Share

Dibuang Setelah Numpang Tenar
Dibuang Setelah Numpang Tenar
Penulis: Quinsha R. Shita

1. Video Viral

"Oke, guys! Seru banget tadi kita udah belajar bikin sup kacang merah sama-sama! Naomi juga seneng, kan, Sayang?"

Aku menoleh cepat pada putriku yang berdiri di sebelah. Namun, bukannya menjawab, dia malah merengek sambil menarik-narik tepi gamisku. "Undaa ... Nao capek, lapel!"

Seketika aku melotot.

"Cut! Cut! Dialognya nggak gitu, Naomi Sayaang ...," tegurku pelan-pelan meski aslinya gemas sekali.

"Tapi Nao emang capek, lapel ..." Suara gadis 3 tahun itu mulai terdengar bergetar seperti akan menangis.

Cepat-cepat aku berjongkok untuk menyamakan tinggi kami. Kuusap kepala Naomi lembut sambil berusaha membujuknya, "Iya Sayang ... Bunda tahu. Tapi, please ... tinggal dikiiit aja, ya?"

Naomi menekuk wajah dengan bibir cemberut. Namun, ia tidak lagi merengek atau berontak. Kuanggap itu sebagai bentuk persetujuannya.

Aku kembali berdiri dan memberi isyarat pada juru kamera di hadapan kami untuk bersiap mengambil gambar. Dia memberi aba-aba dengan hitungan mundur supaya kami siap berakting.

Aku kembali mengulang dialog dengan ekspresi se-antusias mungkin. Namun, lagi-lagi Naomi hanya menjawab ala kadar. Bahkan menguap di akhir scene.

"Kak Re, gimana ini? Apa mau take ulang?" tanya Aldo, juru kameraku yang tampaknya juga ikut bingung.

"Nggak usah deh, Do. Biarin aja. Kayaknya Naomi emang kecapekan!" putusku usai melihat gerakan tangan Naomi yang mengucek-ucek mata.

"Kita lanjut ke scene berikutnya aja!" sambungku kemudian.

Aldo menurut. Ia menyalakan kamera dan aku pun kembali memasang wajah ceria yang berkebalikan dengan perasaanku saat ini.

 "Wah, Naomi sampe ngantuk nih, guys! Pasti kecapekan ya, bantu-bantu Bunda masak tadi? Utututu ... Anak Bunda Sayang kasian ...," ujarku sambil merangkum wajah Naomi dengan tangan dan menempelkannya ke pipiku.

 "Kalau gitu hari ini sampai di sini aja, ya! Terima kasih sudah mengikuti kegiatan Bund Re dan Naomi. Jangan lupa like, share, dan subscribe channel 'Ressayhank' biar nggak ketinggalan keseruan-keseruan lain bareng aku! Sampai jumpa lagi. Bye!"

 Aku melambai-lambaikan kedua tangan ke arah kamera dan berakhirlah syuting Vlog hari itu. Bahu dan otot-otot tubuhku lainnya langsung terasa lunglai ketika Aldo mematikan kamera. Dari pagi kami sudah sibuk menyiapkan syuting kegiatan memasak ini dan sampai menjelang sore baru selesai. Wajar jika Naomi sampai merasa capek.

 "Nah, sekarang Nao udah bisa minta disuapin makan sama Mbak Mala, ya," perintahku pada Naomi. Anak kecil itu mengangguk patuh. Sempat kuelus singkat kepalanya sebelum dia berbalik dan berlari menghampiri Mbak Mala, pengasuhnya yang menunggu bersama kru lain di belakang kamera.

 "Nanti malam ada gala premiere filmnya Kak Sandy di bioskop XXI Sinar Plaza ya, Kak? Naomi mau diajak juga?" Tika, make up artist-ku bertanya saat aku hendak duduk di kursi sebelahnya.

 Aku menggeleng sambil memijit pelipisku yang agak pening. "Nggak. Nanti malam aku ada jadwal live di Shopee."

 "Wah, jadi jadwalnya bentrok gitu ya, Kak." Nada bicara Tika terdengar menyesal, entah untuk apa. Memang film "Taaruf Sang Gus" yang akan diputar saat gala premiere nanti adalah debut pertama Mas Sandy, suamiku, di layar lebar. Namun, aku tidak bisa mengabaikan begitu saja tawaran kerja yang bisa menambah pundi-pundi tabunganku. Aku sudah mengatakan hal ini pada Mas Sandy dan dia pun tidak keberatan.

 Bukan hal yang mudah menjadi seorang content creator. Orang-orang di luar sana mungkin hanya melihat ketenaran dan banyaknya followers, tanpa melihat bagaimana proses di baliknya. Seperti aku yang perlu memeras otak untuk memikirkan ide-ide kreatif agar channel-ku tidak monoton dan berujung ditinggalkan.

 Mulanya mudah saja menjadi terkenal. Dengan membagikan foto-foto berekspresi anehku yang diberi tulisan lucu, lalu dibuat meme, sudah membuat akun @ressayhank milikku dibanjiri followers. Justru setelahnya yang sulit. Aku harus menjaga engagement kontenku agar bisa tetap tinggi. Sekarang saja sudah demikian sulit dengan kemunculan banyak influencer baru yang lebih atraktif.

***

 Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Aku sudah siap dengan beberapa anggota tim di sebuah ruangan khusus yang kusulap menjadi lokasi syuting di rumah. Naomi sudah tidur sejak lepas magrib tadi karena kelelahan. Jadi, aku tidak perlu khawatir terganggu. Apalagi ada Mbak Mala yang menemani di sebelahnya.

Sambil menunggu waktu live, aku mengambil ponsel dan mengirimkan pesan W******p ke Mas Sandy.

 [Mas udah selesai syuting?]

 Selain bermain di layar lebar, suamiku memang lebih dulu mendapat tawaran peran di sebuah sinetron kejar tayang di sebuah televisi swasta. Jadi, tidak heran jika dia harus berangkat pagi-pagi buta dan menghabiskan banyak waktu di lokasi syuting daripada di rumah.

 "Kak, bentar lagi jam delapan. Udah siap, ya?" tanya Rina, manajerku yang tiba-tiba mendatangi di sebelah kursiku.

 Kuacungkan tanda jempol sebagai jawaban. Sudah 30 menit berselang dan Mas Sandy belum juga membalas pesanku. Padahal dia sudah membacanya.

 [Baru off. Mau siap-siap ke gala] balasnya kemudian.

 [Oh ... sama siapa aja?]

 Aku kembali mengirimkan pesan. Namun, lagi-lagi Mas Sandy tidak segera memberi tanggapan. Sampai jarum jam menunjukkan hampir pukul delapan tepat, tidak ada notifikasi pesan masuk darinya.

 [Hati-hati, ya. Semoga lancar dan sukses filmnya]

 Akhirnya aku hanya mengirimkan pesan itu meski lagi-lagi hanya centang dua tanpa dibaca, sebelum mengubah pengaturan notifikasi ponselku ke mode silent.

***

 Live Shopee-ku berakhir pukul sepuluh malam. Namun, aku baru bisa beristirahat setengah jam kemudian, saat semua anggota tim yang terlibat pulang dari rumahku.

 Melihat kondisi rumah yang sepi, aku langsung tahu kalau Mas Sandy masih belum kembali dari gala. Aku pun mengambil ponselku yang tertinggal di ruang syuting untuk memeriksa barangkali ada pesan darinya. Namun, saat membuka kunci layar, aku justru dikejutkan oleh yang lain.

Notifikasi akun medsosku jebol. Banyak sekali pemberitahuan mention baru yang masuk, padahal aku yakin tidak mengunggah postingan baru. Terakhir, foto pergi ke pasar bersama Naomi kemarin pagi. Tidak hanya itu, pesan-pesan ke W******p pribadiku pun banyak sekali. Sebenarnya apa yang terjadi selama aku live tadi?

[Re, lo nggak nemenin suami lo ke gala?] Itu pesan pertama dari Venita, sahabat dekatku. 

 Entah mengapa, aku langsung merasakan firasat tidak enak. Segera saja kugulirkan layar membaca pesan keduanya.

 [Gila sih ini! Tadinya aku mau nggak percaya kalau itu Sandy. Tapi videonya jelas banget!]

 Di bawah pesan itu, Venita melampirkan sebuah video. Jantungku berdegup keras, mengira-ngira apa yang sebenarnya terekam dalam video yang masih berputar-putar itu dan kaitannya dengan Mas Sandy?

Setelah proses mengunduh selesai, aku langsung mengeklik tombol putar dengan tak sabar.

 Seketika mataku terbelalak melihat apa yang dilakukan Mas Sandy di video.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status