Share

Bab 11

Lulu tidak bisa berkata-kata. Prisa hanya memberitahunya bahwa dirinya diusir karena Tiffany. Dia tidak mendengar alasan spesifiknya. Ternyata Prisa mempermalukan Tiffany?

Lulu menggigit bibirnya. Jika tahu alasannya seperti ini, dia tidak akan berani membahasnya. Pada akhirnya, Ronny terkekeh-kekeh dan mencairkan suasana. "Sean memang pria baik. Tiffany sudah menjadi menantu Keluarga Tanuwijaya. Nggak boleh ada pelayan yang menindasnya."

Lulu hanya bisa mendengus dan tidak berbicara lagi. Darmawan pun mengalihkan topik pembicaraan dan mengobrol dengan Tiffany.

Tiba-tiba, ponsel Ronny berdering. Dia melirik sekilas layar ponselnya, lalu ekspresinya memucat. Dia berkata, "Kalian mengobrol dulu. Aku mau jawab telepon."

"Ya, nggak usah terburu-buru," ucap Sean dengan suara dingin.

Setelah Ronny pergi, Michael berjalan masuk dengan ekspresi nakal. Setelah mengamati sesaat, dia akhirnya duduk di seberang Tiffany dan mengedipkan matanya lagi.

Darmawan yang melihatnya langsung membentak dengan kesal, "Dia adik iparmu!"

"Aku tahu. Kami bertemu di depan tadi. Hubungan kami sudah lumayan dekat kok," timpal Michael sambil mengedipkan matanya kepada Tiffany.

Alis Tiffany berkerut mendengar Michael yang sengaja menekankan kata-katanya. Dia menoleh, lalu melirik pelayan yang sedang menyiapkan makan malam. Kemudian, dia berucap, "Aku akan bantu masak."

Usai melontarkan itu, Tiffany langsung bangkit dan hendak pergi ke dapur. Dia tidak ingin melihat Michael, tetapi Michael malah duduk di depannya. Benar-benar merusak pemandangan!

Namun, sebuah tangan besar dan kasar tiba-tiba meraih pergelangan tangan Tiffany. Sean berkata, "Ada banyak pelayan di sini. Kamu nggak perlu repot-repot."

"Benar. Kami semua tahu kamu dari desa dan suka melakukan pekerjaan rumah. Tapi, di sini ada banyak pelayan. Sebaiknya kamu duduk dan menjadi nyonya," sindir Lulu.

Ekspresi Tiffany tampak canggung. Pada akhirnya, dia hanya bisa duduk kembali. Sesaat kemudian, terdengar keributan di luar.

"Tuan ...," panggil kepala pelayan yang berlari masuk dan melirik Michael yang sedang menyantap buah dengan santai.

Darmawan bertanya dengan kesal, "Ada apa?"

Kepala pelayan itu menyahut dengan takut, "Di luar, ada Tuan Faris yang membawa cucunya kemari. Mereka ingin meminta penjelasan .... Katanya, Tuan Michael telah bersikap lancang pada cucunya beberapa hari lalu ...."

Darmawan memelototi Michael dan bertanya, "Apa yang terjadi?"

Michael masih memakan buah dengan tidak peduli. Dia menimpali, "Mereka terlalu membesar-besarkan masalah. Aku minum-minum di bar dan nggak sengaja meremas bokong Valerie. Itu saja."

Suasana menjadi sunyi untuk sesaat. Tiba-tiba, Darmawan mengambil asbak rokok di atas meja dan melemparkannya kepada Michael. Dia membentak, "Dasar berengsek! Itu namanya pelecehan!"

Keluarga Sanskara termasuk keluarga terkemuka di Kota Aven. Jika masalah ini tersebar, bukankah reputasi Keluarga Tanuwijaya akan hancur?

Michael buru-buru menghindar. Asbak itu tidak mengenainya, tetapi abu di dalamnya mengotori pakaian serta wajahnya.

Michael mencebik dan berseru, "Kakek, kamu juga membesar-besarkan masalah! Ini bukan salahku! Valerie sendiri memakai terusan yang begitu pendek sampai bokongnya hampir terlihat! Dia sendiri yang merayuku! Makanya, aku meremas bokongnya!"

Darmawan yang gusar melemparkan bantal lagi kepada Michael. Saat ini, Sean yang diam sejak tadi tiba-tiba berkata, "Kak, kamu sudah dewasa. Sekarang Keluarga Sanskara datang membuat onar, sebaiknya kamu keluar untuk mengatasinya. Kamu nggak mungkin menunggu Kakek turun tangan, 'kan?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status