Share

Bab 20

Penulis: Clarissa
Jika kelak Michael menindas Sean lagi, mungkin ... Tiffany akan menusuk Michael dengan pisau. Gadis desa yang terpelajar benar-benar menakutkan!

Tiffany mengatupkan bibirnya. Dia sudah mengancam dan menakut-nakuti Michael. Sekarang, dia harus memikirkan cara untuk menyelamatkan diri.

Walaupun saat ini Tiffany sudah mengendalikan Michael, pria berpakaian hitam masih menunggu di luar. Mereka juga menahan Julie. Bagaimana kalau mereka mengancam Tiffany dengan Julie untuk melepaskan Michael?

Tiffany tidak mungkin meninggalkan Julie. Namun, jika Michael dilepaskan, dia pasti akan menyuruh pria berpakaian hitam untuk menangkap Tiffany.

Tiffany memegang pisau yang diarahkan ke dada Michael sambil merenungkan semua kemungkinan yang bisa terjadi nanti.

Bagi Michael, Tiffany terlihat seperti ragu-ragu bagaimana menusuk jantungnya dengan pisau. Hal ini membuat Michael makin ketakutan.

Michael sangat dimanjakan Ronny dan Lulu. Padahal, dia hampir berumur 30 tahun. Namun, dia tidak pernah mengalami
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Dee
semoga ada ujungnya ...️
goodnovel comment avatar
Nuraisyah Ritonga
cerita yg menarik
goodnovel comment avatar
Balqis Humaira
saya sangat suka dengan cerita dewasa ini banyak pesan moral yang dapat kita ambil
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 21

    Julie tidak menyelesaikan perkataannya karena merasa ada yang tidak beres dengan Sean. Julie menggigit bibirnya, lalu berpamitan dengan Tiffany dan pergi.Dalam perjalanan pulang ke vila, Sean sama sekali tidak berbicara. Tiffany ingin mengajak Sean mengobrol, tetapi dia tidak menemukan topik pembicaraan. Akhirnya, Tiffany hanya terdiam.Setelah pulang ke vila, Tiffany langsung menempel semua sertifikat yang robek. Ini bukan hal yang mudah.Namun, setengah dari album foto yang diberikan nenek Tiffany sudah terbakar. Sepertinya album foto itu sulit dipulihkan lagi.Tiffany yang duduk di depan meja belajar merasa sakit hati saat melihat album foto yang dibakar itu. Dia terus memaki Michael.Sesudah puas memaki Michael, Tiffany hendak menyimpan album foto itu. Tiba-tiba, selembar kartu jatuh dari album.Tiffany mengambil kartu itu dan hendak memasukkannya ke album. Akan tetapi, dia menemukan ada selembar foto anak laki-laki yang sudah lama disimpan dalam saku kartu itu.Sebagian kecil dar

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 22

    Begitu melihat Tiffany datang, Michael langsung meratap, "Kakek, kamu harus bantu aku tegakkan keadilan ...."Lulu juga menangis dan menimpali, "Ayah, pembawa sial itu sudah datang. Kamu harus bantu Michael tegakkan keadilan."Ratapan mereka berdua benar-benar berlebihan. Kala ini, Darmawan sedang duduk di samping dan bermain catur dengan Ronny.Begitu mendengar ratapan Michael dan Lulu, Darmawan yang terusik langsung salah langkah. Dia pun dikalahkan oleh Ronny."Aku menang lagi," ujar Ronny. Dia tertawa, lalu mengajak Darmawan berdiri dan melanjutkan, "Ayah, Sean dan Tiffany sudah datang. Sudah saatnya kamu bereskan masalah ini."Darmawan melihat Tiffany yang mendorong kursi roda Sean. Dia mengernyit, lalu berdiri dan berucap dengan lantang, "Kalian ikut aku."Darmawan membawa mereka ke sebuah ruangan di lantai 2 yang terletak di ujung. Saat pengurus kediaman membuka pintu ruangan, Tiffany baru tahu ternyata di adalah aula leluhur."Tiffany," panggil Darmawan."Ya?" sahut Tiffany. Di

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 23

    Sebenarnya, siapa pun bisa melihat bahwa pelayan ini pasti diperintahkan seseorang untuk memukul Tiffany dengan kuat dan frekuensi secepat itu. Kata-kata Sean membuat pelayan itu langsung berhenti.Sesaat kemudian, dia menarik kembali cambuknya dengan patuh, "Aku mendengar perintah dari Tuan Darmawan."Lulu melirik dengan sinis sembari menyindir, "Kami sedang menjalankan hukuman untuk orang yang nggak setia. Sejak kapan anak yatim piatu punya hak untuk bicara di sini?"Biasanya, Sean tidak pernah berkomentar apa pun dalam situasi yang melibatkan seluruh Keluarga Tanuwijaya seperti sekarang ini. Namun, hari ini dia tiba-tiba melontarkan ucapan seperti ini. Tentu saja Lulu merasa tidak senang."Yang kalian pukul itu istriku, tentu saja aku harus bicara," ucap Sean dengan nada yang tetap tenang.Seperti yang dikatakan Sean, Tiffany menyadari bahwa Sean memang tidak punya kedudukan, martabat, dan bahkan tidak ada yang menganggap serius kata-katanya di rumah ini."Nikah sama wanita rendahan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 24

    Lulu tersenyum canggung sambil berkata, "Nggak nyangka Sean bisa begitu setia sama Tiffany, sampai membantunya menahan pukulan ....""Sudah, kamu nggak usah pura-pura simpati." Darmawan melemparkan tatapan tajam pada Lulu dan melanjutkan, "Aku sudah beri hukuman sama Tiffany. Masalah ini cukup sampai di sini saja, nggak boleh ada lagi yang mengungkitnya!"Setelah berkata demikian, Darmawan juga melirik ke arah Michael. "Kenapa kamu bisa tiba-tiba ke sekolah Tiffany?"Michael yang terus menyaksikan semua ini, tiba-tiba menjadi gugup saat ditanya oleh Darmawan. Dia tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. "Aku ... aku ....""Jangan mengira aku nggak tahu trik apa yang kamu rencanakan dalam benakmu itu. Apa kamu benar-benar nggak bersalah sama sekali dalam kejadian hari ini?"Wajah Michael langsung memucat."Jangan coba-coba bermain trik di belakangku. Kalau nggak, aku nggak akan berikan sepeser pun hartaku padamu!"....Di rumah sakit.Melihat perawat mengoleskan obat ke luka Sean, Tiffan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 25

    Ketika Tiffany terbangun, hari sudah pagi. Dia mencoba untuk bergerak, tetapi rasa sakit di punggungnya yang membara membuatnya tersadar sepenuhnya seketika. Setelah benar-benar terjaga, Tiffany baru menyadari bahwa dirinya sedang berbaring di ranjang rumah sakit bersama Sean.Ranjang itu hanya cukup untuk satu orang, sehingga mereka terpaksa tidur berdekatan. Sean memeluknya dengan erat. Tubuh mereka bersentuhan dan Tiffany bisa mendengar detak jantung pria itu di dalam dadanya dengan jelas.Detak jantung itu seirama dengan detak jantungnya sendiri, sama-sama tenang dan teratur. Tanpa sadar, sudut bibir Tiffany membentuk senyuman. Ini adalah pertama kalinya seseorang memeluknya saat tidur dan juga pertama kalinya dia bisa mendengar detak jantung seseorang dari jarak sedekat ini.Tiffany mengangkat pandangannya untuk menatap wajah Sean.Wajahnya tampak begitu tampan dan elegan dari samping. Tulang selangka yang menonjol, alis yang tegas, bulu mata yang panjang, dan bentuk bibir yang se

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 26

    Di saat genting, Sean melempar tongkatnya dan merentangkan lengannya untuk menarik Tiffany. Tubuhnya sendiri terdorong ke belakang karena kekuatan dari benturan Tiffany. Namun untungnya, dia menahan dirinya di dinding dengan lengan lainnya dan mencegah mereka berdua terjatuh ke lantai."Ada apa? Kenapa buru-buru?" tanya Sean."Aku ... nenekku ...." Suara Tiffany terisak dengan gemetaran. Dia mendongak menatap Sean dan bertanya, "Apa ... sopir bisa antarin aku ke rumah sakit? Nenek sedang di ruang gawat darurat sekarang ...."Wajah Tiffany yang memerah karena cemas dan suaranya yang penuh kekhawatiran, membuat hati Sean tergerak. Dia mengangguk, "Kuantarkan ke sana."Tiffany hendak mengatakan sesuatu, tetapi Sean sudah menekan bel panggilan di dekat pintu. Sopir mereka, Genta, langsung muncul dan memanggilnya, "Tuan Sean.""Antar kami ke rumah sakit," perintah Sean sambil memberi isyarat dengan matanya.Genta segera masuk ke kamar untuk mengambil mantel dan penutup mata dari sutra untuk

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 27

    Genta bergegas turun dari mobil, lalu mengambil kursi roda dan membantu Sean duduk di atasnya. "Yuk," kata Sean dengan nada tenang sambil tersenyum tipis padanya, "Kamu jalan duluan."Dengan perasaan campur aduk, Tiffany membawa Sean masuk ke rumah sakit. Mereka melintasi lobi yang ramai dan masuk ke lift dengan diam.Saat lift mulai bergerak, Tiffany akhirnya tidak bisa menahan diri lagi dan menoleh ke arah Sean. "Kakek Darmawan bilang kamu bukan orang yang suka keramaian dan nggak suka berinteraksi sama orang asing. Kenapa kali ini kamu bersikeras mau jenguk nenekku?"Sebelum benar-benar bertemu dengannya, Tiffany sudah bisa merasakan bahwa Sean adalah pria yang dingin. Setelah bertemu, dia menyadari bahwa Sean bukan hanya dingin, tetapi juga sangat angkuh. Pria seperti ini jelas bukan tipe yang suka berurusan dengan masalah keluarga atau kerabat."Karena penasaran.""Penasaran apa?" tanya Tiffany.Sean menoleh pada Tiffany. Tatapannya yang tersembunyi di balik kain sutra hitam itu s

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 28

    "Kalian berdua bahkan nggak bisa dibandingkan sama orang luar sepertiku!"Thalia tertawa sinis, "Pintar sekali kamu bicara. Tapi untuk urusan Keluarga Maheswari, kamu nggak punya hak untuk ikut campur. Kamu pikir kamu siapa? Apa kamu pernah mengeluarkan uang sepeser pun untuk Nenek? Semua itu uang Keluarga Maheswari, bukan?""Enak saja bicara tanpa tanggung jawab. Kendra, kamu bilang uang untuk pengobatan Ibu bukan uangmu. Lalu itu uang siapa?" tanya Thalia."Tentu saja uangku." Saat Hannah dan Thalia sedang berdebat sengit dengan Tiffany dan pamannya, tiba-tiba sebuah suara yang dingin dan berat, menyela percakapan mereka.Semua orang di Keluarga Maheswari terdiam, lalu secara bersamaan menoleh ke arah suara tersebut.Mereka melihat seorang pria paruh baya yang kekar sedang mendorong seorang pria muda mendekat. Pria yang duduk di kursi roda itu mengenakan setelan jas yang sangat rapi dan matanya ditutup dengan kain sutra hitam.Wajah pria itu tampak tegas, dengan lekukan wajah yang ta

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 451

    "Sean!" Air mata Tiffany mulai jatuh tanpa bisa dihentikan, bahkan tangisannya terdengar sangat menyedihkan."Jangan nangis." Tubuh Sean semakin berat. Suaranya rendah dan serak dengan sedikit penyesalan dan sedikit rasa bersalah. "Aku nggak bisa memelukmu lagi."Begitu Sean selesai berbicara, tubuhnya yang lemas langsung jatuh setengah berlutut di lantai. Tiffany tahu ini adalah efek dari obat tidur dan anestesi. Hatinya terasa cemas dan marah.Mereka benar-benar tega melakukan hal seperti ini kepada Sean! Meskipun tubuhnya tidak terluka parah, obat-obatan seperti ini bisa merusak saraf Sean.Tiffany menarik napas dalam-dalam, lalu mengangkat tangannya untuk menopang tubuh Sean. "Sayang, nggak apa-apa. Kamu nggak bisa memelukku, tapi aku bisa memelukmu! Aku sangat kuat, kamu harus percaya padaku!"Tiffany memeluknya, berusaha sekuat tenaga agar tubuhnya dapat menopang berat tubuh Sean."Dasar bodoh." Sean tersenyum pahit. Tubuhnya akhirnya tidak kuat lagi. Dia benar-benar terjatuh di

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 450

    Tiffany bergidik. Saat Tiffany tersadar, polisi sudah datang. Tiffany mengerahkan tenaganya ketika tangannya diborgol.Tiffany berteriak ke arah kamar Sean, "Sean! Cepat bangun! Aku tahu obat tidur nggak bisa sepenuhnya mengendalikan saraf seseorang! Kalau kamu bisa dengar, cepat bangun! Kalau kamu nggak bangun sekarang, kamu nggak akan bisa melihatku lagi!"Energi Tiffany terkuras setelah melontarkan semua ucapan itu. Air matanya juga terus mengalir. Begitu tahu dendam di antara pamannya dan Keluarga Tanuwijaya, Tiffany pernah memikirkan berbagai macam cara dirinya dan Sean berpisah.Tidak disangka, mereka akan berpisah dengan cara seperti ini. Selama bertahun-tahun, Sean tidak memiliki teman dekat. Orang-orang yang bisa dipercayainya hanya Sofyan, Genta, Chaplin, dan beberapa orang lainnya. Namun, Sean malah dikhianati.Tiffany merasa sedih. Carla memelototi Tiffany dan berujar dengan geram, "Nggak ada gunanya kamu teriak! Pak Polisi, cepat bawa dia pergi!"Polisi membawa Tiffany ke

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 449

    Tiffany berujar seraya memelotot, "Kalian ...."Kemudian, Tiffany menenangkan dirinya dan menambahkan, "Ternyata kalian yang rencanakan serangan kali ini."Jika semua ini tidak direncanakan mereka, Sanny tidak mungkin begitu yakin bisa memfitnah Tiffany. Sanny melihat kukunya dan menyahut, "Benar. Mungkin Sean nggak menyangka orang yang kuutus untuk menjaganya dulu akan mematuhiku begitu aku kembali."Genta menghampiri Sanny dan berucap dengan sopan, "Nona Sanny, aku sudah meminta dokter untuk menambah dosis obatnya. Tuan Sean nggak akan bisa sadar untuk sementara waktu.""Oke," ujar Sanny. Dia menatap Tiffany seraya tersenyum bangga dan bertanya, "Sudah jelas, 'kan?"Tiffany mengernyit. Dia baru paham sebenarnya Sean tidak diserang. Sean hanya diberi obat agar tidak sadarkan diri.Akhirnya, Tiffany merasa tenang. Ternyata Sean tidak benar-benar terluka, melainkan dikhianati keluarganya.Carla tersenyum lebar sembari menggenggam pegangan kursi roda Sanny dan berkata, "Kak, kita jalanka

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 448

    Tiba-tiba, Sanny menampar Tiffany. Alhasil, Tiffany yang lemas hampir terjatuh ke lantai."Tiffany!" seru Julie. Dia bergegas menghampiri Tiffany dan memapahnya. Julie memelototi Sanny seraya memarahi, "Atas dasar apa kamu memukul Tiffany?"Sanny mencibir, lalu menyahut, "Karena dia nggak tahu diri."Tatapan Sanny sangat dingin. Dia menatap Tiffany seraya melanjutkan, "Kemarin aku sudah bilang dengan jelas. Tapi, kamu masih bersikeras ingin bersama adikku. Tiffany, aku nggak pernah lihat wanita yang begitu nggak tahu malu sepertimu!"Tiffany menggertakkan giginya. Dia memandangi Sanny dan menegaskan, "Bukan aku yang membakarmu. Seharusnya dendam di generasi sebelumnya nggak memengaruhi hubunganku dengan Sean."Tiffany menambahkan, "Aku mencintai Sean, jadi aku nggak bisa meninggalkannya. Aku nggak merasa tindakanku salah."Sebelumnya, Tiffany hanya bisa menangis di depan Sanny. Sekarang, dia bisa berbicara dengan tegas. Sikapnya membuat Sanny terlihat seperti orang yang keterlaluan.Na

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 447

    Zara sudah memberi tahu Julie apa yang terjadi saat Tiffany bertemu Sanny terakhir kali. Julie tidak ingin Tiffany berhadapan dengan Sanny. Namun, dia tidak bisa menghalangi Tiffany yang ingin melihat kondisi Sean.Julie yang memapah Tiffany mencebik dan mengingatkan, "Nanti kalau kamu bertemu Sanny, jangan anggap serius omongannya."Tiffany menyahut sembari mengangguk, "Iya, aku tahu."Sanny memang tidak menyukai Tiffany. Julie mendesah, lalu memapah Tiffany keluar. Kamar Sean terletak di lantai paling atas. Belasan pria kekar yang berpakaian hitam berdiri di depan pintu kamar Sean.Tiffany yang dipapah Julie berucap dengan lirih, "Sofyan, aku mau lihat Sean."Wajah Tiffany sangat pucat. Sofyan yang dilema memandang Tiffany sambil menjelaskan, "Nyonya, tapi Nona Sanny memerintahkan siapa pun nggak boleh masuk tanpa persetujuannya."Tiffany membalas, "Tapi, aku ini istri Sean."Julie menimpali seraya mengernyit, "Benar, Tiffany ini istri sah Sean. Kenapa kalian halangi dia lihat suami

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 446

    Julie membantah, "Nggak! Jangan bicara sembarangan!"Tiffany menanggapi dengan ekspresi girang, "Kamu ini memang keras kepala. Kamu menjaganya semalaman, tapi bilang nggak suka dia lagi. Julie, kamu nggak jujur."Julie terdiam. Tiffany tersenyum. Tiba-tiba, dia merasa ada yang tidak beres. Tiffany bertanya, "Kamu bilang Mark pergi ke perusahaan?"Namun, Rika mengatakan Sean pergi pagi-pagi karena hendak membereskan urusan pekerjaan. Julie menyahut seraya mengernyit, "Iya, ada apa?"Tiffany bertanya lagi, "Kamu yakin Mark ditolak setelah mencari Sean, lalu Mark pergi ke perusahaan?""Iya," jawab Julie. Dia juga merasa ada yang tidak beres. Juli bertanya, "Ada apa, Tiff?"Jantung Tiffany berdegup kencang. Jika Sean tidak pergi ke perusahaan, kenapa dia membohonginya dan Rika?Tiffany menarik napas dalam-dalam, lalu memberi tahu Julie ucapan Rika. Dia berujar, "Aku mau tanya Kak Rika dulu."Rika memandang Tiffany dengan ekspresi panik sambil berkata, "Tuan Sean memang nggak langsung membe

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 445

    Tiffany tidak tahu kapan tepatnya dia tertidur. Yang dia ingat hanyalah Sean memeluknya dengan erat, berbicara pelan di dekat telinganya untuk menyampaikan banyak kata-kata yang hangat dan menenangkan.Pada akhirnya, dia mencium lembut telinga Tiffany sambil berkata, "Terima kasih telah datang ke sisiku."Setelah itu, Tiffany pun terlelap. Dalam tidurnya, Tiffany bermimpi. Sebuah mimpi yang asing dan membuatnya merasa tidak nyaman.Di mimpinya, sekelompok pria menyeret seorang wanita ke sebuah ruangan. Tiffany tidak bisa bergerak dan bicara. Dia hanya terbaring di tempat tidur, tubuhnya kaku seperti batu.Dari ruangan di sebelah, terdengar suara tawa pria dan jeritan memilukan dari seorang wanita. Suara itu begitu menyayat hati dan membuat air matanya hampir mengalir tanpa sadar.Tiffany ingin bangkit dan berbicara, tetapi tubuhnya terasa seperti lumpuh total. Dia tidak mampu meminta tolong atau melakukan apa pun. Yang bisa dia lakukan hanyalah mendengar suara wanita itu berteriak deng

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 444

    Sean berjalan mendekat dan menarik Tiffany ke dalam pelukannya. "Hatimu masih nggak nyaman?"Saat tangannya menyentuh Tiffany, tubuh gadis itu refleks menegang dan mencoba menghindar. Butuh beberapa detik sebelum dia menyadari bahwa yang menyentuhnya adalah Sean. Hatinya berdebar sejenak dan akhirnya dia merangkak masuk ke pelukan pria itu."Sayang ....""Aku tahu, apa yang terjadi hari ini sulit untuk kamu terima." Sean memejamkan matanya, suaranya penuh dengan ketulusan. "Kamu takut nggak? Darah yang mengalir dalam tubuhku adalah darah yang sama dengan mereka."Tubuh Tiffany membeku sesaat, semua sendinya terasa kaku. Namun, dia segera menggelengkan kepala dengan mantap. "Aku tahu, kamu nggak seperti mereka."Sean menghela napas panjang, lalu memeluk Tiffany lebih erat. Dia tersenyum sinis terhadap dirinya sendiri. "Dulu, aku memang seperti mereka. Aku nggak peduli pada apa pun, nggak punya beban, dan siap mati bersama siapa saja. Tapi sekarang ...."Sean mengulurkan tangan untuk men

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 443

    Mark tersentak saat wajahnya terhempas ke samping akibat pukulan Sean.Dengan tenang, dia mengangkat tangan untuk menyeka darah di sudut bibirnya. "Tiffany nggak mengalami sesuatu yang serius. Apa kamu harus marah sebesar ini?"Hari ini, Sean telah berhadapan dengan Sanny sepanjang hari di perusahaan.Sanny bersikeras ingin menghancurkan Grup Tanuwijaya, sementara Sean hanya ingin memastikan Ronny menerima hukuman atas perbuatannya. Namun, pertengkaran saudara itu tidak menghasilkan apa-apa.Oleh karena itu, Mark memutuskan untuk mengambil inisiatif. Dia menggunakan Tiffany sebagai umpan untuk menjebak Michael dan mencoba memecahkan konflik Keluarga Tanuwijaya yang kacau ini.Tentu saja, dia tidak pernah memberi tahu Sean tentang rencana itu. Namun, bahkan dengan caranya ini, Mark telah mengikuti Tiffany sejak dia keluar dari sekolah untuk memastikan dia tidak mengalami hal buruk."Apa yang akan kamu lakukan kalau yang ditekan Michael hari ini adalah Julie? Gimana kalau orang yang dita

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status