Share

Bab 22

Begitu melihat Tiffany datang, Michael langsung meratap, "Kakek, kamu harus bantu aku tegakkan keadilan ...."

Lulu juga menangis dan menimpali, "Ayah, pembawa sial itu sudah datang. Kamu harus bantu Michael tegakkan keadilan."

Ratapan mereka berdua benar-benar berlebihan. Kala ini, Darmawan sedang duduk di samping dan bermain catur dengan Ronny.

Begitu mendengar ratapan Michael dan Lulu, Darmawan yang terusik langsung salah langkah. Dia pun dikalahkan oleh Ronny.

"Aku menang lagi," ujar Ronny. Dia tertawa, lalu mengajak Darmawan berdiri dan melanjutkan, "Ayah, Sean dan Tiffany sudah datang. Sudah saatnya kamu bereskan masalah ini."

Darmawan melihat Tiffany yang mendorong kursi roda Sean. Dia mengernyit, lalu berdiri dan berucap dengan lantang, "Kalian ikut aku."

Darmawan membawa mereka ke sebuah ruangan di lantai 2 yang terletak di ujung. Saat pengurus kediaman membuka pintu ruangan, Tiffany baru tahu ternyata di adalah aula leluhur.

"Tiffany," panggil Darmawan.

"Ya?" sahut Tiffany. Di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status