Share

Bab 44

"Hahahah. Oh, ya, Sarah. Kapan-kapan, kita sambung lagi ngobrolnya, ya. Sekarang ada pengganggu, jadi kita tidak bisa leluasa untuk cerita. Nanti, kalau ada waktu senggang, saya akan datang berkunjung ke rumah Bi Sari. Sekalian kita ngobrol banyak. Kalau gitu, saya tinggal dulu." 

"I-iya," sahutku seraya mengangguk takut-takut. 

Bagaimana tidak takut, Mas Farzan menoleh ke arahku dan menatap dengan tatapan tajamnya.

"Kau, menakuti istrimu, Bung!" Afif menepuk pelan pundak Mas Farzan, seraya terkekeh. Ia kemudian pergi meninggalkan kami berdua. 

Aku terus mperhatikan Afif, sampai tubuhnya menghilang di keramaian. Aku mencoba mengingat diapa dia. Namun, tetap aku belum mengingatnya. 

"Jangan dekat-dekat dengan Afif, saya tidak suka!" Suara Mas Farzan masih terdengar ketus. Dia juga belum melepaskan kaitan tangan kami. 

Saat aku menoleh, mulut Mas Farzan terkatup rapat. Seperti orang yang sedang merajuk. 

"S

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status