Share

108

Setelah menuntaskan hasratnya, Devan berlalu begitu saja meninggalkan Syakila dengan pilu yang mendera.

Masih tanpa sehelai benang pun, Syakila menangis tanpa suara. Akan tetapi cairan bening itu tak hentinya mengalir begitu deras.

Sakit jiwa raganya melebihi apa yang Kamil lakukan dulu padanya. Hatinya terkoyak. Harga dirinya tercabik. Dia ibarat sampah tak berguna yang telah selesai digunakan lalu dicampakkan begitu saja.

***

Keesokan harinya ...

Syakila bersikap biasa saja di depan meja makan saat keluarga itu sarapan. Namun, mata sembabnya tak bisa menutupi betapa dia lelah menangis sepanjang malam.

Renata yang menyadari hal itu tertawa puas dalam hati sembari mengumpat, 'Belum apa-apa sudah nangis sepanjang malam. Bagaimana kalau dia sudah dibuang Mas Devan? Dasar cengeng! Sok kuat!'

'Syakila kenapa matanya sembab, ya? Apa yang sudah terjadi.' Sukoco pun ikut membatin.

Dipandanginya sang menantu yang sabar mengambil perhatian pada Devan dan Aira, meski diabaikan keduanya.

"Mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Miyuk Kaslan
gambar cover ganti ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status