Share

YANG KEDUA DAN BUKAN PRIORITAS

("Bi, kok tidak bilang kalau pergi dengan Jihan?")

("Bi, setidaknya jujur. Jangan membuatku cemas seperti tadi. Aku pikir terjadi sesuatu.")

("Aku ingin marah saja tidak bisa, karena wajar kau memprioritaskan Jihan, tapi setidaknya kau bicara dulu, Bi. Bukan malah begini.")

Bukan sesak dan sedih lagi rasanya. Kalista bahkan tidak bisa menangis saking shocknya dengan apa yang dilakukan Bian.

Apa niat Bian melakukan itu semua terhadapnya? Mengapa Bian setega itu padanya?

Apakah Jihan tiba-tiba merengek ingin pergi bersama Bian ketika melihat Bian berpakaian rapi? Jika memang begitu, paling tidak Bian mengabarinya sebentar. Masa mengetik pesan saja sebentar tidak sempat?

Bahkan Kalista tidak bisa mengamuk, meski hatinya sakit dan marah besar. Kalista merasa tidak berhak untuk protes, karena sadar posisinya hanya yang kedua. Sudah pasti Bian mengutamakan Jihan dalam segala hal.

Namun, rasanya tetap saja sesak tak terkira
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status