“Ziad…..!!!!” teriak seorang gadis dari arah belakang, saat Ziad menoleh ternyata yang memanggil namanya adalah Naya yang bersama dengan Marina.
“Hey…kamu beli makanan buat Zain dan Zian ya, apakah kamu bisa membawanya atau aku bisa membantumu?” kata Naya menawarkan diri.“Tidak usah, aku bisa kok membawanya. Ngomong-ngomong ada apa?” tanya Ziad.“Begini besok tanggal 10 Oktober adalah ulang tahun Marina dan ia mengundangmu bersama Zian serta Zain.” kata Naya sambil menyodorkan tiga undangan untuknya.“Aku harap kalian bertiga bisa datang.” kata Marina yang sangat berharap akan kedatangan 3Z.“Iya, nanti aku tanyakan pada mereka berdua.” kata Ziad“Ya sudah kalau begitu kami akan melanjutkan untuk membagikan undangan ini.” kata Marina. “Kalau begitu sampai jumpa di pesta ulang tahun.” kata Naya sambil melambaikan tangannya. Ziad pun pergi ke tempat tongkrongannya disana sudah ada Zian dan Zain yang menunggu Ziad untuk membawa makanan.“Heyy…maaf aku terlambat.”“Kamu ini dari mana saja, dari tadi aku sangat lapar.” kata Zain berhenti bermain gitar bersama Zian.“Iya tadi Naya memberikanku tiga kartu undangan.”“Undangan apa?” tanya Zian. Ziad lalu membagikan undangan itu ke pada kedua sahabatnya.“Ulang tahun Marina?” kata keduanya bersamaan“Iya, Marina berharap kita bertiga hadir. Gimana menurut kalian?”“Oh…jelas aku datang dong Ziad.” semangat Zain.“Kalau kamu Zian?”“Sepertinya besok aku tidak bisa deh”“Kenapa?” tanya Ziad dan Zain berbarengan.“Besok sepulang sekolah ada acara bedah buku terbaru di taman tempat biasa kita lari pagi.”“Hmmm…ya sudah kami berdua saja yang pergi.”Mereka berarti melanjutkan makan makanan yang dibawa oleh Ziad, ada bakpao, kue mochi dan masih banyak lagi. Sepulang sekolah, hp Zian berdering. Sebuah pesan dari nomor yang tidak dikenalnya. Sebuah pesan singkat yang bertulis “Aku mohon datanglah” ternyata pesan itu dari Marina terlihat jelas dibawah pesan itu tertanda Marina, tetapi dari mana Marina tahu nomor Zian. Zian bahkan tidak pernah bertukar nomor telpon dengan Marina.“Ziad, Zain. Apakah kalian berdua yang memberikan nomor telponku kepada Marina?” tanya Zian saat ia turun dari mobil.“Tidak, bahkan aku tidak punya nomor Marina.” jawab Ziad.“Iya aku juga sama.” jawab Zain. “Apakah Marina mengirim pesan kepadamu?” tanya Ziad. “Iya, dia menyuruhku datang ke pesta ulang tahunnya.”“Terus kamu jawab apa?” tanya Zain penuh keheranan.“Tidak ada, aku hanya read pesan dia.”“Zian, menurutku sebaiknya kamu datang Marina sangat mengharapkan kamu datang.” kata Ziad.“Kayaknya dia suka sama kamu, Zian” kata Zain menebak.“Bukannya kamu yang suka sama dia, sejak pertama bertemu kamu langsung terpesona melihatnya.” Zian balik menerka. “Benarkah?” terkejut Ziad.“Tidak, aku cuma bercanda saja. Aku masih mencari gadis yang ada dalam mimpiku itu.”“Bukankah ciri-cirinya sama dengan yang kamu ceritakan waktu itu.” kata Zian. “Iya memang, tetapi sepertinya bukan Marina orangnya.” “Udah-udah tidak usah dilanjutkan. Zian kalau menurut aku sebaiknya kamu datang saja lagian acaranya kan nanti sore.” kata Ziad mulai bijak.“Wihhh… sahabat kita yang satu ini mulai bijak.” puji Zain sambil merangkul Ziad.“Nanti aku usahakan.”Siang itu usai makan siang Zian langsung ke acara bedah buku, sedangkan Zain menghubungi Ziad untuk pergi ke mall mencarikan kado buat Marina. Di taman terlihat banyaknya orang-orang yang sangat antusias sekali mengikuti acara bedah buku. Ziad dan Zain akhirnya menemukan kado yang cocok untuk Marina dengan yakinnya Ziad mengatakan kalau Marina akan sangat suka sekali dengan kado yang ia pilih. Zain malah menertawakan Ziad yang sangat begitu yakin kalau kadonya yang paling disukai. Sore pun tiba, Ziad dan Zain mulai bersiap-siap ke pesta ulang tahun Marina, dengan setelan celana jeans dan hem yang dipakai Zain dan Ziad membuatnya terlihat tampan. Satu jam setengah dalam perjalanan akhirnya mereka berdua sampai di rumah Marina, yang mereka berdua tahu rumah Marina memang menakjubkan, tetapi setelah melihat dalamnya. Ziad dan Zain tidak bisa berkata-kata lagi saking takjubnya.“Ini bukan mimpi kan.” “Aww…sakit” jerit Zain lalu menoleh ke belakang.“Naya..!!”“Gimana, sakit kan?”“Wow Nay, kamu cantik banget menggunakan gaun itu” kata Ziad kagum melihat gadis yang memiliki panjang rambut sebahu itu dengan tahi lalat di bawah mata tepatnya samping kanan.“Kamu juga Marina, cantik banget” tambah Ziad. “Oh iya. Ini kado buat kamu.” kata Zain sambil menyodorkan kado. Ziad pun menyusul.“Terima kasih, ngomong-ngomong Zian mana?” tanya Naya. “Zian ada sedikit urusan jadi ia datang agak terlambat.” jawab Ziad. “Kalau begitu kalian berdua silakan mencicipi hidangannya.” kata Marina mempersilahkan mereka berdua.“Kamu juga Naya.” kata Marina lagi. Sebenarnya Naya ingin menunggu Zian datang dan memperlihatkan gaun yang dikenakannya. Setelah acara bedah buku selesai sebisa mungkin Zian mengejar keterlambatannya pada acara ulang tahun Marina, saat sampai di ladang bunga ia melihat sosok seorang gadis dengan dress putih dengan kaos kaki setinggi lutut dan gadis itu mempunyai rambut hitam panjang. Gadis itu menyusuri setiap ladang bunga, Zian sangat penasaran gadis itu akan pergi kemana dan ladang bunga itu menuju kemana. Zian mengurungkan niatnya menuju rumah Marina, ia lalu mengikuti gadis itu diam-diam dari belakang. Zian heran ternyata di ladang bunga itu terdapat sebuah jalan rahasia dan gadis itu pergi melalui jalan rahasia tersebut. Setelah melewati jalan rahasia Zian sampai ke dalam hutan yang rindang yang di terangi oleh kunang-kunang. Zian berjalan setapak demi setapak sambil mencari kemana sosok gadis itu. Namun Zian tidak menemukan gadis itu lagi tampak sepasang kunang-kunang menghampirinya seolah-olah ingin menunjukkan sesuatu padanya, ia lalu mengikuti kunang-kunang tersebut dan benar sekali ia melihat gadis itu duduk di dekat danau sambil memandang kerlipan bintang di langit dengan ditemani ribuan kunang-kunang. Cahaya bulan seolah-olah memantulkan sinarnya ke arah gadis itu hingga terlihat kecantikan paras rupawan. Zian terpesona melihat gadis itu, ia begitu sederhana bulan memantulkan sinar ke wajah gadis itu, ia seperti melihat bidadari. Zian mulai menghampiri gadis itu tiba-tiba hp-nya mulai berdering dan itu telpon dari Ziad. Saat Zian mengambil ponselnya seketika gadis itu menghilang dari pandangannya. Dalam hatinya ia bertanya-tanya kemana perginya gadis itu. Waktu untuk memotong kue ulang tahun tiba, teman-teman yang terus saja menyuruh Marina untuk segera memotong kue, tetapi ia tidak bisa melakukan hal itu, karena tamu istimewanya belum datang. Naya membawakan kue ulang tahun dengan lilin angka 17 yang menyala. Semua tamu mendesak Marina untuk memulai acara puncaknya dan Marina tidak bisa berbuat apalagi selain mengiakan. Setelah tiup lilin dan potong kue mereka semua melanjutkan ke acara selanjutnya yaitu berdansa. Zain mengajak Marina berdansa dan Ziad bersama Naya. Beberapa menit kemudian Zian datang dengan terengah-engah dan semua mata tertuju pada Zian melangkah menuju Marina dengan sorotan mengarah pada keduanya dan memberikan sebuah mawar pink yang ia petik tadi di dalam hutan karena sejujurnya ia tidak sempat membelikan hadiah untuk dirinya. Semua gadis merasa cemburu melihat pemandangan itu bak pangeran memberikan mawar kepada sang putri. Naya yang melihat hal itu sedikit kecewa dan sakit hati, ia lalu pergi ke belakang. Di kamar mandi ia meluapkan rasa sakitnya, karena melihat Zian dan Marina tadi. Setelah selesai ia pun kembali ke tempat acara. "Heyy Zian kamu darimana saja? " tanya Zain sambil merangkul pundak sepupunya itu."Ada sedikit urusan tadi." jawab Zian.Marina lalu membawakan sepotong kue yang ia simpan khusus untuk Zian. "Silahkan." "Terima kasih." jawab Zian singkat, baru setengah ia makan tiba-tiba Naya menyambar kue Zian dan langsung memakannya. "Nay..!!""Tidak apa-apa." kata Zian pada Marina. "Zian gimana penampilanku?" kata Naya dengan PD-nya menanyakan hal itu seolah-olah ia ingin membalas kejadian yang tadi. "Kau terlihat berbeda Nay." kata Zain. "Aku tidak tanya kamu." jawab Naya ketus."Tapi jawabanku dengan Zian akan sama saja.""Kau terlihat berbeda Nay, gaun kamu sangat indah." kata Zian memuji."Itu kan sama aja." spontan Zain."Tapi dia memuji aku indah tadi." kata Naya."Zian tidak memuji kamu indah, tetapi gaunmu." sambar Ziad. Naya kesel dengan perkataan Ziad tadi, ingin sekali ia menghajar Ziad. Zian tersenyum dan berkata lagi kepada Naya kalau ia juga sangat cantik menggunakan gaun itu. Kata-kata itu sangat berkesan sekali bagi Naya, hatinya mulai berbunga-bunga mendengar hal itu tetapi disisi lain Marina seolah-olah tidak senang mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Zian. Waktu semakin larut, satu-persatu para tamu undangan pergi dan yang tersisa tinggal 3Z dan Naya."Terima kasih ya Zian, karena kamu sudah datang." kata Marina."Iya." jawab Zian singkat."Terima kasih juga buat kalian bertiga." Kata Marina ke arah Zain, Ziad dan Naya."Iya sama." jawab ketiganya bersamaan dengan wajah senang kecuali Naya yang terlihat agak berbeda setelah kejadian Zian dan Marina waktu itu. Mereka berempat pun pulang, sepanjang jalan Naya hanya diam saja saat duduk bersama Ziad di belakang mobil, sedangkan Zian duduk di depan bersama Zain yang tengah mengemudi. Naya terus saja memerhatikan Zian dari belakang dan Ziad diam-diam melihat hal itu. Namun ia tidak berkata apapun.Semalaman Zian terus saja memikirkan gadis itu, sehingga ia tidak bisa tidur. Jam setengah sebelas malam Zian keluar dari rumah untuk menenangkan pikirannya saat ia menatap bintang hanya terbayang gadis itu saja, dia lalu membaca buku yang baru didapatkannya saat acara bedah buku ia juga membeli beberapa komik terbaru dan novel terbaru yang lainnya. Saat membaca bayangan gadis yang ia jumpai dari hutan itu semakin lama semakin memudar lambat laun akhirnya hilang, Zian kembali fokus dengan bacaannya selang beberapa menit kemudian Zain pun datang dan langsung duduk disamping Zian."Belum tidur? "tanya Zian."Aku tidak bisa tidur.""Kenapa? " tanya Zian heran."Entah kenapa aku kepikiran Marina, saat berdansa bersamanya tadi wajahnya selalu terbayang-bayang."Zian hanya tersenyum terus mendengar kata-kata Zain."Kamu kenapa tersenyum Zian, kamu lagi ngeledek aku ya?" kata Zain dengan wajah sedikit masam."Enggak bukan gitu.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan tak terasa ujian akhir sekolah berakhir. Lagu libur telah tiba menjadi trending topik kala itu, semua siswa sangat menati-nanti hari ini, karena kepala sekolah akan mengumumkan tentang rencana camping untuk liburan tahun ini. Itu merupakan usulan dari beberapa anggota osis dan guru, karena dengan diadakannya camping ini para siswa bisa lebih leluasa mengenal alam. Semua siswa mendaftar ke ketua kelas masing-masing, Zian sebenarnya enggan sejali mengikuti kegiatan camping karena ia ingin menghabiskan masa liburnya bersama Natasya. Namun Zain dan Ziad sudah terlanjur mendaftarkannya sekalian. Jadi mau tidak mau ia harus ikut.Semua siswa mempersiapkan kelengkapan camping, mereka akan berangkat tiga hari lagi yaitu hari minggu jam tiga sore, mereka akan berkumpul di sekolah untuk menunggu bus yang akan digunakan."Kita harus segera bersiap juga Zain, Zian. Karena banyak sekali yang harus kita persiapkan mulai dari baju, sepatu,
"Zain....!!" teriak seorang gadis dari ruang tamu memanggil- manggil namanya, Zain masih saja tidur dengan pulas, gadis itu terus saja memanggil namanya sambik menaiki tangga yang menuju ke kamar Zain. Zian keluar dari kamarnya untuk melihat darimana asal suara itu datang."Selamat pagi Zian."Alangkah terkejutnya Zian ketika melihat gadis itu, ya itu adalah Kak Zainia, kakak kandung Zain dan kakak sepupunya Zian."Kak Nia?""Zian, Zain dimana?""Sepertinya masih tidur mungkin kak.""Seharusnya libir panjang kayak gini kalian pergi bersenang-senang ke pantai, camping, mall, dll""Tiga hari yang lalu kami pulang camping kak."Nia lalu pergi ke kamar Zain untuk menemui adek tercintanya, ketika Nia di depan pintu Nia hanya diam saja sambil melihat situasinya."Hmmm.... " desah Zian yang sudah tahu apa yang akan terjadi pada kamar Zain.Brakkk.... Brakkk...!!!! pintu kamar Zain di hancurkan dengan sekali pukulan dari Nia, kakak
Senja kini berganti malam, Nia mulai bersiap-siap untuk pergi ke restoran bersama 3Z. Sesuai dengan perjanjian yang kalah harus mentraktir yang menang makan malam termewah. Dengan menggunakan dress berwarna silver dengan rambut yang terurai, Nia terlihat begitu mempesona. 3Z sedang menunggu di depan, ketika Nia datang ketiganya begitu takjub melihatnya."OMG Hellow... Kak Nia, you are so beautiful. Aku sampai pangling kak, kalau di banding dengan pacarku kakak number one, seandainya saja kakak seumuran denganku kakak akan aku jadikan pacar." puji Ziad."Ehemmm... ""Ya sudah kalau gitu sebaiknya kita berempat segera berangkat."ajak Zian.Semuanya memasuki mobil dan berangkat ke restoran. Ponsel Ziad terus saja berbunyi entah siapa yang menghubunginya, tetapi Ziad tidak menghiraukannya. Satu jam perjalanan mereka berempat akhirnya sampai di restoran, restoran itu terlihat begitu mewah. Nia mulai melangkah dengan anggunnya memasuki restoran itu dite
Libur panjang akhir ujian telah berakhir, kini waktunya kembali untuk menjalani aktivitas sekolah seperti biasanya namun dengan nuansa kelas yang berbeda, 3Z sudah kelas tiga yang artinya masa untuk bermain-main sudah berakhir. Kini mereka harus fokus terhadap masa depan yang menanti mereka di luar sana. 3Z mulai serius untuk belajar meski nilai mereka memuaskan di setiap mata pelajaran namun tidak membuat mereka untuk berhenti belajar atau merasa puas. Waktu jalan, shoping atau kumpul bareng dikurangi, karena kelas tiga ini mereka harus benar-benar fokus agar bisa masuk ke universitas yang cukup bergengsi secara bersama, karena itu merupakan kesepakatan 3Z akan selalu bersama dan sekolah ditempat yang sama.Di perpustakaan Zain mencari beberapa buku sebagai referensi untuk bacaannya, saat hendak mengambil buku yang diinginkan tak sengaja tangannya menyenggol buku lain dan terjatuh sampai mengenai seseorang dari balik lemari.Aww...!!Zain langsung bergega
Di hari minggu, Zian selalu nampak berlari pagi mulai jarang terlihat. Zain berlari seorang diri di taman, Ziad yang sekarang sudah punya pacar jadi lari di hari minggu sudah tidak lagi baginya. Zain seorang diri di taman, mendengarkan lagu sama sekali tidak bisa menghibur rasa kesepiannya. Beberapa menit istirahat ia mulai melanjutkan larinya, berdiam seorang diri taman membuatnya sedikit minder, karena di taman penuh sepasang kekasih yang tengah menikmati pagi minggu yang indah. Zain terus berlari kemana arah angin menuntunnya, tanpa disadari ia sampai di Danau Biru."Hah...ternyata aku bisa berlari sampai sejauh ini." pikirnya.Seorang gadis berambut panjang terurai, bersandar di bawah pohon sambil memainkan gitar. Perlahan Zain menghapiri gadis itu, gadis itu mulai mendengar suara langkah kaki mendekatinya gadis itu merasa takut dan tidak menengok ke belakang sedikit pun. Tiba-tiba bunyi hp Zain berdering, mengalihkan pandangannya sejenak. Dengan sigap gadis it
Sebulan pun berlalu, hubungan Zain dengan Marina masih romantis-romantisnya, mereka berdua pergi ke danau biru untuk merayakan hari jadiannya yang ke sebulan."Kita mau kemana sih sayang?" kata Marina dengan mesranya."Kita akan pergi ke suatu tempat yang sangat spesial." kata Zain.Di villa Ziad, Naya dan Zian menunggu Zain dan Marina untuk belajar bersama. Namun mereka berdua tak kunjung datang hingga Naya menjadi kesal dibuatnya."Mereka berdua kemana sih?!" ketus Naya."Zian, kamu tahu kemana perginya Zain?" tanya Ziad."Tidak, sejak pulang sekolah aku tidak pernah melihatnya bahkan akhir-akhir ini aku jarang melihat Zain." kata Zian."Aku perhatikan kalian bertiga jarang sekali kumpul bareng sekarang ini." kata Naya."Iya, aku sering menghabiskan waktu di perpustakaan dan sepulang sekolah pun aku mengurung diri. Kita bertiga paling kumpul cuma hari minggu aja." kata Zian."Iya, tapi minggu-minggu i
Satu minggu berlalu, setelah pertengkaran hebat Zian dan Zain yang mengakibatkan Zian harus masuk ke rumah sakit lagi. Tidak seperti sebelumnya Zain dan Ziad yang biasanya selalu menemani Zian di rumah sakit tak terlihat lagi bersama. Ziad dan Naya yang menemani Zian, saat ia tengah mengalami masa kritisnya. Zain tak pernah menjenguk Zian sekali pun ke rumah sakit, entah dia takut menatap wajah Zian setelah apa yang ia perbuat padanya."Bagaimana kondisimu sekarang Zian?" tanya Ziad."Alhamdulillah sudah baikan." jawab Zian yang masih merasakan sakit di kepalanya.Suara pintu terbuka, mereka bertiga berfikir kalau yang datang adalah Zain, tetapi tidak. Marina membawa parsel buah untuk Zian.Hai Zian, bagaimana kabarmu?"sapa Marina."Aku tidak bisa bebohong kalau aku baik-baik saja, kamu bisa melihat sendiri keadaanku yang sekarang." kata Zian."Semoga kamu lekas sembuh ya, karena sebentar lagi kita mau UN" kata Marina."Iya.""Aku tidak menyangka