Share

Dinikahi Pria Kutu Buku
Dinikahi Pria Kutu Buku
Penulis: Zayanawa

Bab 1 Pak Izyan?!

"P ... Pak Izyan?!!!" Pekik Najma yang sedang duduk, spontan berdiri tatkala melihat siapa yang datang ke rumah ini.

"Yang sopan Najma. Jangan teriak-teriak." Bisik Bu Laras sembari sedikit menutup mulut putrinya. Lalu berusaha membuat Najma duduk kembali.

Terlalu terkejut dengan siapa yang datang mengajak berkenalan lebih ke jenjang serius. Kedua mata Najma sampai terbelalak serta mulutnya melongo. Tubuhnya pun menjadi menegang. Menelan saliva dalam-dalam, lalu menyandarkan punggung ke sofa

"Minum dulu. Kamu mau pingsan."

Bukan Bu Laras yang menuangkaan air mineral ke dalam gelas. Melainkan Izyan lah yang tiba-tiba melakukan hal demikian sembari berjongkok di depan Najma.

"Ayo diminum," ujarnya sekali lagi dengan suara lembut.

Tangan Najma yang bergetar pun menerima gelas berisikan air mineral tersebut. Meminum tiga tegukan lalu meletakan ke atas meja. Sedangkan, Izyan sudah berada di tempat duduknya semula.

"Perjalanan ke sini membutuhkan waktu berapa menit atau jam Yan??" tanya Bu Laras memulai obrolan.

"Sekitar tiga puluh menitan Bu," jawab Izyan.

Bu Laras menanggapi ini dengan anggukan kepala.

"Sebenarnya, kalian tidak usah berkenalan lebih dalam lagi. Karena, kalian sering bertemu di kampus. Izyan juga kadang ke sini kan?? Jadi, kalian jadi sering bertemu ...," ucap Bu Laras sembari mengelus kepala belakang putrinya yang terbalut jilbab instan.

Najma menoleh lalu bergumam, "Kenapa harus kutu buku banget bu ...."

"Ha kenapa?? Kutu buku??" Bu Laras yang mendengar penuturan lirih putrinya pun memperkeras suara.

"Memangnya kenapa kalau saya kutu buku?? Saya kan mencintai ilmu," sahut Izyan dengan rasa percaya dirinya yang tinggi.

Najma menghela napasnya. Terlintas di pikiran tentang masa depan hidupnya jika hidup bersama Izyan. Lalu membatin. Ya nggak apa-apa sih sebenarnya. Toh juga dia pengusaha kertas yang punya banyak uang. Ah, nanti aku bisa jalan-jalan sepuasnya. Meskipun aku yakin. Dia sangat sulit diajak berpergian. Tapi tak masalah. Aku bisa berpergian sendiri. Boleh juga lah. Wajahnya juga nggak jelek-jelek amat. Menikah nggak usah berlandaskan cinta. Karena, modal cinta nggak bisa buat kebutuhan hidupku terpenuhi.

"Oke boleh .... Terpenting ...." Najma menggantung ucapan.

"Ya??" Sebelah alis Izyan terangkat.

"Setelah menikah, Anda masih memperbolehkan saya berkarir dan menjelajahi alam!"

"Of course," jawab Izyan dengan senang hati.

"Hm, Najma ini. Bilang begitu kayak orang mau nikah aja. Padahal, Izyan ke sini niatnya cuman mau main doang loh ....." Bu Laras tertawa kecil menanggapi hal ini.

"Lah tadi Ibu bilang, Pak eh Mas Izyan ke sini karena punya niat serius??" Heran Najma.

"Ya nggak apa-apa kok Bu. Artinya, Najma mau sama saya hehe ...." Izyan tersenyum lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Mas Izyan, siapa sih yang nggak mau sama kamu. Kamu masih muda, mapan, pinter, sukses, ya tentu Najma mau banget sama kamu. Karena ya, kamu sesuai lah kriterianya!" Bu Laras menimpali.

"Ibu apa-apaan sih, aku malu lah." Kesal Najma sembari memukul pelan paha ibunya.

Izyan menanggapi ini dengan senyuman tipis serta tatapan yang sesekali memandang calon istrinya.

"Saya mau tanya. Kok bisa-bisanya, Anda tiba-tiba datang dan bilang mau serius sama saya?? Heran! Padahal, sebelumnya. Meskipun Anda seorang Dosen Sastra, saya mahasiswa Ilmu Komunikasi. Kita tak pernah bercakap-cakap dan berkomunikasi loh?? Kok bisa-bisanya tiba-tiba ke sini??" Najma mengajukan pertanyaan.

"Najma. Saya sebenarnya telah menaruh perasaan padamu sejak lama. Yakni, sejak kamu masuk kuliah. Saya awalnya sangat suka melihat matamu, mendengarkanmu berbicara, serta caramu menjadi Najma dalam versi terbaik dalam dirimu. Saya sangat menyukai segala hal tentangmu. Saya terpesona dengan kecerdasanmu dalam berucap. Putri Pak Rektor yang sangat membuat hati saya berbunga-bunga." Ungkap Izyan.

Mendengar penuturan jujurnya, membuat Najma bingung sendiri. Karena, ia rasa, sewaktu menjadi mahasiswa hanya ada satu dua tiga yang mendekati. Itu pun, lama-lama mundur. Karena, lelaki yang mendekatinya tidak suka Najma yang banyak berbicara dan selalu mengajak berdiskusi. Najma pikir, telah menjadi perempuan yang buruk rupa yang tak menarik bagi lelaki. Sehingga, ia memaksimalkan potensi sekaligus kecerdasan otak untuk menambal kekurangannya yang merasa kurang unggul dalam kecantikan fisik. Tapi pada kenyataan sewaktu menjadi mahasiswa?? Sangat jarang lelaki yang benar-benar mendekati. Sebenarnya, itu tak terlalu menjadi masalah baginya. Selagi bisa menikmati hidupnya.

"Bagaimana bisa Anda tertarik pada saya?? Padahal, saya rasa, saya menjadi perempuan biasa-biasa saja dalam segi fisik??" tanya Najma.

"Kata siapa kamu biasa-biasa saja dalam segi fisik, Najma?? You are very pretty. Kamu cantik akal dan fisik. Sepertinya, kamu harus banyak baca buku tentang self love deh." Izyan menimpali dengan memberikan saran.

"Tapi kenapa tak banyak lelaki yang mendekati saya?? Bukankah jika saya cantik, banyak lelaki yang mendekati??"

Izyan tertawa kecil mendengar hal ini. "Jarang-jarang lelaki yang berani mendekati Putri Pak Rektor yang cantik, cerdas, ambis, IPK 3,89?? Kamu terlalu tinggi bagi lelaki yang belum jadi apa-apa. Teman kampusmu takut mendekatimu. Khawatir tak bisa mengimbangimu. Sehingga, bisa membuat sisi maskulin mereka terancam."

"Kok bisa ya?? Pak Izyan menyimpulkan seperti itu?? Padahal kan, saya juga tak pernah memiliki pemikiran seperti itu??" Heran Najma.

"Mas Izyan itu Dosen Sastra, sekaligus seorang pengusaha. Pengetahuannya luas. Melebihi dirimu. Sehingga bisa mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Sambung Bu Laras.

"Baru sadar ternyata aku seperti itu." Gumam Najma.

"Jadi, selama ini kau memandang dirimu sendiri bagaimana, Najma??" tanya Izyan.

"Saya hanya seorang Reporter berita biasa Pak."

"Kamu di mata saya luar biasa."

Najma yang tak pernah digombali lelaki mendengar hal ini tentu membuatnya bergidik ngeri. "Emang kalau nguasain Sastra jadi tukang gombal ya Pak??"

"Ya boleh jadi."

Najma memutar-mutar bola matanya. "Kok bisa, Anda suka sama saya?? Padahal, masih banyak perempuan yang lebih baik dari saya?? Heran."

"Kamu tak sadar bahwa kamu adalah perempuan yang sangat-sangat berharga?"

"Masa sih??" Najma yang belum sepenuhnya percaya dengan ucapan Izyan pun, masih bertanya-tanya.

Izyan tak berucap apa-apa lagi. Justru, ia berpamitan. "Ya sudah saya pamit pulang dulu ya Bu, Naj. Karena, saya harus mengecek tugas mahasiswa. Saya ke sini niatnya bertamu sekaligus mengutarakan niat baik. Yakni memberitahukan perasaan yang sangat senang jika diterima dengan baik. Saya lusa In syaa Allah akan datang ke sini lagi. Saya pamit pulang dulu, Bu dan Najma. Assalamualaikum." Izyan lalu berdiri dari duduknya

"Wa'alaikumussalam ...," jawab Najma dan Bu Laras serempak. Lalu mengantarkan Izyan ke depan rumah.

Setelah kepergiannya, tiba-tiba Najma nyeletuk. "Kok tiba-tiba aku ngerasa pas sama Pak Izyan ya bu??? Padahal, dulu kami hanya sebatas mahasiswa dan Dosen yang sangat jarang berinteraksi?"

"Ibu doakan semoga dia jodoh dunia akhiratmu."

"Hm .... Emang boleh?? Se sat-set ini???"

"Najma. Jodoh itu misteri. Alangkah baiknya, kamu minta petunjuk sama Allah lewat sholat istikharah ya Nak ...."

"Iya bu. Tapi, aku masih heran loh Bu. Bisa-bisanya Pak Izyan datang ke sini. Duduk hanya selama beberapa menit saja. Lalu, bilang menaruh perasaan padaku?? Memangnya dia tidak grogi ya Bu??"

"Kamu tahu Nak. Setelah kamu lulus kuliah. Sebenarnya, dia sering menanyakan kabarmu lewat Ayah loh Nak. Udah punya calon apa belum. Gimana pekerjaanmu. Ayah sering cerita hal ini pada Ibu. Tapi, Ibu baru bilang sekarang."

"Masa sih??"

"Betul. Dia lelaki baik dan punya niat baik padamu. Serta, ia juga masuk ke dalam kriteriamu bukan? Tapi sayangnya, ibu lihat-lihat. Kamu belum siap berumah tangga ya??"

Najma mengangkat bahunya. "Entah lah bu. Aku mau siap-siap berangkat kerja dulu!" Lalu pergi dari hadapan ibunya.

Melihat putrinya yang masih memiliki jiwa petualang sekaligus muda berkelana, Bu Laras menanggapi ini dengan gelengan kepala.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status