Share

TENTANG KEMATIAN VANO

Bian menyusuri garis pantai dengan kedua tangan berada di saku celana pantainya. Kalista di belakangnya mulai pegal akibat mengekori Bian sejak lebih dari lima belas menit yang lalu.

"Mas, sampai kapan kita jalan kaki begini?"

Bian menoleh dengan bibir terangkat di satu sisi. Hembusan angin membuat rambut gelapnya berantakan. Kalista juga sibuk menyibak surainya yang menghalangi pandangan.

"Cuma mencari yang tidak banyak orang. Mau healing seperti anak-anak muda zaman sekarang."

Entah Kalista saja yang merasa, tapi tampaknya Bian sedang dalam suasana hati yang bagus. Mungkin karena dirinya sedang ada di pantai. Pantai memang mampu menghapus rasa lelah dan membuat kita lupa sejenak akan permasalahan hidup.

"Kau kapan terakhir kali ke pantai?"

Meski Kalista heran, mengapa tiba-tiba Bian bertanya, namun Kalista tetap menjawabnya.

"Entah. Lupa. Sibuk mencari cuan melulu. Sampai lupa healing ke pantai. Healingnya cuma sekadar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status