Share

Bab 16

Penulis: Clarissa
Tiffany mengernyit, berusaha mengingat kejadian semalam. Dia hanya ingat dirinya dan Sean naik ke mobil yang dikendarai oleh Genta.

Ketika saat itu, Tiffany merasa kantuk dan ingin beristirahat sejenak. Alhasil, dia malah tidur sampai keesokan pagi. Lantas, bagaimana dia bisa tidur di kamar ini?

Jangan-jangan .... Tiffany teringat pada mimpinya. Ini tidak mungkin! Dia buru-buru menggeleng, menyingkirkan pemikiran yang tidak masuk akal ini.

"Sudah bangun?" Terdengar suara merdu seorang pria. Tiffany termangu sesaat sebelum menoleh memandang ke arah sumber suara.

Saat berikutnya, Tiffany langsung bertemu pandang dengan mata Sean yang dalam. Wajah Tiffany sontak memerah. Dia segera memalingkan wajahnya.

Siapa yang bisa memberitahunya kenapa mata seseorang yang buta bisa setajam ini? Akan tetapi, setelah teringat bahwa Sean buta, Tiffany merasa reaksinya terlalu berlebihan. Dia bertanya sambil tersenyum, "Kamu sudah bangun?"

"Ya." Sean tentu melihat semua gerak-gerik Tiffany. Dia tersenyum
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Jaan Anis
tambah seruh cerita nya
goodnovel comment avatar
Kudubun Korsely
lanjut donk seru ceritanya
goodnovel comment avatar
Dewa Arum Laroz
lanjut kk seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 17

    Maserati hitam melaju di jalan dan akhirnya berhenti di gedung Universitas Aven. Begitu turun dari mobil, Tiffany langsung berlari ke ruang kelasnya tanpa sempat mengucapkan terima kasih kepada Genta.Yang ada di ruang kelas bukan hanya buku catatan dan buku latihan, tetapi juga sertifikat dan kartu ulang tahun yang diberikan neneknya setiap tahun.Beberapa kartu itu memang terlihat jelek, bahkan tulisan di atasnya juga miring. Namun, itu adalah barang berharga untuk Tiffanny.Pagi-pagi, kampus sudah ramai dan banyak yang berkumpul di depan lift. Ketika Tiffany menunggu di depan lift, tiba-tiba Julie meneleponnya lagi."Tiff, kamu sudah di mana? Mereka makin lama makin merajalela!" seru Julie. Tiffany bisa mendengar isak tangis sahabatnya itu! Jantungnya berdetak kencang.Tiffany menarik napas dalam-dalam. Dia memutuskan untuk tidak menunggu lift lagi dan berlari ke tangga di samping. Tidak masalah kalau harus naik tangga sampai lantai 8!Karena belum makan sarapan, kaki Tiffany pun te

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 18

    Selesai bicara, Michael yang teringat sesuatu menunjuk memar di dahinya dan bertanya, "Tiffany, seharusnya kamu masih ingat kenapa dahiku bisa memar, 'kan?"Tiffany berpikir sejenak, memangnya ada hubungan dengan dia? Apa dia yang melukainya dengan sepatu hak tinggi semalam?Michael menatap Tiffany dan mencibir. Dia melanjutkan, "Dibandingkan dengan apa yang kalian lakukan padaku semalam, aku rasa perbuatanku sama sekali nggak keterlaluan."Kemudian, Michael melihat sekilas barang-barang yang dipegang Tiffany dan menambahkan, "Kalau aku tahu kamu sangat menghargai sampah-sampah ini, seharusnya aku bakar semua saja."Semalam Ronny sudah memperingatkan Michael agar tidak bertindak gegabah. Namun, ini adalah pertama kalinya Michael dilukai dengan sepatu hak tinggi. Mana mungkin dia diam saja?Tiffany memelototi Michael seraya berucap dengan geram, "Kamu memang pantas diberi pelajaran semalam!"Michael yang melecehkan Valerie dan dia sendiri yang bertengkar. Kenapa Michael malah menyalahka

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 19

    Michael melihat Tiffany seraya menahan tawa. Dia berkata, "Tentu saja. Kalau kamu melepaskan bajuku dan melakukan oral seks untukku, mungkin aku akan kehilangan minat padamu."Tiffany mengangguk dengan serius, lalu membalas, "Oke. Aku akan mengikuti kemauanmu."Begitu Tiffany melontarkan ucapannya, Michael tidak bisa menahan tawanya lagi. Dia melambaikan tangan kepada kedua pria berpakaian hitam dengan perasaan gembira dan memerintah, "Lepaskan dia."Kedua pria berpakaian hitam juga merasa antusias. Mereka pun melepaskan Tiffany. Melihat Tiffany menghampirinya, Michael bertanya seraya menyipitkan matanya, "Kamu mau mempermainkan aku, ya?"Tiffany tersenyum lebar dan berucap dengan tulus, "Aku nggak mungkin bisa lawan kalian sendirian. Mana mungkin aku mempermainkanmu? Kita sudah sepakat, aku lepaskan bajumu dan melakukan ... itu. Jadi, kamu nggak akan sentuh aku lagi."Michael tertawa, lalu menceletuk, "Benar! Ayo, cepat!"Tiffany mendekati Michael dan melepaskan kancing baju Michael d

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 20

    Jika kelak Michael menindas Sean lagi, mungkin ... Tiffany akan menusuk Michael dengan pisau. Gadis desa yang terpelajar benar-benar menakutkan!Tiffany mengatupkan bibirnya. Dia sudah mengancam dan menakut-nakuti Michael. Sekarang, dia harus memikirkan cara untuk menyelamatkan diri.Walaupun saat ini Tiffany sudah mengendalikan Michael, pria berpakaian hitam masih menunggu di luar. Mereka juga menahan Julie. Bagaimana kalau mereka mengancam Tiffany dengan Julie untuk melepaskan Michael?Tiffany tidak mungkin meninggalkan Julie. Namun, jika Michael dilepaskan, dia pasti akan menyuruh pria berpakaian hitam untuk menangkap Tiffany.Tiffany memegang pisau yang diarahkan ke dada Michael sambil merenungkan semua kemungkinan yang bisa terjadi nanti.Bagi Michael, Tiffany terlihat seperti ragu-ragu bagaimana menusuk jantungnya dengan pisau. Hal ini membuat Michael makin ketakutan.Michael sangat dimanjakan Ronny dan Lulu. Padahal, dia hampir berumur 30 tahun. Namun, dia tidak pernah mengalami

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 21

    Julie tidak menyelesaikan perkataannya karena merasa ada yang tidak beres dengan Sean. Julie menggigit bibirnya, lalu berpamitan dengan Tiffany dan pergi.Dalam perjalanan pulang ke vila, Sean sama sekali tidak berbicara. Tiffany ingin mengajak Sean mengobrol, tetapi dia tidak menemukan topik pembicaraan. Akhirnya, Tiffany hanya terdiam.Setelah pulang ke vila, Tiffany langsung menempel semua sertifikat yang robek. Ini bukan hal yang mudah.Namun, setengah dari album foto yang diberikan nenek Tiffany sudah terbakar. Sepertinya album foto itu sulit dipulihkan lagi.Tiffany yang duduk di depan meja belajar merasa sakit hati saat melihat album foto yang dibakar itu. Dia terus memaki Michael.Sesudah puas memaki Michael, Tiffany hendak menyimpan album foto itu. Tiba-tiba, selembar kartu jatuh dari album.Tiffany mengambil kartu itu dan hendak memasukkannya ke album. Akan tetapi, dia menemukan ada selembar foto anak laki-laki yang sudah lama disimpan dalam saku kartu itu.Sebagian kecil dar

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 22

    Begitu melihat Tiffany datang, Michael langsung meratap, "Kakek, kamu harus bantu aku tegakkan keadilan ...."Lulu juga menangis dan menimpali, "Ayah, pembawa sial itu sudah datang. Kamu harus bantu Michael tegakkan keadilan."Ratapan mereka berdua benar-benar berlebihan. Kala ini, Darmawan sedang duduk di samping dan bermain catur dengan Ronny.Begitu mendengar ratapan Michael dan Lulu, Darmawan yang terusik langsung salah langkah. Dia pun dikalahkan oleh Ronny."Aku menang lagi," ujar Ronny. Dia tertawa, lalu mengajak Darmawan berdiri dan melanjutkan, "Ayah, Sean dan Tiffany sudah datang. Sudah saatnya kamu bereskan masalah ini."Darmawan melihat Tiffany yang mendorong kursi roda Sean. Dia mengernyit, lalu berdiri dan berucap dengan lantang, "Kalian ikut aku."Darmawan membawa mereka ke sebuah ruangan di lantai 2 yang terletak di ujung. Saat pengurus kediaman membuka pintu ruangan, Tiffany baru tahu ternyata di adalah aula leluhur."Tiffany," panggil Darmawan."Ya?" sahut Tiffany. Di

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 23

    Sebenarnya, siapa pun bisa melihat bahwa pelayan ini pasti diperintahkan seseorang untuk memukul Tiffany dengan kuat dan frekuensi secepat itu. Kata-kata Sean membuat pelayan itu langsung berhenti.Sesaat kemudian, dia menarik kembali cambuknya dengan patuh, "Aku mendengar perintah dari Tuan Darmawan."Lulu melirik dengan sinis sembari menyindir, "Kami sedang menjalankan hukuman untuk orang yang nggak setia. Sejak kapan anak yatim piatu punya hak untuk bicara di sini?"Biasanya, Sean tidak pernah berkomentar apa pun dalam situasi yang melibatkan seluruh Keluarga Tanuwijaya seperti sekarang ini. Namun, hari ini dia tiba-tiba melontarkan ucapan seperti ini. Tentu saja Lulu merasa tidak senang."Yang kalian pukul itu istriku, tentu saja aku harus bicara," ucap Sean dengan nada yang tetap tenang.Seperti yang dikatakan Sean, Tiffany menyadari bahwa Sean memang tidak punya kedudukan, martabat, dan bahkan tidak ada yang menganggap serius kata-katanya di rumah ini."Nikah sama wanita rendahan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 24

    Lulu tersenyum canggung sambil berkata, "Nggak nyangka Sean bisa begitu setia sama Tiffany, sampai membantunya menahan pukulan ....""Sudah, kamu nggak usah pura-pura simpati." Darmawan melemparkan tatapan tajam pada Lulu dan melanjutkan, "Aku sudah beri hukuman sama Tiffany. Masalah ini cukup sampai di sini saja, nggak boleh ada lagi yang mengungkitnya!"Setelah berkata demikian, Darmawan juga melirik ke arah Michael. "Kenapa kamu bisa tiba-tiba ke sekolah Tiffany?"Michael yang terus menyaksikan semua ini, tiba-tiba menjadi gugup saat ditanya oleh Darmawan. Dia tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. "Aku ... aku ....""Jangan mengira aku nggak tahu trik apa yang kamu rencanakan dalam benakmu itu. Apa kamu benar-benar nggak bersalah sama sekali dalam kejadian hari ini?"Wajah Michael langsung memucat."Jangan coba-coba bermain trik di belakangku. Kalau nggak, aku nggak akan berikan sepeser pun hartaku padamu!"....Di rumah sakit.Melihat perawat mengoleskan obat ke luka Sean, Tiffan

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 447

    Zara sudah memberi tahu Julie apa yang terjadi saat Tiffany bertemu Sanny terakhir kali. Julie tidak ingin Tiffany berhadapan dengan Sanny. Namun, dia tidak bisa menghalangi Tiffany yang ingin melihat kondisi Sean.Julie yang memapah Tiffany mencebik dan mengingatkan, "Nanti kalau kamu bertemu Sanny, jangan anggap serius omongannya."Tiffany menyahut sembari mengangguk, "Iya, aku tahu."Sanny memang tidak menyukai Tiffany. Julie mendesah, lalu memapah Tiffany keluar. Kamar Sean terletak di lantai paling atas. Belasan pria kekar yang berpakaian hitam berdiri di depan pintu kamar Sean.Tiffany yang dipapah Julie berucap dengan lirih, "Sofyan, aku mau lihat Sean."Wajah Tiffany sangat pucat. Sofyan yang dilema memandang Tiffany sambil menjelaskan, "Nyonya, tapi Nona Sanny memerintahkan siapa pun nggak boleh masuk tanpa persetujuannya."Tiffany membalas, "Tapi, aku ini istri Sean."Julie menimpali seraya mengernyit, "Benar, Tiffany ini istri sah Sean. Kenapa kalian halangi dia lihat suami

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 446

    Julie membantah, "Nggak! Jangan bicara sembarangan!"Tiffany menanggapi dengan ekspresi girang, "Kamu ini memang keras kepala. Kamu menjaganya semalaman, tapi bilang nggak suka dia lagi. Julie, kamu nggak jujur."Julie terdiam. Tiffany tersenyum. Tiba-tiba, dia merasa ada yang tidak beres. Tiffany bertanya, "Kamu bilang Mark pergi ke perusahaan?"Namun, Rika mengatakan Sean pergi pagi-pagi karena hendak membereskan urusan pekerjaan. Julie menyahut seraya mengernyit, "Iya, ada apa?"Tiffany bertanya lagi, "Kamu yakin Mark ditolak setelah mencari Sean, lalu Mark pergi ke perusahaan?""Iya," jawab Julie. Dia juga merasa ada yang tidak beres. Juli bertanya, "Ada apa, Tiff?"Jantung Tiffany berdegup kencang. Jika Sean tidak pergi ke perusahaan, kenapa dia membohonginya dan Rika?Tiffany menarik napas dalam-dalam, lalu memberi tahu Julie ucapan Rika. Dia berujar, "Aku mau tanya Kak Rika dulu."Rika memandang Tiffany dengan ekspresi panik sambil berkata, "Tuan Sean memang nggak langsung membe

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 445

    Tiffany tidak tahu kapan tepatnya dia tertidur. Yang dia ingat hanyalah Sean memeluknya dengan erat, berbicara pelan di dekat telinganya untuk menyampaikan banyak kata-kata yang hangat dan menenangkan.Pada akhirnya, dia mencium lembut telinga Tiffany sambil berkata, "Terima kasih telah datang ke sisiku."Setelah itu, Tiffany pun terlelap. Dalam tidurnya, Tiffany bermimpi. Sebuah mimpi yang asing dan membuatnya merasa tidak nyaman.Di mimpinya, sekelompok pria menyeret seorang wanita ke sebuah ruangan. Tiffany tidak bisa bergerak dan bicara. Dia hanya terbaring di tempat tidur, tubuhnya kaku seperti batu.Dari ruangan di sebelah, terdengar suara tawa pria dan jeritan memilukan dari seorang wanita. Suara itu begitu menyayat hati dan membuat air matanya hampir mengalir tanpa sadar.Tiffany ingin bangkit dan berbicara, tetapi tubuhnya terasa seperti lumpuh total. Dia tidak mampu meminta tolong atau melakukan apa pun. Yang bisa dia lakukan hanyalah mendengar suara wanita itu berteriak deng

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 444

    Sean berjalan mendekat dan menarik Tiffany ke dalam pelukannya. "Hatimu masih nggak nyaman?"Saat tangannya menyentuh Tiffany, tubuh gadis itu refleks menegang dan mencoba menghindar. Butuh beberapa detik sebelum dia menyadari bahwa yang menyentuhnya adalah Sean. Hatinya berdebar sejenak dan akhirnya dia merangkak masuk ke pelukan pria itu."Sayang ....""Aku tahu, apa yang terjadi hari ini sulit untuk kamu terima." Sean memejamkan matanya, suaranya penuh dengan ketulusan. "Kamu takut nggak? Darah yang mengalir dalam tubuhku adalah darah yang sama dengan mereka."Tubuh Tiffany membeku sesaat, semua sendinya terasa kaku. Namun, dia segera menggelengkan kepala dengan mantap. "Aku tahu, kamu nggak seperti mereka."Sean menghela napas panjang, lalu memeluk Tiffany lebih erat. Dia tersenyum sinis terhadap dirinya sendiri. "Dulu, aku memang seperti mereka. Aku nggak peduli pada apa pun, nggak punya beban, dan siap mati bersama siapa saja. Tapi sekarang ...."Sean mengulurkan tangan untuk men

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 443

    Mark tersentak saat wajahnya terhempas ke samping akibat pukulan Sean.Dengan tenang, dia mengangkat tangan untuk menyeka darah di sudut bibirnya. "Tiffany nggak mengalami sesuatu yang serius. Apa kamu harus marah sebesar ini?"Hari ini, Sean telah berhadapan dengan Sanny sepanjang hari di perusahaan.Sanny bersikeras ingin menghancurkan Grup Tanuwijaya, sementara Sean hanya ingin memastikan Ronny menerima hukuman atas perbuatannya. Namun, pertengkaran saudara itu tidak menghasilkan apa-apa.Oleh karena itu, Mark memutuskan untuk mengambil inisiatif. Dia menggunakan Tiffany sebagai umpan untuk menjebak Michael dan mencoba memecahkan konflik Keluarga Tanuwijaya yang kacau ini.Tentu saja, dia tidak pernah memberi tahu Sean tentang rencana itu. Namun, bahkan dengan caranya ini, Mark telah mengikuti Tiffany sejak dia keluar dari sekolah untuk memastikan dia tidak mengalami hal buruk."Apa yang akan kamu lakukan kalau yang ditekan Michael hari ini adalah Julie? Gimana kalau orang yang dita

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 442

    Tiffany tidak melihat apa pun.Namun, bau darah yang menyengat di udara dan jeritan menyayat hati dari Michael membuat jantungnya seperti diremas dan meninggalkan rasa sakit yang sulit diungkapkan.Sean mengeluarkan kain sutra hitam yang selalu disimpannya di sakunya. Dis menutupi mata Tiffany, lalu menggendongnya erat di pelukannya."Karena Paman sudah membuat pilihan, aku akan menepati janjiku."Setelah berkata demikian, Sean menghela napas panjang. "Mark, telepon Charles. Setelah selesai, temui aku."Wajah Mark memucat, tetapi dia mengangguk tanpa berkata apa-apa. Dengan Tiffany yang masih berada di pelukannya, Sean berjalan keluar dengan langkah cepat. Tiffany memejamkan matanya rapat-rapat, bahkan tidak berani membuka sedikit pun.Sebagai seorang mahasiswa kedokteran, dia selalu merasa bahwa dia tidak seharusnya takut pada adegan berdarah apa pun. Namun, apa yang baru saja terjadi adalah sesuatu yang tidak bisa dia hadapi. Dia tidak berani melihatnya.Bahkan jika Michael adalah or

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 441

    Suasana di rumah tua itu hening, begitu sunyi hingga hanya terdengar deru napas tegang dari semua orang.Lulu tiba-tiba berdiri dengan panik dan melindungi putra kesayangannya di belakang tubuhnya. "Nggak ada yang boleh menyentuh mata anakku!""Sean, kamu terlalu kejam! Dia cuma nyentuh istrimu yang bodoh itu! Tapi kamu berani minta mata anakku sebagai gantinya! Aku ...!""Paman."Dia mengangkat matanya dan menatap Ronny dengan dingin. "Aku memberimu pilihan.""Kalau kamu bersedia menyerahkan Grup Tanuwijaya kepadaku dan bersumpah nggak akan pernah lagi mencoba merebut kendali Grup Tanuwijaya, maka masalah ini akan selesai. Aku akan menyelamatkan mata Kakak.""Tapi kalau kamu memilih untuk mengorbankan mata Kakak, maka aku hanya akan menargetkan Grup Ronny yang kamu dirikan sendiri. Aku akan mundur dari persaingan untuk Grup Tanuwijaya.""Kalau Kak Sanny ingin menghancurkan Grup Tanuwijaya dan kamu ingin mempertahankannya, itu urusan kalian. Aku nggak akan ikut campur.""Sean!" Sanny me

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 440

    Mark hanya bisa menghela napas dalam hati, menyadari betapa berbeda pandangan Sean dan Sanny tentang masalah keluarga mereka. Dulu, Sean pernah memiliki pemikiran untuk membiarkan Grup Tanuwijaya "mati" sebagai penebus dosa atas tragedi yang menimpa orang tuanya.Namun seiring waktu, dia hanya berharap kebenaran dapat terungkap, Ronny menerima hukuman yang pantas, dan dia bisa meminta maaf di depan makam orang tuanya. Sementara itu, Sanny tetap ingin menghancurkan semuanya."Tentang kejadian orang tua kalian dulu ...."Ronny menutup matanya dan senyuman getir muncul di wajahnya. "Kalau aku bilang itu bukan perbuatanku, kalian pasti nggak akan percaya. Tapi, soal kejadian itu ...."Dia menghela napas panjang, lalu menatap Sanny dengan mata penuh kelelahan. "Sanny, 13 tahun yang lalu, kamu sudah mencoba menuduhku dengan berbagai alasan untuk menyeretku bersama orang tuamu ke dalam kehancuran.""Sekarang setelah 13 tahun berlalu, aku nggak nyangka kamu masih menyimpan dendam itu. Ya, aku

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 439

    Ucapan Sanny membuat seisi ruangan menjadi sunyi senyap. Tidak ada satu pun yang mampu berkata-kata. Tiffany menatap Sanny dengan tatapan terkejut dan perasaan dingin menyelimuti hatinya.Tiffany memang tahu bahwa Ronny kemungkinan besar adalah dalang di balik penghancuran keluarga Sean, termasuk orang tua dan kakaknya. Dia juga tahu bahwa meskipun Sean tidak pernah terlibat dengan Grup Tanuwijaya, jauh di dalam hatinya, Sean memahami betapa pentingnya perusahaan itu.Sean pernah bercerita pada Tiffany, bagaimana orang tuanya sangat menghargai warisan ini ketika mereka masih hidup. Mereka ingin memperluas, memperkuat, dan memuliakan Grup Tanuwijaya sebagai warisan keluarga yang besar.Namun kini, Sanny terang-terangan menyatakan keinginannya untuk menghancurkan seluruh warisan Keluarga Tanuwijaya. Semua ini hanya karena Ronny yang begitu serakah ingin memiliki semuanya. Oleh karena itu, Sanny ingin menghancurkan semuanya.Logika itu sekilas tampaknya masuk akal. Namun, Grup Tanuwijaya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status