Share

Bab 42

“Assalamu’alaikum.” Isha mengucap salam saat membuka pintu rumah karena lampu ruang tamu masih menyala. Menandakan masih ada yang duduk di sana.

“Wa’alaikumussalam,” balas Lina. “Mana martabak pesanan Ibu?” tanyanya tanpa basa-basi.

“Ini, Bu.” Isha meletakkan kantong plastik yang berisi martabak manis kesukaan ibu tirinya di atas meja ruang tamu.

“Ini rasa apa?” tanya Lina sembari mengeluarkan kemasan kardus dari kantong plastik.

“Ya, seperti yang biasa Bapak beli, Bu,” jawab Isha dengan tenang.

“Ya sudah, Ibu kira rasa lainnya. Ambilkan piring sama garpu sana!” titah wanita paruh baya itu pada anak tirinya.

“Kenapa ga nyuruh Vita saja, Bu? Dia nganggur tuh. Aku ‘kan baru pulang, mau istirahat.” Isha menunjuk adik tirinya yang tiduran di sofa sambil memainkan gawai.

“Kamu ‘kan yang masih berdiri, biar sekalian jalannya. Ambilin piring sama garpu dulu baru ke kamar, apa sih susahnya?” Lina memandang Isha dengan kesal.

“Kenapa, Dek?” Satrio langsung bertanya pada Isha begitu melihat ket
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status