Share

Bab 29

Penulis: Clarissa
Sean melemparkan tatapan yang dingin seraya melanjutkan ucapannya, "Demi Tiffany dan Nenek yang sedang dalam kondisi kritis, aku bisa ampuni kalian kali ini. Tapi kalau kalian berani bicara sembarangan lagi, aku nggak akan sungkan-sungkan lagi seperti sekarang ini."

Thalia meringis kesakitan karena lengannya dipelintir oleh Genta. Mendengar ancaman Sean, dia ingin membalas ucapannya. Namun, Hannah yang berdiri di sebelahnya, segera menahannya.

Usia Hannah lebih tua dan lebih berpengalaman dibandingkan Thalia. Dia bisa melihat bahwa pakaian yang dikenakan Sean dan kain sutra di matanya bukanlah barang murahan.

Ditambah dengan aura anggun dan wibawa yang terpancar dari Sean, Hannah sudah menduga bahwa pria ini bukan orang biasa. Kata-kata Sean barusan semakin meyakinkan Hannah bahwa dugaannya benar.

Hannah menarik Thalia dan menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Aku tiba-tiba ingat, kami masih ada urusan lain yang harus diselesaikan. Kami pamit dulu!" Tanpa menunggu jawaban dari Kendra,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Riqa Restella
kok jd seru ceritanya... penuh teka teki
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 30

    Ini bukan karena Sean memandang rendah orang desa. Banyak pelayan di keluarganya berasal dari pedesaan. Mereka semua sangat sederhana, jujur, dan apa adanya. Jarang sekali ada yang bisa berbicara dengan kalimat-kalimat puitis seperti Kendra.Kendra terdiam sejenak, kemudian memahami maksud Sean. "Terlalu banyak nonton drama.""Semoga begitu," balas Sean dengan senyuman dingin, lalu berbalik menatap Kendra melalui kain sutra hitam yang menutupi matanya. "Tapi kalaupun identitasmu ternyata nggak sesederhana itu, aku juga nggak akan merasa terkejut.""Bagaimanapun, orang biasa nggak akan terpikir untuk menikahkan 'keponakan' yang telah mereka rawat selama 20 tahun dengan seorang pria asing demi menyelamatkan nyawa ibunya."Wajah Kendra tampak agak memucat. "Aku nggak punya pilihan. Ini semua karena nasib Tiffany yang kurang beruntung."Kendra menatap Sean seperti hendak mengatakan sesuatu, tetapi tampak ragu-ragu. Setelah beberapa saat, dia menghela napas panjang. "Pak Sean, Tiffany itu g

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 31

    Kendra menjentikkan jarinya ke dahi Tiffany. "Kamu sudah jadi istri orang, mulai sekarang harus jaga penampilan. Lihat saja dirimu ini, keringatan sekali."Tiffany tersenyum canggung dan menunjuk sarapan di tangan Kendra. "Makan selagi hangat.""Lap dulu keringatmu." Kendra menggelengkan kepala dengan putus asa dan berbalik untuk mengantarkan sarapan kepada Sean.Gadis muda berbaju putih itu merogoh saku bajunya, tetapi tidak menemukan tisu. Saat dia hendak pergi ke toilet, tiba-tiba muncul sehelai saputangan berwarna biru tua di depannya. Sapu tangan itu disodorkan oleh tangan yang elegan.Tanpa berpikir panjang, Tiffany menerimanya, "Terima kasih.""Kamu seharusnya tahu, aku menyuruhmu pergi beli sarapan bukan karena aku benar-benar lapar." Suara Sean yang dingin, membuat tangan Tiffany yang sedang mengusap keringat berhenti sejenak. "Kami cuma mau bicarakan sesuatu yang nggak ingin kamu dengar."Tiffany berhenti mengusap keringatnya. Dia menoleh dan memandang Sean dengan tatapan yan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 32

    Setelah selesai makan, Tiffany mengumpulkan semua kemasan bekas sarapan Kendra dan membuangnya. Tepat ketika dia selesai, pintu ruang gawat darurat terbuka.Seorang perawat mendorong nenek Tiffany keluar dari ruang gawat darurat. Sementara itu, dokter melepaskan masker medisnya dan berkata, "Pasien sudah melewati masa kritis, tapi dia masih harus istirahat untuk pemulihan dalam waktu lama."Setelah itu, dokter menatap Kendra dengan pandangan penuh makna. "Kondisi tubuhnya sudah sangat lemah. Sebagai keluarga, saya harap kalian lebih berhati-hati. Dia nggak boleh mengalami stres lagi."Kendra mengangguk dan menjawab, "Saya mengerti."Perkataan dokter membuat Tiffany mengernyit. Apakah neneknya mengalami stres belakangan ini?Saat mengetahui bahwa Tiffany akan menikah dengan seseorang yang memiliki disabilitas sebelumnya, neneknya sempat jatuh sakit parah. Hal apa lagi yang membuatnya stres akhir-akhir ini? Tiffany melirik Kendra dengan penuh curiga.Kendra yang tampak gelisah, segera me

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 33

    Sebagai salah satu universitas terbaik di kota ini, tidak jarang ada kejadian beberapa siswa yang dikejar oleh kerabat miskin hingga ke gerbang kampus untuk menagih uang. Namun, Tiffany sama sekali tidak menyangka bahwa Thalia yang tidak memiliki hubungan darah dengannya akan datang mencarinya di kampus."Kita keluar lewat pintu belakang saja," usul Julie sambil menghela napas melihat wajah Tiffany yang terkejut. "Sudah kuduga kamu nggak siap menghadapi ini, jadi aku sengaja kembali untuk menemanimu.""Foto-foto itu sudah diunggah Leslie ke forum kampus. Kalau kamu keluar lewat pintu depan dan ketangkap sama bibimu, seluruh kampus akan tahu kamu ini 'gadis miskin yang jadi simpanan'!"Hati Tiffany tiba-tiba menciut. Gosip memang sangat mengerikan. Meskipun tidak pernah merasa malu menikah dengan Sean, Tiffany telah terbiasa dengan kehidupan yang sederhana dan damai. Dia tidak ingin menjadi bahan gosip bagi orang lain.Setelah menarik napas dalam-dalam, Tiffany menggenggam ponselnya leb

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 34

    Perubahan situasi yang mendadak ini membuat Tiffany dan Julie kebingungan. Bahkan Vernon dan teman-temannya juga terkejut dengan apa yang terjadi.Saat Vernon dibantu untuk berdiri oleh teman-temannya, dia mencabut dart kecil yang menancap di lututnya sambil melihat ke sekeliling dengan marah. "Siapa itu? Sialan, ikut campur urusan orang saja!"Dart yang dipegangnya adalah dart kecil berwarna biru.Tiffany mengerutkan keningnya. Dia mengenali dart itu. Dia pernah melihatnya di laci meja samping tempat tidur Sean pagi ini saat merapikan kamar.Saat itu, dia bertanya-tanya apakah dart itu adalah milik Sean. Namun, kemudian dia ingat bahwa Sean adalah seorang tunanetra. Mana mungkin dia bisa melihat target untuk melempar dart? Agar tidak menyinggung perasaan Sean, dia memutuskan untuk tidak bertanya.Namun, mana mungkin dart ini muncul di sini dan bahkan menancap tepat di lutut Vernon?"Keluar kalian, dasar pengecut!" Vernon berteriak dengan marah. Dia merasa yakin bahwa orang yang melemp

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 35

    Setelah mengobrol sejenak, semua orang masuk ke dalam mobil. Genta mengemudi, sementara Sean, Tiffany, dan Julie duduk di kursi belakang. Keheningan di dalam mobil itu terasa begitu mencekam.Tiffany diam-diam melihat ke arah Chaplin yang masih berdiri di dekat pintu belakang kampus melalui kaca spion. "Genta, nggak apa-apa kamu ninggalin dia sendirian begitu?"Genta menjawab dengan tenang sambil tetap fokus mengemudi, "Nggak masalah. Chaplin punya kendaraan sendiri, jadi Nyonya nggak perlu khawatir.""Oh." Tiffany mengangguk pelan, lalu melirik ke sebelah kirinya. Sean sedang bersandar di kursi kulit, entah dia sedang tertidur atau hanya memejamkan mata. Kemudian, dia menoleh ke sebelah kanannya dan melihat Julie yang duduk diam bagaikan patung.Julie yang tampaknya tidak tahan dengan keheningan ini, memberikan isyarat kepada Tiffany. Kemudian, dia mengeluarkan kertas dan pena dari tasnya. Dengan cepat, dia menuliskan sesuatu dan menyerahkannya kepada Tiffany.Tiffany mengerutkan keni

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 36

    Padahal hanya makan malam biasa, tapi kenapa terasa seperti pertemuan rahasia? Apalagi ketika Sean meminta Chaplin untuk bersiap-siap.Setelah akhirnya tiba di tempat yang disebut "Rooftop Garden" setengah jam kemudian, dia baru mengerti mengapa Genta bereaksi seperti itu sebelumnya.Rooftop Garden ternyata bukan nama sebuah restoran, melainkan atap sebuah hotel. Hotel itu memiliki lebih dari 30 lantai, cukup tinggi untuk menikmati pemandangan kota saat senja. Atap hotel ini dilengkapi dengan pengamanan yang sangat baik dan dihiasi dengan sangat indah, tetapi hanya ada satu meja di sana.Genta mendorong kursi roda Sean ke depan meja dan Tiffany duduk di seberangnya.Seorang pelayan mendekat, lalu bertanya, "Pak Sean, menu yang sama seperti biasanya?""Ya, seperti biasa," jawab Sean dengan tenang.Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Tak lama kemudian, berbagai hidangan yang belum pernah dilihat Tiffany sebelumnya telah dihidangkan di atas meja.Melihat Tiffany menatap makanan itu d

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 37

    Vernon menggertakkan giginya seraya menahan rasa sakit. "Pak, aku tahu aku pernah mengatakan hal yang mungkin menyinggungmu. Tapi, kamu nggak perlu menyimpan dendam sebesar ini, 'kan?""Aku memang tipe orang yang pendendam," jawab Sean seraya tersenyum tipis. Dia mengangkat gelas anggur dan menyesapnya dengan perlahan. "Katanya, kamu pernah mengincar wanitaku ... berkali-kali."Vernon terdiam. Tubuhnya seolah-olah tersengat listrik. "Wanitamu?""Tiffany," jawab Sean dengan tenang, tetapi penuh arti. Tubuh Vernon seketika menjadi kaku.Vernon selalu menganggap Tiffany sebagai gadis desa yang kurus dan tidak menarik. Mana mungkin dia bisa mengenal tokoh penting seperti pria di depannya ini? Apalagi, menjadi wanitanya ....Tanpa sadar, Vernon menatap pria dengan mata yang tertutup kain sutra hitam itu dan bertanya, "Anda ini ...?""Secara teknis, mungkin aku harus memanggilmu kakak sepupu." Sean tersenyum dingin, "Tapi, aku nggak mau."Vernon yang berlumuran darah segera menggelengkan kep

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 683

    Begitu rekaman asli dari Zion selesai diputar, ruangan konferensi pers kembali gempar. Di layar komputer, terlihat bahwa rekaman tersebut terakhir kali dimodifikasi dua tahun lalu. Dengan kata lain, rekaman inilah bukti asli dari dua tahun lalu!Sedangkan rekaman yang digunakan oleh Filda ... ternyata adalah rekaman baru yang sengaja dibuat untuk menjebak Tiffany!Kesimpulan ini mengejutkan semua orang di ruangan itu.Direktur menatap Filda dengan mata terbelalak. "Kamu ...!"Mereka sudah bekerja sama selama 20 tahun. Jika bukti ini tidak sejelas sekarang, dia tidak akan pernah percaya bahwa Filda bisa melakukan hal seperti ini. Di bawah panggung, para wartawan langsung berbisik satu sama lain.Awalnya, mereka mengira konferensi pers hari ini hanya untuk menjelaskan insiden malapraktik dua tahun lalu. Namun, siapa sangka .... Konferensi ini justru membongkar konflik internal Rumah Sakit Kota Kintan!Bahkan lebih dramatis dari serial novel!Orang-orang mulai berbisik, "Aku nggak nyangka

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 682

    Demikianlah, Filda menggunakan nama Tiffany, meniru suaranya, dan membujuk Zion untuk mengambil alih operasi tersebut. Awalnya, Filda berencana untuk memberi tahu Zion kebenarannya setelah operasi berhasil.Namun, sesuatu yang gawat malah terjadi.Saat masalah muncul, hal pertama yang dia pikirkan adalah menjadikan Tiffany sebagai kambing hitam. Namun, Zion tidak menyalahkan Tiffany. Sebaliknya, dia menanggung semua kesalahan sendiri.Filda merasa sakit hati dan kecewa. Dia selalu ingin membantu Zion mendapatkan kembali reputasinya. Sekarang, kesempatan itu akhirnya datang. Namun, dia tidak menyangka bahwa Tiffany telah menyiapkan bukti yang kuat."Aku paling benci sama orang yang iri dengan kemampuan orang lain dan main curang di belakang mereka!" Seorang wartawan di barisan depan tiba-tiba berdiri dengan penuh amarah. Kemudian, ia mengambil gelas dari meja dan melemparkannya ke arah Filda."Awas, Guru!" Di detik terakhir, seseorang melompat ke depan dan mengadang gelas itu.Prang!Ge

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 681

    "Di sini, saya ingin meluruskan kesalahpahaman terhadap Dokter Tiffany. Rekaman yang beredar di internet bukanlah rekaman dua tahun lalu, melainkan direkam di studio saya sendiri. Saya bertanggung jawab penuh atas setiap kata yang saya ucapkan.""Kalau masih ada yang meragukan kejujuran saya, saya bersedia menyerahkan file rekaman aslinya sebagai bukti."Kata-kata Dina bagaikan bom yang meledak di ruangan konferensi. Para wartawan mulai gempar. Bahkan, beberapa di antara mereka mulai mengambil gambar Filda secara intens."Bu Filda, apakah Anda melakukan semua ini karena iri sama Dokter Tiffany dan ingin menjebaknya?""Bu Filda, bagaimana tanggapan Anda mengenai tuduhan dari Dina?""Kalau kasus ini sudah ditutup dua tahun lalu, kenapa Anda tiba-tiba ingin membukanya kembali? Apakah Anda hanya ingin menjatuhkan Dokter Tiffany?""Bu Filda ...."Rentetan pertanyaan dari para wartawan membuat Filda terdesak dan tanpa sadar mundur selangkah. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya dan wajahnya m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 680

    Ruangan konferensi pers seketika menjadi sunyi. Jelas sekali, begitu Sean menyebut nama "Dina", tubuh Filda langsung gemetaran. Bahkan, wajahnya juga mulai memucat.Melihat situasi ini, Tiffany yang duduk di panggung memanfaatkan kesempatan ini untuk menambahkan, "Pak Sean, siapa Dina?""Dina adalah salah satu pengisi suara terbaik di Kota Kintan. Dia memiliki kemampuan luar biasa dalam meniru suara dan nada bicara seseorang hanya dalam waktu singkat."Brandon yang duduk di samping Sean di barisan depan, tersenyum sekilas, lalu melihat ponselnya dan mulai membaca, "Tapi, Dina sangat jarang menerima pekerjaan merekam suara di luar kontrak resminya. Kecuali untuk seseorang yang sudah dia kenal lama."Begitu kalimat itu diucapkan, Sean langsung mengarahkan pandangannya ke Filda. "Kabarnya, Anda baru-baru ini menemui Dina, bahkan mengunjungi studionya. Boleh tahu, untuk urusan apa Anda menemuinya?""Aku ...."Wajah Filda yang selama ini tampak dingin, kini mulai memucat. Dia benar-benar ti

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 679

    Keesokan harinya, konferensi pers Rumah Sakit Kota Kintan diadakan tepat pukul sepuluh pagi.Berhubung insiden ini terkait dengan seorang tokoh medis terkenal, dan karena Tiffany adalah dokter dengan perkembangan paling pesat dalam dua tahun terakhir di rumah sakit, jumlah wartawan yang datang sangat banyak.Hampir seluruh media di Kota Kintan hadir. Bahkan, ada beberapa media internasional yang ikut meliput.Saat Tiffany memasuki ruangan, dia langsung melihat beberapa wartawan asing. Di samping mereka, duduk seorang wanita yang sangat cantik dan bersorot mata dingin.Wanita itu bertubuh tinggi, ramping, dan penuh pesona. Aura dingin dan angkuhnya terasa begitu kuat. Saat itu, wanita tersebut sedang menyilangkan kaki dan berbicara dengan beberapa wartawan asing di sekitarnya.Sesekali, dia tersenyum tipis dengan ekspresi palsu.Tiffany meremas kedua tangannya di sisi tubuhnya.Cathy.Sudah berapa lama sejak terakhir kali dia bertemu dengan Cathy?Terakhir kali mereka bertemu adalah dua

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 678

    Meskipun selama ini Tiffany selalu berusaha rendah hati, tetapi karena dukungan penuh dari direktur, dia terlalu mencolok. Saking mencoloknya, hingga membuat dokter lain mulai merasa iri padanya.Melihat sorot matanya yang semakin meredup, tebersit sedikit kegetiran dalam hati Sean. Dia menghela napas dengan pasrah. "Kalau begitu, bagaimana denganmu? Kamu suka sama kehidupanmu yang sekarang?"Tiffany terdiam sejenak, lalu menggeleng pelan. "Aku nggak bisa bilang aku suka atau nggak. Selain urusan sosial dan konferensi yang nggak penting, sebenarnya aku cukup menikmati pekerjaanku sekarang. Tenang dan menyenangkan."Sean tersenyum tipis. "Kepribadianmu mungkin lebih cocok untuk riset akademik di balik layar, bukan berdiri di depan orang banyak dan berpidato ke mana-mana."Tiffany mengangguk kecil. "Mungkin begitu."Emosi yang selama ini terpendam akhirnya menemukan jalan keluar. Tiffany menarik napas dalam-dalam dan merasa lebih lega daripada sebelumnya. Dia mengembuskan napas panjang,

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 677

    Sean menghela napas pelan, lalu mengulurkan tangan untuk mengusap kepala Tiffany. "Kalau kamu merasa nggak pintar ngomong, kenapa harus tetap berpidato di konferensi seperti ini?"Sean kemudian mengambil satu lagi buku catatan dari meja yang sudah penuh dengan tulisan. Setelah membolak-balik beberapa halaman, dia berkomentar santai, "Sebenarnya, semua ini bisa kamu serahkan pada orang lain untuk menyampaikannya.""Apa boleh buat." Tiffany mengerucutkan bibirnya.Sekarang setelah rahasianya terbongkar, dia pun malas berpura-pura lagi. Dengan pasrah, dia memeluk bantal sofa dan menyandarkan tubuhnya. "Kamu pikir aku mau?"Tiffany mengeratkan pelukannya pada bantal, lalu menenggelamkan wajah mungilnya ke dalamnya. Kemudian, dia menatap Sean dengan sepasang matanya yang berbinar."Aku ini kebanggaan direktur rumah sakit kami. Setiap kali ada konferensi penting, dia selalu membawaku. Dia juga selalu memaksaku untuk menyapa orang-orang dan memberikan pidato ...."Wanita itu menghela napas pa

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 676

    Mendengar percakapan kedua orang dewasa itu, Arlene tersenyum manis dan melirik Arlo dengan penuh arti. Namun, Arlo hanya memasang wajah datar dan mengerucutkan bibirnya tanpa mengatakan apa pun.Setelah makan malam, Tiffany tidak langsung mengusir Sean karena Sean telah menyiapkan paha ayam yang lezat. Lagi pula, dia tahu jelas bahwa pria itu datang dengan membawa perlengkapan mandi dan piama, jadi tidak mungkin dia hanya datang untuk makan malam saja."Mama, biarkan Pak Sean tidur sama aku malam ini." Setelah makan malam, Arlo mengambil selimut cadangan dari lemari Tiffany dan mengatakannya dengan enggan.Tiffany tertegun. Setahunya ... Arlo tidak terlalu menyukai Sean. Kenapa tiba-tiba dia sendiri yang mengusulkan untuk tidur bersama?"Karena aku kalah taruhan."Bocah itu mengerucutkan bibirnya dengan ekspresi tak berdaya. "Mama, jangan tanya lagi. Ini urusan antara pria. Aku menerima kekalahan, jadi malam ini aku tidur sama dia."Tiffany menatap Arlo dengan terkejut hingga tidak bi

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 675

    Sean sibuk sendirian di dapur untuk waktu yang cukup lama. Sementara itu, Tiffany duduk di sofa menemani kedua anaknya sambil terus mengawasi dapur dengan hati-hati. Dia belum lupa kejadian lima tahun yang lalu, ketika Sean pernah memasak untuknya.Saat itu ... dia menghancurkan satu dapur.Sekarang, setelah lima tahun berlalu, meskipun Tiffany sudah membuktikan sendiri bahwa paha ayam panggang buatan Sean sama lezatnya dengan yang dibuat oleh koki Restoran Prosper dulu ....Tetap saja, dia tidak bisa benar-benar tenang. Bagaimanapun juga, ini adalah rumahnya dan tempat tinggal kedua anaknya. Kondisi keuangannya saat ini, tidak memungkinkan baginya untuk merenovasi dapur lagi.Namun, kenyataan membuktikan bahwa kekhawatirannya terlalu berlebihan.Satu jam kemudian, pria tinggi yang mengenakan celemek kelinci pink itu keluar dari dapur dengan membawa sepiring paha ayam panggang panas yang mengepul harum."Wahh!"Arlene melompat turun dari sofa sambil menatap Sean yang mengenakan celemek

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status