Share

Bab 38

“Enak ga, Dek?” Satrio bertanya pada Isha setelah mencicipi gurami bakar yang sudah tersaji di depan mereka.

Isha mengangguk. “Enak banget, Bang. Aku baru pertama kali makan kaya gini,” akunya sambil mengambil sambal terasi yang disajikan di mangkuk sambal.

“Alhamdulillah kalau Dek Isha suka. Abang jadi tidak sia-sia mengajak ke sini,” timpal Satrio dengan senyum mengembang di wajah tampannya.

“Bang Satrio pernah makan di sini?” Isha memandang suaminya.

Pria berambut ikal itu menyengguk. “Pernah sekali atau dua kali ke sini. Abang ‘kan cuma hidup sendiri di kontrakan, Dek, jadi jarang masak. Kalaupun masak paling mi instan sama telur. Itu juga kalau sudah benar-benar kelaparan,” ungkapnya sambil tertawa kecil.

“Pantas barang-barang Bang Satrio cuma sedikit di kontrakan,” cetus Isha.

Satrio mengulum senyum. “Namanya juga bujangan, Dek. Beda kalau sudah punya istri pasti barang-barangnya lebih banyak. Kalau kita nanti ngekos atau ngontrak ya harus beli peralatan masak dulu karena Abang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status