Teman sejati dialah yang satu rasa, satu hati, dia mengerti dan ada setiap saat dikala sahabatnya dalam kesulitan dan dalam kesedihan begitu sebaliknya dengan diri kita. Walau dalam keadaan terpuruk pun kita sama-sama ada dan merasa walaupun itu hanya sepiring nasi ataukah segelas air minum dan satu hal yang terpenting arti kata teman sejati harus benar-benar mengerti keadaannya.
Teman sejati adalah teman yang saling bisa menjaga aib dan kekurangan kita begitu juga sebaliknya kita pun harus bisa menjaga aib dia dan kekurangan dia. Mungkinkah ada hanya orang-orang yang diberi hati bersih oleh Allah yang mampu sampai ke sifat itu. yang benar-benar tulus keluar dari hatinya dan yang benar –benar Lillahita’ala karena hanya mencari ridho-Nya Allah.Di taman belakang SMA GARUDA tepatnya di bawah pohon jati terlihat seorang gadis yang berambut panjang sedang duduk disana sambil memainkan gitar yang di bawanya, jari-jemarinya sangat lihai sekali saat memetik senar gitar. Terdengar sangat indah dengan beberapa bait lagu yang ia lantunkan lagu itu tidak asing kedengarannya. Ya, itu lagu Pasha Ungu yang berjudul “Cinta Sendiri”, gadis itu sepertinya penggemar dari Pasha Ungu atau hanya firasat saja. Zain putuskan untuk menghampirinya dari dekat tanpa mengganggunya bermain, Zain berada tepat di belakangnya tanpa ia sadari tiba-tiba suara seseorang dari belakang mengejutkannya terdengar cempreng sekali suara itu sepertinya tidak asing untuk Zain, “Zain….!!! Zain….!!!! Zainnn….!!!! teriaknya. Gadis itu berlari setelah mendengar suara orang lain datang dan ia sama sekali tidak menyadari kalau Zain berada di belakangnya. Perlahan- lahan bayangan gadis itu menghilang entah kemana. “Zain…. !! Bangun sekarang sudah jam tujuh. Zain…!!”kata Ziad membangunkan Zain. Zain masih saja tenggelam dalam mimpinya mengejar gadis itu. Ziad yang sudah geram karena Zain tidak bangun akhirnya memutuskan mengambil air seember dan menyiram Zain agar terbangun.Byurrrr….!!!! Zain terperanjat dari tempat tidur sambil berteriak-teriak sambil membawa bantalnya berlarian ke luar kamar.“Haaaa…banjir…banjir !!! tolong…..!!!” teriak Zain panik “Woyyy….kamu mau kemana?” tanya Ziad sambil berkacak pinggang. Langkah Zain terhenti, ia melihat disekelilingnya yang ternyata masih aman-aman saja.“Terus kalau bukan banjir, kenapa aku jadi basah kuyup begini."Zain menoleh ke belakang dan melihat Ziad yang mengembalikan ember ke dalam kamar mandi. “Oh…jadi kamu yang mengerjai aku hah..” Zain lalu menyikut sahabatnya itu karena sangat kesal sekali di permainkan olehnya.“Ampun…ampun…lagian kamu gak bangun-bangun makanya itu cara satu-satunya dengan mengguyurkan air,” kata Ziad. Zain melepaskan Ziad lalu mengganti pakaiannya yang basah kuyup.“By the way, kenapa kamu datang ke rumahku pagi-pagi begini?” tanya Zain dari kamar mandi.“Kamu gak lihat apa penampilanku yang kece badai maksimal,” kata Ziad sambil bergaya kayak artis papan atas. Zain keluar dari kamar mandi dan melihat Ziad menggunakan seragam batik sekolah itu merupakan seragam sekolah mereka yang dipakai pada hari sabtu.“Woyyy….kamu lupa ya kalau hari ini adalah hari minggu.”“Hah….hari minggu? OMG HELLOW kok bisa hari minggu mundur sih,” kata Ziad mengikuti gaya Sisi dalam film GGS.“Bukan harinya yang mundur tapi otak kamu yang mundur,” kata Zain meledek. “Ah…masa sih? perasaan otakku masih stay aja tuh di dalam,” kata Ziad dengan polosnya.“Hadeh ni bocah, dulu ibunya ngidam apaan ya sampai-sampai lahirin anak kayak gini,” gerutu si Zain. “Hah…tadi kamu ngomong apa?” tanya Ziad melihat mulut temannya yang komat kamit kayak mbah dukun.“Terus sekarang kamu mau ngapain, sekarang kan libur.” “Hmmmmm….kalau gitu aku pulang aja deh. Byye bye.” “Hah cuma gitu doang, dia gak merasa bersalah sama sekali dia udah gangguin mimpi orang terus buat aku basah kuyup dan sekarang main pergi aja.” Zain membereskan kamarnya dan keluar rumah untuk menghirup udara segar di pagi hari, meski pun terlahir dari keluarga kaya. Zain tetaplah sederhana, dermawan dan mandiri, tidak seperti kebanyakan anak orang kaya yang selalu berfoya-foya menghabiskan uang orang tuanya. Zain berlari-lari santai dengan jaket dan celana olahraga yang dipakai membuat penampilannya keren belum lagi earphone yang ia selalu gunakan setiap hari untuk mendengar beberapa lagu Ungu, tidak sedikit gadis-gadis yang ia lewati menyapanya tetapi ia tidak menggubris. Setelah beberapa jam berlarian Zain beristirahat di taman dan membeli sebotol minuman floridina yang dingin, terlihat olehnya seorang laki-laki yang berkaca mata dengan memakai sweater putih yang sedang membaca buku sambil memdengarkan lagu. Zain sepertinya mengenali orang itu lalu meghampirinya, ternyata memang benar itu adalah salah satu sahabatnya namanya Zian.“Hai Zian..!” tegur Zain sambil menepuk pundaknya. “Hai…tumben banget kamu lari pagi, biasanya kalau libur kamu tidur sampai siang,” kata Zian pada Zain.“Hmmmm…aku harus bagaimana lagi,” kata Zain dengan nada sedikit kecewa.“Jangan bilang kalau Ziad lagi-lagi bangunin kamu dan dia lupa kalau hari ini adalah hari minggu..” tebak Zian.“Bingo….” kata Zain membenarkan“Hmmmm…sabar aja. Dia kan emang kayak gitu orangnya,” kata Zian bijak. Ponsel Zain mulai berdering, sebuah pesan masuk dari Ziad.“Nah…ni dia orang yang kita omongin,”“Apa katanya?”“Dia nanyak kalau aku lagi di mana,”“Kasih tahu kalau kita berdua ada di taman.”“Ok..” jawab Zain. Mendengar kabar Zain dan Zian ada di taman Ziad bergegas pergi ke taman dengan kecepatan penuh seperti Ying dalam film Boboiboy. Ziad akhirnya sampai dan melihat dua sahabatnya itu tengah makan beberapa tusuk batagor yang mereka beli dari toko sebelah. “Tega banget kalian berdua makan batagor nggak ngajak. Inikah yang namanya sahabat sejati. Aku tidak percaya kalian...” belum saja ucapan Ziad selesai Zian langsung mengambil satu tusuk batagor dan menyumpalkannya ke mulut Ziad dengan sigap. “Dah..dah gak usah banyak drama nih makan,”“Ummm…arghkkk.. uhuk ..uhukk….kau ini apa-apain sih Zain,”perbuatan Zain membuat Ziad tersedak dengan bijaknya Zian memberikan minuman yang ia beli tadi saat membeli batagor. “Terima kasih Zian.”“Sama-sama.”Tiga sekawan itu dikenal dengan sebutan 3Z (Three Z), mereka bertiga bersahabat sejak kecil keluarga mereka sangat dekat sekali, apalagi Zian dan Zain adalah saudara sepupu. Mereka bertemu sejak SD waktu itu Zian dan Zain baru pindah sekolah dan orang yang pertama kali mereka kenal adalah Ziad karena ayah Ziad sahabat dekat kedua orang tua Zian dan Zain. Ziad juga sebelumnya sudah tahu kalau Zian dan Zain akan bersekolah di tempat yang sama dengan dirinya karena orang tuanya sudah memberi tahu hal tersebut. Sejak saat itu mereka bertiga selalu bersama hingga saat ini. Persahabatan mereka cukup terkenal diantara para gadis karena mereka bertiga memiliki wajah yang sangat tampan, jenius dan keren, tetapi karakter mereka bertiga berbeda Zain orang yang sangat ramah, humoris, jago juga man gitar dan suka bermain basket, Zian orang yang calm, suka baca buku, suka main gitar dan mendengarkan lagu dan tidak banyak bicara sedangkan yang terakhir Ziad orang yang paling kocak, ceria, ramah, suka main game dan yang paling parah mellow drama banget. Namun perbedaan itu bisa menutupi kekurangan mereka satu sama lain. Mereka bertiga bersenang-senang menikmati liburan itu.Malam semakin pekat, pertanda fajar semakin dekat. Dan akhirnya datang juga fajar menyingsing, dan matahari pun terbit. Zian mulai bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah mengingat bahwa hari ini adalah hari senin dan seperti biasa Apel Bendera tetap dilaksanakan. Zian sudah mulai menata perlengkapan sekolahnya mulai dari buku, pulpen dan sebagainya. Pembantu rumah Bik Imah sudah menyiapkan sarapan pagi, semuanya tertatat rapi di atas meja makan ada beberapa roti tawar, nasi goreng dan omelet serta jus jeruk. Zian lebih memilih nasi goreng untuk sarapan pagi.“Bik, Zain sudah bangun belum?”“Kurang tahu Den, Den Zain belum kelihatan dari tadi,” jawab Bik Imah. Zain dan Zian tinggal di sebuah villa keluarga mereka bersama karena villa itu cukup luas seperti dua rumah yang disatukan wajar saja kalau Zian kadang jarang bertemu Zain saking besar dan luasnya. Mereka selalu bertemu diwaktu sarapan saja untuk makan malam dan yang lain mereka jarang bertemu
Sudah tiga hari Zian di rawat di rumah sakit kondisinya berangsur-angsur mulai membaik. Setiap pagi Zain dan Ziad selalu mampir ke rumah sakit sebelum berangkat ke sekolah kehadiran kedua sahabatnya membuat Zian semakin membaik. Ziad yang selalu membual dengan cerita-cerita anehnya menghilangkan rasa bosan bagi Zian.“Sebaiknya kalian berangkat ke sekolah, sudah jam setengah tujuh. Nanti satpam menutup gerbangnya lagi,” kata Zian yang masih terbaring.“Tenang Ziad kan ada nanti dia bisa cerita-cerita yang aneh ke satpam seperti waktu itu,” kata Zain dengan santainya.“Ahhh…kurang asem banget sih kamu, Zain” kata Ziad“Yah emang, ehhh aku tidak asem, tetapi aku manis.” canda Zain membuat suasana rumah sakit pecah. Kebisingan yang sering mereka lakukan sesekali mendapat teguran dari perawat dan suster.“Husttt…nanti suster itu datang lagi,” kata Zian.Ziad mulai menghitung dan ternyata benar suster itu datang dan menegur mereka bertiga.Tok
Aroma kopi jelas sekali tercium dari arah tempat makan, Ziad mengikuti arah aroma itu dan jelas sekali tercium juga beberapa makanan yang lezat. Saat Zia mulai membuka matanya terlihat begitu banyak makanan yang tertata rapi oleh Bik Imah, orang tua Ziad juga terlihat bersama orang tua Zian dan Zain.“Selamat pagi nak.” kata ayah Ziad.“Ayah? dari mana ayah tahu kalau aku ada disini?” tanya Ziad.“Kemarin malam orang tua Zian menelpon dan mengatakan kalau kamu nginap disini.”“Oh maaf ya yah, semalam Ziad tidak sempat kasih tahu ayah, karena Ziad terlalu capek ”“Terlalu capek atau terlalu takut,” kata Zain dari belakang yang sudah mengenakan seragam sekolah. Selang beberapa menit Zian juga turun dan sudah mengenakan seragam sekolah.“Selamat pagi semua.” sapa Zian.“Zian, kamu mau masuk sekolah hari ini?” tanya ibunya.“Iya bu.”“Tapi kan baru semalam kamu pulang dari rumah sakit.”“Kondisi aku sudah baikan kok bu, ibu tenang sa
“Ziad…..!!!!” teriak seorang gadis dari arah belakang, saat Ziad menoleh ternyata yang memanggil namanya adalah Naya yang bersama dengan Marina.“Hey…kamu beli makanan buat Zain dan Zian ya, apakah kamu bisa membawanya atau aku bisa membantumu?” kata Naya menawarkan diri.“Tidak usah, aku bisa kok membawanya. Ngomong-ngomong ada apa?” tanya Ziad.“Begini besok tanggal 10 Oktober adalah ulang tahun Marina dan ia mengundangmu bersama Zian serta Zain.” kata Naya sambil menyodorkan tiga undangan untuknya.“Aku harap kalian bertiga bisa datang.” kata Marina yang sangat berharap akan kedatangan 3Z.“Iya, nanti aku tanyakan pada mereka berdua.” kata Ziad“Ya sudah kalau begitu kami akan melanjutkan untuk membagikan undangan ini.” kata Marina.“Kalau begitu sampai jumpa di pesta ulang tahun.” kata Naya sambil melambaikan tangannya. Ziad pun pergi ke tempat tongkrongannya disana sudah ada Zian dan Zain yang menunggu Ziad untuk membawa makanan.“Heyy…maaf aku ter
Semalaman Zian terus saja memikirkan gadis itu, sehingga ia tidak bisa tidur. Jam setengah sebelas malam Zian keluar dari rumah untuk menenangkan pikirannya saat ia menatap bintang hanya terbayang gadis itu saja, dia lalu membaca buku yang baru didapatkannya saat acara bedah buku ia juga membeli beberapa komik terbaru dan novel terbaru yang lainnya. Saat membaca bayangan gadis yang ia jumpai dari hutan itu semakin lama semakin memudar lambat laun akhirnya hilang, Zian kembali fokus dengan bacaannya selang beberapa menit kemudian Zain pun datang dan langsung duduk disamping Zian."Belum tidur? "tanya Zian."Aku tidak bisa tidur.""Kenapa? " tanya Zian heran."Entah kenapa aku kepikiran Marina, saat berdansa bersamanya tadi wajahnya selalu terbayang-bayang."Zian hanya tersenyum terus mendengar kata-kata Zain."Kamu kenapa tersenyum Zian, kamu lagi ngeledek aku ya?" kata Zain dengan wajah sedikit masam."Enggak bukan gitu.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan tak terasa ujian akhir sekolah berakhir. Lagu libur telah tiba menjadi trending topik kala itu, semua siswa sangat menati-nanti hari ini, karena kepala sekolah akan mengumumkan tentang rencana camping untuk liburan tahun ini. Itu merupakan usulan dari beberapa anggota osis dan guru, karena dengan diadakannya camping ini para siswa bisa lebih leluasa mengenal alam. Semua siswa mendaftar ke ketua kelas masing-masing, Zian sebenarnya enggan sejali mengikuti kegiatan camping karena ia ingin menghabiskan masa liburnya bersama Natasya. Namun Zain dan Ziad sudah terlanjur mendaftarkannya sekalian. Jadi mau tidak mau ia harus ikut.Semua siswa mempersiapkan kelengkapan camping, mereka akan berangkat tiga hari lagi yaitu hari minggu jam tiga sore, mereka akan berkumpul di sekolah untuk menunggu bus yang akan digunakan."Kita harus segera bersiap juga Zain, Zian. Karena banyak sekali yang harus kita persiapkan mulai dari baju, sepatu,
"Zain....!!" teriak seorang gadis dari ruang tamu memanggil- manggil namanya, Zain masih saja tidur dengan pulas, gadis itu terus saja memanggil namanya sambik menaiki tangga yang menuju ke kamar Zain. Zian keluar dari kamarnya untuk melihat darimana asal suara itu datang."Selamat pagi Zian."Alangkah terkejutnya Zian ketika melihat gadis itu, ya itu adalah Kak Zainia, kakak kandung Zain dan kakak sepupunya Zian."Kak Nia?""Zian, Zain dimana?""Sepertinya masih tidur mungkin kak.""Seharusnya libir panjang kayak gini kalian pergi bersenang-senang ke pantai, camping, mall, dll""Tiga hari yang lalu kami pulang camping kak."Nia lalu pergi ke kamar Zain untuk menemui adek tercintanya, ketika Nia di depan pintu Nia hanya diam saja sambil melihat situasinya."Hmmm.... " desah Zian yang sudah tahu apa yang akan terjadi pada kamar Zain.Brakkk.... Brakkk...!!!! pintu kamar Zain di hancurkan dengan sekali pukulan dari Nia, kakak
Senja kini berganti malam, Nia mulai bersiap-siap untuk pergi ke restoran bersama 3Z. Sesuai dengan perjanjian yang kalah harus mentraktir yang menang makan malam termewah. Dengan menggunakan dress berwarna silver dengan rambut yang terurai, Nia terlihat begitu mempesona. 3Z sedang menunggu di depan, ketika Nia datang ketiganya begitu takjub melihatnya."OMG Hellow... Kak Nia, you are so beautiful. Aku sampai pangling kak, kalau di banding dengan pacarku kakak number one, seandainya saja kakak seumuran denganku kakak akan aku jadikan pacar." puji Ziad."Ehemmm... ""Ya sudah kalau gitu sebaiknya kita berempat segera berangkat."ajak Zian.Semuanya memasuki mobil dan berangkat ke restoran. Ponsel Ziad terus saja berbunyi entah siapa yang menghubunginya, tetapi Ziad tidak menghiraukannya. Satu jam perjalanan mereka berempat akhirnya sampai di restoran, restoran itu terlihat begitu mewah. Nia mulai melangkah dengan anggunnya memasuki restoran itu dite