamin tersebut beserta air mineral.Tidak ada drama saat mereka naik pesawat hingga tiba di Jerman.Seorang driver menjemput mereka di Bandara dan keduanya masih belum bicara.Zaviya dan Svarga disambut hangat oleh mama Kejora dan papa Arjuna ketika sampai di rumah.“Mama udah masak makan malam, kita langsung makan malam aja ya.” Mama merangkul Zaviya, membawanya ke ruang makan setelah berpelukan dengan putranya.“Makasih ya, Ma … kamu jadi ngerepotin Mama,” kata Zaviya basa-
Zaviya tampak tidak bersemangat saat mengitari pusat perbelanjaan, tubuhnya terasa lelah usai digempur Svarga semalaman sedangkan pria itu malah terlihat segar dan bugar.Jadi Zaviya bergelayut manja terus di lengan berotot Svarga.Mungkin jika ada troli untuk orang dewasa, dia akan meminta Svarga membelikannya karena sungguh—rasanya Zaviya ingin berbaring saja di atas ranjang di kamar hotel mereka.Outlet-outlet dari berbagai macam merek branded dunia tidak mampu membuat hasrat berbelanja Zaviya muncul.“Kamu sakit?” Svarga menghentikan langkah, mengecek suhu tubuh Zaviya dengan cara menempelkan punggung tangan di kening sempit istrinya.“Pulang aja, yuk!” ajak Zaviya mengerucutkan bibir.“Kamu enggak mau belanja lagi?” Svarga dengan senang hati menawarkan.Zaviya menggelengkan kepalanya dan karena melihat wajah sang istri yang pucat jadi Svarga memutuskan kembali ke hotel meski baru tiga paperbag dari tiga merek ternama yang memenuhi tangannya saat ini.Paperbag itu berisi barang be