Share

Bab 3

Author: Clarissa
last update Last Updated: 2024-09-14 20:11:16
Kemudian, Tiffany berbalik untuk kembali ke dapur. Kedua pelayan itu segera menghentikannya. "Nyonya, nggak perlu."

Mereka digaji untuk masak, tetapi semua sudah disiapkan oleh Tiffany. Kalau sampai Sean tahu soal ini, bukankah mereka akan dipecat?

"Nyonya, aku dan Rika bertanggung jawab masak sarapan. Kamu baru datang ke rumah ini, nggak mungkin tahu selera Tuan. Sebaiknya jangan membuat masalah di dapur," ujar salah seorang pelayan dengan kesal.

Pelayan bernama Rika itu segera menyahut, "Ya, Bibi Prisa benar. Sebaiknya Nyonya istirahat saja."

"Tuan nggak makan makanan seperti ini. Dia selalu sarapan roti lapis, ham, dan susu. Sarapan yang Nyonya buat terlalu kuno," ucap Prisa sambil memandang sarapan yang terlihat hambar itu.

Ekspresi Tiffany tampak heran sesaat, lalu menjadi suram. Dia menunduk dan mengiakan. "Kalian benar."

Orang kaya memang suka bergaya. Di kampusnya, para siswa kaya saja tidak pernah pergi ke kantin untuk makan, apalagi orang sekaya Sean. Tiffany merasa dirinya sangat bodoh.

Sesaat kemudian, suasana hati Tiffany membaik. Dia tersenyum kepada Prisa dan berucap, "Kalau begitu, biar kubuang saja makanan ini."

Rika tertegun sesaat. Ucapan Prisa jelas-jelas agak berlebihan, tetapi nyonya mereka malah tidak marah dan berinisiatif ingin membuangnya?

Ketika melihat makanan yang masih mengepul asap panas itu, Rika merasa tidak tega. Dia bergegas menghentikan dan berkata, "Nyonya, jangan dibuang, sayang sekali. Biar para pelayan yang habiskan saja. Lain kali kamu nggak perlu repot-repot masak lagi."

"Oh, oke," sahut Tiffany setelah ragu-ragu sesaat.

"Kalau begitu, aku naik dulu." Setelah berbalik, Tiffany seketika merasa sedih. Sepertinya dia tidak disambut di rumah ini.

....

Di kamar tidur, pria tampan itu masih tertidur lelap. Tiffany duduk di pinggir ranjang, lalu menatap wajah Sean sambil bergumam dengan kesal, "Orang-orang di kota memang manja. Sarapan harus makan roti lapis, ham, dan susu. Roti lapis apaan? Aku saja nggak pernah makan, mana mungkin bisa buat."

Sebelum menikah, bibi Tiffany terus berpesan kepadanya untuk memuaskan semua keinginan suami. Itu adalah kewajiban istri. Dengan begini, pernikahan mereka baru bisa langgeng dan bahagia.

Tiffany teringat pada kejadian semalam dan kejadian di dapur tadi. Seketika, dia merasa makin getir. Dia baru menikah dan tidak ingin merusak kehidupan pernikahannya.

Semalam setelah menciumnya sesaat, Sean tidak melakukan apa pun lagi. Tiffany pun mengira Sean lelah sehingga tidak ingin melakukannya. Jadi, dia ingin memuaskan Sean dengan keterampilan memasaknya.

Alhasil, hari ini masakannya dikritik oleh para pelayan. Kalau begitu, apa artinya Tiffany hanya bisa memuaskan Sean di ranjang?

"Hei." Tiffany menggigit bibirnya sambil menatap hidung mancung Sean dan berujar, "Kalau kamu masih nggak bangun, aku akan menciummu lho."

Bulu mata Sean bergerak sesaat, tetapi matanya tidak terbuka. Ketika mengamati wajah Sean yang tampan dan menggoda, jantung Tiffany mulai berdetak kencang. Dia berkali-kali membungkuk untuk mencium Sean, tetapi akhirnya menyerah.

Pada akhirnya, Tiffany mundur dan membatin dengan kesal, 'Sudahlah, mungkin yang dikatakan Bibi nggak benar. Mungkin kebahagiaan nggak ada kaitannya dengan urusan ranjang.'

Meskipun begitu, kekesalan Tiffany masih belum sirna. Saat ini, ponselnya berdering. Bibinya, Indira, yang meneleponnya.

Tiffany mengambil ponselnya, lalu berlari ke kamar mandi untuk menjawab panggilan. Kemudian, Indira bertanya secara terus terang, "Tiffany, gimana? Semalam semuanya lancar?"

Tiffany tidak menutup rapat pintu kamar mandi, jadi suaranya bisa terdengar dengan jelas. Tiffany menyahut, "Nggak termasuk lancar."

"Kenapa? Kalian nggak melakukannya?" tanya Indira lagi.

"Nggak," jawab Tiffany.

"Tiffany ...." Indira menasihati, "Kamu harus ingat statusmu. Kamu menantu Keluarga Tanuwijaya. Tugas utamamu adalah memberi mereka keturunan. Jangan lupa, kamu janji akan melahirkan anak untuk Sean dalam 2 tahun."

Tiffany menggenggam ponselnya dengan erat sambil berujar, "Bibi tenang saja, aku nggak akan lupa janji itu."

Tiffany hanya tidak berpengalaman karena ini pernikahan pertamanya. Dia menambahkan, "Aku pasti akan berusaha melahirkan anak untuknya!"

Setelah mendapat jaminan seperti itu, Indira menghela napas lega dan berkata, "Ya. Selain itu, kalian sudah menikah. Kamu seharusnya memanggilnya 'sayang'."

Wajah Tiffany sontak memerah. Dia mengiakan. "Ya, aku mengerti ...."

Saat berikutnya, terdengar suara pintu dibuka. Tiffany mengira pelayan masuk. Dia khawatir ada yang mengganggu tidur Sean, jadi segera mengakhiri panggilan dan hendak keluar.

Alhasil, kamar tampak kosong melompong. Sean dan kursi rodanya telah menghilang. Tiffany buru-buru mengejar. Setelah turun, tampak seorang pria berpakaian hitam sedang duduk di meja makan sambil menyantap sarapan. Matanya ditutup sutra hitam, membuatnya terlihat sangat misterius.

"Nyonya, ayo makan!" Ketika melihat Tiffany, Prisa memanggilnya dengan ramah, "Ayo cicipi masakanku. Kita lihat, cocok dengan seleramu nggak?"

Perbedaan sikap ini membuat Tiffany merasa wanita sarkastis yang ditemuinya pagi tadi bukan Prisa. Tiffany pun menuruni tangga. Tampak roti lapis dan ham yang tidak pernah dimakan olehnya.

Setelah kejadian pagi tadi, Tiffany merasa dirinya tidak cocok dengan sarapan estetik ini. Dia tidak sanggup memakannya. Tiba-tiba, dia teringat ada acar di kulkas. Sean tidak menyukai makanan semacam itu, tetapi Tiffany boleh memakannya, 'kan?

Jadi, Tiffany berlari ke dapur dan mengambil acar itu. Dia memakannya dengan lahap. Ketika melihat ini, Sean bertanya sambil mengernyit, "Apa yang kamu makan?"

"Sesuatu yang nggak kamu suka," timpal Tiffany sambil mencebik.

"Gimana kamu bisa tahu aku nggak suka?" Sean tersenyum tipis.

Tiffany tampak cemberut. Kemudian, dia menyahut dengan nada bicara agak kesal, "Bibi Prisa yang bilang."

Begitu mendengarnya, Prisa yang berdiri di kejauhan sontak merinding. Sementara itu, Sean mengambil gelas susu dengan elegan dan menyesapnya, lalu bertanya, "Bibi Prisa bilang aku nggak suka makanan itu?"

"Ya." Tiffany mengiakan.

Sean berucap dengan nada menggoda, "Gimana bisa ada makanan yang nggak kusukai di kulkas?"

Tiffany tampak merasa bersalah. Dia menimpali, "A ... aku nggak tahu makanan favoritmu. Aku nggak tahu kamu nggak makan makanan kuno seperti ini. Makanya, aku masak seperti biasanya."

"Begitu ya?" Sean meletakkan gelas susu dengan santai. Gelas kaca bersentuhan dengan meja makan, menimbulkan suara nyaring yang berbahaya. Prisa ketakutan hingga hampir berlutut memohon ampun.

"Sebenarnya aku juga baru tahu kalau aku nggak menyukai masakanmu," sindir Sean dengan dingin.

Tiffany tidak memahami maksud ucapannya. Saat berikutnya, Sean mengambil acar yang ada di depan Tiffany. Kemudian, pria itu berpura-pura mencari sebelum akhirnya berhasil mengambil acar itu dan memasukkannya ke mulut. Dia tidak pernah makan makanan seperti ini. Rasanya asam, manis, dan sedikit pedas.

"Enak juga. Kapan Bibi Prisa tahu aku nggak suka makanan ini?" tanya Sean sambil meletakkan sendoknya.

Pagi-pagi, Tiffany masuk ke kamar dengan kesal dan mengatakannya pria manja. Semua ini karena Prisa?

Prisa pun ketakutan mendengar suara dingin Sean. Dia tanpa sadar bersembunyi di belakang Rika. Sean meneruskan, "Kenapa diam saja? Kamu merasa orang buta sepertiku nggak butuh penjelasan ya?"
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
ada apa dengan si prisa??g ada sopan santunnya...
goodnovel comment avatar
Sukwanti
lanjut ceritanya
goodnovel comment avatar
Sri Umayah
aku suka membacanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 4

    Suara Sean terdengar sangat dingin, seolah-olah ingin membekukan seluruh ruang makan. Saat berikutnya, buk! Prisa berlutut di lantai dan berujar dengan mata merah, "A ... aku nggak seharusnya bicara begitu dengan Nyonya ...."Sean memang terlihat baik. Namun, jika dia marah, tidak ada yang bisa menanggung amarahnya.Prisa meneruskan, "Tapi, aku nggak berniat jahat! Aku cuma nggak ingin Nyonya masak karena takut dia lelah ...."Sean tersenyum sambil menghadap Prisa dan bertanya, "Makanya, kamu sengaja merusak suasana hati istri baru yang masak untuk suaminya?"Suasana di ruang makan menjadi hening untuk sesaat. Perkataan Sean ini bukan hanya mengejutkan Rika dan Prisa, tetapi Tiffany juga memelotot terkejut. Sean sedang membelanya?Prisa ketakutan hingga gemetaran. Dia menyahut, "A ... aku nggak bermaksud begitu .... Aku nggak membuang masakan Nyonya. Aku dan Rika memakannya ...."Senyuman Sean menjadi makin dingin. Dia mengejek, "Sepertinya kamu lebih mirip majikan di sini daripada aku

    Last Updated : 2024-09-14
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 5

    Setelah tersadar kembali, Tiffany memungut ponselnya dengan panik. Dia mendongak menatap Garry, lalu bertanya, "Kak, rupanya kamu kerja di sini?"Garry menyunggingkan senyuman manis. Dia mengelus kepala Tiffany dengan penuh kasih sayang sambil menegur, "Sebenarnya berapa usiamu? Kenapa ceroboh seperti anak kecil?""Dua puluh tahun," jawab Tiffany dengan mata berbinar-binar.Garry memalingkan wajah dan terkekeh-kekeh, lalu bertanya, "Kenapa kamu datang ke rumah sakit?"Tiffany menunjuk ruangan di belakang sambil membalas, "Temanku sedang mengobrol dengan kakak sepupunya."Garry melirik jam dan berujar, "Sudah waktunya jam makan siang. Temanmu mungkin nggak akan keluar secepat itu. Kebetulan aku mau makan siang. Gimana kalau kutraktir?"Tiffany berpikir sejenak, lalu mengetuk pintu untuk berpamitan dengan Julie, "Aku pergi sebentar."Garry berjalan di depan dengan wajah berseri-seri dan Tiffany mengikuti dari belakang. Sepertinya dari SMA 2, Tiffany sudah mengagumi pria ini.Saat itu, pe

    Last Updated : 2024-09-14
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 6

    Suasana di vila menjadi menegangkan. Sean melirik beberapa botol obat di atas meja. Tebersit kilatan dingin di matanya saat berkata, "Ternyata istriku pergi ke rumah sakit demi aku. Aku malah menyalahkanmu."Tiffany tidak bodoh. Dia tentu memahami makna tersirat pada ucapan Sean. Sean memberi isyarat tangan kepada pelayan di samping. Kepala pelayan segera menghampiri dan mengambil beberapa botol obat itu.Tiffany merasa kurang percaya diri. Dia bertanya, "Kamu menyuruh kepala pelayan menyimpannya karena nggak ingin makan ya?"Tiffany bisa merasakan kekesalan pada Sean. Sean tersenyum tipis dan berujar, "Makan saja dulu."Suara Sean terdengar sangat dingin dan rendah. Hal ini membuat Tiffany merasa gugup. Sepertinya, pria ini benar-benar marah.Tiffany mengepalkan tangan dengan erat. Mereka baru menikah 2 hari, tetapi dia sudah membawakan obat untuk Sean. Apakah ini terkesan kurang pantas? Apakah Sean mengira Tiffany membelikannya obat karena tidak menyukai kondisinya?Tiba-tiba, Tiffan

    Last Updated : 2024-09-14
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 7

    Ketika Tiffany belum tahu harus bagaimana menjelaskan, bibir Sean tiba-tiba menempel pada bibirnya. Sean menahan lengan dan tubuh Tiffany sambil menciumnya secara intens.Keintiman yang mendadak ini membuat Tiffany pusing. Dia merasa jiwanya akan diserap oleh Sean melalui ciuman ini.Sean melepaskannya, lalu tersenyum nakal dan bertanya, "Istriku, apa kamu cukup puas?"Perasaan Tiffany sungguh kacau balau. Dia mencoba melepaskan diri dari pelukan Sean, tetapi Sean menahannya dengan sangat erat. Jarak keduanya sangat dekat. Pada akhirnya, Tiffany kehabisan tenaga."Kenapa tenagamu besar sekali?" tanya Tiffany sambil mencebik. Sebelum menikah, kakek Sean jelas-jelas memberitahunya bahwa Sean sakit-sakitan sehingga Tiffany harus merawatnya dengan baik.Tiffany mengira penyakit Sean hampir sama dengan penyakit neneknya. Namun, tangan kekar yang memegang pinggang Tiffany tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa Sean penyakitan.Tiffany tampak cemberut . Sean pun tertawa melihatnya. Sean mengangk

    Last Updated : 2024-09-14
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 8

    Suara itu terdengar sangat manis dan lembut.Saat ini, mobil berhenti. Sean berucap, "Kamu punya setengah jam untuk mengganti baju."Suara Sean terdengar rendah, tetapi Tiffany bisa mendengar kegembiraan darinya. Sepertinya pria ini tidak marah lagi.Tiffany segera turun dari pangkuan Sean dan keluar dari mobil. Begitu mengambil langkah, dia teringat pada sesuatu sehingga bertanya, "Kamu nggak ikut turun?"Sean menyunggingkan bibirnya dan bertanya balik, "Kamu bertanya seperti itu karena ingin melanjutkan permainan kita di kamar ya?"Begitu ucapan ini dilontarkan, Tiffany langsung berlari masuk ke vila.Sambil menatap sosok belakang Tiffany yang bersemangat, Sean meletakkan kedua tangannya di belakang kepalanya untuk bersandar dengan santai. Muncul pula senyuman tipis di bibirnya.Tiffany dan Rika berdebat sekitar 10 menit di ruang ganti. Pada akhirnya, mereka mencapai kesepakatan. Mereka memilih sebuah gaun berwarna merah muda yang terlihat sangat feminin.Selesai berganti pakaian, Ri

    Last Updated : 2024-09-14
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 9

    Sorot mata Michael membuat Tiffany merasa sangat tidak nyaman. Tiffany menarik napas dalam-dalam, lalu tersenyum sopan kepada Michael dan mendorong kursi roda Sean.Ketika melewati Michael, pria itu tiba-tiba menjulurkan tangan untuk menahan Tiffany dan bertanya, "Kenapa terburu-buru sekali? Kamu nggak berani bicara padaku?"Michael melipat lengannya di depan dada. Tatapannya terhadap Sean dipenuhi kebencian dan penghinaan. Meskipun begitu, dia tetap terdengar ramah saat berkata, "Sean, kenapa istrimu ini menghindar dariku? Aku rasa dia menikah denganmu karena punya motif tersembunyi."Ketika melontarkan ini, Michael diam-diam melirik payudara Tiffany dengan tatapan cabul. Tiffany sontak mengernyit dan tanpa sadar menghindar.Alhasil, tatapan Michael menjadi makin lancang. Pria ini bahkan menyunggingkan senyuman mesum dan menambahkan, "Kakek sudah tua, jadi mungkin nggak bisa menilai dengan baik. Tapi, aku punya wawasan luas. Gimana kalau kamu mengizinkan kami ngobrol sebentar? Biar ku

    Last Updated : 2024-09-14
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 10

    Ketika berjalan melewati Michael, pria itu meremas bokong Tiffany. Tiffany benar-benar murka. Kemudian, dia buru-buru mendorong kursi roda Sean pergi.Setibanya di taman bunga, Tiffany masih merasa takut. Dia tidak menyangka dirinya akan menjadi korban pelecehan seksual, bahkan pelakunya adalah kakak sepupu suaminya. Parahnya, pelecehan semacam ini terjadi di rumah kakek suaminya."Ada yang sakit?" tanya Sean sambil mengernyit."Nggak kok." Tiffany tidak berani memberi tahu Sean apa yang terjadi. Bagaimanapun, hanya ada mereka bertiga tadi. Tidak ada gunanya Sean tahu karena Michael tidak mungkin bersedia mengaku.Situasi seperti ini hanya akan membuat anggota Keluarga Tanuwijaya merasa Tiffany bersikap tidak masuk akal. Mereka juga akan mengira Sean terlalu memanjakannya. Jadi, Tiffany lebih memilih memendam masalah ini."Aku ingin minum air." Ucapan Sean seketika menyadarkan Tiffany dari lamunannya. Tidak terlihat seorang pun pelayan di taman. Jadi, Tiffany terpaksa turun tangan."Bi

    Last Updated : 2024-09-14
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 11

    Lulu tidak bisa berkata-kata. Prisa hanya memberitahunya bahwa dirinya diusir karena Tiffany. Dia tidak mendengar alasan spesifiknya. Ternyata Prisa mempermalukan Tiffany?Lulu menggigit bibirnya. Jika tahu alasannya seperti ini, dia tidak akan berani membahasnya. Pada akhirnya, Ronny terkekeh-kekeh dan mencairkan suasana. "Sean memang pria baik. Tiffany sudah menjadi menantu Keluarga Tanuwijaya. Nggak boleh ada pelayan yang menindasnya."Lulu hanya bisa mendengus dan tidak berbicara lagi. Darmawan pun mengalihkan topik pembicaraan dan mengobrol dengan Tiffany.Tiba-tiba, ponsel Ronny berdering. Dia melirik sekilas layar ponselnya, lalu ekspresinya memucat. Dia berkata, "Kalian mengobrol dulu. Aku mau jawab telepon.""Ya, nggak usah terburu-buru," ucap Sean dengan suara dingin.Setelah Ronny pergi, Michael berjalan masuk dengan ekspresi nakal. Setelah mengamati sesaat, dia akhirnya duduk di seberang Tiffany dan mengedipkan matanya lagi.Darmawan yang melihatnya langsung membentak denga

    Last Updated : 2024-09-14

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 317

    Tiffany mengernyit jengkel. Apa maksudnya dengan tidak peka? Waktu pacaran Samuel dan Julie bahkan belum mencapai sebulan.Selama jangka waktu ini, sikap Samuel pada Julie juga tidak sehangat saat dia masih mengejar gadis itu sebelumnya. Apa haknya untuk menuntut sekamar dengan Julie?Lagi pula, hubungan Samuel dan Julie belum berkembang ke tahap itu. Bahkan jika hubungan keduanya sudah semaju itu, atas dasar apa Samuel bisa meminta Tiffany tidur di luar sendirian sementara dirinya dan Julie tidur di dalam?Chelsea duduk di sebelah Tiffany dan tertawa kecil. Dia berucap, "Samuel, apa maksudmu dengan nggak peka? Kalau nggak ada gadis lain yang sekamar denganku, aku pasti sudah tukar tempat denganmu dan tidur dengan mereka berdua."Samuel mengambil pecahan kaca dan membalas dengan kepala tertunduk, "Aku pacarnya Julie. Apa salahnya kalau aku ingin tidur dengannya?" Jika bukan demi memperdalam hubungannya dengan Julie, buat apa dia repot-repot mengikuti kegiatan klub fotografi ini?"Ada s

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 316

    Siapa sangka, setelah Zara selesai bicara, Samuel yang merupakan salah satu penanggung jawab klub fotografi mengangguk dan berkata, "Kurasa kata-kata Zara ada benarnya."Semua orang terkejut. Samuel, Tiffany, dan Julie adalah orang-orang pertama yang memilih kamar. Jika alokasi kamar disesuaikan dengan urutan pendaftaran, mereka akan mendapatkan kamar terbaik. Namun, sekarang pemuda itu malah setuju untuk melakukan cabut undi.Orang-orang di vila terdiam untuk beberapa saat. Akhirnya, salah satu gadis penanggung jawab menghela napas dan berucap dengan pasrah, "Okelah, ayo cabut undi."Di antara belasan orang ini, enam orang harus tinggal di rumah desa. Lantaran hari sudah larut, semua orang segera melakukan cabut undi.Hasilnya, gadis penanggung jawab klub fotografi dan temannya, serta Julie, Tiffany, Samuel, dan seorang pemuda lainnya harus tinggal di rumah desa itu.Saat beberapa orang itu tengah berkemas, Penny mengejek Tiffany dengan nada puas, "Kamu memang paling cocok tinggal di

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 315

    Entah disengaja atau tidak, Samuel mengerahkan cukup tenaga hingga Zara hampir terjatuh ke dalam pelukannya. Untungnya, Zara sempat menstabilkan tubuhnya dengan memegang lengan Samuel sehingga hal itu tidak terjadi."Terima kasih," ujar Zara dengan raut pucat.Samuel membalas dengan wajah tersipu, "Sama-sama.""Cowok jelek, kamu cari kesempatan untuk menyentuh Zara!" seru Penny sambil memelototi Samuel. Dia segera mendekat, lalu menarik Zara pergi.Sebelum beranjak pergi, Zara melirik Samuel sekali lagi. Dia melihat binar antusias dan kegembiraan di mata pemuda itu.Mata Zara berkilat dingin. Jadi, pemuda itu pacar Julie? Tidak ada bagus-bagusnya."Ayo jalan," ucap Julie sambil mengernyit. Dia mendekat sambil membawa kopernya.Tiffany menghampiri temannya dan bertanya dengan alis berkerut, "Kamu lihat kejadian tadi, 'kan?" Dia memandang dengan cemas ke arah Samuel yang masih mengambil barang-barang dari bus bersama orang-orang klub fotografi."Biarpun dia hanya berniat membantu, dia bi

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 314

    Zara mengenakan gaun panjang bunga-bunga warna putih dan topi matahari. Dengan wajah dan penampilannya yang feminin, dia terlihat sangat menawan saat memandang ke luar jendela.Samuel juga tertegun untuk sesaat saat melihat Zara. Sebelumnya, dia hanya tahu bahwa Julie cantik dan Tiffany manis.Samuel tidak tahu ternyata ada gadis secantik Zara di kelas mereka. Kecantikan gadis itu berbeda jauh dengan Julie. Zara sangat memesona, anggun, dan elegan.Begitu melihat kedua orang itu di dalam bus, Tiffany sontak bertanya sambil mengernyit, "Apa mereka juga anggota klub fotografi?"Seingat Tiffany, Zara baru pindah ke sini beberapa hari lalu. Sejak kapan dia menjadi anggota klub fotografi?Lamunan Samuel buyar. Dia berdeham dan menjawab, "Mereka baru gabung beberapa hari lalu, aku juga baru tahu.""Mungkin karena kita pergi, jadi mereka sengaja ikut. Seperti hantu saja, nempel terus sama kita," ucap Julie sambil mengangkat bahu. Dia memutar bola matanya dengan galak ke arah kedua orang itu.

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 313

    Akhir bulan tiba dengan cepat. Pada hari keberangkatan klub fotografi, Tiffany bangun pagi-pagi sekali.Ini adalah pertama kalinya Tiffany bepergian jauh setelah menikah. Perjalanan ke desa tempo hari juga jauh, tetapi bagaimanapun itu adalah kampung halamannya. Kegiatan klub fotografi di Kabupaten Purjaga ini barulah bepergian jauh yang sebenarnya.Pagi-pagi buta, Rika sudah bangun untuk menyiapkan barang-barang Tiffany. Dari pakaian dalam, pakaian anti UV, hingga jas hujan. Semua Rika kemas hingga memenuhi dua koper besar.Sambil mengeluarkan barang-barang di dalam koper, Tiffany berucap dengan malu pada Rika, "Aku hanya pergi tiga hari dua malam, nggak perlu bawa sebanyak ini."Rika menggeleng dan membalas, "Bu Tiffany, cuaca di pegunungan nggak menentu. Gimana kalau tiba-tiba panas, lalu tiba-tiba dingin? Gimana kalau hujan? Gimana kalau ada topan?"Tiffany kehilangan kata-kata. Meski merasa Rika terlalu cemas berlebihan, hatinya terasa hangat.Saat Tiffany masih tinggal bersama ke

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 312

    Zara yang sedang membaca buku di samping jendela pun mengernyit dan membalas, "Mungkin dia belum pernah punya kamera sebelumnya. Jadi, karena sekarang punya kamera, dia belajar dengan serius."Sorot mata Zara terlihat rumit saat memandang gadis yang memegang kamera di luar. Dia berkata, "Sebenarnya, bisa melakukan apa yang kita suka itu ... cukup menyenangkan." Dia sendiri sudah kehilangan kesempatan ini 13 tahun lalu.Penny berucap, "Zara, kudengar Tiffany mau ikut kegiatan klub fotografi di desa akhir bulan ini. Aku punya teman di klub itu, katanya masih ada dua tempat kosong. Gimana kalau kita juga pergi?"Sambil bicara, Penny mendongak dan menatap Tiffany di luar. Dia menambahkan, "Kalau terjadi sesuatu di desa ...."Zara memejamkan matanya dan menyela, "Kalau Sean nggak pergi, aku nggak tertarik."Tujuannya hanya Sean. S melarang dirinya menyakiti Tiffany. Dia hanya memerintahkan agar gadis itu dipisahkan dari Sean. Zara tersenyum pahit. Misi ini ... lumayan rumit."Justru bagus k

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 311

    Mark tidak menjawab. Dia hanya memberikan barang-barang itu pada Tiffany dan berkata, "Terserah dia kalau mau jadi gadis rusak, itu nggak ada hubungannya denganku." Usai berkata begitu, dia melangkah ke lantai atas dengan raut muram.Tiffany memutar bola matanya dua kali. Orang gila! Julie hanya berpacaran dengan pemuda yang sudah mengejarnya selama setahun. Mengapa dia malah dikatai sebagai gadis rusak?Sebenarnya, Tiffany juga merasa bahwa Samuel tidak layak untuk Julie. Namun, orang yang tidak terlibat langsung tidak berhak mengomentari cinta orang lain.Sama seperti Garry yang merasa Sean tidak layak untuk Tiffany dan beranggapan bahwa dia adalah pria jahat. Nyatanya, gadis itu tahu betul betapa baiknya Sean.Kasus Julie juga sama. Sebagai temannya, dia boleh saja tidak menyukai Samuel, tetapi dia tidak boleh menjadikan hal itu sebagai alasan untuk mengekang Julie.Sudah bagus Julie tidak terus berharap pada Mark. Namun, pria itu bersikap seolah-olah kebersamaan Julie dan Samuel ad

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 310

    Sean menepati janjinya. Sore hari setelah Tiffany makan, dia duduk di sofa ruang tamu sambil nonton bersama Rika. Saat ini, Mark datang.Mark membawa kamera SLR yang canggih dan sekotak kecil lensa beserta buku panduan yang tebal. Setelah meletakkan semuanya di atas meja, Mark tersenyum kepada Tiffany. "Aku beli semua ini beberapa tahun lalu, tapi nggak pernah pakai. Masih baru kok."Tiffany mengamati lensa-lensa di dalam kotak. "Gimana ... cara pakainya ....""Ada di buku panduan." Mark bersandar di sofa sambil menerima teh dari Rika. "Di mana Sean?""Setelah makan, dia menghadiri rapat daring," sahut Tiffany yang membaca buku panduan dengan penasaran. "Hm, apertur ...."Ketika melihat Tiffany tidak paham apa-apa, Mark tertawa. "Kenapa tiba-tiba belajar fotografi? Aku sampai terkejut waktu Sean meneleponku. Gadis kampungan sepertimu tiba-tiba jadi keren."Tiffany mengerlingkan matanya. "Bukan begitu." Dia membalikkan buku panduan dan menjelaskan, "Akhir bulan nanti, Samuel mau bawa Ju

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 309

    Malam itu, Tiffany ditahan oleh Sean di ranjang dan terus dijilatnya. Jadi, dia tidak tahu apa yang terjadi di antara Julie dan Mark semalam.Tiffany hanya tahu wajah Samuel babak belur keesokan harinya. Dengar-dengar, Mark memukulnya. Teman-teman Samuel juga dipukul Mark.Julie tidak tahu secara detail apa yang terjadi, sedangkan Samuel tidak ingin menjelaskannya. Akan tetapi, menurut penjelasan Samuel, mereka berusaha melindungi Julie dari Mark sehingga semuanya babak belur.Sebagai balasannya, Julie akan mengikuti Samuel mengunjungi desa sekitar. Ini adalah kegiatan yang diorganisasi oleh asosiasi fotografi.Sejak kuliah, setiap kali ada aktivitas kelompok, Tiffany dan Julie selalu berpartisipasi bersama. Selain itu, Sean menyuruh Tiffany untuk melaporkan gerak-gerik Julie dan Samuel kepadanya. Jadi, setelah melapor, Tiffany memelas, "Aku juga mau pergi."Tiffany merasa bosan karena terus di rumah. Apalagi, Sean terus melahapnya setiap malam. Tiffany sampai merasa dirinya hampir men

DMCA.com Protection Status