Beranda / Romansa / Dikejar Lagi Oleh Suamiku / Bab 14 Wanita Yang Datang Di Pagi Hari

Share

Bab 14 Wanita Yang Datang Di Pagi Hari

last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-16 09:05:59

Mahira tak memiliki pikiran sampai sejauh ini jika Birendra mengajaknya pindah bukan ke rumah yang dibeli oleh sang ayah mertua melainkan ke kediaman Birendra bersama Sarayu ketika mereka menikah dulu.

Birendra menolak menempati rumah ayah ibunya yang kini menjadi alih fungsi kantor dirinya sedangkan Wisnu memilih berada di apartemen. Para pengurus tetap bekerja di rumah lama sedangkan Maya dan Sum mengikuti Birendra.

"Non, yakin mau pindah ke sini?" Maya berbisik sesampainya mereka di rumah Birendra.

"Seorang istri harus mengikuti suaminya, bukan?" Mahira mencoba tersenyum ketika memberi jawaban.

"Iya kalau suaminya itu baik. Coba kalau suaminya nona sebaik Mas Wisnu nggak mungkin seperti ini, Non," bisiknya lagi seraya menurunkan tas dan koper.

"Sudah yuk masuk aja. Kasihan Abi kalau di luar," ajak Mahira menggendong Abisatya yang mengantuk.

"Sejuk ya rumahnya, May," kata Mahira sembari berjalan memasuki halaman.

"Kalau rumah dipenuhi cinta mah sejuk, Non," balas Maya cemberut karen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 15 Memulai Hari Baru

    Mahira masih kepikiran mengenai wanita tua yang menurutnya usia dari wanita itu sama seperti ibu mertuanya. Birendra memanggil wanita tersebut dengan sebutan ibu. Mahira ingin mendengar percakapan antara Birendra dengan wanita tua itu, tetapi sayang Birendra langsung mengajaknya pergi menaiki mobil. Namun ada kalimat yang terlontar dari sang suami sebelum, itu membuat Mahira penasaran. ["Tolong, Bu. Dengarkan yang dikatakan hakim kemarin. Hanya saya yang berhak mengasuh Abi."]["Tidak bisa, Birendra. Kamu itu sudah menikah lagi. Katanya kamu dulu menolak menjadikan perempuan itu jadi istrimu, karena itulah ibu mau menikahkanmu dengan Sarayu."]["Jika kamu tak mau ibu mengasuhnya maka ibu akan menempuh jalur hukum saja. Ibu tak rela cucu ibu diasuh istri barumu."]["Bu, jangan melibatkan Mahira. Dia tidak tahu apapun."]"Apa maksud Mas Birendra agar tak melibatkan diriku? Apa benar Abi akan diambil oleh ibunya Sarayu?" "Aku pernah melihat ibu itu, tetapi aku tak bisa mengingatnya de

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 16 Mulai Kini Terserah

    "Ini istri barumu, Birendra?" Rasa penasaran yang membuat Mahira menemui mantan mertua dari suaminya. Saat berjumpa secara langsung ada sedikit terkejut dengan cara bicara wanita tua ini yang tampak sinis. "Iya saya istrinya Mas Birendra. Saya Mahira. "Iya saya tahu. Sarayu sering menceritakanmu kepada saya. Entah bagaimana perasaan anak saya saat suaminya hendak dijodohkan oleh orang tuanya," ucap ibu dari Sarayu. "Ibu, lebih baik ibu pulang saja. Jika ibu ingin---" Birendra menoleh dan melihat tangannya dipegang Mahira. Sang istri menggeleng memberi isyarat agar diam dan membiarkan dirinya bicara dengan ibunya Sarayu. "Masuk yuk, Bu. Tidak enak bicara di luar," ajak Mahira mempersilakan wanita bergaun selutut berwarna tosca itu masuk. "Sebenarnya saya tak ada niatan untuk ke sini, tetapi ini mengenai cucu saya." "Maaf sebelumnya, Ibu. Kalau saya boleh tahu dengan siapa nama ibu?" tanya Mahira menghentikan sejenak perkataan wanita yang duduk di depannya. "Ibu Fatmawati Sen

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 17 Ada Pria Lain Menyukai Mahira

    ["Jangan mencari tahu kecelakaan yang menimpa istrimu. Jika kamu berani melakukannya maka akan berakibat fatal bagi keluarga barumu."] Di tengah penyelidikan kecelakaan yang menimpa Sarayu, Birendra mulai mendapatkan ancaman misterius yang memperingatkannya untuk berhenti mengungkit masa lalu. Birendra mulai menggali lebih dalam tentang kecelakaan Sarayu, dia menemukan beberapa petunjuk yang membuatnya semakin yakin bahwa Mahira berperan dalam tragedi itu. "Aku yakin sekali jika Mahira pelakunya. Dia sengaja menyembunyikan sisi jahatnya," ucap Birendra pada asisten pribadi juga sahabatnya. "Kamu yakin jika Mahira pelakunya? Dari mana kamu sampai memiliki pemikiran seperti itu?" Rudi ragu jika wanita pengalah itu penyebab kecelakaan Sarayu. "Instingku mengatakan itu, Rudi. Dan aku menemukan ini di depan rumah kami," ucap Birendra melempar gantungan kunci berbentuk tengkorak. "Tak mungkinlah Mahira memiliki gantungan ini, Bi. Aneh-aneh saja kamu ini," sanggah Rudi tak percaya. "A

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 18 Aku Dianggap Apa Olehmu, Mas

    "Baru pulang? Apa sesibuk itu menjadi dokter?""Enak ya sudah bisa bekerja sampai lupa dengan tugasnya."Mahira kira pulang ke rumah bisa melepas lelah setelah seharian bekerja, tetapi rupanya sindiran tajam dari Birendra tak bisa membuat pikirannya jernih. Mahira ingin marah, sayangnya dia tak mampu membuka mulutnya."Jangan mengira kamu bisa mengambil alih kepemilikan rumah sakit maka kamu bisa berbuat sesukamu," kata Birendra mengeluarkan kalimat tajamnya sembari sibuk membaca laporan perusahaan di ruang tamu."Ingat yang berhak memiliki semuanya itu hanya anakku, Mahira. Jika bukan karena ayah tak mungkin kamu bisa berada di tempatmu yang sekarang," kata Birendra sambil memalingkan wajah saat Mahira menatapnya."Aku akan mengembalikan semuanya ketika Abi dewasa kelak, Mas. Jadi jangan khawatir aku merebut warisan tersebut." Mahira tersenyum dengan sorot kata kosong."Sekarang biarkan aku beristirahat. Jangan memperkeruh suasana di malam hari karena bukan waktu yang tepat," ujar Ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 19 Buktikan Jika Aku Tak Salah

    Malam itu hujan deras mengguyur kota sehingga Mahira harus menunggu reda untuk memanggil taksi online. Dia benar-benar enggan mengendarai sepeda motornya atau mobilnya seperti ada rasa takut bahkan saat memegang stir kemudi. Jadi untuk sementara waktu dia memutuskan untuk naik taksi online saja sampai rasa takut itu bisa dia hilangkan kelak. Kini dirinya masih dalam perawatan. "Malam, Dok. Lagi menunggu taksi online?" Suara di sampingnya membuat Mahira menoleh dan mengangguk. "Mau saya antar?" tawar pria tersebut dengan sopan. "Terima kasih, Dokter Arya. Sebentar lagi taksi online saya datang," tolak Mahira. "Bagaimana kabarnya Pak Rahmat?" Dokter Arya menanyakan keadaan ayah Mahira. "Ayah saya baik, Dok. Kebetulan ayah saya sudah kembali ke Abu Dhabi untuk bekerja." "Oh ya? Wah sayang. Padahal saya ingin mengajak beliau, karena saya merasa senang bila berbincang dengan ayah anda, Dok." Mahira menyunggingkan senyum dan mengangguk. Mahira berusaha untuk menjaga jarak juga tak i

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 20 Mencari Bukti Kecelakaan

    "Masuk Mahira!" "Kamu mau mengajak aku ke mana sepagi ini, Mas?" Mahira berdiri ragu di samping mobil yang terparkir di depan rumah. Tangan Mahira gemetar sedikit saat memegang gagang pintu mobil dan matanya terpaku pada bagian depan kendaraan itu seakan melihat sesuatu yang menakutkan. Seolah-olah setiap lekukan logam dan setiap kilatan cat yang berkilau di bawah cahaya suram mengingatkannya pada peristiwa mengerikan yang pernah terjadi sebelumnya. "Masuk saja. Kamu akan tahu nanti," kata Birendra datar. Dengan napas yang tidak beraturan, Mahira menatap ke arah Birendra yang sudah duduk di balik kemudi. Pria itu tampak tenang seperti aliran sungai. Senyum tipis yang tergambar di wajahnya membuat perut Mahira bergejolak tak nyaman. Senyuman sang suami tidak membawa ketenangan, melainkan justru menambah ketakutannya. "Maaf Mas Bi, aku tak mau. Aku harus pergi bekerja dua jam lagi," tolak Mahira tak mau apalagi saat Birendra menyuruhnya duduk di depan. Suara Mahira terdengar pela

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 21 Apakah Suamiku Cemburu

    Mahira dan Birendra duduk berseberangan di meja makan, makan malam dalam suasana yang dingin. Birendra duduk tegak dengan wajah serius, matanya tajam menatap piringnya tanpa mengalihkan pandangan. Mahira, di sisi lain, terlihat cemas, tangannya menggenggam sendok dan garpu dengan erat. Dengan suara lembut dan tangan bergetar, mencoba memecah kebisuan, "Mas Bi, kita perlu bicara. Ada hal yang ingin aku sampaikan padamu." "Apa yang perlu dibicarakan?' tanya Birendra, menatap piringnya, suaranya dingin dan tegas. Mahira menundukkan kepala, menghela napas berat. Dia hanya ingin membahas mengenai kecelakaan. Belum memulai saja sikap Birendra sudah membuat situasi tegang. "Aku hanya ingin bicara soal kecelakaan tersebut, Mas. Aku perlu tahu kejadian sebenarnya." "Untuk apa kamu tahu? Bukankah semua ini adalah karena kamu. Kecelakaan itu membuat aku tidak bisa melupakan betapa kamu mungkin terlibat," kata Birendra mengangkat mata, menatap Mahira dengan penuh kebencian. "Berulang kali a

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 22 Birendra Menjemput Mahira

    Matahari baru saja terbit dan sinarnya masuk melalui jendela dapur yang terbuka. Di dalam rumah yang luas suasana sudah mulai sibuk. Pagi ini, Mahira sedang menyuapi Abisatya di kursi makan bayi, sementara itu Birendra duduk di meja makan dengan koran di tangannya. Sesibuk apapun, Mahira tetap merawat dan memasak sendiri untuk Mpasi Abisatya. Meski banyak makanan bayi yang dijual, tetap saja Mahira tak mau. Dia rela belajar dari channel foodblogger tentang pengasuhan bahkan tak mau bertanya pada tetangga. "Enak ya sayang buburnya? Lahap sekali makannya." Suara sendok yang beradu pelan dengan piring terdengar saat Mahira mengambil sesendok bubur untuk Abi. Abisatya dengan matanya yang besar dan penasaran, memerhatikan Mahira-- ibunya. "Makanan apa yang kamu buat hari ini untuknya?" tanya Birendra penasaran karena Abisatya benar-benar lahap menyantap sarapan bubur buatan Mahira. "Nasi tim ayam dan stik kentang keju. Tenanglah aku tak akan memberinya makanan yang membuat alergi," ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25

Bab terbaru

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 139 Sanur Dicelakai

    Derap langkah berpacu dengan rasa cemas melingkupi ketiga orang yang sedang menuju ruang operasi. Mahira berjalan di depan disertai wajahnya yang cemas, sementara Birendra dan Wisnu mengikuti di belakangnya.Birendra tampak gelisah dan terus meremas kedua tangannya. Wisnu, di sisi lain, memasang ekspresi datar diiringi langkahnya yang berat seakan menunjukkan kegundahan yang dia coba sembunyikan."Bukankah tadi mereka mengatakan Sanur baik-baik saja? Tapi kenapa sekarang harus dioperasi?" tanya Wisnu merasakan kebingungan."Kita tunggu saja di sini sampai dokter yang memberitahu," ucap Mahira menenangkan.Selang beberapa jam seorang dokter perempuan keluar dari ruang operasi, wajahnya lelah, tetapi tetap profesional untuk berbicara mengenai keadaan sang pasien. Mahira segera melangkah mendekat, diikuti oleh Birendra dan Wisnu."Bagaimana keadaan Sanur, Dokter Erika?" tanya Mahira dengan suara bergetar, matanya menatap dokter penuh harap. Mahira mengenal dokter kandungan itu dengan bai

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 138 Pertengkaran Birendra Dan Wisnu

    Setelah mendapat telepon dari Sumiati, Mahira segera bergegas menuju rumah tanpa memedulikan makan siangnya. Langkahnya dia percepat dan penuh kecemasan. Perasaannya campur aduk selama perjalanan pulang, mencoba membayangkan apa yang sebenarnya terjadi.Ketika mobil online berhenti di depan rumah, pemandangan yang dia temukan membuat dadanya semakin sesak. Polisi berjaga-jaga di halaman, dan pintu rumahnya terbuka lebar, memperlihatkan ruang tamu yang berantakan. Barang-barang berserakan seolah terjadi kerusuhan."Apa yang terjadi di sini?" tanyanya kepada seorang polisi yang berdiri di tengah ruangan. Dengan napas memburu, Mahira melangkah masuk."Maaf dengan siapa kami bicara?" tanya salah satu petugas melihat kedatangan Mahira."Saya Mahira. Istri dari Birendra pemilik rumah ini," sahut Mahira seraya menyerahkan kartu pengenalnya."Sebenarnya apa yang terjadi, Pak? Apa orang asing memasuki rumah kami?"Polisi itu menoleh dan menghela napas sebelum menjawab. "Bu Mahira, suami Anda,

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 137 Mas Birendra Mau Berubah

    Setelah perbincangan panjang dengan Dokter Arya di ruang konsultasi, aku menatap wajah Mas Birendra. Wajahnya kaku, meski bibirnya melontarkan ucapan terima kasih kepada Arya. Namun, sorot matanya yang sesekali melirik tajam ke arah Arya tidak bisa disembunyikan."Birendra, aku meminta tolong. Perhatikan kondisi istrimu. Jangan egois menjadi suami." Hanya dokter Agustin saja yang berani berbicara seperti itu pada Mas Birendra."Iya aku tahu, Agustin," seloroh Mas Birendra seraya menggandeng tanganku dengan erat."Jangan cuma bicara saja kamu ya. Awas kamu jika Mahira sampai sakit," lanjut dokter Agustin dengan bercanda.Aku melihat dokter Arya yang berdiam diri saja di samping dokter Agustin. Tatapan Mas Birendra membuat dirinya tak berani memandang ke arah kami."Lusa saya harap Pak Birendra menemani dokter Mahira berkonsultasi dengan kami di sini," ucap dokter Arya seraya membuka pintu keluar."Aku akan pastikan dia tidak jatuh atau pingsan," ucap Mas Birendra, suaranya tegas.Dokte

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 136 Pilih Aku Atau Sanur, Mas

    Mahira mengajak bicara hal yang serius dengan Wisnu hari ini. Dia menunggu pria itu di rumah sakit sekaligus memberi kabar mengenai kondisi kehamilan Sanur. Ada perasaan gelisah di pikirannya.Saat ini Mahira duduk di kursi di dekat jendela. Tangan mungilnya meremas ujung bajunya dengan cemas memandang keluar jendela ke arah langit yang suram. Tak lama, suara langkah kaki terdengar di koridor."Halo Mas .... ""Masuk Mas," kata Mahira melihat Wisnu datang seorang diri.Wisnu akhirnya tiba. Pintu terbuka dan dia masuk dengan langkah tenang, wajahnya datar tanpa ekspresi. Mata dinginnya segera bertemu dengan tatapan Mahira yang penuh keresahan.Mahira menghela napas pelan lalu berdiri untuk menyambut Wisnu."Terima kasih sudah datang, Mas Wisnu," katanya dengan suara pelan dan jelas. Dia mengangkat matanya yang penuh dengan pertanyaan."Ada apa kamu memanggilku ke sini, Hira?" tanya Wisnu seraya duduk di hadapan Mahira."Ada hal penting yang akan kusampaikan, Mas," ucap Mahira memberi s

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 135 Pergilah Dari Hidupku, Sanur

    Di balik pintu telah berdiri Sanur, wanita yang selama ini menjadi bayang-bayang dalam kehidupan rumah tangganya. Sanur melangkah masuk tanpa diundang, mengenakan gaun mahal yang tampak mencolok. Sikapnya angkuh dengan dagu terangkat dan bibir menyeringai tipis, seolah hendak menunjukkan superioritasnya."Ada keperluan apa Mbak Sanur ke sini?" tanya Mahira seraya tangannya masih menggendong Abisatya."Memangnya aku harus memberitahumu maksud kedatanganku ke sini?" Sanur balik bertanya dengan berdecih."Oh tentu saja, Mbak Sanur. Bukankah kamu datang ke rumah ini mencari Mas Birendra? Dan aku harus pun mengetahui," sahut Mahira tetap tenang."Kalau begitu ya aku tak sungkan lagi bicara denganmu," ucapnya sembari duduk."Mahira," kata Sanur, suaranya dingin dan tegas, "Kau harus menjauhi Birendra. Dia tak akan pernah sepenuhnya menjadi milikmu.""Birendra mau menceraikanku, karena ada dirimu."Mahira menatapnya dengan tenang, meski di dalam hatinya bergejolak. Matanya meneliti Sanur, me

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 134 Apa Kamu Terlibat Dalam Kecelakaanku?

    Aku memasuki apartemen dengan langkah berat, menggenggam tas di tangan sambil memijat pelipis dengan jemari. Sakit kepala yang menjalar dari pertemuanku dengan Sanur di rumah sakit belum juga reda. Rasanya seperti ada beban tak kasat mata yang terus menghimpit. Bertemu Sanur benar-benar menguras energiku. Sekarang aku butuh istirahat. Di apartemen terasa sepi karena Abisatya berada di rumah Mas Birendra kemarin dan besok aku akan menjemputnya pulang. Kami memang bergantian mengasuh dan lagipula aku tak khawatir Abisatya ada di sana karena ada Bibik Rum dan Bibik Tum. "Non Mahira ...." Ada Maya sedang berdiri di depan pintu apartemenku. "Maya? Sedang kamu di sini? Kok tidak menelepon aku dulu?" Aku melihat ponsel dan tidak ada panggilan darinya. "Mas Birendra menyuruh Bibik Tum memasak masakan Nona Mahira dan saya yang mengantarkan," ucapnya seraya memperlihatkan bag makanan di tangan kanannya. "Ya sudah masuk yuk," ajakku memutar kunci apartemen. "Kamu lama menunggu di depa

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 133 Konspirasi Tersembunyi

    Mahira memijat pelipisnya yang berdenyut. Sakit kepala yang dia alami sudah berlangsung sejak beberapa jam lalu tetapi tugasnya sebagai dokter tidak bisa ditinggalkan ketika seorang perawat tiba-tiba masuk dengan terburu-buru. "Dokter Arya ... dokter Mahira, ada korban kecelakaan, seorang wanita hamil. Luka-lukanya ringan, tapi dia terlihat panik." Mahira menarik napas panjang. “Baik, bawa ke ruang perawatan,” jawabnya tegas, meski tubuhnya terasa berat. Dia bangun dengan gerakan cepat, mencoba mengabaikan rasa sakit di kepalanya. "Tetaplah di sini. Biar aku yang menangani," ucap Arya melarang Mahira turun dari ranjang. "Aku sudah baikan, Dok. Lagipula aku tidak merasa nyaman kalau tidur-tiduran di sini," sahut Mahira dibantu Arya turun dari ranjang lalu memakai jubah dokternya. "Kamu memang keras kepala, Mahira. Jika sakitmu kambuh, aku akan menyuruh perawat membawamu ke kamar inap," kata Arya tegas seraya berjalan menuju ruang perawatan lainnya. Mahira mengikuti langkah A

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 132 Pilihan Sulit Birendra

    Birendra melangkah masuk ke ruang tunggu rumah sakit, masih merasakan perih di sudut bibirnya yang sobek akibat adu jotos dengan Wisnu. Ruangan itu sepi hanya ada beberapa pasien dan suara mesin pendingin ruangan yang mendengung pelan."Lebih baik aku ke ruangan Agustin saja." Setelah menerima perban untuk luka-lukanya Birendra melangkah menuju lift. Dia akan menemui temannya, dokter Agustin di lantai tiga.Birendra enggan pulang apalagi saat dia harus berhadapan dengan Sanur. Dia benar-benar tak ingin bicara pada wanita itu setelah mengetahui perselingkuhannya yang membuat dirinya sebagai lelaki hancur."Rudi, sudah kamu persiapkan surat cerai yang kupinta?" tanya Birendra yang menelepon Rudi sahabat sekaligus asistennya."Sudah semuanya. Kali ini tolong jangan Sanur merobeknya lagi," kata Rudi menghela napas panjang."Kamu baik-baik saja, Bi? Beritamu menyebar di surat kabar.""Atasi media yang ada hubungannya dengan Mahira. Jangan libatkan dia dalam masalahku dan Wisnu.""Ya sudah

  • Dikejar Lagi Oleh Suamiku   Bab 131 Birendra Tahu Rahasia Wisnu

    "Beristirahatlah. Jangan bekerja dulu.""Aku lihat kamu seperti orang kebingungan sejak keluar dari rumah itu."Aku baru saja tiba di apartemen, setelah pulang dari rumah lama dan diantar oleh dokter Arya. Aku memang diam saja selama perjalanan dan tampaknya dokter Arya memahami meski dia tidak tahu masalah yang kuhadapi."Saya akan bercerita nanti, Dok," kataku membuka pintu mobil."Berceritalah jika kamu sudah siap. Oke? Sekarang masuklah," ucapnya tak memaksa dan tersenyum hangat.Aku mengangguk dan segera melangkah masuk ke apartemen. Namun pikiranku masih dipenuhi oleh kejutan di kamar Maya, di mana aku menemukan jaket biru bernoda darah. Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepalaku."Aku hanya berharap Maya tak terlibat dalam kecelakaan itu."Anganku melayang ke satu tahun lalu saat kecelakaan itu belum terjadi. Aku ingat jika Maya hendak ke kampus karena ada kelas lanjutan. Tak mungkin Maya melakukan itu padaku."Memangnya aku salah apa sama Maya?" Gumamku sembari melan

DMCA.com Protection Status