Share

Bab 36

Author: Clarissa
Padahal hanya makan malam biasa, tapi kenapa terasa seperti pertemuan rahasia? Apalagi ketika Sean meminta Chaplin untuk bersiap-siap.

Setelah akhirnya tiba di tempat yang disebut "Rooftop Garden" setengah jam kemudian, dia baru mengerti mengapa Genta bereaksi seperti itu sebelumnya.

Rooftop Garden ternyata bukan nama sebuah restoran, melainkan atap sebuah hotel. Hotel itu memiliki lebih dari 30 lantai, cukup tinggi untuk menikmati pemandangan kota saat senja. Atap hotel ini dilengkapi dengan pengamanan yang sangat baik dan dihiasi dengan sangat indah, tetapi hanya ada satu meja di sana.

Genta mendorong kursi roda Sean ke depan meja dan Tiffany duduk di seberangnya.

Seorang pelayan mendekat, lalu bertanya, "Pak Sean, menu yang sama seperti biasanya?"

"Ya, seperti biasa," jawab Sean dengan tenang.

Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Tak lama kemudian, berbagai hidangan yang belum pernah dilihat Tiffany sebelumnya telah dihidangkan di atas meja.

Melihat Tiffany menatap makanan itu d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Isabella
seruh tapi banyak banget ceritanya
goodnovel comment avatar
Irma Yulianti
semua ada berapa bab ya?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 37

    Vernon menggertakkan giginya seraya menahan rasa sakit. "Pak, aku tahu aku pernah mengatakan hal yang mungkin menyinggungmu. Tapi, kamu nggak perlu menyimpan dendam sebesar ini, 'kan?""Aku memang tipe orang yang pendendam," jawab Sean seraya tersenyum tipis. Dia mengangkat gelas anggur dan menyesapnya dengan perlahan. "Katanya, kamu pernah mengincar wanitaku ... berkali-kali."Vernon terdiam. Tubuhnya seolah-olah tersengat listrik. "Wanitamu?""Tiffany," jawab Sean dengan tenang, tetapi penuh arti. Tubuh Vernon seketika menjadi kaku.Vernon selalu menganggap Tiffany sebagai gadis desa yang kurus dan tidak menarik. Mana mungkin dia bisa mengenal tokoh penting seperti pria di depannya ini? Apalagi, menjadi wanitanya ....Tanpa sadar, Vernon menatap pria dengan mata yang tertutup kain sutra hitam itu dan bertanya, "Anda ini ...?""Secara teknis, mungkin aku harus memanggilmu kakak sepupu." Sean tersenyum dingin, "Tapi, aku nggak mau."Vernon yang berlumuran darah segera menggelengkan kep

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 38

    Setelah mengatakan itu, Sean memberi isyarat kepada Genta. Genta segera mendekat dan mendorongnya keluar. Ketika pintu atap tertutup, yang tersisa di sana hanyalah Tiffany, Chaplin, dan Vernon.Chaplin mengerucutkan bibirnya, lalu melepaskan rantai yang mengikat Vernon. Setelah mengeluhkan betapa membosankannya situasi itu, dia pun langsung pergi.Vernon merangkak kembali ke tengah atap dengan susah payah. Dia memelotot ke arah Tiffany yang masih terkejut, "Kenapa bengong saja? Cepat bantu aku lepaskan ini!" Begitu Sean pergi, nada bicara Vernon langsung kembali seperti biasanya saat dia mengintimidasi Tiffany.Tiffany yang masih ketakutan dengan kejadian tadi, langsung mendekat untuk melepaskan rantai itu saat mendengar Vernon memanggilnya. Namun, begitu rantai itu terlepas, Vernon tiba-tiba berbalik dan menekan Tiffany ke tanah, lalu mencekik lehernya."Jalang, berani-beraninya kamu manggil orang untuk menghajarku?"Tiffany tidak menyangka bahwa orang yang baru saja diselamatkannya d

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 39

    Tiffany tertegun sejenak karena belum sepenuhnya mengerti maksud dari perkataan Sean. "Gimana caranya memastikan dia akan benar-benar berhenti?"Sean tampak agak terkejut oleh pertanyaan itu. Dia mengusap kepala Tiffany. "Bodoh," ucapnya.Setelah berkata demikian, Sean merangkul Tiffany dengan satu tangan sambil memutar roda kursi rodanya dengan tangan yang lain untuk pergi. Pose tersebut terasa sangat memalukan bagi Tiffany. Dia baru berhasil melepaskan diri setelah meronta-ronta beberapa saat.Dengan wajah yang merah padam, Tiffany berkata, "Biar aku yang dorong kamu."Sean yang duduk di kursi rodanya, tersenyum santai seraya berkata, "Kamu harus terbiasa dengan kehidupan seperti ini. Suamimu ini orang cacat, jadi memang seperti ini kalau mau bermesraan."Tiffany menggelengkan kepala sambil mendorong kursi roda Sean menuju lift. Dia menjawab dengan serius, "Kita bisa lakukan di rumah, nggak perlu seperti ini ....""Misalnya?" tanya Sean dengan nada penasaran."Di sofa, atau ... di te

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 40

    Suara Chaplin terdengar agak lesu, "Nggak, terlalu cepat.""Memang harus cepat. Kalau nggak, orang lain akan melihat gerakanmu. Gimana kamu bisa mengejutkan mereka?" jawab Sean dengan tenang."Aku akan berusaha lebih keras," balas Chaplin.Tiffany yang berdiri di luar pintu dengan nampan berisi susu, merasa bingung mendengar percakapan mereka. Dia tidak menyangka bahwa Chaplin juga ada di sana, sehingga hanya menyiapkan susu untuk dirinya dan Sean.Saat dia sedang mempertimbangkan apakah harus kembali ke dapur untuk menghangatkan segelas susu lagi atau tidak, suara Genta terdengar dari belakangnya, "Nyonya."Suara yang mendadak itu membuat Tiffany terkejut dan hampir saja menjatuhkan susu yang dibawanya. Untungnya, berkat pengalamannya bekerja di kafe, Tiffany berhasil menyeimbangkan nampan dan tidak menumpahkan apa pun.Ketika dia tersadar, pintu ruang kerja sudah terbuka dan Chaplin menatapnya dengan waspada. "Kenapa kamu datang ke sini?"Tiffany merasa canggung dan tidak tahu harus

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 41

    Sean menatap Tiffany dengan serius dan suaranya juga penuh dengan ketulusan. Menyadari bahwa percakapan mereka semakin intim, Genta buru-buru memberi isyarat kepada Chaplin untuk meninggalkan ruangan.Pintu ruang kerja pun tertutup. Wajah Tiffany memerah saat dia menatap Sean. "Iya.""Tiffany." Suara Sean terdengar lebih dalam dan serius, "Dalam hubungan suami istri, nggak ada yang namanya utang budi."Tiffany mengangguk pelan. "Oh ... oke, aku nggak akan mengatakannya lagi."Sean mengusap keningnya, "Bukan hanya nggak boleh mengatakannya, tapi juga nggak boleh mikir seperti itu.""Tapi aku merasa sudah berutang budi besar padamu. Kalau nggak mikir seperti itu, aku harus mikir gimana?" tanyanya dengan polos.Melihat betapa polos dan bodohnya Tiffany, Sean tersenyum tipis. "Kamu bisa menggantinya dengan sesuatu yang sepadan.""Apa itu?" tanya Tiffany dengan penasaran."Kau berutang padaku seorang anak."Tiffany langsung terdiam.....Meskipun Tiffany berhasil menghindari Thalia yang men

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 42

    Tiffany menundukkan kepala sambil mengeluarkan buku dan catatan dari tasnya. "Punya uang memang hebat." Sejak neneknya jatuh sakit, Tiffany sangat berharap bisa menjadi orang kaya. Sekarang dia memang sudah menjadi istri orang kaya, tetapi dia masih merasa bahwa hidupnya terasa tidak nyata."Nggak bisa dibilang begitu," kata Julie, cemberut. "Kalau perlu, suruh saja Sean datang dan mempermalukan Leslie. Biar dia berlutut dan minta maaf padamu!"Tiffany menggelengkan kepala. "Lupakan saja.""Kenapa?" tanya Julie dengan bingung."Kalau memang berniat mengejekku, mereka akan selalu menemukan caranya. Kalaupun aku membuktikan bahwa Sean bukan pria tua, jelek, gemuk, dan botak, mereka tetap akan mengejeknya cacat." Tiffany menarik napas panjang dan memasang earphone-nya. "Omongan orang lain nggak usah didengar."Tiffany menikahi Sean untuk merawatnya dan dia tidak ingin menambah masalah bagi Sean.Julie menghela napas dengan kesal. "Jadi Leslie bisa mengejekmu seenaknya?" Jika tidak bisa me

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 43

    Tiffany mengerutkan kening melihat pesan itu. Baru saja dia ingin membalas pesan Genta untuk menyuruhnya tidak usah repot-repot, tiba-tiba terdengar keributan di sekitarnya. Secara refleks, Tiffany mendongak dan melihat Taufik yang sudah mendekati usia 50-an itu, berjalan dengan penuh hormat ke arahnya."Nyonya, saya menggantikan Genta untuk menjemput Anda pulang."Suasana langsung menjadi gempar. Mata Leslie terbelalak lebar. "Ayah!" serunya.Taufik menoleh dan menatapnya tajam. "Aku sedang kerja!" Setelah itu, dia kembali menatap Tiffany dengan senyuman penuh hormat. "Nyonya, silakan lewat sini."Tiffany merasakan kepalanya berdenyut. Orang yang disebutkan Genta untuk menjemputnya ternyata ayah Leslie?Suara bisikan di sekitar semakin keras, sedangkan wajah Leslie berubah pucat. Akhirnya, Leslie berlari ke arah Taufik dan mengadangnya. "Ayah pasti lagi bercanda, 'kan? Memangnya Ayah ini siapa? Kenapa Ayah malah jemput jalang rendahan seperti Tiffany ini pulang?""Seberapa hebat gadun

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 44

    Tiffany mengerutkan kening. "Bisa nggak, lain kali nggak usah suruh orang untuk jemput aku lagi? Aku sudah pelajari rute busnya. Dari kampus ke rumah cuma perlu dua kali ganti bus. Mudah saja," lanjutnya.Sean tersenyum tipis. "Apakah dengan naik bus, teman-temanmu akan berhenti menggosipkanmu?"Tiffany terkejut. "Kamu ... tahu semuanya?" Namun setelah dipikir-pikir, jika Sean bisa mengirim ayah Leslie untuk menjemputnya, tentu dia juga sudah mengetahui apa yang terjadi di sekolah.Menyadari hal itu, Tiffany diam-diam mencuri pandang ke arah Sean. Awalnya, Tiffany mengira harus merawat Sean seumur hidup karena telah menikahinya. Namun sekarang, dia semakin merasa bahwa Sean adalah orang yang sulit ditebak.Bahkan sebagai orang yang sehat, Tiffany merasa justru dia yang lebih banyak mendapatkan perhatian dari Sean ....Sean tersenyum tipis lagi. "Kamu benar-benar mengira aku ini pria buta yang nggak peduli dengan apa yang terjadi di luar sana?" Nada bicara Sean terdengar agak mencemooh

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 675

    Sean sibuk sendirian di dapur untuk waktu yang cukup lama. Sementara itu, Tiffany duduk di sofa menemani kedua anaknya sambil terus mengawasi dapur dengan hati-hati. Dia belum lupa kejadian lima tahun yang lalu, ketika Sean pernah memasak untuknya.Saat itu ... dia menghancurkan satu dapur.Sekarang, setelah lima tahun berlalu, meskipun Tiffany sudah membuktikan sendiri bahwa paha ayam panggang buatan Sean sama lezatnya dengan yang dibuat oleh koki Restoran Prosper dulu ....Tetap saja, dia tidak bisa benar-benar tenang. Bagaimanapun juga, ini adalah rumahnya dan tempat tinggal kedua anaknya. Kondisi keuangannya saat ini, tidak memungkinkan baginya untuk merenovasi dapur lagi.Namun, kenyataan membuktikan bahwa kekhawatirannya terlalu berlebihan.Satu jam kemudian, pria tinggi yang mengenakan celemek kelinci pink itu keluar dari dapur dengan membawa sepiring paha ayam panggang panas yang mengepul harum."Wahh!"Arlene melompat turun dari sofa sambil menatap Sean yang mengenakan celemek

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 674

    "Aku sudah lihat semuanya."Tangan Sean dengan mudah menggenggam tangan Tiffany, lalu mengambil tutup panci dari tangannya dan meletakkannya ke samping. "Kalau ingin makan, cari aku saja. Jawaban di internet nggak bisa diandalkan daripada aku."Tiffany terdiam. Sampai di titik ini, apa lagi yang bisa dia katakan?Dengan pipi yang memerah, Tiffany akhirnya menyerah dan mundur selangkah. "Kalau begitu ... kamu saja yang masak.""Hmm."Sean menggulung lengan bajunya dan memperlihatkan lengan bawah yang berotot. "Bisa tolong ambilkan kecap asin?"Tiffany menggigit bibirnya, lalu mengambil kecap asin dan menyerahkannya."Ada madu?""Ada." Dia lagi-lagi dengan patuh mengambil botol madu dan menyerahkannya."Ada celemek lain?" Tiffany tertegun sejenak.Celemek lain ... dia tidak punya itu.Namun, setelah menarik napas dalam-dalam, Tiffany akhirnya melepaskan celemek yang dikenakannya dan menyerahkannya kepada Sean. "Cuma ada ini. Pakai saja."Bagaimanapun juga, sekarang Sean adalah kepala kok

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 673

    Ini adalah pertama kalinya Sean memasuki kamar Arlo. Ruangan itu sangat rapi dan bersih. Lemari pakaian serta seprai berwarna biru tua.Selain sebuah puzzle yang tergantung di dinding dan figur Ultraman di atas meja, kamar ini sama sekali tidak terlihat seperti kamar seorang anak laki-laki berusia lima tahun."Letakkan barangmu di sini." Arlo berbicara dengan nada sedikit tidak sabar. "Kalau mau ganti baju, ganti saja di sini."Sean mengangguk, lalu meletakkan barang bawaannya sebelum mulai mengganti pakaian."Hmm, ternyata kamu punya perut berotot juga." Arlo menyilangkan tangan di dadanya dan duduk santai di tepi tempat tidur sambil memperhatikan Sean mengganti baju. "Bukannya kamu sibuk sekali? Kapan sempat latihan?"Gerakan Sean terhenti sejenak saat mendengar pertanyaan itu. Dia menatap Arlo dengan tatapan tenang. "Dari mana kamu tahu aku sibuk?""Hmph!"Arlo menoleh ke samping dengan ekspresi tidak senang, lalu berkata dengan nada enggan, "Presdir Grup Tanuwijaya memegang kendali

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 672

    Arlene mengedipkan matanya beberapa kali, tidak menangkap maksud Arlo.Melihat adiknya kebingungan, Arlo hanya bisa mengangkat tangan dan mengetuk keningnya dengan pelan. "Dia mirip banget sama aku, 'kan?""Kamu bilang dia ganteng, berarti kamu lagi muji aku."Arlene terdiam. "Kakak nggak tahu malu!"Namun, setelah berkata demikian, Arlene kembali merapatkan bibirnya dan berbisik di dekat telinga Arlo, "Kak, aku pengen banget Paman Ganteng jadi papa kita.""Dia itu pria terganteng yang pernah aku lihat! Mama menikah sama pria terganteng adalah hal terbaik yang bisa terjadi!"Arlo mencemberutkan bibirnya, lalu melirik sekilas pria yang bersiap-siap hendak masuk ke dapur. Arlo mendengus kecil dengan nada meremehkan, "Kita lihat saja dulu performanya.""Bukan sembarang orang yang bisa jadi Papa kita."....Di dalam dapur, begitu mendengar bahwa Sean datang, hal pertama yang dilakukan Tiffany adalah buru-buru menyembunyikan paha ayam dan bumbu-bumbu yang tadi dibelinya.Dapur itu kecil, lo

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 671

    Malam itu, Tiffany baru saja menjemput kedua anaknya ke dalam mobil, Arlo sudah mulai merengek ingin makan paha ayam untuk makan malam. Berbeda dengan Arlene yang sering manja, Arlo jarang sekali mengungkapkan apa yang dia suka atau inginkan kepada Tiffany.Oleh karena itu, ketika putranya akhirnya mengajukan permintaan, Tiffany tentu saja ingin mengabulkannya.Setelah keluar dari taman kanak-kanak, Tiffany langsung mengemudikan mobil menuju pasar bahan segar. Saat membeli paha ayam, Tiffany teringat dengan paha ayam panggang yang dimasakkan Sean saat makan siang di tempat Zion.Tiffany telah merindukan rasa itu selama lima tahun.Sudah lima tahun dia tidak kembali ke Kota Aven, selama itu juga dia tidak pernah merasakan rasa itu lagi. Begitu pula dengan Arlo dan Arlene, kedua anak kecil itu juga belum pernah mencicipinya.Setelah ragu cukup lama, akhirnya Tiffany memutuskan untuk membeli bumbu yang sama seperti yang digunakan Sean tadi siang untuk memanggang ayam."Mama, malam ini mak

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 670

    "Hmm." Zion mengangguk dengan serius. Tatapannya yang menatap kejauhan tampak tegas dan penuh ketulusan. "Sebelum bertemu dengan Pak Randy hari ini, aku nggak akan melakukan hal yang dianggap sebagai tindakan tak tahu terima kasih. Bagaimanapun, aku dibimbing langsung oleh guruku dulu.""Sebenarnya, aku juga nggak ingin melakukan sesuatu yang bisa menyakiti guruku. Tapi, hari ini kehadiran Pak Randy membuatku sadar. Nyawa seseorang jauh lebih penting daripada perasaanku terhadap guruku."Tangan Tiffany yang memegang kemudi sedikit menegang.Zion masih menatap luar jendela, seolah-olah pandangannya menembus pemandangan di luar dan melihat sesuatu yang lebih jauh."Pak Sean juga bilang, mungkin dulu guruku nggak benar-benar ingin menjebakmu. Mungkin niatnya hanya ingin memberiku kesempatan untuk bersinar.""Dia memikirkan semuanya dengan sangat matang, tapi satu-satunya hal yang tidak dia pertimbangkan adalah nyawa pasien.""Kalau saja waktu itu Dokter Julie nggak datang untuk membantu,

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 669

    Setelah makan siang yang menyenangkan, Tiffany berbincang sebentar dengan Randy dan Zion. Tak lama kemudian, mereka pun berangkat menuju Kota Kintan.Randy naik mobil Conan. Zion awalnya ingin ikut bersama mereka agar tidak menjadi nyamuk bagi Tiffany dan Sean. Namun, Sean tetap menyuruhnya duduk di kursi penumpang depan di mobil Tiffany."Di antara kami berdua sudah ada banyak nyamuk, tambah satu lagi nggak masalah kok," ujar Sean.Tiffany melirik Sean dengan kesal, lalu duduk di kursi pengemudi dan menyalakan mesin mobil.Sean duduk di kursi belakang. Begitu mobil mulai melaju, dia langsung bersandar dan tertidur."Pak Sean nggak bisa tidur nyenyak semalam." Dari kaca spion, Zion menatap wajah Sean yang tertidur dengan tenang, lalu menghela napas pelan."Sebelum kamu datang, Pak Conan sempat tanya apakah Pak Sean ingin istirahat sebentar. Dari percakapan mereka, aku baru tahu kalau semalam Pak Sean hampir nggak tidur hanya untuk meminimalkan dampak dari kejadian ini untukmu.""Meskip

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 668

    Patut diketahui bahwa Sean tidak pernah memasak. Hanya dia yang tahu betapa sulitnya saat belajar memasak paha ayam bersama koki?Itu adalah masa di mana Sean mengalami penghinaan paling banyak sepanjang hidupnya. Namun, melihat ekspresi Tiffany yang begitu bahagia seperti ini, rasanya semua usaha itu sepadan.Tak butuh waktu lama, satu paha ayam sudah habis. Di bawah godaan rasa yang telah lama dirindukan, Tiffany kembali ke sifat aslinya. Sama seperti lima tahun lalu, si pecinta kuliner kecil.Zion, yang duduk di seberangnya sampai melongo. Apakah ini benar-benar Tiffany yang dia kenal? Dokter Tiffany yang selalu dingin dan menjaga jarak dari orang lain?Selama ini, Tiffany jarang makan bersama rekan kerja. Kalaupun ikut, dia hanya makan sedikit, lalu pergi dengan alasan sibuk.Bahkan saat makan siang di rumah sakit, dia selalu menjadi orang yang makan paling lambat dan paling tidak bersemangat.Dia tidak pernah tahu bahwa Tiffany bisa makan dengan begitu lahap, bisa makan secepat in

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 667

    Tiffany terkejut hingga tidak bisa berkata-kata selama beberapa saat. Sean berhasil menemukan pasien dari kasus 2 tahun lalu?Melihat ekspresi terkejut Tiffany, Randy pun merasa emosional. "Sebenarnya, aku juga sangat terkejut. Aku selalu berpikir operasi 2 tahun lalu sangat sukses. Aku sama sekali nggak tahu ada kejadian seperti ini di baliknya.""Setelah operasi itu selesai, aku langsung pindah ke luar negeri. Aku nggak tahu apa yang terjadi di negara ini setelahnya.""Tapi, 2 hari yang lalu, Pak Sean menghubungiku. Dia bilang operasi yang kujalani dulu berkaitan dengan seorang dokter yang perlu kuselamatkan. Tentu saja, aku bersedia membantu.""Apalagi, demi mengundangku ke sini, Pak Sean sampai memberiku hadiah yang sangat besar."Tiffany benar-benar tidak bisa berkata-kata. Saat dia menyetir ke sini, pikirannya penuh dengan pertanyaan. Bagaimana cara membuat Zion lebih kuat? Bagaimana cara meyakinkan dia untuk mengabaikan hubungannya dengan Filda dan berdiri di depan publik saat k

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status