Share

Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan
Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan
Penulis: Erna Azura

Pengkhianatan

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tangan Venus mencengkram stir erat saat melihat mobil sang tunangan-Altezza Rizky Putra memasuki sebuah hotel.

Jantungnya seketika berdetak kencang membayangkan apa yang mungkin Altezza lakukan di sana.

Pasalnya hotel tersebut adalah murni hotel yang tidak memiliki fasilitas lain yang bisa dikunjungi tamu yang tidak menginap.

Tidak ada resto, Caffe, bar bahkan tidak memiliki fasilitas gym, kolam renang atau meeting room apalagi ballroom.

Gedung dengan sebelas lantai itu hanya berisikan kamar-kamar saja.

Venus tahu percis karena dia adalah General Affair di sebuah perusahaan BUMN dan sering bekerjasama dengan Managemen hotel itu untuk menyiapkan akomodasi bagi karyawan dari Cabang lain yang datang dari berbagai daerah untuk menghadiri training di Jakarta.

Hati kecil Venus sebenarnya tidak ingin kecurigaannya beberapa bulan terakhir terhadap sikap Altezza yang berubah itu terbukti.

Padahal sekarang ini dia menguntit Altezza dari kantornya adalah untuk mencari pembuktian namun mendadak dia yang bimbang dan cemas.

Venus memarkirkan mobil Diana-sahabatnya di sisi jalan berseberangan dengan hotel.

Venus menunggu beberapa lama di dalam mobil memberi waktu Altezza untuk melakukan urusannya di resepsionis.

Tanpa persiapan matang menggunakan properti yang bisa membuat Altezza tidak mengenalinya—Venus berani masuk juga ke dalam hotel.

Dia berusaha tenang melewati sekuriti, tersenyum sembari memberikan anggukan.

Matanya mengedar ke sepenjuru loby mencari kemungkinan keberadaan tunangannya namun beruntungnya loby itu kosong, mungkin Altezza sudah naik ke kamarnya.

Hanya musik jazz mengalun merdu dari speaker yang dipasang di setiap penjuru loby.

“Selamat malam … ada yang bisa saya bantu?” Pria di belakang meja resepsionis bertanya.

“Mau minta akses ke kamar Pak Altezza.” Dengan ekspresi wajah di buat sepolos mungkin, Venus berujar.

“Baik … sebentar ya, Bu.” Dan tanpa curiga, bertanya nama atau apa keperluannya, petugas resepsionis itu membuat keycard untuk Venus.

Mungkin karena baru saja Altezza dari sini, untuk keperluan check in atau sama sepertinya mengambil kunci akses ke kamar.

Bisa jadi siapapun yang akan Altezza temui sudah berada di dalam kamar.

“Silahkan, pak Altezza ada di kamar tiga kosong lima.” Pria resepsionis menggeser keycard ke depan Venus.

“Terimakasih,” ucap Venus lalu tersenyum lebar.

Venus kemudian berlari mengejar lift yang pintunya hampir tertutup.

Dia menekan tombol angka tiga dan tidak lama pintu lift terbuka.

Jantung Venus tiba-tiba berdetak kencang, tangannya yang memegang keycard gemetar dan napasnya mulai tersendat.

Kaki Venus juga terasa lemas tapi dia paksakan menyeretnya untuk menemukan pintu bernomor tiga kosong lima.

Dada Venus semakin sesak saat menyusuri lorong yang hanya diterangi cahaya temaram dari lampu yang menempel di dinding.

Dari ujung lorong sana, ada seorang pria berjalan berlawanan arah dengannya.

Venus tidak terlalu memperhatikan jadi dia tidak tahu pria itu adalah tamu hotel atau karyawan hotel ini, dia terlalu sibuk membaca setiap angka pada pintu yang dilalui.

Angka-angka di setiap pintu dimulai dengan angka besar jadi Venus harus terus berjalan hingga ke kamar tiga kosong lima.

Akhirnya langkah Venus berhenti, dia menemukan nomor tiga kosong lima di sebuah pintu.

Dan dia baru menyadari kalau pria yang berjalan dari ujung lorong sana berhenti tepat di depannya.

Selama beberapa detik Venus dan pria itu terlibat saling pandang dengan ekspresi bingung.

Tidak ada kata yang terucap tapi setelah sama-sama menoleh ke arah pintu bernomor tiga kosong lima, netra mereka akan kembali bertemu.

Tiba-tiba terdengar suara berisik di pintu bernomor tiga kosong lima.

Ada tawa renyah seorang wanita disusul suara kunci dari pintu tersebut dibuka.

Karna panik, Venus mendorong dada pria itu yang terasa liat dan bidang dengan maksud menyingkirkannya agar memberi jalan.

Namun yang dilakukan pria itu adalah mencengkram kedua lengan Venus sambil berjalan mundur membawa mereka berdua masuk ke pintu tangga darurat yang hanya berjarak beberapa meter saja dari sana untuk bersembunyi.

“Ssttt ….,” kata pria itu membekap mulut Venus sementara tubuhnya menghimpit tubuh Venus di dinding.

Mata Venus membulat, dia mengangguk pelan barulah sang pria menjauhkan tangan dari mulut Venus.

Keduanya lantas mengintip dari celah pintu yang sengaja dibuka sedikit agar bisa menjangkau penglihatan ke pintu kamar tiga kosong lima.

“Aku laper banget, aku nungguin kamu dari jam tiga loooh,” kata seorang wanita yang bergelayut manja di lengan Altezza ketika keluar dari kamar.

Altezza terkekeh dengan suara beratnya yang khas, dia mengecup sekilas bibir wanita itu sembari menutup pintu membuat bola mata Venus nyaris keluar dari rongganya.

Venus juga membungkam mulutnya dengan tangan untuk meredam suara histeris yang nyaris tidak bisa ia tahan.

Pria itu sempat melirik Venus dan kemudian benaknya menerka siapa dan apa tujuan Venus berada di sini.

“Kita makan di Caffe depan ya.” Samar masih terdengar suara Altezza yang tengah merangkul wanitanya sedang berjalan menjauh menuju lift.

Venus dan Pria itu tidak menyadari kalau posisi mereka belum berubah, masih saling berhadapan tanpa jarak setelah tadi mengintip Altezza dan wanita selingkuhannya melalui celah pintu.

Venus menengadah dengan mata terpejam dan sekarang sudah tidak bisa menahan perasaan lemas di kakinya lagi, tubuhnya melorot bersama derai air mata membanjiri wajah.

“Hey … Hey ….” Pria itu menahan tubuh Venus dengan memegangi kedua lengannya.

“Saya Archio Mars Byantara … kamu bisa panggil saya Archi, perempuan yang keluar bersama pria dari kamar tiga kosong lima adalah istri saya … apa kamu istri dari pria yang bersama istri saya?” Archio bertanya mencoba menghentikan tangis Venus.

Venus menggelengkan kepala, dia mengusap berkali-kali air mata mencoba setegar karang tapi buliran kristal itu enggan berhenti mengalir dampak dari sakit di hatinya.

“Aku … tunangan Altezza, dua bulan lagi kami … akan menikah … hiks … hiks ….”

Archio mengusap-ngusap pundak Venus, dia belum berani menanyakan siapa namanya terlalu fokus menenangkan perempuan asing di depannya.

Sesungguhnya Archio juga terluka, jika dirinya seorang perempuan mungkin akan menangis seperti Venus.

Tapi kedatangannya jauh-jauh dari Surabaya bukan untuk meratapi nasib melainkan untuk mencari bukti perselingkuhan sang istri.

“Kamu denger ‘kan tadi, mereka akan pergi ke Caffe di depan hotel ini, saya akan ke sana … kalau kamu mau ikut, ayo … tapi tenangkan diri kamu dulu ….”

Beberapa saat kemudian Venus mendongak menatap mata pria itu yang baru dia sadari ternyata Archio memiliki mata teduh yang indah.

Dia juga ingin melabrak Altezza, tunangannya itu harus menjelaskan semua ini.

“Ayo,” kata Venus dengan sorot mata penuh luka.

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Intan
sangat terharuuu cerita nya bagus
goodnovel comment avatar
Devasya Al Amrie
seru banget
goodnovel comment avatar
Riski
Sangat bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   Terlalu Pengecut

    “Ayo,” kata Venus dengan sorot mata penuh luka.Mereka keluar dari pintu darurat.“Lewat sini,” kata Archio menuntun Venus ke pintu lift yang lain.“Kenapa lewat sini?” Venus bertanya bingung.“Lift ini langsung ke basement, kamu punya kunci aksesnya ‘kan?”Venus mengangguk, dia memberikannya kepada Archio.“Pegang aja,” kata pria itu enggan menerima.“Siapa tadi nama istrinya, Mas Archi?” Venus bertanya setelah mereka berada di dalam lift.“Wulan,” jawab Archio sembari menoleh menatap Venus.Mendengar nama Wulan, Venus jadi ingat kejadian setahun lalu.“Aku pernah baca pesan mesra antara Wulan sama Al di hapenya Al setahun lalu, kita bertengkar hebat … Al bilang kalau dia cuma iseng dan dia berjanji enggak akan mengulanginya lagi … bodohnya aku percaya, sampai berani menerima lamaran dia.”“Setahun yang lalu?” Archio bergumam.Venus tidak bersuara, hanya memandang Archio yang tengah menatap kosong ujung sepatunya.Tampaknya Archio lebih terluka karena Wulan mengkhianati janji suci pe

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   Tampak Baik-Baik Saja

    “Biar saya aja yang bayar,” kata Archio sembari mengeluarkan dompet.Setelah itu tangannya terangkat memanggil pelayan meminta bill.Dia adalah pria sejati yang tidak akan membiarkan wanita membayar tagihannya.Tidak lucu juga mereka hanya membayar pesanan masing-masing di dalam satu bill.“Enggak usah, Mas … kita bayar masing-masing aja.” “Enggak apa-apa, biar saya yang bayar.” Archio memaksa.Venus tidak bisa lagi menolak, dia membiarkan Archio membayar makan malam mereka.Pria itu memberikan kartu kreditnya kepada pelayan.“Oh ya, saya belum tahu nama kamu.” Archio memberikan kartu namanya kepada Venus.“Kamu boleh menghubungi saya kapan-kapan.” Maksud Archio untuk membahas tentang Wulan dengan Altezza karena mereka senasib.Venus tidak langsung menjawab, dia membaca kartu nama yang Archio berikan.Terdapat nama lengkap pria itu, Archio Mars Byantara.Ada nama perusahaan juga tempat pria itu bekerja dan sekarang Venus tahu kalau pria di depannya adalah seorang Arsitek yang memili

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   Memperbaiki

    Venus mendongak dari makan malam yang tengah ditekuninya di meja bar dapur mini saat pintu apartemen dibuka dari luar.Siapa lagi yang bisa masuk dengan bebas dan mengetahui passcode kalau bukan Altezza.Wajah tampan dengan senyum tersungging manis di bibirnya menyapa Venus.Pria itu tampak tidak berdosa setelah kemarin malam berdusta malah bercinta dengan wanita lain sementara seharusnya mereka fitting baju pengantin.“Baru makan?” Altezza bertanya sembari membuka sepatu.“Baru pulang?” Dia bertanya lagi bersama langkahnya mendekat.Altezza duduk di samping Venus, merebut garpu dari tangannya lalu menyuapkan makanan ke mulut.“Aku juga laper, tadi enggak sempet makan malam di kantor … ada mie instan enggak?” Seolah rentetan pertanyaan Altezza itu hanyalah basa-basi dan tidak membutuhkan jawaban, dia sampai tidak peduli apakah Venus menjawabnya atau tidak. Altezza tidak curiga ketika Venus diam saja.“Mau aku buatin?” Akhirnya Venus bersuara, dia turun dari stool.“Enggak usah, abis

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   Mempertahankan Rumah Tangga

    “Kamu kok makan malam di sini? Kalau Wulan masak gimana? Kasian dia sudah capek-capek kerja terus masak buat kamu tapi kamunya enggak makan,” tegur ibu tidak ada maksud melarang putra semata wayangnya melarang makan di restoran miliknya.“Archi kangen makan di sini, Bu.” Archio berdusta.Wulan tidak pernah masak, jika pulang ke rumah belum makan malam maka Archio akan kelaparan jadi dia memutuskan mampir ke sini sambil melihat kondisi ibu.Karena jangan harapkan Wulan untuk masak, bahan makanan pun tidak ada.Archio memberikan uang bulanan di luar uang jajan Wulan untuk membeli pakaian, skin care dan kebutuhan pribadinya.Tapi kulkas dan kabinet kitchen set selalu kosong, rumah mereka sudah seperti hotel hanya untuk tempat menginap saja.Archio tidak pernah menceritakan kekurangan istrinya kepada ibu, dia menutup rapat prahara rumah tangganya.“Ya sudah, tapi jangan banyak-banyak … sampai rumah kamu harus makan lagi ya.” Ibu berpesan agar hati menantunya tidak terluka.Archio menatap w

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   Dusta

    “Hallo Mbak Venus, untuk pilihan dekornya sudah saya kirim lewat email ya mbak … pilihannya enggak baku kok, Mbak Venus masih bisa nambah atau ngurangin sesuai keinginan Mbak.” Kepala Venus langsung pening mendengar salah satu anggota Wedding Planer menghubunginya untuk membicarakan perihal pesta pernikahan.“Oh iya, Mbak … makasih infonya, nanti akan saya kabarin.”“Baik, Mbak … untuk fitting-nya apa sudah dilakukan? Apakah gaunnya sudah oke?” Belum, Venus dan Altezza tidak sempat fitting karena Altezza mendadak harus meeting atau bercinta dengan Wulan dan Venus sudah tidak semangat mempersiapkan pernikahannya lagi.“Oh ya, Mbak … bisa telepon calon suami saya enggak, buat ngingetin tentang fitting?”Mendengar permintaan Venus, si mbak-mbak Wedding Planer langsung diam.Dia bingung, kenapa harus dia yang memberitahu sementara calon istrinya si mempelai pria adalah Venus.“Oh … baik, Mbak.” Meski begitu, dia menyanggupi dari pada pernikahan mereka batal.Dia mengira antara Venus dan

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   Kebohongan

    Bagi Venus yang pernah melihat kebohongan Altezza dengan matanya sendiri akan sulit bisa mempercayai pria itu kembali.Jadi, ketika Altezza mengatakan akan mengikuti gathering dari kantornya weekend ini—sama sekali Venus tidak percaya.Dia memang tidak mengkonfirmasi kepada orang-orang di kantor Altezza karena tidak ada satu pun yang Venus kenal tapi feeling-nya sangat kuat, Altezza sedang membohonginya.Padahal hati Venus sudah mulai luluh melihat Altezza yang bersemangat saat fitting baju pengantin dan sikapnya yang kembali hangat juga mesra.Venus yang tengah menggosok giginya di wastafel kamar mandi apartemen pun tertawa sumbang menatap ke cermin mendengar pemikirannya sendiri.Kemudian raut wajahnya menyendu, tatap matanya kosong kembali.Venus mengembuskan napas panjang kemudian membasuh mulutnya dari busa pasta gigi.Setelah itu Venus mandi dan pergi bekerja tanpa sarapan.Semenjak memergoki perselingkuhan Altezza, selain hidup Venus tidak lagi bergairah—dia juga tidak nafsu ma

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   Misi Penjebakan

    Venus membatalkan rencananya pulang ke Bandung.Sekarang dia sedang mengemas pakaian untuk pergi ke Bali, berniat menguntit Altezza yang tengah berselingkuh.Venus tidak menggunakan koper, hanya membawa tas besar yang biasa digunakan ke gym sehingga bisa dia sandang di pundak.Kepergiannya ke Bali bukan untuk liburan jadi semuanya harus ringkas agar tidak repot dan memudahkannya bergerak dari satu tempat ke tempat lain.Supaya bisa muat ke dalam tas, Venus memasukan pakaian seadanya yang kebanyakan adalah pakaian kurang bahan selain karena memang udara di sana panas. Dan bila kekurangan pakaian bersih, dia akan membeli pakaian di Bali saja.Setelah semua keperluannya masuk ke dalam satu tas, Venus membaringkan tubuhnya di atas ranjang dengan posisi terlentang.Matanya menatap kosong langit-langit kamar dan perlahan buliran kristal meluncur dari setiap sudut matanya.Sesuatu di dalam dada Venus terasa begitu sakit sampai Venus menyimpan satu telapak tangannya di sana, berharap rasa pe

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   Terluka

    Venus & Archio disambut oleh lampu terang benderang begitu kamar terbuka. Mata Venus langsung mengedar mencari sofa yang akan ditiduri Archio.Benar kata pria itu, sofanya kecil sedangkan tubuh Archio tinggi.Jika Venus berbaring di sana pun tidak akan menampung keseluruhan tubuhnya.Sedangkan ranjang di kamar itu adalah ranjang single berukuran King Size dan mereka tidak mungkin tidur satu ranjang bersama.Archio meletakan tas Venus di meja dekat lemari pakaian.“Kamu mau mandi dulu? Handuk bersihnya ada di kamar mandi.” Tangan Archio mengarah pada pintu kamar mandi.“Iya Mas … makasih.” “Kamu udah makan?” Langkah Venus yang hendak masuk ke dalam kamar mandi harus terhenti oleh pertanyaan Archio.“Udah tadi.” Venus menjawab kemudian masuk ke dalam kamar mandi.“Perhatian banget sih.” Venus bergumam sembari menyimpan tas pakaiannya di meja wastafel.Setelah membersihkan tubuhnya dan memakai pakaian tidur yang berupa hotpant dan thanktop, Venus keluar dari kamar mandi.Gerak tubuhny

Bab terbaru

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-65 THE END

    “Svarga mana? Kok enggak keliatan?” Tante Zara yang baru saja datang bersama Om Arkana bertanya.“Itu Tante … lagi di kamar sama Sazhy.” Zaviya menjawab dengan senyum kecut, di dalam hati merasa kesal kepada suaminya yang malah bersembunyi disaat acara syukuran kelahiran putri ke tiga mereka akan dimulai.“Oooh … sekali lagi selamat ya, Sayang.” Tante Zara memeluk dan mencium pipi Zaviya kemudian bergantian dengan Om Arkana.“Ghaza katanya dateng telat, dia anter anaknya ke dokter gigi dulu.” Om Arkana memberitahu.“Iya ….” Zaviya menanggapi disertai senyum ironi dan tatapan penuh arti pasalnya om jailnya Svarga itu selalu menggoda Zaviya dengan konflik di masa lalu di mana Ghazanvar pernah meminta ijin kepada Svarga untuk menikahinya.Memang di luar nalar, tapi tidak ada yang masuk akal bila berhubungan dengan keluarga dari suaminya itu termasuk kekayaan yang mereka miliki.Tante Zara dan om Arkana pergi ke area belakang rumah di mana taman yang luas disulap menjadi sebuah venue deng

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-Menjadi Asing

    Dengan alasan agar restoran Zaviya tetap buka untuk pelanggan setia di hari Sabtu ini maka Ballroom sebuah hotel mewah dipilih menjadi venue Baby shower Reygan.Banyak tamu dari kalangan kaum jet set hadir dalam pesta tersebut termasuk keluarga besar Gunadhya-keluarga dari pihak mamanya Svarga dan tentunya keluarga besar Byantara-keluarga dari ayahnya Zaviya.Keluarga besar bunda yang kebetulan berdomisili di Jakarta dan Bandung menyempatkan untuk datang.Selain yang disebutkan tadi, Baby shower Reygan juga kedatangan tamu istimewa dari Jerman yaitu aunty Kalila dan uncle King yang jarang sekali datang ke Indonesia.Aunty Kalila adalah kakak keduanya mama Kejora yang menikah dengan cucu dari orang terkaya nomor empat di dunia.Luar biasa, bukan?Sang billioner terpikat salah satu gadis dari klan Gunadhya.Zaviya pernah bertemu mereka saat pesta pernikahannya di Jerman.Usut punya usut, kedatangan aunty Kalila dan uncle King ke Indonesia bukan hanya menghadiri Baby shower Reygan tapi j

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-64 Pesta Reygan

    Biasanya bila ada pesta, seorang ibu atau seorang istri lah yang paling report dalam mempersiapkannya.Semuanya harus sempurna, semuanya harus sesuai keinginan, semuanya harus yang terbaik.Tapi bukan Zaviya namanya kalau mau direpotkan dengan hal semacam itu.Merasa memiliki suami Konglomerat maka Zaviya menggunakan uang suaminya untuk mendapatkan semaksimal mungkin apa yang dia mau dengan seminimal mungkin keterlibatannya dalam mewujudkan keinginan tersebut.Buktinya, hanya untuk membuat Baby shower Reygan saja—Zaviya mempercayakannya kepada Event Organizer ternama, terkenal dan termahal di Negaranya tercinta ini.Awalnya meeting untuk membentuk konsep pesta itu dilakukan di rumah Zaviya di mana Zaviya mengungkapkan semua keinginannya yang dirangkum oleh tim Event Organizer kemudian dibuatkan list-list apa-apa saja yang akan ada di pesta nanti.Dan setelah meeting tersebut Zaviya hanya mendapat kiriman pesan singkat mengenai pilihan seperti undangan, warna tema dekor, jenis souvenir

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-63 Seorang Ayah

    Alih-alih kecewa kepada kedua orang tua dan mertuanya yang lupa memberitahu Svarga mengenai persalinannya, Zaviya malah tertawa sewaktu mereka berempat menceritakan.Memiliki suami seperti Svarga yang terkadang tidak bisa diandalkan membuat Zaviya mandiri dan tidak mempermasalahkan hal-hal kecil seperti dulu bahkan hal besar seperti ini pun Zaviya santai menghadapinya.Siapa suruh Svarga pulang larut dari kantor sehingga tidak bisa mengikuti momen kelahiran putranya.Hari telah berganti sewaktu Svarga datang ke rumah sakit.Justru pria itu yang tampak kesal karena kedua orang tua dan kedua mertuanya tidak ada yang ingat satupun padanya.Baik kedua orang tua Svarga maupun kedua orang tua Zaviya yang diwakili bunda Venus sudah meminta maaf kepada Svarga namun tetap saja Svarga masih dongkol.Svarga tidak habis pikir, momen besar seperti ini sampai tidak ada yang mengingatnya.Setelah selesai bersalaman dengan kedua orang tua dan kedua mertuanya, Svarga mendekat ke ranjang Zaviya.“Hey …

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-62 Melewatkan Momen

    Kehamilan Zaviya yang semakin membesar membuatnya kesulitan bergerak.Untuk bangun dari tempat tidur saja, Zaviya harus menggulingkan badannya.Cara jalannya semakin mengangkang dan lambat.Moodnya juga naik turun tidak menentu sampai sering Zaviya meminta Svarga tidak perlu pulang ke rumah karena selalu membuatnya emosi.Svarga diam saja bisa menimbulkan kekesalan di hati Zaviya apalagi kalau pria itu bergerak atau bersuara.Malangnya Zaviya, bila dia melakukan silent treatment tanpa sebab kepada Svarga maka pria itu akan membalasnya dengan hal yang sama sampai Zaviya menyapanya duluan.Padahal terkadang Zaviya juga ingin dibujuk oleh Svarga atau dipeluk saja tanpa bicara apapun, tapi perlu digaris bawahi kalau keinginan Zaviya itu ‘kadang-kadang’ sedangkan Svarga bukan cenayang yang bisa mengetahui kapan Zaviya menginginkan dibujuk dan kapan istrinya itu tidak ingin dibujuk. Serba salah memang menjadi Svarga tapi mau bagaimana lagi, dia kadung cinta kepada perempuan ajaib bernama R

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-Merajuk

    Di antara kecemasan yang mendera serta khawatir yang sangat besar, Svarga masih saja segan menghubungi kedua mertuanya untuk menanyakan keberadaan Zaviya.Tidak lucu kalau dia bertanya keberadaan Zaviya kepada kedua mertuanya di Surabaya sementara Zaviya tinggal bersamanya di Jakarta.Tidak patah arang, Svarga pun turun ke loby bertanya kepada sekuriti apakah melihat Zaviya keluar dari gedung dan dua sekuriti bersaksi melihat Zaviya menaiki taksi.Dari sana Svarga tahu kalau Zaviya memang sengaja pergi tanpa meminta ijinnya.Tapi karena sekuriti mengatakan kalau Zaviya tidak membawa tas atau koper jadi mungkin Zaviya pergi sebentar.Benak Svarga berpikir kalau Zaviya mungkin pergi ke restoran, bisa jadi ada kabar mendesak dari restoran yang mewajibkan kehadiran Zaviya dan Zaviya buru-buru pergi sehingga tidak membangunkannya atau mungkin juga tidak tega membangunkannya yang tengah pulas terlelap.Positif sekali pikiran Svarga.Svarga kembali ke unit apartemennya, mengganti pakaian kem

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-61 Tidak berubah

    Sebelum pulang ke Indonesia, Svarga dan Zaviya diberikan materi pendidikan tentang rumah tangga selama enam SKS.Berjam-jam mereka duduk di sofa untuk mendengar wejangan mama Kejora dan papa Arjuna.Sepertinya mama dan papa trauma setelah masalah besar yang terjadi dalam rumah tangga Zaviya dengan Svarga yang nyaris membuat mereka berpisah.Layaknya anak baik dan penurut, Svarga manut sekali tanpa membantah tidak seperti Zaviya yang terkadang ngeyel dan tidak segan mengajak mama dan papa berdebat.Sehebat itu memang Zaviya, dia akan langsung mengungkapkan ketidaksetujuannya sampai papa dan mama harus memberi pengertian yang masuk akal baginya.Mama dan papa yang berjiwa bebas tidak mempermasalahkan sikap Zaviya tersebut dan malah menganggapnya sebagai hal biasa.Namun pada kenyataannya, setelah Zaviya dan Svarga sampai di Jakarta kemudian menjalani aktifitas seperti biasa—Svarga lupa dengan wejangan dan semua nasihat papa mama, tidak seperti Zaviya yang menjadi lebih baik.Buktinya Za

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-Memancing Hasrat

    Keesokan harinya sengaja Zaviya bangun siang, dia sedang merajuk karena Svarga berdusta.Tidak ada ‘hanya sekali” dalam kamus bercinta Svarga, kalimat itu hanya bujukan penuh dusta agar Zaviya bersedia membuka pahanya lebar-lebar.Tapi Svarga juga tidak membangunkan Zaviya, dia biarkan istrinya cukup tidur karena mereka akan naik pesawat sore. Tahu istrinya tengah merajuk, Svarga juga tidak banyak bicara tapi tetap membuatkan Zaviya susu ibu hamil dan mengingatkan untuk minum vitamin dengan langsung memberikan vitamin tersebut beserta air mineral.Tidak ada drama saat mereka naik pesawat hingga tiba di Jerman.Seorang driver menjemput mereka di Bandara dan keduanya masih belum bicara.Zaviya dan Svarga disambut hangat oleh mama Kejora dan papa Arjuna ketika sampai di rumah.“Mama udah masak makan malam, kita langsung makan malam aja ya.” Mama merangkul Zaviya, membawanya ke ruang makan setelah berpelukan dengan putranya.“Makasih ya, Ma … kamu jadi ngerepotin Mama,” kata Zaviya basa-

  • Dipertemukan Oleh Pengkhianatan, Berakhir di Pelaminan   S2-60 Begitu Menginginkan

    Zaviya tampak tidak bersemangat saat mengitari pusat perbelanjaan, tubuhnya terasa lelah usai digempur Svarga semalaman sedangkan pria itu malah terlihat segar dan bugar.Jadi Zaviya bergelayut manja terus di lengan berotot Svarga.Mungkin jika ada troli untuk orang dewasa, dia akan meminta Svarga membelikannya karena sungguh—rasanya Zaviya ingin berbaring saja di atas ranjang di kamar hotel mereka.Outlet-outlet dari berbagai macam merek branded dunia tidak mampu membuat hasrat berbelanja Zaviya muncul.“Kamu sakit?” Svarga menghentikan langkah, mengecek suhu tubuh Zaviya dengan cara menempelkan punggung tangan di kening sempit istrinya.“Pulang aja, yuk!” ajak Zaviya mengerucutkan bibir.“Kamu enggak mau belanja lagi?” Svarga dengan senang hati menawarkan.Zaviya menggelengkan kepalanya dan karena melihat wajah sang istri yang pucat jadi Svarga memutuskan kembali ke hotel meski baru tiga paperbag dari tiga merek ternama yang memenuhi tangannya saat ini.Paperbag itu berisi barang be

DMCA.com Protection Status