Share

LIKHA

Kalista tidak menyuap nasi bercampur rawonnya sama sekali. Sudah Kalista katakan bila suasana hatinya tidak cocok untuk bersantap ria. Berbeda dengan Bian yang sekarang malah sudah menambah porsi keduanya.

Melisa dan Likha tidak tahu harus bersikap bagaimana selain berpura-pura makan. Sesekali Melisa berbasa-basi mengenai tempat makan mereka yang biasa saja. Namun Bian menimpali bila tidak masalah sama sekali, karena rawon yang disajikan malam itu lezat.

"Terima kasih makanannya. Aku sangat bahagia, karena bisa memakan makanan lezat dan hangat di cuaca seperti ini."

Melisa tersipu, karena sang menantu memujinya.

"Kal, dimakan rawonnya. Jangan diaduk-aduk saja," celetuk Melisa yang memang memperhatikan putri sulungnya seperti tidak bersemangat.

Likha juga jadi tak berselera makan, karena seolah bisa membaca kekalutan yang ada di hati sang kakak.

Lantas, Kalista meletakan sendoknya dan mengatakan kalau kepalanya pusing dan ing
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status