Share

Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti
Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti
Author: Kafkaika

Bab 1 : Pernikahan Yang Digagalkan

Author: Kafkaika
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Utusan Keluarga Ramzi datang. Katanya, mereka mau membatalkan pernikahan ini!”

Deg!

Rasanya duniaku berputar seketika. Hari ini adalah hari pernikahan kami. Penghulu, tamu, sampai kerabat jauh sudah berkumpul di sini.

Bagaimana bisa calon suamiku dan keluarganya itu membatalkan pernikahan ini secara sepihak? Padahal, kami sama sekali tidak ada masalah sebelum ini.

Bugh!

Tiba-tiba saja, Ibuku oleng. Dia bahkan sampai harus berpegangan pada dinding, saking syoknya.

“Bu?!”

Segera kupapah tubuh ringkih itu untuk masuk ke dalam kamar. Tapi, Ibu menolak. “Tidak usah, Mila. Ibu baik-baik saja!”   

Jantungku mencelos mendengarnya. Seminggu sebelum acara pernikahan, ibu padahal sudah pontang-panting menyiapkan semuanya karena merasa tidak bisa menyumbang banyak untuk acara pernikahan putrinya ini.

Tunggu….

Bicara soal biaya pernikahan, pamanku dan istrinyalah yang membiayai semua keperluan pernikahan ini. Sebab, tanteku itu ingin kolega yang pernah dikasih sumbangan, balas memberi amplop yang banyak.

Katanya, kalau harus menunggu anak-anak mereka masih duduk di bangku sekolah untuk menikah, keburu banyak yang lupa.

Bagaimana ini?

Tante Desi bahkan sudah mengundang banyak kenalan, kerabat, bahkan sampai keluarga jauhnya….

Lalu, harga dirinya juga setinggi langit.

Sedikit hal yang membuatnya bisa dicela komunitasnya saja akan membuatnya sangat tidak terima.

Brak!

Tiba-tiba saja, pintu didobrak kasar.

Di depan pintu, Tante Desi menatapku marah.  “Kamila, apa kau mau mempermainkanku? Aku sudah keluar uang ratusan juta dan calon pengantinmu itu tidak datang?!” ucapnya sembari menunjuk-nunjuk mukaku.

“Kak Desi, jangan salahkan Kamila. Dia mana tahu kalau calon pengantinnya tidak datang?” Ibu mencoba membelaku.

Namun, Tante Desi malah tampak semakin murka. “Aku tak peduli. Entah bagaimana caranya, pokoknya hari ini Kamila harus dapat laki-laki yang mau menikahinya!”

“Kalau tidak, biaya sekolah dan hidupnya sejak menumpang di rumahku harus dikembalikan!” peringatnya, “Dan jangan lupakan. Beban moril yang harus aku hadapi juga butuh kompensasi. Aku akan melaporkan ibumu itu atas pasal mencemarkan nama baikku dengan tidak berusaha mencari jalan keluar dari masalah ini!”

“Astaghfirullah, Ma... jangan berlebihan begitu!” Pamanku datang mencoba menenangkan istri tercintanya itu, “Tenangkan dirimu. Tidak baik kalau tensimu naik lagi”

“Tidak bisa, Pa. Keponakanmu ini harus bertanggung jawab!” 

Terlalu syok untuk bereaksi, air mataku bahkan sampai tak tumpah sama sekali.

Kepalaku berdegung kencang, hingga akhirnya aku memutuskan sesuatu.

“Baik, Tante. Beri aku sedikit waktu, aku akan mencari seseorang untuk menikahiku hari ini.”

Ucapan itu membuat ibu dan pamanku melongo bersamaan ke arahku. “Jangan sembarangan, Mila!”

Tidak memperdulikan ucapan mereka, aku tetap pada pendirianku.

Kubawa ponsel menuju taman belakang.

Sayangnya, tak ada satu pun nama yang terlintas di kepalaku.

Jangankan teman laki-laki, teman perempuanku saja hanya satu orang. Dia pun tidak bisa datang karena neneknya sakit keras.

Memijat kepala yang pening di taman belakang rumah, aku mulai menyesali sedikit ucapan asalku tadi.

Tapi, apalagi yang bisa kulakukan?

Sungguh, aku tak sanggup melihat ibuku menderita.

“Ada apa, Nona Kamila? Kenapa acara pernikahanmu belum mulai juga?”

Deg!

Mendengar suara bariton itu, aku terkesiap.

Mengingat aku menamparnya saat terakhir bertemu karena kesal dengan sikap mengganggunya.  

Diriku menghela napas panjang. Hendak mengusirnya.

Hanya saja, sebuah ide gila mendadak muncul di kepalaku.

“Ed...” Suaraku penuh keraguan. “Maafkan aku, tapi bisakah kau membantuku?”

Pria itu menaikkan alis membuatku semakin gugup.

Kutarik napas panjang.

“Menikahlah denganku,” pintaku, penuh harap.

Ya…

Setidaknya, aku bisa  menyelesaikan pesta pernikahan ini secara formalitas, kan?

Next

Comments (7)
goodnovel comment avatar
Cecilia Chichot
kasihan ksrmila dan ibunya.Malah tante Desi mengungkit2 pula pasal belanja yg dikeluarkan hidup karmila yg menumpang di rumahnya.Buksnnya perihatin dgn nasib karmila
goodnovel comment avatar
Jesica Manao
baguss cerita nya
goodnovel comment avatar
Akunn Bangsat
bagus ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 2 : Tidak Dapat Memilih

    “Apa dia pria baik-baik?”Ibuku cemas kala melihat Ed yang penampilannya 180 derajat berbeda dari Mas Ramzi.Mantan calon suamiku itu memang merupakan pria berpendidikan dan seorang dosen di sebuah universitas ternama di kota ini.Sementara pria yang akan menggantikannya kali ini hanyalah pria yang bahkan aku sendiri tidak tahu persis bagaimana dia.Tapi, dalam situasi begini, apa aku masih bisa memilih pria lain?Sungguh aku sudah sangat beruntung Ed menerima pernikahan ini.Setelahnya, kuharap kami bisa kembali kehidupan masing-masing. “Semoga saja, Bu.” jawabku lelah, menyembunyikan kenyataan yang bertolak belakang tentang Ed.Sesaat kemudian ibu mendekat dan memelukku erat. Mungkin dia sadar bahwa aku saat ini sedang hancur dan down. “Ibu hanya bisa berdoa agar Allah selalu melindungimu, Nak. Sabar ya...?”Elusan di pundakku itu justru membuatku begitu lemah dan hancur. Aku lalu rebah di pundaknya dan menangis hingga tergugu di sana. Teringat betapa selama ini hidupku dipenuhi mas

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 3 : Pria Pengganti

    “Astaga! Bisa-bisanya kau menendang suamimu?!”Kulihat Ed terduduk di lantai karena ulahku.Aku jadi tak enak. Tapi, tadi itu gerakan refleks untuk perlindungan diri.“Tentu saja aku menendangmu, apa yang kau lakukan?” tukasku masih enggan merasa bersalah malah melototi pria yang kini berjalan mendekatiku.“Dengar Nona Mila! Aku tidak mungkin membiarkanmu tidur di mobil sepanjang malam, ’kan? Makanya aku menggendongmu ke kamar. Apa kau lupa kalau aku ini suamimu sekarang?” gerutunya tampak sebal sembari mencekal daguku tepat di kedua matanya.Aku sudah berpikir pria ini akan langsung memaksa mendapatkan haknya saja lantaran sok merasa menjadi suami.“Baik. Maafkan aku. Tapi jangan lakukan hal ini padaku. Kita harus bicara dulu,” ucapku penuh kecemasan.Untungnya Ed terlihat kasihan. Dia melepasku, lalu berjingkat pergi keluar kamar begitu saja.Baru saja aku bernapas lega, tapi pria pengganti calon suamiku itu sudah masuk lagi ke dalam kamar.“Aku lapar. Kau mau makan apa biar aku pes

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 4 : Wanita Yang Kasihan

    “Ini tasmu?” ujar Ed menyadarkanku dari lamunan sembari menyodorkan tasku.Pria itu ternyata mau juga mengambilkannya.“Terima kasih, Ed,” tukasku.Mungkin tadi dia masih makan dan harus menyelesaikannya dulu. Akulah yang kurang sabaran!Hanya saja, saat aku hendak mengambil tas itu dari tangan Ed, pria itu malah menahan tanganku.Bugh!Tubuhku menubruk dada bidangnya.Aku mendongakan pandangku memandangnya yang begitu dekat sekali di wajahku.Namun, bibir Ed mendarat begitu saja di bibirku. Dia bahkan melumatnya tanpa membiarkan aku bisa protes.“Ehhmmm…”Kucoba untuk mendorong dadanya sekuat tenaga namun aku tetap tidak bisa bergerak.Mengapa tubuh pria ini begitu keras dan setegar karang?“Ed, lepaskan aku!” panikku.Tanpa sadar, setitik air mata bahkan lolos di pipiku.Anehnya, kulihat tatapan gelap Ed memudar dan dia mengendurkan dekapannya.“Makan dulu, aku sudah pesankan makanan untukmu. Kalau kau menolak aku akan menciummu lagi seperti tadi!” tukasnya mengambil tasku dan memba

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 5 : Di Luar Dugaanku

    Aku menatapnya malas.Hari pernikahanku jelas lebih horor.Jadi, aku tidak akan takut dengan cerita konyol itu.“Tolong keluarlah!” pintaku sekali lagi pada pria ini.“Baiklah. Jangan lama-lama. Setelah ini kita keluar. Aku sudah lapar!” ujarnya kemudian tidak lagi mengangguku.Saat kutatap bayanganku di cermin, Ed pasti melihat wajah sembab ini. Karenanya dia tampak kasihan tadi. Aku malah tidak jadi berganti baju. Duduk kembali dan tercenung beberapa saat namun tidak tahu apa yang sedang kupikirkan. Hanya kehampaan hati yang kembali kurasa.Tiba-tiba sekelebat bayangan entah hanya tirai yang tertiup angin atau apa tadi tertangkap sekilas namun dengan cepat menghilang.Suasana kamar yang nampak biasa herannya kini membuatku begidik. Bahkan cerita Ed yang tadi, saat ini terngiang di benakku hingga berhasil mempengaruhiku.Sial!Aku lupa bahwa sebenarnya aku juga penakut.Segera, diriku bangkit untuk mengganti bajuku, namun tanpa sadar tanganku menyenggol sesuatu di meja hingga...Py

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 6 : Bertemu Diana

    “Tapi bohong!” sambungya tergelak sembari mengambil makanan di meja dan mulai menyantapnya.Ck!Ketengilan pria ini hampir saja membuatku melempar sendok ke mukanya karena sudah memancing emosi saja.Ingin sekali kusumpal mulut pria ini dengan makanan-makanan yang tersaji di meja karena sekali lagi selalu membuatku kesal dan sebal.Kenapa aku menikahi pria ini, sih?“Kalau memang kau bukan orang kaya, jangan sok-sokan mengajakku ke restoran mahal ini. Juga tinggal di rumah apartemenmu yang berhantu itu. Aku bukan orang yang suka dengan semua hal tapi kenyataannya hanya fake belaka. Malu kalau nanti orang lihat sebenarnya siapa diri kita yang miskin ini!” omelku panjang lebar setelah menyelesaikan sarapan itu. Bukan sarapan, tapi makan siang mengingat ini sudah siang hari.Ed hanya nyengir lalu dengan santai mengatakan, “Uangku banyak. Jangan kuatir tentang hidupmu. Kalau kau mau beli restoran ini pun aku akan membelinya untukmu.”Aku memutar bola mataku mendengarnya membual lagi. Set

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 7 : Teralihkan

    “Boleh, Istriku. Kau minta ambilkan bulan saja akan kuambilkan, kok!”Meski tampak bercanda, ucapan santai Ed membuatku tak enak.Jujur, aku tidak bermaksud menyinggung Ed dengan masih menanyakan sesuatu yang berkaitan mantan calon suamiku itu.Tapi, aku ingin semuanya clear agar aku bisa menjalani hidupku ke depannya dengan baik. Untungnya, sepanjang perjalanan Ed tetap terlihat santai.Hanya saja, ketenangan itu sementara.Tepat ketika mobil Ed memasuki pelataran rumahnya, teriakan Tante Desi sudah menggema begitu kencang.“Jangan parkir di depan rumahku. Mobil bututmu itu tidak pantas sekali nongkrong di sana!”“Aku tidak akan lama. Hanya mengantar istriku menemuimu sebentar.”Tante Desi tampak marah akan ucapan Ed. Namun lagi-lagi, pria itu tetap santai.Ed bahkan menunggu dengan tenang di dalam mobil setelah membukakan pintu mobil untukku.Kini, aku menarik napas panjang. Bersiap untuk “berperang”.Hanya saja, baru turun dari mobil, aku menemukan mobil mewah tak jauh dari mobil

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 8 : Meminta Pemahaman

    Sepanjang perjalanan menuju apartemen, kami sama-sama terdiam.Jujur, aku merasa canggung.Baru saja dua hari ini bersama Ed, rasanya pria ini tidak semenyebalkan itu.Pria itu baru menjawab setelah menyodorkan secangkir teh camomile yang hangat dan harum. “Kenapa?”“Apa kau tidak punya rumah?”“Ada, tapi takutnya kau tidak mau tinggal di sana.”Aku meliriknya.Ed sudah tahu aku wanita sederhana dan tidak menyukai kemewahan. Lalu seburuk apa rumahnya hingga membuatku tidak mau tinggal di sana?“Kau belum membawaku ke sana dan sudah berpikir aku tidak mau?” protesku, “Lagi pula, aku lebih baik tinggal di rumah sederhana daripada tinggal di tempat serba mewah tapi milik orang lain.”“Rumahku juga bukan milikku. Tapi, punya keluargaku.”Seketika saja, aku menatap Ed dengan serius.Aku baru ingat belum menanyakan tentang keluarga pria ini. Biar bagaimanapun, dia “suamiku”, kan?“Hemmm… Ed, ada siapa saja di keluargamu?”Ed menatapku dalam.Entah mengapa aku merasakan kesedihan di matanya

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 9 : Tidak Sengaja Menguping

    “Wah, sungguh malang nasibku ini. Kalau teman-temanku tahu, mereka pasti akan sangat kasihan padaku, Kamila.”Ed memecah keheningan. Namun, kata-katanya itu membuatku tersinggung.“Kenapa mereka kasihan padamu?” sahutku.“Karena mereka berpikir aku menikahi barang bekas orang.”“Astaghfirullah... jahat banget pikiranmu, Ed. Apa kau pikir aku perempuan murahan sampai harus membiarkan pria yang belum menjadi suamiku, memakaiku?” Dalam hal ini aku mudah sekali tersulut emosi.“Itu pikiran temanku, bukan aku. Ingat tadi aku bilang te-man-ku!”“Jangan munafik. Kau juga berpikir demikian ‘kan?”Ed tersenyum kecil dan itu sudah menunjukan bahwa dia memang berpikir demikian.“Dengar ya, Tuan Ed! Aku bukan perempuan seperti itu. Apa yang bisa membuatmu yakin kalau aku bukan perempuan seperti itu?”“Gampanglah. Ayo tidur denganku, biar aku tahu kau masih tersegel apa sudah di-unboxing!”“Oke!”…..Eh?Baru kusadari Ed tengah bertingkah manipulatif untuk mengajakku tidur.Bukankah sejak pertam

Latest chapter

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 353 : Penjelasan

    “Danio sudah mati?” tanyanya pada Ed yang duduk di sofa panjang penunggu tak jauh dari ranjangnya.“Hmm, kami baru dari pemakamannya,” jawab Ed.Keduanya kembali terdiam ketika aku keluar dari toilet. Ed memintaku duduk di sampingnya dan Erik tampak menatapku dengan perasaan bersalah.Aku jadi tidak tahu harus ngomong apa?“Aku minta antar Sam atau Ari saja untuk pulang, ya?” Aku bicara pada suamiku.“Di luar hujan deras, Sayang. Dan Sam barusan mengabarkan ada truk besar terguling dan menyebabkan jalanan macet. Mending kita tunggu saja sebentar.”Aku baru tahu hal itu. Memang saat memasuki gedung ini tadi, sudah gerimis. Bisa jadi sekarang hujan deras teringat mendungnya yang pekat membuat langit Jakarta mengabu.“Oh, baiklah!” ujarku. Aku tidak menolak. Lagi pula ada Ed di sampingku. Kenapa juga aku masih merasa tidak enak?Setelah dokter memeriksa dan memberikan injection pada jarum infus Erik, pria itu menutup matanya. Sepertinya pengaruh obatnya membuatnya lebih banyak mengant

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 352 : Mengunjungi Erik

    “Ed, mama dan papa kan sudah berpisah. Tapi mengapa...?”Belum tuntas pertanyaanku, Ed sudah menerima panggilan dari rumah sakit.Aku tidak akan menganggunya dulu.Lalu kupikir, nanti akan kutanyakan saja pada Paman Prabowo. Ed selalu pelit untuk menyampaikan tentang keluarganya.Kebanyakan aku mengetahui banyak hal pun bukan darinya. Dia hanya kebagian membenarkan saja saat kukonformasi apa yang disampaikan orang lain.Lagipula sudah lama aku tidak berkunjung ke rumah Tante Atika. Nanti sekalian mengajak ibu dan Mbak Lilis juga anak-anak ke rumahnya.“Kau mau aku antar pulang?” tanyanya. Padahal kudengar tadi dia mau ke rumah sakit.“Ada apa di rumah sakit?” aku tidak menjawabi pertanyaannya, tapi malah balik bertanya.“Erik sudah sadar, dia mencariku.” “Oh, syukurlah, Ed. Apa kau akan ke sana?”“Ya, aku akan menengoknya sebentar. Aku antar kau pulang dulu.”“Rumah sakit lebih dekat, Ed. Jadi kita ke rumah sakit saja dan nanti baru mengantarku pulang kalau sudah selesai dari meneng

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 351 : Di Pemakaman

    Jenazah Danio disemayamkan di rumah duka sebelum akhirnya diberangkatkan ke pemakaman keluarga.Kami baru datang ketika beberapa mobil pengantar jenazah sudah berjalan keluar dari rumah duka. Sam menghampiri mobil dan Ed membuka kaca jendela. Aku tidak tahu apa maksud percakapan mereka yang hanya sepotong-sepotong itu. Apapun itu pasti hanya mengenai prosesi pemakaman Danio.“Siap, Tuan!” Sam melaporkan.“Datang?”“Datang, Tuan.”“Oke, kita langsung ke sana!”Dan kami kembali meluncur ke pemakaman keluarga. Ed memberitahu bahwa meski dalam satu arah dan berdekatan, tapi makam keluarga Ed dan Danio berbeda tempat.Padahal kalau Danio itu masih adik neneknya Ed, seharusnya masih dalam satu keluarga dan dimakamkan di tempat yang sama, kan? Tapi mungkin akulah di sini yang kurang mengerti. Nantilah aku menanyakan pada Ed. Aku menggandeng lengan Ed dengan sedikit erat ketika memasuki areal pemakaman yang sepi dan sedikit rimbun dengan bunga kamboja itu.Untungnya sepanjang jalan setapak

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 350 : Kepergok(3)

    “Ahaha, Papa kalau tidur memang suka begitu, Meida. Sama kan kayak Gala. Suka jatuh dari tempat tidur,” aku menyahuti pertanyaan bocah itu. Padahal Ed sudah melirikku seolah mengatakan tidak perlu menjawabnya agar tidak terlihat bohongnya.“Tapi kok baju mama dan papa di lepas. Meida lihat kok baju mama dan papa di lantai?”Tuh kan? Bocah itu akan terus bertanya karena merasa tidak puas dengan jawabanku sebelumnya.Kali ini Ed bukannya membantuku, tapi malah memakai headseatnya dan bangkit pura-pura menerima panggilan.Entahlah, apa itu beneran ada panggilan atau hanya kamuflasenya saja agar terhindar dari pertanyaan Meida?Kulihat Nur dengan sopan tidak bereaksi apapun mendegar celoteh bocah asuannya itu. Dia langsung memakaikan Meida bathrobe kecil lalu mengendongnya duduk di sebelahku dan ganti mengurus gala yang belum mau mentas dari kolam renang.Kuambil kesempatan itu untuk mengajak putriku masuk ke dalam kamar dengan alasan memandikannya dan mengganti bajunya. Setelah itu ak

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 349 : Kepergok(2)

    “Enggak jadi minta dipijitin dulu?” Aku masih mengingatkannya saat leherku sudah penuh gigitan lembutnya.“Tanggung, Beb. Aku saja yang sekarang pijitin kamu,” ujarnya sembari melorotkan tali lingeri yang kugenakan untuk bisa menangkupkan kedua tangan besarnya itu pada dua bagian yang katanya semakin mantap itu. Sejak dulu aku memang rajin merawat diri, apalagi untuk suamiku yang ganteng dan selalu menjadi incaran para wanita diluar sana.Ed duduk bertumpu pada kedua lututnya dan kedua kakiku melingkar di pinggangnya, sedangkan tangan besar itu sudah ayik mengadon dua benda yang membusung itu dengan remasan lembut dan nyaman. Tanpa kuperintah, bibirku sudah meloloskan suara desah manjalita yang membuat pria itu lebih tergoda. Napasku sudah naik turun menggilai kenyamanan yang diberikannya. Otot-otoku mengejang perlahan di bawah pada kenikmatan nirwana. Tahu aku sudah dimabuk kepayang, Ed berlanjut melumat dua puncak itu bergantian, sedangkan satu tangannya malah diturunkan menelu

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 348 : Kepergok

    “Berani dia pulang ke Indonesia saat status hukumnya masih sebagai narapidana?” tanyaku pada Ed yang sudah rebahan di tempat tidur.Dia sudah datang beberapa waktu yang lalu, namun karena Meida merengek memintanya menemani mereka di kamar sebelum tidur, jadinya Ed melenyapkan rasa lelahnya sementara sampai dua bocah kecil itu bersedia tidur. “Kenapa?” tanya Ed yang bisa kukatakan kurang fokus saja dengan pembicaraan tentang Jessica. Mungkin dia lelah. Karenanya, aku menunda acara pijit-pijit yang sudah kami rencanakan tadi.“Apa kasus Jessica sudah tuntas?” tanyaku.“Informasi yang aku dengar Danio meminta pengacara untuk bernegosiasi dengan pihak keluarga anak-anak yang diculik. Mereka memilih menyelesaikan dengan cara kekeluargaan.”“Hah?! Serius, Ed?” Aku jadi merasa tidak terima wanita itu bisa lolos begitu saja dari jerat hukum. Pasti Danio tidak hanya menawarkan tentang kekeluargaannya itu. Bisa jadi pria itu juga mengancam.“Ya sudahlah, bukan urusan kita juga ‘kan?”“Walau

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 347 : Danio Meninggal

    “Innalillahi...” ucapku mendengar berita duka itu.Walau pria itu sudah kejam dan memiliki niat jahat pada kami, sebagai sesama manusia aku juga ikut prihatin.“Paman di rumah sakit, Tante?” tanyaku.“Iya, dia tentu juga harus mengurus semua perkara ini, Mila. Tadinya suamimu memintanya segera mengusut tentang pembunuhan papanya, tak dinyana, Danio sudah menghembuskan napas terakhir sebelum menerima hukumannya di pengadilan negara.”Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Danio saat pengejaran. Karena sebelumnya Danio tidak kenapa-kenapa. Dia melompat dari jendela dan berhasil melarikan diri. Lalu setelahnya aku tidak mengikuti beritanya lagi.Sorenya aku mengirim pesan pada Ed dengan alasan anak-anaknya merindukannya dan ingin melakukan video call.Ed tidak menolak dan langsung menghubungi balik anak-anak untuk melakukan vidio call.Kubiarkan saja dua bocah itu berkomunikasi dengan papanya. Aku hanya memperhatikan keduanya dari jauh saja. Sesekali melirik Ed di layar ponsel. Walau wajah

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 346

    “Penasaran kenapa, Mbak? Mereka kembar, jadi kalau mau tahu seperti apa, ya sama kaya Ed lah,” ujarku sembari menerima jus buah yang baru dibuatkan Mbak Lilis.“Lagipula, Erik sekarang masih di ICU. Kalau kita ke sana pun enggak bisa lihat. Nanti saja kalau sudah pindah di ruang perawatan.”Mbak Lilis duduk di sebelahku dengan menopang dagunya. Tidak berhenti bertanya. Kali ini sedikit berbisik sambil celingak-celinguk, “Memangnya ada kejadian apa kemarin sampai bajumu penuh cipratan darah?”Kuhela napas kemudian baru menjawab pertanyaan Mbak Lilis. Kalau padanya, aku tidak perlu terlalu cemas. Mbak Lilis tidak pernah heboh dengan apapun. Bahkan suaminya punya istri lagi saja dia tetap setenang dasar laut.“Sebenarnya sejak dulu ada orang yang ingin merusak keluarga Ed, Mbak. Dia yang selama ini mencoba membuat Ed dan saudaranya itu selalu bermusuhan. Saat ini keduanya baru menyadari dan merasa harus melawan pria itu. Jadinya ada sedikit baku hantam yang tidak bisa dielakan.” Kusampai

  • Dicampakkan Calon Suami, Diratukan Suami Pengganti   Bab 345

    “Sebaiknya kau pulang dan beristirahat di rumah saja,” tukas Ed padaku.Kami sebentar keluar ruangan karena sesuai pesan dokter, di ruang ICU tidak boleh ada lebih dari seorang penunggu.“Pulang, Sayang?” ujarku seolah keberatan. Inginnya aku menemaninya ikut menunggui Erik yang belum keluar dari masa kritisnya ini.“Ari sudah menjemputmu.” Ed menunjuk ke arah Ari yang sudah berjaan mendekat.Aku tidak tahu apakah Ed kesal melihat tanganku yang digenggam Erik tadi? Tapi saat ini aku akan mematuhinya saja.“Baiklah, Sayang. Aku akan pulang. Tapi, apakah kau jadi mendonorkan darah untuk Erik?” tanyaku memastikan.“Iya, tapi dokter bilang nanti setelah semua stabil. Mungkin nanti pagi.” Ed menjelaskan.Aku mengangguk dan kulepas baju khusus pembesuk ruang ICU itu, lalu kehampiri Ed kembali.“Aku pulang dulu, ya? Kalau ada apa-apa kabari aku,” ujarku sembari berjinjit untuk menciumnya. Ed hanya bereaksi mengangguk padaku lalu memanggil Ari agar mengantarku pulang.Apa suamiku marah? Piki

DMCA.com Protection Status