Share

109

"Oh ya? Syakila, Syakila ... Kamu pikir aku tidak tahu kalau kamu baru saja menangis sepanjang malam. Kamu pasti begitu khawatir dan ketakutan dengan keberadaanku di sini, bukan? Apalagi Aira langsung jatuh dalam genggamanku." Sembari bersedekap dada, Renata dengan sombongnya berkata seolah ia telah menang.

"Aku, takut padamu?" Syakila menunjuk diri sendiri, memasang wajah polos dan lanjut berkata, "Memangnya kamu siapa? Hanya bibit pelakor yang sama sekali tidak penting bagiku."

"Apa kamu bilang?!" Renata melotot pada Syakila dengan tangan terkepal ke bawah.

"CALON PE-LA-KORRR, sayangnya akan gagal merebut Mas Devan dariku. Sudah jelas sekarang?" ujar Syakila menohok sengaja mengeja kata 'pelakor' dengan begitu jelasnya.

"Kamu!" Renata geram. Dia menunjuk wajah Syakila dengan jari telunjuknya.

"Kenapa?" balas Syakila tetap santai.

"Cih! Sok kuat kamu. Jangan kamu pikir aku tidak tahu kalau rumah tanggamu saat ini tidak sedang baik-baik saja. Itu tandanya Mas Devan sudah mu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status