Chapter: 215"Syakila ..." Telinga tajam Devan dapat mendengar suara gelas yang jatuh. Gegas pria bergaya rambut Taper Fade itu naik ke atas kolam dan berjalan ke dapur, tanpa peduli cipratan air yang berjatuhan di lantai."Sayang, kamu gak pa-pa?" teriaknya terus berjalan.Sunyi. Tak ada jawaban apapun. Langkahnya semakin cepat dan pasti. Namun, ketika sampai dapur, tak ada siapapun di sana. Hanya pecahan gelas yang berserakan di lantai.Devan panik. Seketika ia mengitari sekitaran sambil terus memanggil istri tercintanya."Syakila ...""Sayang, kamu di mana?"Terus mencari ke setiap ruangan di vila, tetapi hasilnya nihil. "Sayang, bercandanya gak lucu loh. Kamu di mana ?" Devan masih berfikir positif. Mungkin istrinya ingin bermain-main dengannya."Sayang, ayolah. Keluar dong. Aku dah kedinginan nih, mau ganti baju. Temenin yuk." Devan terus berbicara sendiri sambil terus mencari.Hampir seluruh ruangan ia datangi, dan hasilnya tetap kosong. Panik, Devan mulai sangat panik. Apa yang terjadi de
Terakhir Diperbarui: 2024-12-17
Chapter: 214"Kenapa seperti ada yang mengikuti ya?" gumamnya, lalu menoleh ke belakang. Tetapi tak ada siapapun di sana. Jalanan sepi."Mas, ayok!" teriak Syakila yang sudah lebih dulu berjalan."Eh, iya, Sayang." Devan terkesiap kemudian menyusul, ikut mengantri bersama sang istri.Beberapa orang yang juga membeli bubur mengajak mereka ngobrol. Ada yang sama-sama pendatang, ada juga yang asli penduduk setempat. Syakila dan Devan menyukai keramahan penduduk di sekitar villa yang mereka sewa."Ini buburnya, Neng," ucap si penjual bubur pada Syakila, setelah beberapa waktu mengantri."Iya, Mang. Terima kasih." Syakila menerima kantong kresek berisi bubur, sementara Devan yang membayarnya."Mari, Ibu-ibu, kami duluan," pamitnya pada ibu-ibu yang masih mengantri."Mari, Neng, A, selamat liburan ya, semoga sukses," sahut seseibu dengan lantang."Sukses apa nih, Bu?" Devan sengaja menanggapi, karena tertarik dengan misteri di balik kata 'sukses' itu."Ya sukses jadi belendung atuh, hamil teh. Apalagi c
Terakhir Diperbarui: 2024-12-16
Chapter: 213"Sayang ... Ahh...."Untuk yang kedua kalinya Devan mencapai puncak kenikmatan bersama Syakila di villa. Sepasang suami istri itu benar-benar menikmati bulan madu kedua ini. Hampir tak terlewatkan oleh mereka aktivitas saling mencintai, dan memadu kasih begitu mereka sampai di tempat penginapan itu. Apalagi Devan memilih villa yang lumayan jauh dari keramaian. menurutnya agar aktivitas mereka lebih privasi. Tentu hal itu semakin membuat mereka semakin intens.Dua manusia berlawanan jenis itu masih tersengal dengan napas memburu di balik selimut putih yang menutupi tubuhnya. "Kau benar-benar hebat, Sayang. Terima kasih." Devan memberikan pujian pada sang istri karena berhasil mengimbangi permainannya yang brutal.Lelaki itu betul-betul merindukan momen ini. Bagaimana tidak? Kemarin-kemarin dia terpaksa harus puasa menjamah tubuh indah Syakila. Banyak kejadian tak terduga yang mereka alami."Sama-sama, Mas. Kamu juga hebat. Masih gagah seperti yang dulu," sahut Syakila dengan suara ber
Terakhir Diperbarui: 2024-12-15
Chapter: 212"Bu, Opa, dan Oma, weekend besok aku sama Syakila ada rencana liburan ke villa. Eum, kalau boleh kita mau nitip Aira, gak lama kok, cuma dua hari." Dengan sedikit malu Devan meminta izin saat mereka sedang bersantai di depan televisi.Aira sendiri sudah lebih dulu terlelap ditemani mommy-nya di kamar. Jadi anak itu tidak protes ketika daddy-nya akan pergi berdua saja dengan sang mommy."Tentu saja boleh, Nak. Kalian memang perlu liburan setelah semua yang kalian alami," ucap Sukoco."Ibumu benar, Dev. Pergilah, buat hari-hari kalian menyenangkan." Bamantara menimpali."Sola Aira, kami siap menjaganya. Dia anak yang baik, pasti akan mengerti." Amber juga mengeluarkan pendapatnya."Terima kasih, semuanya. Aku akan beri tahu kabar ini pada Syakila." Devan terlihat bahagia. Bulan madu kedua ini pasti akan menyenangkan."Ah, bagaimana kalau kita ajak Aira menengok rumah kita, Sayang. Supaya dia tidak sedih kalau daddy dan mommy-nya pergi berlibur," usul Amber pada suaminya."Ide yang bagus
Terakhir Diperbarui: 2024-12-14
Chapter: 211Devan memandang layar ponselnya dengan alis berkerut. "Panggilan tak terjawab?" gumamnya sambil membuka notifikasi. "Jo? Kok banyak banget panggilannya?" Ia menghela napas panjang, merasa bersalah telah melupakan handphonenya sejak sore tadi.Devan benar-benar tenggelam dalam waktu berkualitas bersama Syakila, sang istri. Mereka berdua memanfaatkan momen langka tanpa gangguan. Rasanya nyaman bisa menikmati hari hanya berdua, tanpa memikirkan urusan luar. Andai saja Aira, putri kecil mereka, tidak mengetuk pintu kamar untuk mengingatkan waktu sholat Maghrib, mungkin mereka masih saja berlama-lama berbincang di kamar.Kini, setelah sholat berjamaah bersama keluarga, Devan baru menyadari betapa banyak panggilan dari Jo. Ia mencoba menelepon balik, tetapi panggilannya tak dijawab."Kenapa, Mas?" suara lembut Syakila menyadarkannya. Wanita itu mendekat, membawa segelas teh hangat, lalu duduk di sampingnya di atas karpet ruang keluarga.Devan menunjukkan layar ponselnya. "Jo telepon berkali
Terakhir Diperbarui: 2024-12-11
Chapter: 210Teriakan di luar membuat semua orang terhenti. Jo, Alex, dan anak buahnya langsung berlari mengejar, meninggalkan Devan, Syakila, dan Bamantara yang masih terkejut di dalam ruangan.“Bagaimana dia bisa kabur?!” Devan menggeram.“Mas, biarkan mereka yang urus,” ujar Syakila dengan suara gemetar, memegang lengannya.Devan menghela napas panjang, berusaha menenangkan diri. Namun, di matanya, api kemarahan terhadap Kamil belum padam.Di luar gedung, Kamil dengan kondisi babak belur berlari sekuat tenaga. Tali yang mengikat tangannya rupanya berhasil ia lepas dengan pisau kecil yang tersembunyi di sepatunya. Para pengejarnya masih mengejar dari belakang, namun Kamil menemukan sebuah celah di pagar dan melarikan diri ke jalan raya yang cukup gelap.Dia mengira dirinya aman, sampai sirine polisi tiba-tiba terdengar semakin mendekat. Sebuah mobil patroli berhenti tepat di hadapannya, membuatnya panik.“Angkat tanganmu!” teriak salah satu petugas sambil mengarahkan senjatanya.Namun, Kamil tid
Terakhir Diperbarui: 2024-12-09
Chapter: 48. Baby Ivana Keysha (Ending)"Ya sudah kalau Mas Zein keberatan. Aku akan memberikan bayi itu pada panti asuhan saja. Tapi, aku boleh mengunjunginya setiap waktu 'kan Mas?"Melihat wajah datar dan dingin suaminya, Salsa pada akhirnya memutuskan untuk mengaihkan pengasuhan bayi itu pada sebuah panti. Meski begitu ia akan tetap memantau perkembangan bayi itu. Ia tak ingin egois. Berusaha memaklumi jika suaminya berat menerima bayi wanita yang secara terang-terangan menghancurkan impiannya mempunyai banyak anak.Ya, rencana Zein mempunyai 5 atau 6 anak dari Salsa harus kandas karena ulah mereka yang membenci Zein. Dan melalui Misyka semua kebahagiaan yang dirasakan Zein dengan keluarga kecilnya menjadi porak-poranda."Sebaiknya kita istirahat saja dulu, Sayang. Mungkin suami kamu masih capek. Kamu juga sepertinya kelelahan, lihat matamu sudah seperti mata panda saja." Mama Rita mencoba mencairkan suasana. Sebagai orang yang paling tua dia lebih bijak.Mama Rita dapat melihat sebuah keinginan besar di dalam diri Sal
Terakhir Diperbarui: 2024-04-26
Chapter: 47. Izin Merawat Bayi Misyka "Tidak ...!!!"Tepat ketika Danu menekan pelatuk senjatanya, Risa berlari kencang memasang badan di depan Zein sehingga mau tidak mau timah panas itu menancap pada perutnya."Risaaa ...." Tangan Danu gemetar, senjatanya jatuh begitu saja saat mendapati kenyataan bahwa pelurunya justru mengenai anak kandungnya sendiri."Tidak. Tidak, tidak mungkin." Danu terus bergumam sembari matanya nanar memandang telapak tangan yang selalu mengasihi dan membelai anaknya, justru kini tangan itulah yang melukai buah hati tercintanya.Darah berceceran pada lantai keramik putih di mana kini Risa terkapar dalam pangkuan Zein dengan nafas tersengal."Zein. Maafkan ayahku," ucap Risa lemah.Satu tangannya memegangi luka dan satunya lagi menggapai-gapai wajah Zein."Bertahanlah, Ris. Bantuan akan segera datang." Zein berusaha menguatkan sembari menggenggam erat tangan Risa."Tidak Zein. Aku tidak kuat. Tapi, aku sudah cukup bahagia jika harus pergi dalam keadaan berada di pangkuanmu. Maafkan Aku yang tidak
Terakhir Diperbarui: 2024-04-19
Chapter: 47. Danu sang Dalangnya Di sisi lain, Zein saat ini tengah beradu kekuatan dengan beberapa anak buah yang berjaga di bangunan penyekapan Mama Rita.Dibantu oleh Bima, Santos dan anak buahnya, Zein berhasil menerobos masuk ruangan itu.Begitu pintu terbuka lebar, Zein dapat melihat dengan jelas mamanya kini tengah terikat pada kursi dengan mulut tersumpal lakban. Di sampingnya berdiri seorang pria yang begitu dia kenal memegang senjata api tengah menyeringai padanya."Selamat datang, Zein Mahardika yang terhormat. Apa kabar? Saya tidak menyangka loh Anda bisa sampai di sini," ucap Danu congkak."Katakan, apa maumu? brengsek!" sergah Zein."Ini yang aku tunggu. Kamu ingin tahu apa mauku? Baiklah akan ku beritahu."Zain hanya memberi tatapan menghunus. Dia ingin segera tahu apa maksud semua rencana ini. Apa tujuan dari rekan bisnisnya ingin menghancurkan dirinya beserta keluarganya."Tanda tangani kertas ini sekarang," perintah Danu sambil menyodorkan map hijau di tangannya."Apa itu?" tanya Zain.Danu melirik
Terakhir Diperbarui: 2024-04-19
Chapter: 46. Misyka Meninggal Salsa tak ingin peduli dengan apapun yang terjadi pada Misyka yang kini sudah dibawa ke rumah sakit oleh pihak hotel setempat. Tetapi bayangan bayi dalam perut perempuan itu terbayang-bayang dalam benak Salsa.Jika terjadi apa-apa dengan Misyka, bagaimana dengan nasib bayi itu. Bunda dari Naura itu berjalan bolak-balik tak tenang dalam kamarnya.Waktu sudah larut, Naura sudah tertidur lelap, tapi Zein belum juga pulang. Bukannya mengkhawatirkan Zain yang belum ada kabar, Salsa justru mengkhawatirkan keadaan Misyka dan bayinya. Hatinya merasa bersalah karena dialah yang menyebabkan semua itu terjadi.Tak bisa tenang, akhirnya Salsa memutuskan untuk menyusul Misyka ke rumah sakit. Dia meminta bantuan pada anak buah Santos untuk menjaga Naura. Beruntung salah satu dari orang kepercayaan Santos itu ada yang seorang wanita, sehingga Salsa mengizinkan penjaga wanita itu untuk masuk ke dalam kamar di mana Naura tengah tidur lelap.Diantar oleh anak buah Santos yang satunya lagi, Salsa menuj
Terakhir Diperbarui: 2024-04-19
Chapter: 45. Tragedi Pov authorMalam harinya Bu Clara memutuskan untuk bersedia bertemu dengan Salsa, setelah beberapa waktu lalu dirinya melihat foto suaminya dengan perempuan bergandeng mesra di sebuah minimarket, yang dikirim oleh Salsa.Derap langkah high heels istri dari pengacara Aldo itu menggema di lobby hotel tempat Salsa menginap, lalu menghubungi Salsa."Saya sudah di lobby Anda di mana?" ucapnya melalui ponsel."Baik, tunggu sebentar. Saya segera turun," sahut Salsa.Bergegas Ibu dari Naura itu memakai hijab instannya. Sebelumnya iya meyakinkan Naura terlebih dahulu untuk tetap di kamarnya selama ia belum kembali. Naura pun mengiyakan. di samping karena memang dia sudah mengantuk.Agar lebih aman Salsa mengunci kamar hotelnya dari luar. Lalu berjalan menemui Clara di bawah, tak lupa masker penutup wajahnya ia kenakan."Halo, Bu Clara." Salsa langsung menyapa saat melihat wanita persis seperti di foto profil nomor yang baru saja menghubunginya.Wanita yang lebih tua dari Salsa itu memicingkan
Terakhir Diperbarui: 2024-04-19
Chapter: 44. Bertemu Misyka Usai pelepasan, aku masih menempel pada dada bidang suamiku sebagai sandaran. Dan Mas Zein mengelus kepalaku dengan sayang."Mas," panggilku."Hmmm," sahutnya."Bagaimana keadaan Mama Rita sekarang? Semalam mama menemui beberapa orang yang membuat keributan, dan setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku membawa Naura pergi dan meninggalkan mama begitu saja." Aku mengencangkan pelukan pada Mas Zein sekedar menghilangkan rasa bersalah yang menghinggapi."Mas sedang berusaha mencari tahu, Sayang. Tenanglah, berdoa saja semoga Mama tidak kenapa-kenapa.""Kita lapor polisi saja Mas, supaya mama segera ditemukan.""Tidak semudah itu, Sayang. Kita harus menunggu 24 jam terlebih dahulu baru laporannya akan diterima. Bima dan orang-orangnya sudah mengetahui di mana Mama berada. Tinggal menunggu waktu yang tepat, Mas akan menjemput mama. Kamu tenang dan jangan banyak pikiran, ya.""Benarkah? Alhamdulillah kalau begitu. Memangnya apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa mereka membawa mama?"Ak
Terakhir Diperbarui: 2024-04-15
Chapter: Bab 11"Mas, boleh aku tanya sesuatu?" Bella memberanikan diri bertanya setelah pergulatan panas mereka selesai. Setelah mengenakan pakaian yang lengkap, wanita itu mendekati Arya yang juga kini sudah kembali rapi."Apa?" sahut Arya yang sedang menyisir rambutnya sambil berdiri di depan meja rias."Kenapa kau masih saja menyebut nama 'Yasmin' setiap kali kita berhubungan? Aku ...""Sudah kukatakan, jangan ikut campur urusanku. Kau harus sadar dengan posisimu, Bella," tegas Arya menyela ucapan teman tidurnya."Tapi mau sampai kapan, Mas? Aku capek seperti ini terus. Aku juga ingin dicintai sama kamu. Aku ingin kamu menyebut namaku saat mencapai puncak kenikmatan bersamaku. Kau melakukannya bersamaku, Mas, bukan wanita menjijkkan itu!""Stop, Bella! Jangan melewati batasmu!" Arya melempar sisir yang ia pegang dengan kasar ke arah Bella. Beruntung tidak mengenai kepalanya."Tapi, Mas --""Dengar! Kita sudah sepakat dari awal. Kau hanya teman tidurku, tidak lebih!" bisik Arya penuh penekanan."T
Terakhir Diperbarui: 2024-12-16
Chapter: Bab 10: Rahasia "Halo. Datangi rumahnya dan hancurkan semua barang-barangnya. Saya ingin dia menjadi gembel!" perintahnya pada seseorang melalui sambungan telepon."Siap, Bos." Tanpa banyak bertanya, orang di seberang sana sudah tahu apa yang diinginkan bosnya.Arya tersenyum sinis. Membayangkan hidup seorang Dito yang akan berantakan karena berani mencampuri urusannya.Sementara anak buahnya yang berjumlah dua orang mulai bergerak mendatangi bangunan minimalis satu lantai yang sudah Dito tempati bertahun-tahun, untuk mengobrak-abrik isinya.Tak ada firasat apapun yang Dito rasakan. Pemuda itu masih asyik bermain-main dengan Yasmin. Kali ini mereka sedang mencoba permainan dance arcade yang berhasil membuat Yasmin tertawa lepas."Bang Dito curang. Aku bahkan belum pernah bermain ini sebelumnya, kenapa Abang cepat sekali narinya. Harusnya Abang ngalah." Yasmin protes karena kakinya tak selincah Dito."Apanya yang curang? Abang mainnya biasa aja. Kamu aja yang lelet.""Enak aja bilang aku lelet, Abang
Terakhir Diperbarui: 2024-12-14
Chapter: Bab 9: Arya Hanya Pura-pura "Karena ...." Dito menjeda ucapannya. Dia ragu apakah Yasmin akan percaya jika dirinya menceritakan yang sebenarnya tentang Baskoro? Yang dia takutkan adalah jika Yasmin justru menjauhinya karena salah paham, telah menjelek-jelekkan pamannya."Sudahlah. Cepat antar aku ke sana. Kau dibayar untuk itu, bukan?" perintah Yasmin.Alih-alih mengerjakan perintah wanita di sebelahnya, Dito malah membelokkan mobilnya ke arah yang berbeda. Yasmin tentu hafal jika jalan itu bukanlah jalan menuju kantor pamannya."Kita mau ke mana? Ini jelas bukan jalan yang benar.""Kita perlu bicara.""Sudah sejak tadi kita bicara, Bang. Mau apalagi?"Pemuda tampan berambut gondrong sebahu itu tak menyahuti lagi. Dia fokus pada jalan serta sibuk memilih tempat yang cocok untuk mereka berdua berbicara penting."Bang Dito jangan macam-macam ya, sama aku!" ucap Yasmin waspada.Lagi-lagi Dito tak mengeluarkan suaranya. Barulah setelah sampai pada sebuah danau yang indah, Dito bersuara. Itupun hanya ajakan untuk tur
Terakhir Diperbarui: 2024-12-13
Chapter: Bab 8 : Asep adalah Dito Dito menelan saliva yang mengganjal di tenggorokan. Sungguh, berada di posisi ini membuatnya tak nyaman. Arya masih tetap memindai wajahnya, lalu turun ke bawah sampai ke ujung kaki, naik ke atas hingga ujung rambutnya."Benar, kamu orang yang diutus Paman Baskoro?" ucap Arya masih memperhatikan."Benar, Tuan!" jawab Dito menunduk, berharap sedikit menutupi wajahnya."Cih! Rendah sekali seleranya." Arya berdecih menghina sosok di depannya, kemudian berlalu menuju mobilnya. Dito sendiri masih sibuk mengamati penampilannya yang dibilang rendahan oleh Arya. Semua biasa saja baginya. Memakai celana training yang biasa ia pakai untuk tidur dipadukan dengan atasan kemeja pendek warna biru muda. Sedang sendalnya ia memakai selop warna putih. Rasanya memang sungguh tidak ada yang aneh.Setelah mobil Arya berlalu, Dito mengusap dadanya yang begitu lega karena penyamarannya berhasil. Kemudian ia masuk ke dalam rumah hendak mencari Yasmin untuk menanyakan hal apa yang harus ia kerjakan. Di sis
Terakhir Diperbarui: 2024-12-11
Chapter: Bab 7: Topeng Dendam Sesuai perintah, Dito berdiri di ruang tamu, menunggu Arya. Posisinya sengaja memilih tempat agar ia bisa mengintip ke arah meja makan. Dari situ, ia bisa melihat bagaimana Arya memperlakukan Yasmin, meski hanya sedikit.Tak berselang lama, Arya turun. Namun, ada yang membuat Dito sungguh tak habis pikir.Arya turun bersama seorang wanita yang bergelayut manja di tangannya. Tanpa merasa bersalah pada Yasmin, kedua manusia itu duduk lalu menyantap sarapan tanpa mempedulikan Yasmin yang entah kenapa masih setia berdiri di samping meja makan. 'Kenapa Yasmin tak ikut duduk atau pergi saja dari sana? Apa Arya yang menyuruhnya?' batin Dito bergejolak. Tangannya terasa gatal, ingin sekali menghadiahi Arya sebuah bogeman. Jika tak ingat misi, mungkin suami Yasmin itu sudah habis di tangan Dito. Bahkan pemuda itu tak peduli jika nantinya harus masuk penjara sekalipun. Namun, ia sungguh tak bisa berbuat banyak. Dia hanya mampu mengepalkan tangan sambil mengalihkan pandangan ke arah luar agar
Terakhir Diperbarui: 2024-11-23
Chapter: Bab 6: Demi Kebahagiaan Yasmin "Apa kau sedang mengancamku anak muda?" ucap Baskoro dengan tatapan meremehkan. "Siapalah saya ini, Pak, sampai berani mengancam pemilik perusahaan Adijaya Group. Bukankah sudah saya katakan, kalau saya meminta pekerjaan, Pak Baskoro yang terhormat," ucap Dito santai. Benar. Hari ini Dito memutuskan untuk datang ke perusahaan Baskoro setelah beberapa hari belakangan sibuk mencari bukti dan informasi tentang Baskoro dan Yasmin. Dibantu beberapa sahabat, akhirnya Dito berhasil menemukan fakta yang sungguh diluar dugaan."Saya akui kamu pemuda yang pemberani. Kau bahkan belum tahu dengan siapa kau berhadapan sekarang. Apa kau tidak takut salah lawan?""Dalam kamus saya tidak ada kata takut. Yang ng ada hanya saya harus mendapatkan apa yang saya inginkan, apapun caranya! Jadi, saya harap anda mau bekerjasama dengan saya." Masih dengan nada tenang, Dito mencoba bernegosiasi."Memangnya, apa keuntungan bagi saya kalau bersedia membantumu?" Dengan punggung yang bersandar di kursi, Baskoro
Terakhir Diperbarui: 2024-11-23