Ziad kembali istirahat, memejamkan kedua matanya. Suara klakson mobil dari depan mengejutkannya ia lalu melihat dari balik jendela. Ternyata itu adalah kedua orang tuanya yang baru saja pulang. Ia segera beranjak dari tempat tidurnya dan turun ke bawah untuk menyambut kedua orang tuanya.
"Akhirnya kita sampai rumah juga.""Iya," jawab ayah Ziad. "Silahkan tuan, nyonya." kata pembantu membawakan dua gelas air minum. "Terima kasih ya bik." ucap ibu Ziad. "Ayah sama ibu baru pupang dari rumah sakit?""Ohh Ziad, kamu sudah pulang nak?" tanya ibunya. "Hmmm.. " kata Ziad sambil mengangguk. "Iya, ayah sama ibu dari rumah sakit." kata ayah. "Alhamdulillah ayah Zain sudah baikan. Ayah sama ibu sempat khawatir saat kamu mengabari kalau ayah Zain masuk rumah sakit dan kritis." kata ibu. "Lalu kerjaan ibu sama ayah bagaimana?""Alhamdulillah, kami berdua mendapatkan kontrak itu." kata ayah.&nbTeman sejati dialah yang satu rasa, satu hati, dia mengerti dan ada setiap saat dikala sahabatnya dalam kesulitan dan dalam kesedihan begitu sebaliknya dengan diri kita. Walau dalam keadaan terpuruk pun kita sama-sama ada dan merasa walaupun itu hanya sepiring nasi ataukah segelas air minum dan satu hal yang terpenting arti kata teman sejati harus benar-benar mengerti keadaannya.Teman sejati adalah teman yang saling bisa menjaga aib dan kekurangan kita begitu juga sebaliknya kita pun harus bisa menjaga aib dia dan kekurangan dia. Mungkinkah ada hanya orang-orang yang diberi hati bersih oleh Allah yang mampu sampai ke sifat itu. yang benar-benar tulus keluar dari hatinya dan yang benar –benar Lillahita’ala karena hanya mencari ridho-Nya Allah.Di taman belakang SMA GARUDA tepatnya di bawah pohon jati terlihat seorang gadis yang berambut panjang sedang duduk disana sambil memainkan gitar yang di bawanya, jari-jemarinya sangat lihai sekali saat memetik senar gitar. T
Malam semakin pekat, pertanda fajar semakin dekat. Dan akhirnya datang juga fajar menyingsing, dan matahari pun terbit. Zian mulai bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah mengingat bahwa hari ini adalah hari senin dan seperti biasa Apel Bendera tetap dilaksanakan. Zian sudah mulai menata perlengkapan sekolahnya mulai dari buku, pulpen dan sebagainya. Pembantu rumah Bik Imah sudah menyiapkan sarapan pagi, semuanya tertatat rapi di atas meja makan ada beberapa roti tawar, nasi goreng dan omelet serta jus jeruk. Zian lebih memilih nasi goreng untuk sarapan pagi.“Bik, Zain sudah bangun belum?”“Kurang tahu Den, Den Zain belum kelihatan dari tadi,” jawab Bik Imah. Zain dan Zian tinggal di sebuah villa keluarga mereka bersama karena villa itu cukup luas seperti dua rumah yang disatukan wajar saja kalau Zian kadang jarang bertemu Zain saking besar dan luasnya. Mereka selalu bertemu diwaktu sarapan saja untuk makan malam dan yang lain mereka jarang bertemu
Sudah tiga hari Zian di rawat di rumah sakit kondisinya berangsur-angsur mulai membaik. Setiap pagi Zain dan Ziad selalu mampir ke rumah sakit sebelum berangkat ke sekolah kehadiran kedua sahabatnya membuat Zian semakin membaik. Ziad yang selalu membual dengan cerita-cerita anehnya menghilangkan rasa bosan bagi Zian.“Sebaiknya kalian berangkat ke sekolah, sudah jam setengah tujuh. Nanti satpam menutup gerbangnya lagi,” kata Zian yang masih terbaring.“Tenang Ziad kan ada nanti dia bisa cerita-cerita yang aneh ke satpam seperti waktu itu,” kata Zain dengan santainya.“Ahhh…kurang asem banget sih kamu, Zain” kata Ziad“Yah emang, ehhh aku tidak asem, tetapi aku manis.” canda Zain membuat suasana rumah sakit pecah. Kebisingan yang sering mereka lakukan sesekali mendapat teguran dari perawat dan suster.“Husttt…nanti suster itu datang lagi,” kata Zian.Ziad mulai menghitung dan ternyata benar suster itu datang dan menegur mereka bertiga.Tok
Aroma kopi jelas sekali tercium dari arah tempat makan, Ziad mengikuti arah aroma itu dan jelas sekali tercium juga beberapa makanan yang lezat. Saat Zia mulai membuka matanya terlihat begitu banyak makanan yang tertata rapi oleh Bik Imah, orang tua Ziad juga terlihat bersama orang tua Zian dan Zain.“Selamat pagi nak.” kata ayah Ziad.“Ayah? dari mana ayah tahu kalau aku ada disini?” tanya Ziad.“Kemarin malam orang tua Zian menelpon dan mengatakan kalau kamu nginap disini.”“Oh maaf ya yah, semalam Ziad tidak sempat kasih tahu ayah, karena Ziad terlalu capek ”“Terlalu capek atau terlalu takut,” kata Zain dari belakang yang sudah mengenakan seragam sekolah. Selang beberapa menit Zian juga turun dan sudah mengenakan seragam sekolah.“Selamat pagi semua.” sapa Zian.“Zian, kamu mau masuk sekolah hari ini?” tanya ibunya.“Iya bu.”“Tapi kan baru semalam kamu pulang dari rumah sakit.”“Kondisi aku sudah baikan kok bu, ibu tenang sa
“Ziad…..!!!!” teriak seorang gadis dari arah belakang, saat Ziad menoleh ternyata yang memanggil namanya adalah Naya yang bersama dengan Marina.“Hey…kamu beli makanan buat Zain dan Zian ya, apakah kamu bisa membawanya atau aku bisa membantumu?” kata Naya menawarkan diri.“Tidak usah, aku bisa kok membawanya. Ngomong-ngomong ada apa?” tanya Ziad.“Begini besok tanggal 10 Oktober adalah ulang tahun Marina dan ia mengundangmu bersama Zian serta Zain.” kata Naya sambil menyodorkan tiga undangan untuknya.“Aku harap kalian bertiga bisa datang.” kata Marina yang sangat berharap akan kedatangan 3Z.“Iya, nanti aku tanyakan pada mereka berdua.” kata Ziad“Ya sudah kalau begitu kami akan melanjutkan untuk membagikan undangan ini.” kata Marina.“Kalau begitu sampai jumpa di pesta ulang tahun.” kata Naya sambil melambaikan tangannya. Ziad pun pergi ke tempat tongkrongannya disana sudah ada Zian dan Zain yang menunggu Ziad untuk membawa makanan.“Heyy…maaf aku ter
Semalaman Zian terus saja memikirkan gadis itu, sehingga ia tidak bisa tidur. Jam setengah sebelas malam Zian keluar dari rumah untuk menenangkan pikirannya saat ia menatap bintang hanya terbayang gadis itu saja, dia lalu membaca buku yang baru didapatkannya saat acara bedah buku ia juga membeli beberapa komik terbaru dan novel terbaru yang lainnya. Saat membaca bayangan gadis yang ia jumpai dari hutan itu semakin lama semakin memudar lambat laun akhirnya hilang, Zian kembali fokus dengan bacaannya selang beberapa menit kemudian Zain pun datang dan langsung duduk disamping Zian."Belum tidur? "tanya Zian."Aku tidak bisa tidur.""Kenapa? " tanya Zian heran."Entah kenapa aku kepikiran Marina, saat berdansa bersamanya tadi wajahnya selalu terbayang-bayang."Zian hanya tersenyum terus mendengar kata-kata Zain."Kamu kenapa tersenyum Zian, kamu lagi ngeledek aku ya?" kata Zain dengan wajah sedikit masam."Enggak bukan gitu.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan tak terasa ujian akhir sekolah berakhir. Lagu libur telah tiba menjadi trending topik kala itu, semua siswa sangat menati-nanti hari ini, karena kepala sekolah akan mengumumkan tentang rencana camping untuk liburan tahun ini. Itu merupakan usulan dari beberapa anggota osis dan guru, karena dengan diadakannya camping ini para siswa bisa lebih leluasa mengenal alam. Semua siswa mendaftar ke ketua kelas masing-masing, Zian sebenarnya enggan sejali mengikuti kegiatan camping karena ia ingin menghabiskan masa liburnya bersama Natasya. Namun Zain dan Ziad sudah terlanjur mendaftarkannya sekalian. Jadi mau tidak mau ia harus ikut.Semua siswa mempersiapkan kelengkapan camping, mereka akan berangkat tiga hari lagi yaitu hari minggu jam tiga sore, mereka akan berkumpul di sekolah untuk menunggu bus yang akan digunakan."Kita harus segera bersiap juga Zain, Zian. Karena banyak sekali yang harus kita persiapkan mulai dari baju, sepatu,
"Zain....!!" teriak seorang gadis dari ruang tamu memanggil- manggil namanya, Zain masih saja tidur dengan pulas, gadis itu terus saja memanggil namanya sambik menaiki tangga yang menuju ke kamar Zain. Zian keluar dari kamarnya untuk melihat darimana asal suara itu datang."Selamat pagi Zian."Alangkah terkejutnya Zian ketika melihat gadis itu, ya itu adalah Kak Zainia, kakak kandung Zain dan kakak sepupunya Zian."Kak Nia?""Zian, Zain dimana?""Sepertinya masih tidur mungkin kak.""Seharusnya libir panjang kayak gini kalian pergi bersenang-senang ke pantai, camping, mall, dll""Tiga hari yang lalu kami pulang camping kak."Nia lalu pergi ke kamar Zain untuk menemui adek tercintanya, ketika Nia di depan pintu Nia hanya diam saja sambil melihat situasinya."Hmmm.... " desah Zian yang sudah tahu apa yang akan terjadi pada kamar Zain.Brakkk.... Brakkk...!!!! pintu kamar Zain di hancurkan dengan sekali pukulan dari Nia, kakak