Share

Bab 13

Penulis: Clarissa
Tangan Tiffany yang memegang kursi roda seketika menegang. Setelah mendengar semua ini, dia baru teringat bahwa tidak ada pelayan yang menghiraukan mereka sejak mereka masuk.

Di bawah sinar bulan, Tiffany memandang wajah tampan Sean. Dia merasa pria ini sangat kasihan. Michael yang merupakan kakak sepupu Sean malah menghinanya karena cacat, bahkan melecehkan istrinya di hadapannya.

Paman dan bibinya juga meremehkannya. Selain itu, kakek Sean .... Dulu Tiffany mengira Darmawan sangat menyayangi Sean. Jika tidak, mana mungkin dia peduli pada pernikahan Sean?

Namun, setelah melihat sikap dingin Darmawan tadi, Tiffany merasa Darmawan tidak benar-benar menyukai Sean.

Setelah memikirkan semua ini, hati Tiffany terasa getir. Sejak kecil, Sean telah kehilangan keluarga terdekatnya dan kerabatnya memperlakukannya dengan buruk. Dia pasti sangat sedih, 'kan?

Tiffany tiba-tiba menjulurkan tangannya yang bergetar secara naluriah. Dia menyentuh tangan Sean yang dingin. Sean pun terkejut dan menggerakkan tangannya sedikit.

Seketika, Tiffany tersadar kembali dan buru-buru menarik tangannya. Namun, dia tetap berucap, "Mulai sekarang, aku adalah keluargamu. Aku akan terus menemanimu."

Tebersit keterkejutan pada ekspresi Sean. Dia menoleh, lalu menatap Tiffany dari penutup matanya. Tiffany mengira Sean tidak mendengar ucapannya dengan jelas. Dia mengulangi dengan serius, "Meskipun kita baru menikah sehari, aku berbeda dengan mereka. Kalaupun kamu benar-benar pembawa sial, aku akan terus menemanimu. Aku nggak takut mati."

Sean terkekeh-kekeh dan berujar, "Kemari."

Tiffany berjalan ke hadapan Sean. Sean langsung menariknya ke pelukannya. Tiffany bisa mencium aroma tubuh Sean yang menggoda. Sambil memeluknya, Sean menyelipkan rambut Tiffany ke belakang telinganya dan bertanya, "Kamu yakin nggak takut?"

Jantung Tiffany berdetak kencang. Di bawah sinar bulan, sutra hitam yang menutupi mata Sean membuatnya terlihat makin misterius dan berbahaya.

Wajah Tiffany terasa panas. Pria setampan ini adalah suaminya. Apakah ini keberuntungannya? Sean merasa penampilan Tiffany yang tersipu seperti ini sangat imut dan memikat. Dia bertanya ulang dengan suara serak, "Aku pembawa sial, kamu nggak takut mati?"

Entah mengapa, kalimat ini terdengar sangat menyedihkan saat dilontarkan oleh Sean. Tiffany mengangguk dengan serius, lalu menimpali dengan tatapan yang jernih, "Ya, aku nggak takut."

Tiga calon istri Sean yang sebelumnya mati semuanya, tetapi Tiffany berhasil menikah dengannya. Tiffany yakin dirinya sangat beruntung.

Sean memandang sorot mata Tiffany yang polos dan dipenuhi tekad. Dia menghela napas sebelum bergumam, "Dasar gadis bodoh."

Tiffany tidak tahu pria ini sedang memujinya atau menghinanya. Sebelum sempat memastikannya, sebuah sosok tiba-tiba menyerbu ke arah mereka.

"Sean!" pekik Michael dengan ekspresi murka dan penampilan berantakan. Rambutnya acak-acakan, pipinya bengkak karena ditampar.

Michael menendang kursi roda Sean dan memaki, "Berengsek! Beraninya kamu memprovokasiku di saat genting begini! Aku seharusnya menyadari kalau kamu berniat jahat!"

"Kamu menghasutku bertengkar dengan Keluarga Sanskara! Gara-gara situasi memburuk, Kakek sampai menarik perusahaan yang diberikannya untukku demi martabat keluarga! Dasar buta! Kamu telah mencelakaiku!"

Sean terkekeh-kekeh, lalu bertanya dengan dingin, "Kalau kamu tahu aku berniat jahat, kenapa masih terjebak? Masa kamu begitu bodoh? Kamu harus dipukul dulu, baru tahu nggak seharusnya keluar dan bertengkar dengan mereka?"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Naa Sa
Sean kamu itu beruntung mendptkn perempuan sebaik tiffani yg sabar dn cantik .........
goodnovel comment avatar
Jennaira
udah baca mpe akhir, gegera hp kereset sendiri, ini malah Jd ngulang dr awal lagi emang gitu apa ya 🥹
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
terharu dengan kata² Tiffani🥹 semoga kalian bahagia...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 14

    Michael yang sedang murka tentu tidak bersedia mendengar cemoohan seperti ini. Dia menendang kursi roda Sean lagi. Kursi roda itu sampai hampir terjatuh.Michael mengira tendangan ini sudah cukup untuk membuat Sean terguling dari kursi rodanya. Namun, sepasang tangan yang mungil sontak menangkap kursi roda itu dengan erat saat kursi roda itu hampir terjatuh.Tiffany menggenggam pegangan kursi roda dengan sekuat tenaga. Dia memelototi Michael sambil membentak, "Kamu nggak boleh menindas suamiku!"Amarah pada tatapan Tiffany membuat Michael sempat mengira ada yang salah dengan pandangannya. Gadis ini jelas-jelas terlihat begitu lemah lembut sebelumnya. Tiffany bahkan tidak bersuara saat Michael meremas bokongnya. Kini, dia malah memelotot dan membentaknya?Michael terkekeh-kekeh, lalu menjulurkan tangan dan mengangkat dagu Tiffany. Dia membalas, "Kenapa? Kamu ingin membela suami cacatmu ya? Jangan lupa, kamu sendiri juga cuma wanita lemah."Michael terkekeh-kekeh kejam dan meneruskan, "K

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 15

    Di bawah sinar bulan yang terang, Sean tersenyum lembut dan menggoda. Tiffany menggigit bibirnya dan merasa wajahnya sangat panas. Dia menyahut, "Ya ... aku akan memeriksanya setelah pulang nanti."Kemudian, Tiffany menarik napas dalam-dalam sebelum meneruskan, "Sebenarnya aku cuma memaksakan diri tadi. Tubuhnya besar sekali, mana mungkin aku sanggup melawannya? Aku juga nggak sanggup melindungimu."Tiffany menunduk menatap kaki ayamnya sambil berkata lagi, "Untungnya, lariku sangat cepat. Aku bisa membawamu kabur."Penampilan serius Tiffany membuat Sean tidak bisa menahan tawa. Dia bertanya, "Jadi, kamu berencana membawaku kabur setiap kali ada masalah?""Ya. Tapi, aku nggak bakal terus kabur. Setelah aku jadi kuat, aku bisa melindungimu." Tiffany mengangguk, lalu teringat pada sesuatu sehingga menggeleng lagi.Sean menatapnya untuk waktu yang cukup lama, lalu berujar sambil tersenyum, "Oke, aku akan menunggumu menjadi kuat.""Ya." Tiffany mengepalkan tangannya dengan erat. Wajahnya m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 16

    Tiffany mengernyit, berusaha mengingat kejadian semalam. Dia hanya ingat dirinya dan Sean naik ke mobil yang dikendarai oleh Genta.Ketika saat itu, Tiffany merasa kantuk dan ingin beristirahat sejenak. Alhasil, dia malah tidur sampai keesokan pagi. Lantas, bagaimana dia bisa tidur di kamar ini?Jangan-jangan .... Tiffany teringat pada mimpinya. Ini tidak mungkin! Dia buru-buru menggeleng, menyingkirkan pemikiran yang tidak masuk akal ini."Sudah bangun?" Terdengar suara merdu seorang pria. Tiffany termangu sesaat sebelum menoleh memandang ke arah sumber suara.Saat berikutnya, Tiffany langsung bertemu pandang dengan mata Sean yang dalam. Wajah Tiffany sontak memerah. Dia segera memalingkan wajahnya.Siapa yang bisa memberitahunya kenapa mata seseorang yang buta bisa setajam ini? Akan tetapi, setelah teringat bahwa Sean buta, Tiffany merasa reaksinya terlalu berlebihan. Dia bertanya sambil tersenyum, "Kamu sudah bangun?""Ya." Sean tentu melihat semua gerak-gerik Tiffany. Dia tersenyum

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 17

    Maserati hitam melaju di jalan dan akhirnya berhenti di gedung Universitas Aven. Begitu turun dari mobil, Tiffany langsung berlari ke ruang kelasnya tanpa sempat mengucapkan terima kasih kepada Genta.Yang ada di ruang kelas bukan hanya buku catatan dan buku latihan, tetapi juga sertifikat dan kartu ulang tahun yang diberikan neneknya setiap tahun.Beberapa kartu itu memang terlihat jelek, bahkan tulisan di atasnya juga miring. Namun, itu adalah barang berharga untuk Tiffanny.Pagi-pagi, kampus sudah ramai dan banyak yang berkumpul di depan lift. Ketika Tiffany menunggu di depan lift, tiba-tiba Julie meneleponnya lagi."Tiff, kamu sudah di mana? Mereka makin lama makin merajalela!" seru Julie. Tiffany bisa mendengar isak tangis sahabatnya itu! Jantungnya berdetak kencang.Tiffany menarik napas dalam-dalam. Dia memutuskan untuk tidak menunggu lift lagi dan berlari ke tangga di samping. Tidak masalah kalau harus naik tangga sampai lantai 8!Karena belum makan sarapan, kaki Tiffany pun te

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 18

    Selesai bicara, Michael yang teringat sesuatu menunjuk memar di dahinya dan bertanya, "Tiffany, seharusnya kamu masih ingat kenapa dahiku bisa memar, 'kan?"Tiffany berpikir sejenak, memangnya ada hubungan dengan dia? Apa dia yang melukainya dengan sepatu hak tinggi semalam?Michael menatap Tiffany dan mencibir. Dia melanjutkan, "Dibandingkan dengan apa yang kalian lakukan padaku semalam, aku rasa perbuatanku sama sekali nggak keterlaluan."Kemudian, Michael melihat sekilas barang-barang yang dipegang Tiffany dan menambahkan, "Kalau aku tahu kamu sangat menghargai sampah-sampah ini, seharusnya aku bakar semua saja."Semalam Ronny sudah memperingatkan Michael agar tidak bertindak gegabah. Namun, ini adalah pertama kalinya Michael dilukai dengan sepatu hak tinggi. Mana mungkin dia diam saja?Tiffany memelototi Michael seraya berucap dengan geram, "Kamu memang pantas diberi pelajaran semalam!"Michael yang melecehkan Valerie dan dia sendiri yang bertengkar. Kenapa Michael malah menyalahka

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 19

    Michael melihat Tiffany seraya menahan tawa. Dia berkata, "Tentu saja. Kalau kamu melepaskan bajuku dan melakukan oral seks untukku, mungkin aku akan kehilangan minat padamu."Tiffany mengangguk dengan serius, lalu membalas, "Oke. Aku akan mengikuti kemauanmu."Begitu Tiffany melontarkan ucapannya, Michael tidak bisa menahan tawanya lagi. Dia melambaikan tangan kepada kedua pria berpakaian hitam dengan perasaan gembira dan memerintah, "Lepaskan dia."Kedua pria berpakaian hitam juga merasa antusias. Mereka pun melepaskan Tiffany. Melihat Tiffany menghampirinya, Michael bertanya seraya menyipitkan matanya, "Kamu mau mempermainkan aku, ya?"Tiffany tersenyum lebar dan berucap dengan tulus, "Aku nggak mungkin bisa lawan kalian sendirian. Mana mungkin aku mempermainkanmu? Kita sudah sepakat, aku lepaskan bajumu dan melakukan ... itu. Jadi, kamu nggak akan sentuh aku lagi."Michael tertawa, lalu menceletuk, "Benar! Ayo, cepat!"Tiffany mendekati Michael dan melepaskan kancing baju Michael d

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 20

    Jika kelak Michael menindas Sean lagi, mungkin ... Tiffany akan menusuk Michael dengan pisau. Gadis desa yang terpelajar benar-benar menakutkan!Tiffany mengatupkan bibirnya. Dia sudah mengancam dan menakut-nakuti Michael. Sekarang, dia harus memikirkan cara untuk menyelamatkan diri.Walaupun saat ini Tiffany sudah mengendalikan Michael, pria berpakaian hitam masih menunggu di luar. Mereka juga menahan Julie. Bagaimana kalau mereka mengancam Tiffany dengan Julie untuk melepaskan Michael?Tiffany tidak mungkin meninggalkan Julie. Namun, jika Michael dilepaskan, dia pasti akan menyuruh pria berpakaian hitam untuk menangkap Tiffany.Tiffany memegang pisau yang diarahkan ke dada Michael sambil merenungkan semua kemungkinan yang bisa terjadi nanti.Bagi Michael, Tiffany terlihat seperti ragu-ragu bagaimana menusuk jantungnya dengan pisau. Hal ini membuat Michael makin ketakutan.Michael sangat dimanjakan Ronny dan Lulu. Padahal, dia hampir berumur 30 tahun. Namun, dia tidak pernah mengalami

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 21

    Julie tidak menyelesaikan perkataannya karena merasa ada yang tidak beres dengan Sean. Julie menggigit bibirnya, lalu berpamitan dengan Tiffany dan pergi.Dalam perjalanan pulang ke vila, Sean sama sekali tidak berbicara. Tiffany ingin mengajak Sean mengobrol, tetapi dia tidak menemukan topik pembicaraan. Akhirnya, Tiffany hanya terdiam.Setelah pulang ke vila, Tiffany langsung menempel semua sertifikat yang robek. Ini bukan hal yang mudah.Namun, setengah dari album foto yang diberikan nenek Tiffany sudah terbakar. Sepertinya album foto itu sulit dipulihkan lagi.Tiffany yang duduk di depan meja belajar merasa sakit hati saat melihat album foto yang dibakar itu. Dia terus memaki Michael.Sesudah puas memaki Michael, Tiffany hendak menyimpan album foto itu. Tiba-tiba, selembar kartu jatuh dari album.Tiffany mengambil kartu itu dan hendak memasukkannya ke album. Akan tetapi, dia menemukan ada selembar foto anak laki-laki yang sudah lama disimpan dalam saku kartu itu.Sebagian kecil dar

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 711

    Tiffany mengerutkan alisnya dan segera berusaha melepaskan diri dari pelukan Sean. "Pulang ke mana?"Di Kota Aven, dia sudah lama tidak punya rumah lagi. Namun, tenaganya jelas tidak sebanding dengan Sean. Pria itu tetap memeluknya erat dan membujuk dengan penuh kesabaran."Tiffany, kamu sudah lima tahun nggak kembali. Kak Rika dan yang lainnya rindu sekali sama kamu. Apa kamu benar-benar nggak mau pulang dan melihat mereka? Lalu, pohon yang dulu kamu tanam di halaman dan ...."Tatapan Sean beralih ke kedua anak mereka. "Anak-anak juga belum pernah melihat tempat di mana kita dulu tinggal bersama."Tiffany tetap terperangkap dalam pelukannya. Usahanya untuk melepaskan diri berakhir sia-sia dan pada akhirnya, dia hanya bisa menatap Sean dengan tatapan kesal."Aku sudah bilang, selesaikan dulu masalah sama penyelamat hidupmu sebelum datang mencariku!""Nggak ada yang perlu diselesaikan." Mata Sean yang hitam pekat, menatap Tiffany dengan erat. "Kami nggak ada hubungan apa pun. Kenapa dia

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 710

    Sean sudah memperingatkan bahwa jika Tiffany tetap membawa anak-anaknya menginap di hotel, dia akan memerintahkan Chaplin dan beberapa pengawal untuk berjaga di depan hotel, bahkan melakukan pemeriksaan keamanan terhadap tamu-tamu lain. Alasannya adalah karena dia khawatir ada orang yang akan menyakiti anak-anaknya.Bagaimanapun, status Sean di Kota Aven telah membuatnya memiliki banyak musuh.Tiffany tidak ingin ribet. Itulah alasannya dia setuju untuk tinggal di rumah Keluarga Tanuwijaya untuk sementara waktu. Namun, dilihat dari kondisinya sekarang ....Arlene menatap Tiffany dengan mata membelalak. "Mama, bukannya kita tinggal di rumah Paman Ganteng?"Tiffany tersenyum tipis dan menggendong Arlene dengan santai. "Pacarnya Paman Ganteng nggak akan setuju." Setelah berkata demikian, dia melirik ke arah Arlo.Arlo langsung mengerti maksud Tiffany. Dia buru-buru melompat turun dari kursi dan mengambil tas Tiffany. "Mama, ayo pergi!"Sean mengerutkan alisnya, lalu mengangkat tangannya u

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 709

    Menghadapi sikap Lena yang begitu agresif, Sean hanya mengernyitkan dahi. "Kapan Vivi pernah keluar dari rumah sakit?"Lena terdiam.Benar juga.Dia mendengus sinis. "Kamu masih sadar soal itu? Sejak Vivi mengenalmu, dia selalu berada di rumah sakit! Sedangkan kamu? Kamu bersenang-senang di sini, sementara dia sendirian menanggung rasa sakit di rumah sakit!"Setelah berkata demikian, Lena langsung menoleh ke Tiffany.Tanpa memedulikan bahwa ada dua anak kecil di sana, dia menunjuk tepat ke wajah Tiffany dengan senyum penuh ejekan. "Kamu ini mantan istrinya Sean, 'kan?""Aku nggak peduli kenapa kalian dulu berpisah. Yang jelas, kalau sudah cerai, artinya kalian memang nggak cocok, bukan? Sekarang di sisi Sean ada kakakku, Vivi. Tapi tiba-tiba kamu muncul kembali bersamanya di Kota Aven, bahkan membawa kedua anak ini.""Apa kamu baru sadar ingin kembali setelah melihat ada yang mencoba merebutnya darimu?"Tiffany mendengar semua itu dengan ekspresi bingung. Alisnya berkerut ringan saat d

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 708

    Tiffany masih ingat, dulu dia sedang makan ayam goreng bersama Julie di tempat ini saat pertama kali bertemu dengan Zara. Waktu itu, Zara masih merupakan boneka yang berada di bawah kendali Sanny.Namun sekarang, Zara telah berdiri di puncak kekuasaan Keluarga Japardi di Elupa dan menjalankan semuanya dengan tangannya sendiri.Sebenarnya, selama bertahun-tahun ini, alasan Tiffany bisa hidup dengan tenang di luar dan melakukan apa yang dia sukai, sebagian besar adalah berkat Zara. Secara teknis, Zara adalah "adik"-nya, tetapi dalam banyak hal, Zara lebih mirip kakak baginya.Di Elupa, dia bekerja sama dengan kakeknya untuk mengelola Keluarga Japardi dengan sangat baik. Semua pelatihan yang diberikan Sanny kepada Zara di masa lalu kini telah membuahkan hasil. Dia telah menjadi simbol Keluarga Japardi.Namun, tidak peduli seberapa besar kekuasaan yang dia miliki, setiap kali berhadapan dengan mitra bisnis atau para pemegang saham Keluarga Japardi, jawabannya selalu sederhana dan sopan."A

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 707

    Ucapan Lena memang terdengar sangat menyakitkan. Conan mengernyit tajam, lalu menarik tangan Lena dengan erat."Apa kami pernah bilang kami nggak mau bayar biaya pengobatan Vivi? Apa kami pernah bilang kami nggak mau bantu kalian berdua? Membalas budi nggak berarti harus mengorbankan pernikahan Sean!"Usai bicara, Conan menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Kalau kamu benar-benar berpikir bahwa tindakanmu ini benar, silakan telepon Vivi sekarang dan lihat siapa yang akan dipermalukan pada akhirnya!""Kamu bilang kamu mau kerja dan menafkahi Vivi? Memangnya kamu bisa?"Lena langsung terdiam. Kata-kata Conan membuatnya tidak bisa membalas sepatah kata pun. Sebenarnya, dia juga tidak benar-benar ingin menelepon Vivi, hanya saja ....Sementara itu, tidak jauh dari sana."Siapa gadis yang ada di sebelah Conan itu?" Tiffany bertanya dengan nada santai sambil berjalan. Dia mengenakan mantel tipis dan menarik koper dengan satu tangan, ekspresinya tetap datar saat menoleh ke Sean."Ad

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 706

    "Tapi kalau kamu mau aku meninggalkan Tiffany dan anak-anak demi ngasih kejelasan sama Vivi? Jangan mimpi."Setelah berkata demikian, Sean bahkan tidak repot-repot menoleh ke arah Lena lagi. Sebaliknya, dia berbalik dan berjalan ke arah Tiffany yang menatapnya dengan lembut. "Sudah lima tahun nggak kembali ke sini. Kamu rindu nggak?"Dengan penuh kelembutan, dia menemani Tiffany mengobrol sambil berjalan melewati Lena dan meninggalkan area bandara.Lena tetap berdiri di tempat, mengepalkan tangannya begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih. Giginya menggigit bibirnya begitu keras hingga tampak pucat. Sampai akhirnya, Conan datang menghampirinya.Lena menatapnya dengan mata berkaca-kaca, "Kak Conan, menurutmu apa bagusnya mantan istrinya itu?"Lena hanya tahu bahwa Conan sudah lama mengenal Sean dan Sanny, sama seperti dirinya dan Vivi. Namun, dia tidak tahu bahwa dokter yang Conan temui di Kota Kintan adalah Tiffany. Karena mengira Conan tidak mengenal Tiffany, dia semakin berani m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 705

    Tiffany mengernyit. Reaksi Conan membuatnya menyadari bahwa gadis muda yang mengenakan jeans dan kaus putih itu jelas bukan pacar Michael.Lalu, siapa dia?Orang yang bisa berdiri di sebelah Michael untuk menjemput Sean dan Sanny pulang ke rumah Keluarga Tanuwijaya, pastinya bukan orang sembarangan.Di saat Tiffany masih berpikir, pengawal bertubuh tinggi yang membawa Arlene di pundaknya sudah sampai di pintu keluar."Edy, anak siapa ini? Cantik sekali!" Pengawal yang dipanggil Edy itu hanya tersenyum tipis, lalu berjongkok dan menurunkan Arlene dengan hati-hati. "Tuan Putri, turun ya.""Oke!"Arlene langsung melompat turun dengan wajah ceria, lalu menepuk bahu Edy dengan santai. "Paman tinggi sekali! Nanti aku boleh naik lagi nggak?"Edy yang ramah mengangguk tanpa ragu. "Tentu saja, Tuan Putri."Mendengar Edy terus memanggilnya "Tuan Putri", gadis yang berdiri di hadapannya mengerutkan alis. "Tuan Putri? Anak siapa ini? Apa perlu sampai memanggilnya Tuan Putri?""Anakku." Begitu ucap

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 704

    "Sstt ...." Conan menutup mulut Sanny. "Jangan bicara lagi.""Sean dan Tiffany terpisah selama ini karena dendam generasi sebelumnya. Kenapa kamu masih ungkit mereka?"Sanny mengerucutkan bibirnya dan baru terdiam.....Setelah menempuh penerbangan selama lima jam, akhirnya pesawat mereka mendarat di Bandara Kota Aven pada pukul dua siang.Orang yang datang menjemput mereka adalah Michael, ditemani seorang gadis muda yang mengenakan celana jeans dan kaus putih.Michael yang mengenakan setelan jas hitam, berdiri di dekat pintu keluar dengan beberapa pengawal di sekelilingnya. Begitu melihat Sean dan yang lainnya keluar, dia segera memimpin para pengawal untuk mendekat.Sebagian pengawal langsung bergerak, ada yang membantu mendorong ranjang rumah sakit untuk Sanny, ada yang mengurus barang bawaan.Salah satu pengawal berjongkok dan menatap Arlene sambil bertanya dengan suara ramah, "Tuan Putri, mau naik ke pundak?"Arlene yang penuh semangat langsung menoleh ke Tiffany dengan mata berbi

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 703

    Tiffany tidak pernah menyembunyikan identitas asli kedua anaknya.Bagaimanapun, wajah Arlo sudah jelas menunjukkan segalanya. Bahkan jika dia bersikeras mengatakan bahwa Arlo bukan anak Sean, tidak akan ada yang percaya.Namun, kedua anak ini dibesarkan olehnya seorang diri. Hubungannya dengan Sean sekarang juga tidak lebih dari sekadar teman yang sedikit lebih dekat. Jadi, saat Sanny tiba-tiba menyuruh anak-anaknya menggunakan marga Tanuwijaya, Tiffany hanya merasa hal itu benar-benar menggelikan.Apa mereka mengira karena dia orang yang sabar, jadi dia akan membiarkan anak-anaknya masuk ke dalam kendali Keluarga Tanuwijaya begitu saja?Melihat ekspresi Tiffany yang mulai kesal, Sean mengernyit dan mengangkat tangan untuk menahan tangan Sanny."Kak, anak-anak ini dilahirkan Tiffany. Selama lima tahun ini, dia membesarkan mereka sendiri dengan penuh perjuangan. Jadi, soal nama belakang atau apa pun, itu keputusannya."Sanny mengerutkan alisnya. Bukan berarti dia tidak menghargai semua

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status