Share

TOPENG

Kalista baru pulang sore itu. Ia berpapasan dengan Jihan yang sepertinya sengaja menantinya. Ralat, mungkin menunggu Bian. Namun Bian sengaja mendahulukan Kalista pulang lebih dahulu. Selain karena Kalista yang lelah, juga untuk menjaga perasaan Jihan.

"Kal, aku bisa minta waktunya?"

Sekarang mereka sudah ada di ruang tengah. Duduk berhadapan terhalang meja. Bahkan Kalista merasa asing untuk duduk di samping Jihan seperti dulu.

"Bagaimana kondisimu dan Mochi?" tanya Kalista mengawali basa-basinya.

"Sudah jauh lebih sehat. Rasanya tak sabar merasakan Mochi menendang."

Kalista menyunggingkan senyum tipis. Jihan mengelus perutnya yang masih rata dengan penuh kasih sayang. Wajah sumringahnya tidak bisa dipungkiri adalah pancaran kebahagiaannya saat ini.

"Oh iya, Kal. Aku ingin meluruskan perihal pembicaraan Siska kemarin."

Meski Kalista sudah mendengarnya dari Bian. Kalista tetap memberi kesempatan pada Jihan untuk meng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status