Share

Bab 42

Mas Farzan?

Aku langsung menajamkan indra penglihatan saat melihat lelaki yang selama seminggu ini berada di luar kota, kini tidur di sampingku dengan wajah menghadap ke arahku. Sangat dekat, sampai aku bisa merasakan embusan napasnya.

Kapan dia pulang? Kenapa tiba-tiba sudah berada di dalam kamar? Apa aku lupa mengunci pintu kamar, ya? Dan kenapa aku tidak dengar saat dia masuk ke kamar? Jangan-jangan, ini hanya halusinasiku saja?

Aku cubit dia, atau cubit diri sendiri, ya? Untuk membuktikan kalau lelaki yang sedang terlelap di hadapanku ini adalah asli.

'Plak!'

Aku memukul pipiku dengan sedikit tenanga.

Aw, sakit juga ternyata.

Berarti ini bukan mimpi ataupun halusinasi. Ternyata dia sudah pulang. Kenapa tidak memberi kabar padaku, ya? Ah, lupa. Aku ini, hanya istri hasil perjodohan. Tidak mungkin dia akan selalu mengabariku jika ingin melakukan sesuatu.

Aku memandangi wajah lelaki yang baru seminggu lebih menjadi suamiku itu. Dia tertidur dengan sangat nyenyak. Napasnya teratur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status