Share

APARTEMEN PRIBADI KALISTA

last update Last Updated: 2024-09-02 17:00:01

"Kita ke apartemen barumu. Mau? Aku saja yang pulang. Kau bisa beralasan menginap di mana nanti."

Kalista mendesah pasrah. Begitu lagi triknya. Namun sepertinya kali ini Jihan tidak terlalu peduli lagi, mau dirinya pulang atau tidak. Jadi Kalista pun menyetujui usulan Bian.

"Aku di belakang sini saja. Masih capek."

Bian sudah siap dibalik setir, menjalankan mobil dan menuju apartemen baru yang ia beli khusus untuk Kalista.

"Aku sudah mengisi kulkasmu. Jadi kau bisa memasak atau kalau kau ingin delivery juga bebas. Katakan saja padaku. Aku akan memesankannya untukmu. Bila ada sesuatu yang kau butuhkan, kau bisa memberitahuku juga."

Mendengar kata memasak, mengingatkan Kalista akan bekal makan siang yang ia buatkan untuk Bian. Saking tidak inginnya, ia kecewa, Kalista sampai melipir dengan cepat keluar kantor untuk mencari makan siang daripada melihat Bian kecewa ketika membuka kotak bekal darinya.

"Ngomong-ngomong, terima kasih
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   KENCAN

    ("Sayang, aku tidak jadi naik lagi ke unitmu tadi untuk mengantar kotak bekal. Soalnya Jihan mengaku pusing. Jadi aku langsung pulang.")Kalista membaca chat dari Bian dengan perasaan lega. Nyaris saja jantungnya serasa mau copot, karena ketika insiden tiba-tiba saja Nevan menciumnya, Kalista khawatir kalau Bian akan memergoki mereka. Kalista tidak ingin Bian salah paham. Kalista mengusap kasar bibirnya sejak tadi. Nevan memang kurang ajar. Entah dorongan dari mana yang membuat Nevan nekat melakukan hal demikian. Dan bodohnya lagi, malah Kalista diam saja saat dicium. Bukan hanya diam saja. Kalista juga ujung-ujungnya menikmati dan saling melumat sampai bertukar saliva. Bahkan Ketika Nevan mendorongnya masuk ke apartemen dan berakhir Kalista yang ditindih Nevan. Kalista sadar bila itu keliru. Namun usaha mendorong Nevan tampak sia-sia. Bahkan Nevan sudah melepas paksa kemeja Kalista. Namun hasrat Nevan yang menggebu sirna dalam jentikan jari akibat tanda cinta Bian yang menghiasi k

    Last Updated : 2024-09-03
  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   YANG KEDUA DAN BUKAN PRIORITAS

    ("Bi, kok tidak bilang kalau pergi dengan Jihan?")("Bi, setidaknya jujur. Jangan membuatku cemas seperti tadi. Aku pikir terjadi sesuatu.")("Aku ingin marah saja tidak bisa, karena wajar kau memprioritaskan Jihan, tapi setidaknya kau bicara dulu, Bi. Bukan malah begini.")Bukan sesak dan sedih lagi rasanya. Kalista bahkan tidak bisa menangis saking shocknya dengan apa yang dilakukan Bian. Apa niat Bian melakukan itu semua terhadapnya? Mengapa Bian setega itu padanya? Apakah Jihan tiba-tiba merengek ingin pergi bersama Bian ketika melihat Bian berpakaian rapi? Jika memang begitu, paling tidak Bian mengabarinya sebentar. Masa mengetik pesan saja sebentar tidak sempat? Bahkan Kalista tidak bisa mengamuk, meski hatinya sakit dan marah besar. Kalista merasa tidak berhak untuk protes, karena sadar posisinya hanya yang kedua. Sudah pasti Bian mengutamakan Jihan dalam segala hal. Namun, rasanya tetap saja sesak tak terkira

    Last Updated : 2024-09-03
  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   PERMASALAHAN HIDUP TIDAK LANTAS SELESAI USAI BERTEMU PANGERAN

    "Kok bawa koper, Kal? Kau kabur atau apa?" Melisa panik melihat putrinya datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dengan menggeret koper dan langsung menuju kamarnya dulu sebelum menikah dengan Bian. "Kal, jawab ibu. Ada sesuatu yang terjadi? Kau diusir? Jangan menakut-nakuti ibu, Nak."Kalista menghembuskan napas lelah dan meminta izin pada ibunya untuk mandi dulu. Namun Melisa terkesan memaksa Kalista untuk menjawab rasa penasarannya. "Kau diusir atau apa, Kal? Kabur? Jawab, Kal. Jangan membuat ibu mati penasaran," ujar Melisa mulai berlebihan merespon. "Tidak dua-duanya. Aku akan di sini sementara waktu. Bian dan Jihan sedang di Bali.""Kau tak diajak? Ih, kok tega?! Katanya kalian sahabat. Kenapa Jihan tidak mengajakmu? Mereka cuma pergi berdua?" tanya Melisa begitu heboh. "Mereka babymoon. Jadi untuk apa aku ikut, Bu?" Kalista sudah bersiap untuk mandi dari tadi malah harus meladeni sang ibu. "Ya ti

    Last Updated : 2024-09-03
  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   CEMBURU MENGURAS AKAL SEHAT

    Kalista bertemu tatap dengan Jihan dan Bian. Kalista segera membawa Likha untuk bergegas pergi dari sana. Bian ingin mengejar Kalista, tapi Jihan menahannya. Likha dan Kalista sudah berada di dalam taksi, menuju pulang ke rumah. "Eh, kak. Tadi aku berpapasan dengan Kak Jihan dan suaminya yang gantengnya membuat jiwa raga luluh lantak itu. Harusnya tadi kita jangan langsung pergi. Tapi mengobrol sebentar dengan mereka. Kak Jihan katanya sudah hamil dan baru pulang babymoon bersama suaminya dari Bali. Duh, Kak! Likha juga mau punya suami romantis seperti suaminya Kak Jihan itu." Kalista hanya tersenyum tipis mendengarkan ocehan Likha yang tidak sepenuhnya ia aminkan. "Jangan diganggu. Mereka sedang berbahagia. Biarkan saja mereka melewati waktu bahagia berdua dulu. Oh, iya. Kita makan dulu saja. Kau mau makan di mana?" Kalista mencoba mengalihkan topik dengan mengajak Likha makan terlebih dahulu, kebetulan juga Kalista ingat bila berjanji akan m

    Last Updated : 2024-09-04
  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   DARI SISI JIHAN

    Jihan bisa membaca isi pikiran dan hati Bian. Suaminya sekarang sudah berubah. Tidak seperti dulu, di mana fokus perhatiannya hanya untuk dirinya seorang. Bahkan ketika di Bali selama satu minggu, Jihan merasa bila suaminya hanya pura-pura bersenang-senang. Nyatanya Bian merintihkan nama Kalista saat Jihan tak sengaja mendengar suaminya memuaskan dirinya sendiri di toilet villa mereka di Bali. Jujur, Jihan sekarang dihantui banyak penyesalan. Di mata orang-orang, dirinya adalah sang permaisuri yang hidupnya bahagia. Namun sebenarnya Jihan yang mereka kenal adalah topeng semata. Jihan sebenarnya tulus ketika berteman dengan Kalista. Baginya Kalista bagaikan belahan jiwanya berbagi suka dan duka. Meski mereka tidak saling berbicara, cukup saling menatap saja, keduanya sudah tertawa satu sama lain seolah otak mereka terhubung untuk menertawakan sesuatu yang sama. Namun Kalista tidak pernah tahu bila Jihan memiliki kehidupan keluarga yang tidak ba

    Last Updated : 2024-09-04
  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   KAMAR SEMPIT KALISTA

    Kalista dan Likha sudah sama-sama berbaring di tempat tidur malam itu. Mereka sedang asyik mengobrol tentang tujuan jalan-jalan mereka besok. Namun sebuah ketukan heboh dari sang ibu cukup mengherankan. Dengan malas, Likha bangun untuk membuka pintu kamar. "Tunggu, Bu. Kenapa buru-bu... " Likha menganga dan tak mengedipkan mata ketika melihat sosok menjulang tinggi, tegap, dengan rahang tegas dan tatapan tajamnya berdiri di depan kamar Kalista. Likha mengedipkan matanya beberapa kali diiringi suara Kalista yang bertanya seraya ikut bangun dari kasur."Siapa, Dek?" Kalista berdiri di belakang Likha dan terkejut mendapati Bian berdiri di depan pintu kamarnya dalam keadaan basah kuyup. Likha memastikan sekali lagi bila ia tidak salah lihat. Dan benar saja, sosok tampan dengan rambut berantakan akibat basah oleh hujan di luar sana masih berdiri di depan matanya. "Astaga, Nak Bian! Ini handuknya. Kenapa hujan-hujanan? Harusnya te

    Last Updated : 2024-09-04
  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   LIKHA

    Kalista tidak menyuap nasi bercampur rawonnya sama sekali. Sudah Kalista katakan bila suasana hatinya tidak cocok untuk bersantap ria. Berbeda dengan Bian yang sekarang malah sudah menambah porsi keduanya. Melisa dan Likha tidak tahu harus bersikap bagaimana selain berpura-pura makan. Sesekali Melisa berbasa-basi mengenai tempat makan mereka yang biasa saja. Namun Bian menimpali bila tidak masalah sama sekali, karena rawon yang disajikan malam itu lezat. "Terima kasih makanannya. Aku sangat bahagia, karena bisa memakan makanan lezat dan hangat di cuaca seperti ini."Melisa tersipu, karena sang menantu memujinya. "Kal, dimakan rawonnya. Jangan diaduk-aduk saja," celetuk Melisa yang memang memperhatikan putri sulungnya seperti tidak bersemangat. Likha juga jadi tak berselera makan, karena seolah bisa membaca kekalutan yang ada di hati sang kakak. Lantas, Kalista meletakan sendoknya dan mengatakan kalau kepalanya pusing dan ing

    Last Updated : 2024-09-06
  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   PHOBIA

    Liam jelas bertanya-tanya saat tidak menjumpai Kalista selama tiga hari berturut-turut di kantor. Ingin menanyai Bian pun, Liam tidak memiliki kesempatan, karena Bian sering meninggalkan kantor dengan seabrek jadwal di luar kantor. Bahkan kembali Joanna yang mendampingi kemana-mana. Liam juga sudah mengontak Kalista, tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Sontak saja, ketika siang itu mendapat telepon dari Kalista, secepat kilat Liam menjawabnya. "Halo, Kal. Kau dimana? Sakit lagi?"Terdengar suara tawa renyah dari Kalista. Terdengar jua suara keramaian. Sepertinya Kalista ada di tepi jalan raya. ("Apa kau ada senggang sepulang kerja? Ingin bertemu?")Maka Liam segera mengiyakan. Tepat jam lima, Liam sudah keluar dari ruangannya dan tak sengaja melihat Jihan masuk ke ruangan Bian. Karena merasa sudah lama tidak mengobrol dengan Jihan, Liam ingin menemuinya sebentar saja. Lagipula, jujur saja, Liam kangen dengan wanita yang ia

    Last Updated : 2024-09-06

Latest chapter

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   HARI ULANG TAHUN PERNIKAHAN (ENDING)

    Semua orang berkumpul di tempat itu. Berbagai hidangan lezat tersaji dan semuanya tinggal pilih. Para pelayan berkeliling menawarkan minuman kepada tamu undangan. Ruangan yang biasanya berisi perabotan rumah sekarang disulap menjadi tempat pesta mewah ulang tahun peringatan pernikahan yang ke dua puluh. Sang raja dan ratu pesta sedang bergandengan mesra menyapa para tamu. Keduanya tersenyum lebar, berbicara ramah kepada semua orang yang menyapa. Dari aura keduanya, terpancar bahagia yang membuat semua orang iri. Mereka dinilai pasangan paling bahagia sekarang. Meski banyak diterpa cobaan, akhirnya mereka berhasil melewati cobaan itu bersama. Ketika keduanya sama-sama ikhlas, akhirnya mereka menemukan kelegaan dan bisa bersama sampai detik ini. "Bian, Jihan! Selamat, ya!" Kalista langsung menghambur ke pelukan Jihan. Liam dan Bian pun sudah memiliki obrolannya sendiri. Sedangkan Jihan dan Kalista malah bernostalgia ke masa lalu. "Kal,

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   VANO

    "Drew, kata tante Kalista, kau mendaftar les di ruang teacher, ya?" tanya Namira yang saat itu sedang menikmati salad buah di kantin sekolah. Drew menutup bukunya dan kini melipat tangannya sebelum mengangguk, menjawab pertanyaan gadis berambut panjang di hadapannya. "Kalau begitu, aku nanti mendaftar les di sana juga, ah! Pasti ayah mengizinkan kalau ada kaunya." Namira mendorong salad buahnya untuk lebih menghadap Drew. Drew menggeleng karena ia tidak begitu suka salad buah. Chicken teriyaki pesanannya belum tiba sama sekali. "Mengapa ayahmu sangat percaya aku? Kalau aku tiba-tiba berbuat jahat padamu, bagaimana?" Drew mengatakannya dengan begitu ketus. Namun, Namira tidak terlihat sakit hati karena Namira setiap hari meladeni sikap Drew yang demikian. "Maka Kak Vano akan menghantuimu dan membalaskan dendamku," jawab Namira sambil mengendikkan bahu. "Kau pikir Kak Vano mati penasaran? Gentanyangan? Jangan bercanda," tegur

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   DREW MALLORY LIANDRA

    "Tante Kalista, Drew tadi di sekolah merokok dengan Angkasa!" "Heh?! Dasar tukang adu!" Gadis yang masih mengenakan seragam SMA-nya tersebut menjulurkan lidahnya pada Drew yang baru saja melepaskan sepatunya sehabis pulang sekolah. Gadis tersebut langsung berlari pergi ke rumahnya sendiri. Kalista yang tadinya menyambut kedatangan putranya dengan berdiri beberapa meter darinya, seketika berkacak pinggang dan menatap tajam pada Drew. "Bunda, jangan percaya Namira!" Drew tidak akan sanggup lagi kalau harus dihukum oleh bundanya. Kakinya masih pegal sampai sekarang, setelah kemarin, Kalista memukul kakinya dengan sapu lidi. Ya. Bundanya memang tidak menerapkan parenting modern. Berbeda dengan Papa Liam dan Mama Jihannya yang selalu memilih jalan diskusi sebagai penyelesaian masalah. Bahkan ketika Drew meminta tolong pada sang ayah, beliau cenderung berpikir agar menurut saja dengan bundanya dengan alasan agar hidup aman sentosa.

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   KESURUPAN VALLENT

    "Val!""Sayang!""Vallent!"Kalista berdecak kesal karena suaminya dipanggil-panggil tidak ada sahutan. "Liam Benedicta! Kau dimana?!" Kalista menggerutu. Liam tidak ada kelihatan batang hidungnya sama sekali. Maka, Kalista pun dengan tertatih turun dari tempat tidur. Ketika tungkainya menginjak permukaan lantai dan ia mencoba berdiri, Kalista nyaris terseok. Untung saja ia memegangi header ranjang untuk menstabilkan kedua kakinya terlebih dahulu. Setelah ia tegak berdiri, barulah Kalista mencoba berjalan, meski harus meringis kesakitan akibat ibadah sucinya dengan Liam. "Sayang, kau mau kemana?" tanya Liam yang baru muncul dengan badan penuh keringat. Sepertinya Liam baru pulang dari lari pagi di sekitar pantai. Liam juga hanya mengenakan kaos tanpa lengan agak ketat dan celana pendek longgarnya. Liam langsung menghampiri Kalista dan memapahnya yang terlihat kesulitan berjalan. "Sakit sekali ya, Sayang?" tanya Liam yang malah membuat Kalista ingin mencubit hidung sang suami. "

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   MERUNTUHKAN PERTAHANAN

    Jihan sadar jika yang ia lakukan sekarang bukan mimpi.Napasnya dan Bian terengah. Jihan malu bukan main karena bisa-bisanya berpikir kalau ia hanya di dalam mimpi. Tanpa menunggu lagi, Jihan pun dengan cepat turun dari tempat tidur tanpa menoleh ke arah Bian yang langsung kaget dengan perubahan sikap Jihan. Namun, karena terlalu terburu-buru, kaki Jihan tersandung sesuatu dan membuatnya mengaduh kesakitan. "Jihan, mana yang sakit?!" tanya Bian yang sudah sigap duduk bersimpuh di depan kaki Jihan. Bian meraih kaki yang diusap-usap oleh Jihan, kemudian sekali lagi bertanya, bagian mana yang sakit sambil mendongak ke atas untuk melihat ke wajah Jihan. Jihan langsung berjalan mundur dengan gugup sambil berusaha menutupi rasa malunya.Bian yang sadar kalau Jihan sekarang kembali takut, akhirnya lebih dulu mengucap maaf. "Maaf." Bian pun berdiri dan berbalik menjauhi Jihan. Bian berusaha membuka pintu kamarnya

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   TERPESONA

    Bian duduk menghadapi pekerjaannya kembali. Namun, pekerjaannya hanya teronggok begitu saja. Bian sedang mengatasi gejolak yang tiba-tiba membara di dalam dirinya. Bian malu kalau harus ketahuan Jihan bahwa ia sedang ingin sekarang. Tidak hanya rasa malu yang mencoba ditutupi Bian. Namun, juga ia tidak ingin kalau Jihan sampai salah paham terhadap dirinya. Apalagi Bian merasa kalau Jihan masih tidak terlalu nyaman berada di dekatnya. "Drew sudah tidur lagi, Mas," ucap Jihan yang membuat Bian sedikit gelagapan. Bian tersenyum kikuk dan mengangguk singkat. Hening kembali menerpa keduanya. Hanya terdengar suara hujan yang berisik di luar sana. Jihan pun memilih untuk duduk di tepi tempat tidur Bian yang menghadap box bayi Drew. Jihan memilih memandangi Drew sambil tersenyum hangat. Meski Drew bukan anak kandungnya, Jihan tetap merasa sangat bahagia ketika merawatnya. Jihan tidak menuntut apa-apa sama sekali selama membantu Kalista mengu

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   GODAAN YANG TIDAK DISENGAJA

    "Drewnya ketiduran sejak tadi. Maaf baru memberitahumu sekarang karena aku tidak tega menghentikan ceritamu."Jihan yang tadinya hanya ingin menghela napas sejenak, langsung urung melanjutkan dongeng yang dikarangnya secara ototidak. Syukurlah, Drew sudah tidur pikirnya. Baiklah. Sekarang saatnya kembali ke rumah Bian. Jihan pun berbalik arah dan diikuti Bian. Sepanjang perjalanan ketika menuju rumah utama adalah siksaan yang menyesakkan untuk mereka berdua. Karena Jihan yang tidak menyahut, makanya Bian juga jadi ragu untuk kembali membuka obrolan. Hingga mereka tiba di rumah utama, Jihan menyerahkan stroller kepada Bian karena Jihan ingin pamit. "Memangnya kau mau kemana?" "Pulang," jawab Jihan singkat. "Mengapa jadi pulang? Nanti kalau Drew rewel lagi bagaimana?" Bian terdengar seperti merengek. Antara memang khawatir kalau Drew menangis seperti tadi dan juga ia ingin sekalian modus. Ehem. "Kau ayahnya, bukan? Jadi kau harus bisa mengurusnya sendiri."Bian ingin protes. Namu

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   BIAN YANG KALANG KABUT

    Sesuai persetujuan, Drew dibawa Bian ke kediamannya selama Liam dan Kalista berbulan madu. Bian yang sudah merasa menjadi ayah, tentu sangat yakin apabila ia bisa mengasuh Drew dengan baik. Ketika Drew dibawa ke rumah yang pasca perceraian Bian dan Jihan, jarang disinggahi sang tuan, kontan saja, kehadiran tuan besar dan tuan kecil disambut sangat antusias oleh para pekerja di rumah Bian. Bian juga sudah menyiapkan berbagai macam perlengkapan yang menunjang dirinya untuk mengasuh bayi berusia tiga bulan tersebut. Bian tersenyum-senyum sendiri melihat kamarnya yang semenjak menjadi duda, suasananya sepi. Sekarang dipenuhi perabotan lucu, seperti box tidur untuk Drew, gelantungan bintang bulan berkelap kelip yang diletakkan di atas box bayi Drew. Bahkan Bian juga membeli banyak mainan meski itu belum cukup usia untuk dimainkan oleh Drew. "Oke, Kal. Oke. Aku sudah mengerti caranya, bahkan bila Jihan tidak membantu pun, aku bisa. Apa kau ingat kalau aku rut

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   PERNIKAHAN KALISTA DAN LIAM

    Selain Kalista yang berbahagia hari itu, Jihan pun demikian. Apalagi ketika ia diberi izin untuk menggendong Drew, nama yang sudah diberikan oleh Bian hari itu. Melisa sempat protes meski hanya berbisik pada Kalista apabila nama sang cucu susah disebut. Melisa padahal ingin menamai sang cucu dengan nama lokal saja. Namun, Melisa baru ingat jika pada cucunya mengalir darah seorang Bian Qais Liandra, yang tentunya kita semua tahu bahwa ia bukanlah pria sembarangan. Apalagi bila Melisa melihat Nicholas dan Margareth, dirinya saja seketika minder mendadak. Melisa juga mengingat kalau Kalista pernah menceritakan tentang seseorang yang disebut-sebut sebagai Kakek Aiden, yang katanya sebagai sosok yang membuat Bian bisa seperti sekarang. Jadi terima saja lah. Seorang Melisa bisa apa? Yang penting cucunya sehat, anaknya sehat, dan berharap tidak ada masalah lagi yang menimpa keluarga mereka. "Wajahnya tidak mirip Bian sama sekali," celetuk Margareth y

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status