Share

Bab 17

Penulis: Clarissa
Maserati hitam melaju di jalan dan akhirnya berhenti di gedung Universitas Aven. Begitu turun dari mobil, Tiffany langsung berlari ke ruang kelasnya tanpa sempat mengucapkan terima kasih kepada Genta.

Yang ada di ruang kelas bukan hanya buku catatan dan buku latihan, tetapi juga sertifikat dan kartu ulang tahun yang diberikan neneknya setiap tahun.

Beberapa kartu itu memang terlihat jelek, bahkan tulisan di atasnya juga miring. Namun, itu adalah barang berharga untuk Tiffanny.

Pagi-pagi, kampus sudah ramai dan banyak yang berkumpul di depan lift. Ketika Tiffany menunggu di depan lift, tiba-tiba Julie meneleponnya lagi.

"Tiff, kamu sudah di mana? Mereka makin lama makin merajalela!" seru Julie. Tiffany bisa mendengar isak tangis sahabatnya itu! Jantungnya berdetak kencang.

Tiffany menarik napas dalam-dalam. Dia memutuskan untuk tidak menunggu lift lagi dan berlari ke tangga di samping. Tidak masalah kalau harus naik tangga sampai lantai 8!

Karena belum makan sarapan, kaki Tiffany pun te
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Noory Dessy
kasian aja lihat Tiffani disakiti,karena orang desa,koq bisa ada orang seperti Michale
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
semoga Sean g murka...karna tindakanmu yang menyakiti tiffani...michale
goodnovel comment avatar
Lindasyachri Pasar
apa sih arti dari terkekeh - kekeh??? klo dikotaku artinya tertawa terbahak bahak. tapi klo aku artikan dgn membaca novel ini sungguh GK cocok banget! Tolong pergunakan bahasa indonesia yg baik dan benar agar pembaca tidak salah artikan ,tq
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 18

    Selesai bicara, Michael yang teringat sesuatu menunjuk memar di dahinya dan bertanya, "Tiffany, seharusnya kamu masih ingat kenapa dahiku bisa memar, 'kan?"Tiffany berpikir sejenak, memangnya ada hubungan dengan dia? Apa dia yang melukainya dengan sepatu hak tinggi semalam?Michael menatap Tiffany dan mencibir. Dia melanjutkan, "Dibandingkan dengan apa yang kalian lakukan padaku semalam, aku rasa perbuatanku sama sekali nggak keterlaluan."Kemudian, Michael melihat sekilas barang-barang yang dipegang Tiffany dan menambahkan, "Kalau aku tahu kamu sangat menghargai sampah-sampah ini, seharusnya aku bakar semua saja."Semalam Ronny sudah memperingatkan Michael agar tidak bertindak gegabah. Namun, ini adalah pertama kalinya Michael dilukai dengan sepatu hak tinggi. Mana mungkin dia diam saja?Tiffany memelototi Michael seraya berucap dengan geram, "Kamu memang pantas diberi pelajaran semalam!"Michael yang melecehkan Valerie dan dia sendiri yang bertengkar. Kenapa Michael malah menyalahka

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 19

    Michael melihat Tiffany seraya menahan tawa. Dia berkata, "Tentu saja. Kalau kamu melepaskan bajuku dan melakukan oral seks untukku, mungkin aku akan kehilangan minat padamu."Tiffany mengangguk dengan serius, lalu membalas, "Oke. Aku akan mengikuti kemauanmu."Begitu Tiffany melontarkan ucapannya, Michael tidak bisa menahan tawanya lagi. Dia melambaikan tangan kepada kedua pria berpakaian hitam dengan perasaan gembira dan memerintah, "Lepaskan dia."Kedua pria berpakaian hitam juga merasa antusias. Mereka pun melepaskan Tiffany. Melihat Tiffany menghampirinya, Michael bertanya seraya menyipitkan matanya, "Kamu mau mempermainkan aku, ya?"Tiffany tersenyum lebar dan berucap dengan tulus, "Aku nggak mungkin bisa lawan kalian sendirian. Mana mungkin aku mempermainkanmu? Kita sudah sepakat, aku lepaskan bajumu dan melakukan ... itu. Jadi, kamu nggak akan sentuh aku lagi."Michael tertawa, lalu menceletuk, "Benar! Ayo, cepat!"Tiffany mendekati Michael dan melepaskan kancing baju Michael d

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 20

    Jika kelak Michael menindas Sean lagi, mungkin ... Tiffany akan menusuk Michael dengan pisau. Gadis desa yang terpelajar benar-benar menakutkan!Tiffany mengatupkan bibirnya. Dia sudah mengancam dan menakut-nakuti Michael. Sekarang, dia harus memikirkan cara untuk menyelamatkan diri.Walaupun saat ini Tiffany sudah mengendalikan Michael, pria berpakaian hitam masih menunggu di luar. Mereka juga menahan Julie. Bagaimana kalau mereka mengancam Tiffany dengan Julie untuk melepaskan Michael?Tiffany tidak mungkin meninggalkan Julie. Namun, jika Michael dilepaskan, dia pasti akan menyuruh pria berpakaian hitam untuk menangkap Tiffany.Tiffany memegang pisau yang diarahkan ke dada Michael sambil merenungkan semua kemungkinan yang bisa terjadi nanti.Bagi Michael, Tiffany terlihat seperti ragu-ragu bagaimana menusuk jantungnya dengan pisau. Hal ini membuat Michael makin ketakutan.Michael sangat dimanjakan Ronny dan Lulu. Padahal, dia hampir berumur 30 tahun. Namun, dia tidak pernah mengalami

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 21

    Julie tidak menyelesaikan perkataannya karena merasa ada yang tidak beres dengan Sean. Julie menggigit bibirnya, lalu berpamitan dengan Tiffany dan pergi.Dalam perjalanan pulang ke vila, Sean sama sekali tidak berbicara. Tiffany ingin mengajak Sean mengobrol, tetapi dia tidak menemukan topik pembicaraan. Akhirnya, Tiffany hanya terdiam.Setelah pulang ke vila, Tiffany langsung menempel semua sertifikat yang robek. Ini bukan hal yang mudah.Namun, setengah dari album foto yang diberikan nenek Tiffany sudah terbakar. Sepertinya album foto itu sulit dipulihkan lagi.Tiffany yang duduk di depan meja belajar merasa sakit hati saat melihat album foto yang dibakar itu. Dia terus memaki Michael.Sesudah puas memaki Michael, Tiffany hendak menyimpan album foto itu. Tiba-tiba, selembar kartu jatuh dari album.Tiffany mengambil kartu itu dan hendak memasukkannya ke album. Akan tetapi, dia menemukan ada selembar foto anak laki-laki yang sudah lama disimpan dalam saku kartu itu.Sebagian kecil dar

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 22

    Begitu melihat Tiffany datang, Michael langsung meratap, "Kakek, kamu harus bantu aku tegakkan keadilan ...."Lulu juga menangis dan menimpali, "Ayah, pembawa sial itu sudah datang. Kamu harus bantu Michael tegakkan keadilan."Ratapan mereka berdua benar-benar berlebihan. Kala ini, Darmawan sedang duduk di samping dan bermain catur dengan Ronny.Begitu mendengar ratapan Michael dan Lulu, Darmawan yang terusik langsung salah langkah. Dia pun dikalahkan oleh Ronny."Aku menang lagi," ujar Ronny. Dia tertawa, lalu mengajak Darmawan berdiri dan melanjutkan, "Ayah, Sean dan Tiffany sudah datang. Sudah saatnya kamu bereskan masalah ini."Darmawan melihat Tiffany yang mendorong kursi roda Sean. Dia mengernyit, lalu berdiri dan berucap dengan lantang, "Kalian ikut aku."Darmawan membawa mereka ke sebuah ruangan di lantai 2 yang terletak di ujung. Saat pengurus kediaman membuka pintu ruangan, Tiffany baru tahu ternyata di adalah aula leluhur."Tiffany," panggil Darmawan."Ya?" sahut Tiffany. Di

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 23

    Sebenarnya, siapa pun bisa melihat bahwa pelayan ini pasti diperintahkan seseorang untuk memukul Tiffany dengan kuat dan frekuensi secepat itu. Kata-kata Sean membuat pelayan itu langsung berhenti.Sesaat kemudian, dia menarik kembali cambuknya dengan patuh, "Aku mendengar perintah dari Tuan Darmawan."Lulu melirik dengan sinis sembari menyindir, "Kami sedang menjalankan hukuman untuk orang yang nggak setia. Sejak kapan anak yatim piatu punya hak untuk bicara di sini?"Biasanya, Sean tidak pernah berkomentar apa pun dalam situasi yang melibatkan seluruh Keluarga Tanuwijaya seperti sekarang ini. Namun, hari ini dia tiba-tiba melontarkan ucapan seperti ini. Tentu saja Lulu merasa tidak senang."Yang kalian pukul itu istriku, tentu saja aku harus bicara," ucap Sean dengan nada yang tetap tenang.Seperti yang dikatakan Sean, Tiffany menyadari bahwa Sean memang tidak punya kedudukan, martabat, dan bahkan tidak ada yang menganggap serius kata-katanya di rumah ini."Nikah sama wanita rendahan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 24

    Lulu tersenyum canggung sambil berkata, "Nggak nyangka Sean bisa begitu setia sama Tiffany, sampai membantunya menahan pukulan ....""Sudah, kamu nggak usah pura-pura simpati." Darmawan melemparkan tatapan tajam pada Lulu dan melanjutkan, "Aku sudah beri hukuman sama Tiffany. Masalah ini cukup sampai di sini saja, nggak boleh ada lagi yang mengungkitnya!"Setelah berkata demikian, Darmawan juga melirik ke arah Michael. "Kenapa kamu bisa tiba-tiba ke sekolah Tiffany?"Michael yang terus menyaksikan semua ini, tiba-tiba menjadi gugup saat ditanya oleh Darmawan. Dia tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. "Aku ... aku ....""Jangan mengira aku nggak tahu trik apa yang kamu rencanakan dalam benakmu itu. Apa kamu benar-benar nggak bersalah sama sekali dalam kejadian hari ini?"Wajah Michael langsung memucat."Jangan coba-coba bermain trik di belakangku. Kalau nggak, aku nggak akan berikan sepeser pun hartaku padamu!"....Di rumah sakit.Melihat perawat mengoleskan obat ke luka Sean, Tiffan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 25

    Ketika Tiffany terbangun, hari sudah pagi. Dia mencoba untuk bergerak, tetapi rasa sakit di punggungnya yang membara membuatnya tersadar sepenuhnya seketika. Setelah benar-benar terjaga, Tiffany baru menyadari bahwa dirinya sedang berbaring di ranjang rumah sakit bersama Sean.Ranjang itu hanya cukup untuk satu orang, sehingga mereka terpaksa tidur berdekatan. Sean memeluknya dengan erat. Tubuh mereka bersentuhan dan Tiffany bisa mendengar detak jantung pria itu di dalam dadanya dengan jelas.Detak jantung itu seirama dengan detak jantungnya sendiri, sama-sama tenang dan teratur. Tanpa sadar, sudut bibir Tiffany membentuk senyuman. Ini adalah pertama kalinya seseorang memeluknya saat tidur dan juga pertama kalinya dia bisa mendengar detak jantung seseorang dari jarak sedekat ini.Tiffany mengangkat pandangannya untuk menatap wajah Sean.Wajahnya tampak begitu tampan dan elegan dari samping. Tulang selangka yang menonjol, alis yang tegas, bulu mata yang panjang, dan bentuk bibir yang se

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 715

    "Kak!"Lena mendorong pintu kamar rumah sakit dengan kesal dan langsung duduk di tepi tempat tidur Vivi dengan wajah cemberut."Kak! Aku sudah bilang dari dulu kalau Sean itu nggak bisa diandalkan! Seharusnya kamu langsung memastikan hubungan kalian tiga tahun lalu! Tapi kamu malah menolaknya! Sekarang lihat hasilnya! Dia bukan cuma bawa mantan istrinya kembali, tapi juga bawa dua anaknya!"Lena mengangkat tangannya dan menunjukkan tinggi anak-anak itu dengan gerakan dramatis. "Dua anak itu sudah sebesar ini!""Kalau kamu benar-benar menikah sama dia sekarang, kamu harus jadi ibu tiri!""Harusnya tiga tahun lalu kamu menikah sama dia, lalu melahirkan anak untuknya juga! Dengan begitu, nggak ada yang perlu jadi ibu tiri bagi siapa pun!"Ketika mengingat ekspresi dingin Sean saat di restoran tadi, Lena merasa semakin marah dan cemas."Kak, sekarang mantan istrinya sudah kembali! Dia pasti nggak akan memperlakukan kita seperti dulu lagi! Dia nggak akan memberikan uang untuk biaya perawata

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 714

    Setelah memastikan semuanya, Sean tetap duduk di tepi tempat tidur sambil menatap Tiffany yang terlelap. Dia tidak bergerak sedikit pun atau menunjukkan tanda-tanda bosan. Seperti seorang anak kecil yang tengah menatap mainan favoritnya.Melihat punggung Sean seperti itu, hati Arlo juga ikut merasa lega. Sepertinya, hanya orang yang benar-benar menyayangi seseorang yang bisa duduk diam dan menatapnya seperti itu, 'kan?Lagi pula, kalau dia disuruh menatap Arlene dalam waktu lama, dia pasti sudah bosan sejak tadi.Tiffany tidur sangat nyenyak. Dari luar pintu, Arlo bahkan masih bisa mendengar napas ibunya yang teratur dan tenang. Arlo menggelengkan kepalanya pelan.Di mata orang lain, ibunya adalah sosok dokter yang tegas, dingin, dan sulit didekati. Namun, hanya di depan orang-orang terdekatnya, Tiffany berubah menjadi seseorang yang ceroboh, tidak terlalu peduli dengan penampilannya, dan sering kali bertingkah konyol.Itulah keunikannya, sekaligus kelemahannya.Tiffany hanya menunjukk

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 713

    Rumah Keluarga Tanuwijaya masih tampak sama seperti sebelumnya. Begitu Genta menghentikan mobil di depan pintu utama, Sean langsung turun dengan Tiffany dalam gendongannya.Sementara itu, Arlo duduk di kursinya dengan frustrasi sambil memeluk Arlene yang tertidur nyenyak di pundaknya dan bahkan sampai mengences. Dia ingin sekali menggendong adiknya turun dari mobil secara langsung agar tidak mengganggu istirahatnya.Akan tetapi, dia baru berusia lima tahun!Adiknya juga lima tahun!Meskipun Arlene sedikit lebih kecil darinya, Arlo tetap saja tidak punya tenaga untuk menggendongnya. Arlo awalnya berpikir bahwa Sean akan kembali ke mobil setelah mengantar Tiffany ke kamar dan membantunya membawa Arlene.Namun, setelah menunggu sekian lama, Sean tidak juga muncul kembali. Saat itulah Arlo menyadari bahwa Arlene dan dirinya tidak mendapat perlakuan yang sama dengan ibu mereka!Dasar pria kejam!Bukankah katanya seorang pria yang sudah punya anak biasanya akan mulai mengabaikan istrinya? Ke

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 712

    Melihat Sean seperti ini, Tiffany tidak bisa lagi mengucapkan kata-kata yang lebih ketus. Pada akhirnya, dia hanya bisa menghela napas pelan."Baiklah. Tapi aku mau kamu segera menyelesaikan semuanya dengannya. Tadi adik orang itu menerobos ruangan sampai ngagetin anak-anak. Aku nggak mau lihat kejadian seperti hari ini terulang lagi."Sean mengatupkan bibirnya dan mengangguk tegas. "Aku janji."Mendengar jawaban yang meyakinkan darinya, Tiffany akhirnya menghela napas panjang, lalu tanpa sadar menyandarkan kepalanya ke bahu Sean. "Aku capek sekali."Tiffany benar-benar merasa lelah. Bukan hanya karena perjalanan panjang hari ini, tetapi juga karena beban emosional yang terus menghimpitnya. Setiap hari yang dia habiskan bersama Sean selalu penuh tekanan dan kecemasan.Untuk saat ini, Zara masih bisa mengurus Keluarga Japardi di Elupa. Namun, bagaimana jika suatu hari nanti para pemegang saham mengetahui bahwa dia dan Sean masih berhubungan baik? Apa reaksi mereka?Tiffany tahu dia tida

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 711

    Tiffany mengerutkan alisnya dan segera berusaha melepaskan diri dari pelukan Sean. "Pulang ke mana?"Di Kota Aven, dia sudah lama tidak punya rumah lagi. Namun, tenaganya jelas tidak sebanding dengan Sean. Pria itu tetap memeluknya erat dan membujuk dengan penuh kesabaran."Tiffany, kamu sudah lima tahun nggak kembali. Kak Rika dan yang lainnya rindu sekali sama kamu. Apa kamu benar-benar nggak mau pulang dan melihat mereka? Lalu, pohon yang dulu kamu tanam di halaman dan ...."Tatapan Sean beralih ke kedua anak mereka. "Anak-anak juga belum pernah melihat tempat di mana kita dulu tinggal bersama."Tiffany tetap terperangkap dalam pelukannya. Usahanya untuk melepaskan diri berakhir sia-sia dan pada akhirnya, dia hanya bisa menatap Sean dengan tatapan kesal."Aku sudah bilang, selesaikan dulu masalah sama penyelamat hidupmu sebelum datang mencariku!""Nggak ada yang perlu diselesaikan." Mata Sean yang hitam pekat, menatap Tiffany dengan erat. "Kami nggak ada hubungan apa pun. Kenapa dia

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 710

    Sean sudah memperingatkan bahwa jika Tiffany tetap membawa anak-anaknya menginap di hotel, dia akan memerintahkan Chaplin dan beberapa pengawal untuk berjaga di depan hotel, bahkan melakukan pemeriksaan keamanan terhadap tamu-tamu lain. Alasannya adalah karena dia khawatir ada orang yang akan menyakiti anak-anaknya.Bagaimanapun, status Sean di Kota Aven telah membuatnya memiliki banyak musuh.Tiffany tidak ingin ribet. Itulah alasannya dia setuju untuk tinggal di rumah Keluarga Tanuwijaya untuk sementara waktu. Namun, dilihat dari kondisinya sekarang ....Arlene menatap Tiffany dengan mata membelalak. "Mama, bukannya kita tinggal di rumah Paman Ganteng?"Tiffany tersenyum tipis dan menggendong Arlene dengan santai. "Pacarnya Paman Ganteng nggak akan setuju." Setelah berkata demikian, dia melirik ke arah Arlo.Arlo langsung mengerti maksud Tiffany. Dia buru-buru melompat turun dari kursi dan mengambil tas Tiffany. "Mama, ayo pergi!"Sean mengerutkan alisnya, lalu mengangkat tangannya u

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 709

    Menghadapi sikap Lena yang begitu agresif, Sean hanya mengernyitkan dahi. "Kapan Vivi pernah keluar dari rumah sakit?"Lena terdiam.Benar juga.Dia mendengus sinis. "Kamu masih sadar soal itu? Sejak Vivi mengenalmu, dia selalu berada di rumah sakit! Sedangkan kamu? Kamu bersenang-senang di sini, sementara dia sendirian menanggung rasa sakit di rumah sakit!"Setelah berkata demikian, Lena langsung menoleh ke Tiffany.Tanpa memedulikan bahwa ada dua anak kecil di sana, dia menunjuk tepat ke wajah Tiffany dengan senyum penuh ejekan. "Kamu ini mantan istrinya Sean, 'kan?""Aku nggak peduli kenapa kalian dulu berpisah. Yang jelas, kalau sudah cerai, artinya kalian memang nggak cocok, bukan? Sekarang di sisi Sean ada kakakku, Vivi. Tapi tiba-tiba kamu muncul kembali bersamanya di Kota Aven, bahkan membawa kedua anak ini.""Apa kamu baru sadar ingin kembali setelah melihat ada yang mencoba merebutnya darimu?"Tiffany mendengar semua itu dengan ekspresi bingung. Alisnya berkerut ringan saat d

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 708

    Tiffany masih ingat, dulu dia sedang makan ayam goreng bersama Julie di tempat ini saat pertama kali bertemu dengan Zara. Waktu itu, Zara masih merupakan boneka yang berada di bawah kendali Sanny.Namun sekarang, Zara telah berdiri di puncak kekuasaan Keluarga Japardi di Elupa dan menjalankan semuanya dengan tangannya sendiri.Sebenarnya, selama bertahun-tahun ini, alasan Tiffany bisa hidup dengan tenang di luar dan melakukan apa yang dia sukai, sebagian besar adalah berkat Zara. Secara teknis, Zara adalah "adik"-nya, tetapi dalam banyak hal, Zara lebih mirip kakak baginya.Di Elupa, dia bekerja sama dengan kakeknya untuk mengelola Keluarga Japardi dengan sangat baik. Semua pelatihan yang diberikan Sanny kepada Zara di masa lalu kini telah membuahkan hasil. Dia telah menjadi simbol Keluarga Japardi.Namun, tidak peduli seberapa besar kekuasaan yang dia miliki, setiap kali berhadapan dengan mitra bisnis atau para pemegang saham Keluarga Japardi, jawabannya selalu sederhana dan sopan."A

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 707

    Ucapan Lena memang terdengar sangat menyakitkan. Conan mengernyit tajam, lalu menarik tangan Lena dengan erat."Apa kami pernah bilang kami nggak mau bayar biaya pengobatan Vivi? Apa kami pernah bilang kami nggak mau bantu kalian berdua? Membalas budi nggak berarti harus mengorbankan pernikahan Sean!"Usai bicara, Conan menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Kalau kamu benar-benar berpikir bahwa tindakanmu ini benar, silakan telepon Vivi sekarang dan lihat siapa yang akan dipermalukan pada akhirnya!""Kamu bilang kamu mau kerja dan menafkahi Vivi? Memangnya kamu bisa?"Lena langsung terdiam. Kata-kata Conan membuatnya tidak bisa membalas sepatah kata pun. Sebenarnya, dia juga tidak benar-benar ingin menelepon Vivi, hanya saja ....Sementara itu, tidak jauh dari sana."Siapa gadis yang ada di sebelah Conan itu?" Tiffany bertanya dengan nada santai sambil berjalan. Dia mengenakan mantel tipis dan menarik koper dengan satu tangan, ekspresinya tetap datar saat menoleh ke Sean."Ad

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status