Share

Bab 13

Penulis: Clarissa
Tangan Tiffany yang memegang kursi roda seketika menegang. Setelah mendengar semua ini, dia baru teringat bahwa tidak ada pelayan yang menghiraukan mereka sejak mereka masuk.

Di bawah sinar bulan, Tiffany memandang wajah tampan Sean. Dia merasa pria ini sangat kasihan. Michael yang merupakan kakak sepupu Sean malah menghinanya karena cacat, bahkan melecehkan istrinya di hadapannya.

Paman dan bibinya juga meremehkannya. Selain itu, kakek Sean .... Dulu Tiffany mengira Darmawan sangat menyayangi Sean. Jika tidak, mana mungkin dia peduli pada pernikahan Sean?

Namun, setelah melihat sikap dingin Darmawan tadi, Tiffany merasa Darmawan tidak benar-benar menyukai Sean.

Setelah memikirkan semua ini, hati Tiffany terasa getir. Sejak kecil, Sean telah kehilangan keluarga terdekatnya dan kerabatnya memperlakukannya dengan buruk. Dia pasti sangat sedih, 'kan?

Tiffany tiba-tiba menjulurkan tangannya yang bergetar secara naluriah. Dia menyentuh tangan Sean yang dingin. Sean pun terkejut dan menggerakkan tangannya sedikit.

Seketika, Tiffany tersadar kembali dan buru-buru menarik tangannya. Namun, dia tetap berucap, "Mulai sekarang, aku adalah keluargamu. Aku akan terus menemanimu."

Tebersit keterkejutan pada ekspresi Sean. Dia menoleh, lalu menatap Tiffany dari penutup matanya. Tiffany mengira Sean tidak mendengar ucapannya dengan jelas. Dia mengulangi dengan serius, "Meskipun kita baru menikah sehari, aku berbeda dengan mereka. Kalaupun kamu benar-benar pembawa sial, aku akan terus menemanimu. Aku nggak takut mati."

Sean terkekeh-kekeh dan berujar, "Kemari."

Tiffany berjalan ke hadapan Sean. Sean langsung menariknya ke pelukannya. Tiffany bisa mencium aroma tubuh Sean yang menggoda. Sambil memeluknya, Sean menyelipkan rambut Tiffany ke belakang telinganya dan bertanya, "Kamu yakin nggak takut?"

Jantung Tiffany berdetak kencang. Di bawah sinar bulan, sutra hitam yang menutupi mata Sean membuatnya terlihat makin misterius dan berbahaya.

Wajah Tiffany terasa panas. Pria setampan ini adalah suaminya. Apakah ini keberuntungannya? Sean merasa penampilan Tiffany yang tersipu seperti ini sangat imut dan memikat. Dia bertanya ulang dengan suara serak, "Aku pembawa sial, kamu nggak takut mati?"

Entah mengapa, kalimat ini terdengar sangat menyedihkan saat dilontarkan oleh Sean. Tiffany mengangguk dengan serius, lalu menimpali dengan tatapan yang jernih, "Ya, aku nggak takut."

Tiga calon istri Sean yang sebelumnya mati semuanya, tetapi Tiffany berhasil menikah dengannya. Tiffany yakin dirinya sangat beruntung.

Sean memandang sorot mata Tiffany yang polos dan dipenuhi tekad. Dia menghela napas sebelum bergumam, "Dasar gadis bodoh."

Tiffany tidak tahu pria ini sedang memujinya atau menghinanya. Sebelum sempat memastikannya, sebuah sosok tiba-tiba menyerbu ke arah mereka.

"Sean!" pekik Michael dengan ekspresi murka dan penampilan berantakan. Rambutnya acak-acakan, pipinya bengkak karena ditampar.

Michael menendang kursi roda Sean dan memaki, "Berengsek! Beraninya kamu memprovokasiku di saat genting begini! Aku seharusnya menyadari kalau kamu berniat jahat!"

"Kamu menghasutku bertengkar dengan Keluarga Sanskara! Gara-gara situasi memburuk, Kakek sampai menarik perusahaan yang diberikannya untukku demi martabat keluarga! Dasar buta! Kamu telah mencelakaiku!"

Sean terkekeh-kekeh, lalu bertanya dengan dingin, "Kalau kamu tahu aku berniat jahat, kenapa masih terjebak? Masa kamu begitu bodoh? Kamu harus dipukul dulu, baru tahu nggak seharusnya keluar dan bertengkar dengan mereka?"
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Naa Sa
Sean kamu itu beruntung mendptkn perempuan sebaik tiffani yg sabar dn cantik .........
goodnovel comment avatar
Jennaira
udah baca mpe akhir, gegera hp kereset sendiri, ini malah Jd ngulang dr awal lagi emang gitu apa ya 🥹
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
terharu dengan kata² Tiffani🥹 semoga kalian bahagia...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 14

    Michael yang sedang murka tentu tidak bersedia mendengar cemoohan seperti ini. Dia menendang kursi roda Sean lagi. Kursi roda itu sampai hampir terjatuh.Michael mengira tendangan ini sudah cukup untuk membuat Sean terguling dari kursi rodanya. Namun, sepasang tangan yang mungil sontak menangkap kursi roda itu dengan erat saat kursi roda itu hampir terjatuh.Tiffany menggenggam pegangan kursi roda dengan sekuat tenaga. Dia memelototi Michael sambil membentak, "Kamu nggak boleh menindas suamiku!"Amarah pada tatapan Tiffany membuat Michael sempat mengira ada yang salah dengan pandangannya. Gadis ini jelas-jelas terlihat begitu lemah lembut sebelumnya. Tiffany bahkan tidak bersuara saat Michael meremas bokongnya. Kini, dia malah memelotot dan membentaknya?Michael terkekeh-kekeh, lalu menjulurkan tangan dan mengangkat dagu Tiffany. Dia membalas, "Kenapa? Kamu ingin membela suami cacatmu ya? Jangan lupa, kamu sendiri juga cuma wanita lemah."Michael terkekeh-kekeh kejam dan meneruskan, "K

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 15

    Di bawah sinar bulan yang terang, Sean tersenyum lembut dan menggoda. Tiffany menggigit bibirnya dan merasa wajahnya sangat panas. Dia menyahut, "Ya ... aku akan memeriksanya setelah pulang nanti."Kemudian, Tiffany menarik napas dalam-dalam sebelum meneruskan, "Sebenarnya aku cuma memaksakan diri tadi. Tubuhnya besar sekali, mana mungkin aku sanggup melawannya? Aku juga nggak sanggup melindungimu."Tiffany menunduk menatap kaki ayamnya sambil berkata lagi, "Untungnya, lariku sangat cepat. Aku bisa membawamu kabur."Penampilan serius Tiffany membuat Sean tidak bisa menahan tawa. Dia bertanya, "Jadi, kamu berencana membawaku kabur setiap kali ada masalah?""Ya. Tapi, aku nggak bakal terus kabur. Setelah aku jadi kuat, aku bisa melindungimu." Tiffany mengangguk, lalu teringat pada sesuatu sehingga menggeleng lagi.Sean menatapnya untuk waktu yang cukup lama, lalu berujar sambil tersenyum, "Oke, aku akan menunggumu menjadi kuat.""Ya." Tiffany mengepalkan tangannya dengan erat. Wajahnya m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 16

    Tiffany mengernyit, berusaha mengingat kejadian semalam. Dia hanya ingat dirinya dan Sean naik ke mobil yang dikendarai oleh Genta.Ketika saat itu, Tiffany merasa kantuk dan ingin beristirahat sejenak. Alhasil, dia malah tidur sampai keesokan pagi. Lantas, bagaimana dia bisa tidur di kamar ini?Jangan-jangan .... Tiffany teringat pada mimpinya. Ini tidak mungkin! Dia buru-buru menggeleng, menyingkirkan pemikiran yang tidak masuk akal ini."Sudah bangun?" Terdengar suara merdu seorang pria. Tiffany termangu sesaat sebelum menoleh memandang ke arah sumber suara.Saat berikutnya, Tiffany langsung bertemu pandang dengan mata Sean yang dalam. Wajah Tiffany sontak memerah. Dia segera memalingkan wajahnya.Siapa yang bisa memberitahunya kenapa mata seseorang yang buta bisa setajam ini? Akan tetapi, setelah teringat bahwa Sean buta, Tiffany merasa reaksinya terlalu berlebihan. Dia bertanya sambil tersenyum, "Kamu sudah bangun?""Ya." Sean tentu melihat semua gerak-gerik Tiffany. Dia tersenyum

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 17

    Maserati hitam melaju di jalan dan akhirnya berhenti di gedung Universitas Aven. Begitu turun dari mobil, Tiffany langsung berlari ke ruang kelasnya tanpa sempat mengucapkan terima kasih kepada Genta.Yang ada di ruang kelas bukan hanya buku catatan dan buku latihan, tetapi juga sertifikat dan kartu ulang tahun yang diberikan neneknya setiap tahun.Beberapa kartu itu memang terlihat jelek, bahkan tulisan di atasnya juga miring. Namun, itu adalah barang berharga untuk Tiffanny.Pagi-pagi, kampus sudah ramai dan banyak yang berkumpul di depan lift. Ketika Tiffany menunggu di depan lift, tiba-tiba Julie meneleponnya lagi."Tiff, kamu sudah di mana? Mereka makin lama makin merajalela!" seru Julie. Tiffany bisa mendengar isak tangis sahabatnya itu! Jantungnya berdetak kencang.Tiffany menarik napas dalam-dalam. Dia memutuskan untuk tidak menunggu lift lagi dan berlari ke tangga di samping. Tidak masalah kalau harus naik tangga sampai lantai 8!Karena belum makan sarapan, kaki Tiffany pun te

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 18

    Selesai bicara, Michael yang teringat sesuatu menunjuk memar di dahinya dan bertanya, "Tiffany, seharusnya kamu masih ingat kenapa dahiku bisa memar, 'kan?"Tiffany berpikir sejenak, memangnya ada hubungan dengan dia? Apa dia yang melukainya dengan sepatu hak tinggi semalam?Michael menatap Tiffany dan mencibir. Dia melanjutkan, "Dibandingkan dengan apa yang kalian lakukan padaku semalam, aku rasa perbuatanku sama sekali nggak keterlaluan."Kemudian, Michael melihat sekilas barang-barang yang dipegang Tiffany dan menambahkan, "Kalau aku tahu kamu sangat menghargai sampah-sampah ini, seharusnya aku bakar semua saja."Semalam Ronny sudah memperingatkan Michael agar tidak bertindak gegabah. Namun, ini adalah pertama kalinya Michael dilukai dengan sepatu hak tinggi. Mana mungkin dia diam saja?Tiffany memelototi Michael seraya berucap dengan geram, "Kamu memang pantas diberi pelajaran semalam!"Michael yang melecehkan Valerie dan dia sendiri yang bertengkar. Kenapa Michael malah menyalahka

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 19

    Michael melihat Tiffany seraya menahan tawa. Dia berkata, "Tentu saja. Kalau kamu melepaskan bajuku dan melakukan oral seks untukku, mungkin aku akan kehilangan minat padamu."Tiffany mengangguk dengan serius, lalu membalas, "Oke. Aku akan mengikuti kemauanmu."Begitu Tiffany melontarkan ucapannya, Michael tidak bisa menahan tawanya lagi. Dia melambaikan tangan kepada kedua pria berpakaian hitam dengan perasaan gembira dan memerintah, "Lepaskan dia."Kedua pria berpakaian hitam juga merasa antusias. Mereka pun melepaskan Tiffany. Melihat Tiffany menghampirinya, Michael bertanya seraya menyipitkan matanya, "Kamu mau mempermainkan aku, ya?"Tiffany tersenyum lebar dan berucap dengan tulus, "Aku nggak mungkin bisa lawan kalian sendirian. Mana mungkin aku mempermainkanmu? Kita sudah sepakat, aku lepaskan bajumu dan melakukan ... itu. Jadi, kamu nggak akan sentuh aku lagi."Michael tertawa, lalu menceletuk, "Benar! Ayo, cepat!"Tiffany mendekati Michael dan melepaskan kancing baju Michael d

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 20

    Jika kelak Michael menindas Sean lagi, mungkin ... Tiffany akan menusuk Michael dengan pisau. Gadis desa yang terpelajar benar-benar menakutkan!Tiffany mengatupkan bibirnya. Dia sudah mengancam dan menakut-nakuti Michael. Sekarang, dia harus memikirkan cara untuk menyelamatkan diri.Walaupun saat ini Tiffany sudah mengendalikan Michael, pria berpakaian hitam masih menunggu di luar. Mereka juga menahan Julie. Bagaimana kalau mereka mengancam Tiffany dengan Julie untuk melepaskan Michael?Tiffany tidak mungkin meninggalkan Julie. Namun, jika Michael dilepaskan, dia pasti akan menyuruh pria berpakaian hitam untuk menangkap Tiffany.Tiffany memegang pisau yang diarahkan ke dada Michael sambil merenungkan semua kemungkinan yang bisa terjadi nanti.Bagi Michael, Tiffany terlihat seperti ragu-ragu bagaimana menusuk jantungnya dengan pisau. Hal ini membuat Michael makin ketakutan.Michael sangat dimanjakan Ronny dan Lulu. Padahal, dia hampir berumur 30 tahun. Namun, dia tidak pernah mengalami

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 21

    Julie tidak menyelesaikan perkataannya karena merasa ada yang tidak beres dengan Sean. Julie menggigit bibirnya, lalu berpamitan dengan Tiffany dan pergi.Dalam perjalanan pulang ke vila, Sean sama sekali tidak berbicara. Tiffany ingin mengajak Sean mengobrol, tetapi dia tidak menemukan topik pembicaraan. Akhirnya, Tiffany hanya terdiam.Setelah pulang ke vila, Tiffany langsung menempel semua sertifikat yang robek. Ini bukan hal yang mudah.Namun, setengah dari album foto yang diberikan nenek Tiffany sudah terbakar. Sepertinya album foto itu sulit dipulihkan lagi.Tiffany yang duduk di depan meja belajar merasa sakit hati saat melihat album foto yang dibakar itu. Dia terus memaki Michael.Sesudah puas memaki Michael, Tiffany hendak menyimpan album foto itu. Tiba-tiba, selembar kartu jatuh dari album.Tiffany mengambil kartu itu dan hendak memasukkannya ke album. Akan tetapi, dia menemukan ada selembar foto anak laki-laki yang sudah lama disimpan dalam saku kartu itu.Sebagian kecil dar

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 455

    Carla yang berdiri di samping pun membelalak. "Kak ...."Ucapan Sanny ini sama dengan mengakui bahwa Sean dan Tiffany tak terpisahkan. Lantas, bagaimana dengan dirinya?Carla memegang dinding untuk menopang tubuhnya. Dia datang ke hadapan Sanny dengan susah payah. "Bukannya kamu bilang mereka akan cerai sebentar lagi? Aku calon istri Sean, 'kan?"Derek mengelus janggutnya sambil tersenyum tipis. "Dik, kamu bilang kamu calon istri Sean? Kalau Sean kehilangan tangannya, apa kamu masih mau sama dia? Kamu akan melayaninya nggak?"Begitu mendengarnya, Carla sontak termangu. Dia tentu tidak bersedia! Saat mengetahui Sean buta saja, dia menolak untuk menikah! Jika Sean tidak mengklarifikasi kebenaran, Carla tidak mungkin mempertimbangkan Sean!Lagi pula, siapa yang akan sebodoh Tiffany, menikah dengan orang cacat? Namun, Carla tidak berani mengungkapkan pemikirannya ini. Dia tersenyum tulus sambil menyahut, "Tentu saja mau!"Carla mengira jawabannya ini akan menunjukkan ketulusannya terhadap

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 454

    Kedatangan mereka adalah sesuatu yang sangat terhormat. Tidak peduli di mana pun, orang-orang pasti akan merasa takjub mendengarnya."Aku kurang suka sama adikmu." Bronson menguap, lalu melirik Sanny dengan dingin. "Kami datang untuk menjenguk Tiffany."Begitu mendengarnya, ekspresi Sanny sontak menegang. "Menjenguk ... Tiffany ...?"Apa yang berharga dari gadis ini? Dia hanya anak adopsi seorang pelaku pembakaran. Dia hanya gadis desa yang tidak tahu diri!"Ya." Bronson melepaskan tangannya yang terus memapah Derek. Kemudian, dia datang ke sisi Sofyan untuk memapah Tiffany yang tidak sadarkan diri. "Kami datang untuk mencarinya."Bronson mengernyit, mencoba melepaskan tangan Sean dari tubuh Tiffany. Namun, usahanya sia-sia.Carla yang babak belur pun tertawa dan berkata, "Tangannya nggak bakal lepas dari tubuh Tiffany. Kami semua sudah mencobanya. Selain memotong daging jalang itu, nggak ada cara lain lagi."Bronson mengernyit mendengarnya. Saat berikutnya, dia langsung mengangkat kak

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   #Bab 453

    Eee ... memukul wanita ....Bronson berdeham, lalu mendongak melirik Carla yang berdiri di depannya.Harus diakui bahwa dia sangat marah dengan tindakan Carla. Namun, dia tidak akan memukul gadis muda seperti Carla.Bagaimanapun, Carla sebaya dengan Tiffany. Bronson yang sudah berusia 40-an tahun tidak mungkin main tangan dengan Carla. Kalaupun memukul wanita, tidak mungkin yang usianya masih semuda ini. Jangan sampai orang lain mengira Carla adalah putrinya.Bronson mengernyit, lalu melirik lengan baju berwarna biru yang terlihat di pojok. Dia memanggil, "Chaplin?"Pemuda berusia 13 tahun itu pun melangkah maju dengan ragu. "Ya, aku di sini."Bronson memberinya isyarat mata. "Kamu lihat itu tadi? Dia mau melukai kakak dan kakak iparmu. Pukul dia.""Oh." Chaplin mengangguk, lalu bergegas mendekati Carla.Carla termangu sejenak. Kemudian, dia menatap Chaplin dengan dingin. "Kamu berani memukulku? Aku calon istri ...."Plak! Sebelum Carla menyelesaikan ucapannya, Chaplin sudah melayangka

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 452

    Jari Carla berdarah. Rasa perih ini sampai membuat kepalanya sakit. Carla menggertakkan giginya sambil menekan jarinya dengan tangan yang satu lagi. "Pengawal, panggil dokter kemari!"Dengan mata memerah, Carla memelototi tangan Sean yang merangkul Tiffany. "Kamu nggak mau lepas, 'kan? Suruh dokter potong daging Tiffany pakai pisau bedah!"Carla yakin dirinya tidak akan kalah dari pasangan ini. Lagi pula, mereka jatuh pingsan.Sofyan yang berdiri di samping pun menasihati, "Nona, kamu yakin? Aku tahu kamu sangat marah, tapi jangan sampai melukai orang. Gimana kalau Tuan Sean membencimu karena masalah ini?""Hehe." Carla terkekeh-kekeh. "Kamu rasa aku takut dibenci Sean? Kalau aku takut, mana mungkin aku berdiri di sini dan menyuruh orang membawa Tiffany pergi!"Carla melirik Sofyan dengan dingin. "Aku nggak pernah peduli pada orang lain. Yang kumau adalah posisi sebagai istri Sean dan uang yang diberikan Kak Sanny. Aku nggak peduli Sean menyukai atau membenciku!"Sofyan termangu, lalu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 451

    "Sean!" Air mata Tiffany mulai jatuh tanpa bisa dihentikan, bahkan tangisannya terdengar sangat menyedihkan."Jangan nangis." Tubuh Sean semakin berat. Suaranya rendah dan serak dengan sedikit penyesalan dan sedikit rasa bersalah. "Aku nggak bisa memelukmu lagi."Begitu Sean selesai berbicara, tubuhnya yang lemas langsung jatuh setengah berlutut di lantai. Tiffany tahu ini adalah efek dari obat tidur dan anestesi. Hatinya terasa cemas dan marah.Mereka benar-benar tega melakukan hal seperti ini kepada Sean! Meskipun tubuhnya tidak terluka parah, obat-obatan seperti ini bisa merusak saraf Sean.Tiffany menarik napas dalam-dalam, lalu mengangkat tangannya untuk menopang tubuh Sean. "Sayang, nggak apa-apa. Kamu nggak bisa memelukku, tapi aku bisa memelukmu! Aku sangat kuat, kamu harus percaya padaku!"Tiffany memeluknya, berusaha sekuat tenaga agar tubuhnya dapat menopang berat tubuh Sean."Dasar bodoh." Sean tersenyum pahit. Tubuhnya akhirnya tidak kuat lagi. Dia benar-benar terjatuh di

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 450

    Tiffany bergidik. Saat Tiffany tersadar, polisi sudah datang. Tiffany mengerahkan tenaganya ketika tangannya diborgol.Tiffany berteriak ke arah kamar Sean, "Sean! Cepat bangun! Aku tahu obat tidur nggak bisa sepenuhnya mengendalikan saraf seseorang! Kalau kamu bisa dengar, cepat bangun! Kalau kamu nggak bangun sekarang, kamu nggak akan bisa melihatku lagi!"Energi Tiffany terkuras setelah melontarkan semua ucapan itu. Air matanya juga terus mengalir. Begitu tahu dendam di antara pamannya dan Keluarga Tanuwijaya, Tiffany pernah memikirkan berbagai macam cara dirinya dan Sean berpisah.Tidak disangka, mereka akan berpisah dengan cara seperti ini. Selama bertahun-tahun, Sean tidak memiliki teman dekat. Orang-orang yang bisa dipercayainya hanya Sofyan, Genta, Chaplin, dan beberapa orang lainnya. Namun, Sean malah dikhianati.Tiffany merasa sedih. Carla memelototi Tiffany dan berujar dengan geram, "Nggak ada gunanya kamu teriak! Pak Polisi, cepat bawa dia pergi!"Polisi membawa Tiffany ke

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 449

    Tiffany berujar seraya memelotot, "Kalian ...."Kemudian, Tiffany menenangkan dirinya dan menambahkan, "Ternyata kalian yang rencanakan serangan kali ini."Jika semua ini tidak direncanakan mereka, Sanny tidak mungkin begitu yakin bisa memfitnah Tiffany. Sanny melihat kukunya dan menyahut, "Benar. Mungkin Sean nggak menyangka orang yang kuutus untuk menjaganya dulu akan mematuhiku begitu aku kembali."Genta menghampiri Sanny dan berucap dengan sopan, "Nona Sanny, aku sudah meminta dokter untuk menambah dosis obatnya. Tuan Sean nggak akan bisa sadar untuk sementara waktu.""Oke," ujar Sanny. Dia menatap Tiffany seraya tersenyum bangga dan bertanya, "Sudah jelas, 'kan?"Tiffany mengernyit. Dia baru paham sebenarnya Sean tidak diserang. Sean hanya diberi obat agar tidak sadarkan diri.Akhirnya, Tiffany merasa tenang. Ternyata Sean tidak benar-benar terluka, melainkan dikhianati keluarganya.Carla tersenyum lebar sembari menggenggam pegangan kursi roda Sanny dan berkata, "Kak, kita jalanka

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 448

    Tiba-tiba, Sanny menampar Tiffany. Alhasil, Tiffany yang lemas hampir terjatuh ke lantai."Tiffany!" seru Julie. Dia bergegas menghampiri Tiffany dan memapahnya. Julie memelototi Sanny seraya memarahi, "Atas dasar apa kamu memukul Tiffany?"Sanny mencibir, lalu menyahut, "Karena dia nggak tahu diri."Tatapan Sanny sangat dingin. Dia menatap Tiffany seraya melanjutkan, "Kemarin aku sudah bilang dengan jelas. Tapi, kamu masih bersikeras ingin bersama adikku. Tiffany, aku nggak pernah lihat wanita yang begitu nggak tahu malu sepertimu!"Tiffany menggertakkan giginya. Dia memandangi Sanny dan menegaskan, "Bukan aku yang membakarmu. Seharusnya dendam di generasi sebelumnya nggak memengaruhi hubunganku dengan Sean."Tiffany menambahkan, "Aku mencintai Sean, jadi aku nggak bisa meninggalkannya. Aku nggak merasa tindakanku salah."Sebelumnya, Tiffany hanya bisa menangis di depan Sanny. Sekarang, dia bisa berbicara dengan tegas. Sikapnya membuat Sanny terlihat seperti orang yang keterlaluan.Na

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 447

    Zara sudah memberi tahu Julie apa yang terjadi saat Tiffany bertemu Sanny terakhir kali. Julie tidak ingin Tiffany berhadapan dengan Sanny. Namun, dia tidak bisa menghalangi Tiffany yang ingin melihat kondisi Sean.Julie yang memapah Tiffany mencebik dan mengingatkan, "Nanti kalau kamu bertemu Sanny, jangan anggap serius omongannya."Tiffany menyahut sembari mengangguk, "Iya, aku tahu."Sanny memang tidak menyukai Tiffany. Julie mendesah, lalu memapah Tiffany keluar. Kamar Sean terletak di lantai paling atas. Belasan pria kekar yang berpakaian hitam berdiri di depan pintu kamar Sean.Tiffany yang dipapah Julie berucap dengan lirih, "Sofyan, aku mau lihat Sean."Wajah Tiffany sangat pucat. Sofyan yang dilema memandang Tiffany sambil menjelaskan, "Nyonya, tapi Nona Sanny memerintahkan siapa pun nggak boleh masuk tanpa persetujuannya."Tiffany membalas, "Tapi, aku ini istri Sean."Julie menimpali seraya mengernyit, "Benar, Tiffany ini istri sah Sean. Kenapa kalian halangi dia lihat suami

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status