Share

BAB 207

Dokter gila itu menurunkan kacamatanya. Aku benci sekali mendapati dirinyalah satu-satunya dokter yang bisa menangani lukaku sekarang ini. Seandainya aku bisa bebas menentukan dokter lain, tentu akan kulakukan hal tersebut.

"Kiran, kau dengar apa kataku bukan?"

Dokter yang merupakan teman seangkatanku di sekolah menengah atas itu mendelik penuh selidik ke arahku dan Kinan. Sialnya Kiran justru tersenyum geli. Dia tahu Salman pasti watak Salman yang keras kepala dan arogan. Entah mengapa dia yang sepertinya punya masalah kejiwaan itu justru lulus menjadi dokter di usianya yang terbilang cukup muda.

Bahkan laki-laki yang mengenakan jas berwarna putih itu kudengar sudah selesai mengambil spesialisasi bedah. Entah apa yang akan dia bedah, kurasa otaknya yang perlu diganti agar bisa berpikir sedikit saja hal positif tentangku.

"Kenapa lagi wajahmu?" tanyanya dengan suara dingin. Tak ada keramahan sedikit pun dari wajahnya.

Hei, bukankah itu berbeda sekali dengan sumpah seorang dokter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status