Cinta Dalam Bayang Mafia

Cinta Dalam Bayang Mafia

last updateLast Updated : 2025-01-20
By:   Shifa Asya  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
32Chapters
423views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scan code to read on App

Synopsis

Maya, yang tengah bahagia dalam keluarga kecilnya, terpukul saat anak tunggalnya meninggal dunia. Dalam kesedihannya, dia menemukan cinta sejati dalam pelukan Hans. Namun, masa lalu Hans yang kelam menimbulkan keraguan pada Maya. Hans terperangkap dalam dunia kriminal yang berbahaya. Walau begitu, cinta tetap tumbuh di antara mereka meskipun terganggu oleh bayang-bayang masa lalu dan konflik yang muncul. Maya berjuang antara cinta dan ketakutan. Ketika Hans pergi, Maya mendapat dukungan dan cinta dari mantan suaminya, Aidan. Dalam pertarungan antara masa lalu dan masa depan, Maya harus membuat keputusan sulit yang akan mengubah takdir hidupnya. Kisah cinta mereka dipertaruhkan oleh intrik kriminal, konflik keluarga, dan pengorbanan yang mendalam. Mereka menyadari bahwa cinta sejati membutuhkan pengorbanan tak terbayangkan.

View More

Latest chapter

Free Preview

1. Harus Pergi

Maya duduk di sudut ruang kerjanya, matanya terfokus pada sebuah buku gambar yang penuh dengan sketsa baju anak-anak. Tangannya perlahan membelai desain terakhir, menggambar detail kecil dengan penuh hati-hati. Seolah berbicara pada seseorang, dia berbisik dengan suara yang gemetar.“Apakah Mama berhasil, Nak? Empat puluh desain baju anak untuk pameran bulan depan. Semua ini untuk kamu.” Senyum pahit menghiasi wajahnya, tetapi air matanya tak terbendung lagi. “Mama harap kamu lihat dan menyukainya.”Sebuah ketukan lembut di pintu memecah lamunannya. “Apa saya mengganggu?”“Oh, Pak Hans? Ada perlu apa?”“Kenapa kau belum pulang?”“Saya akan segera pulang.”Dengan sikap tenang, Hans melangkah masuk dan menatap sketsa-sketsa di meja kerja karyawan terbaiknya itu. "Desainmu luar biasa.”Tiba-tiba, ponsel Maya berbunyi, menandakan masuknya sebuah email. Dia mengangkat alis, lalu memeriksa layar ponselnya. Wajahnya berubah saat membaca isi email tersebut."Maaf, Pak Hans. Saya harus pergi," ...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
32 Chapters
1. Harus Pergi
Maya duduk di sudut ruang kerjanya, matanya terfokus pada sebuah buku gambar yang penuh dengan sketsa baju anak-anak. Tangannya perlahan membelai desain terakhir, menggambar detail kecil dengan penuh hati-hati. Seolah berbicara pada seseorang, dia berbisik dengan suara yang gemetar.“Apakah Mama berhasil, Nak? Empat puluh desain baju anak untuk pameran bulan depan. Semua ini untuk kamu.” Senyum pahit menghiasi wajahnya, tetapi air matanya tak terbendung lagi. “Mama harap kamu lihat dan menyukainya.”Sebuah ketukan lembut di pintu memecah lamunannya. “Apa saya mengganggu?”“Oh, Pak Hans? Ada perlu apa?”“Kenapa kau belum pulang?”“Saya akan segera pulang.”Dengan sikap tenang, Hans melangkah masuk dan menatap sketsa-sketsa di meja kerja karyawan terbaiknya itu. "Desainmu luar biasa.”Tiba-tiba, ponsel Maya berbunyi, menandakan masuknya sebuah email. Dia mengangkat alis, lalu memeriksa layar ponselnya. Wajahnya berubah saat membaca isi email tersebut."Maaf, Pak Hans. Saya harus pergi,"
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more
2. Tak Ingin Jauh
Sama sekali tidak ada niat untuk menjual rumah tersebut. Rumah yang baru ditempati selama 4 tahun itu menyimpan banyak sekali kenangan yang selalu mengingatkannya pada kesedihan mendalam. Kamar sang anak yang sudah dirancang dengan baik, hanya ditempati beberapa tahun saja. Meninggalkan banyak mainan, baju, dan foto yang kembali membuat air matanya mengalir deras.“Nak, Mama pulang. Maaf sudah membuatmu menunggu lama.” Maya membaringkan tubuhnya di atas kasur dengan seprai bermotif bunga sakura tersebut.Seorang ibu yang selama dua tahun hidup penuh kekhawatiran karena anaknya tinggal jauh di Swiss dengan membawa luka yang teramat, akhirnya bisa merasakan lega dihatinya. Namun, tidak menyangka kalau anak semata wayangnya itu pulang dengan masih larut dalam kesedihan. Tidak bisa membayangkan betapa tersiksanya dia selama di Swiss, hidup sendiri dan menyimpan lukanya sendiri."Maaf Maya sudah membuat Ibu khawatir selama ini.”"Kau bahagia di sana?""Setiap hari aku berusaha untuk selalu
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more
3. Rahasia Hans
“Jadi, Pak Hans mengambil semua sisa cuti untuk pulang ke Indonesia?”“Iya. Saya masih mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari perusahaan itu,” jawab Hans sambil merapikan pakaiannya dari dalam koper.“Mengundurkan diri? Kenapa?”“Kau ingin tahu?”“Oh, tidak juga.” Cuek sebenarnya bukan sifat aslinya. Dulu, Maya adalah wanita yang periang dan murah senyum. Semenjak anaknya meninggal, dia merasa sangat terpukul dan mulai menutup diri.“Mau makan sesuatu? Kita belum sarapan, ‘kan?”Mata Maya melihat ke arah dapur yang kosong melompong. “Sepertinya tidak ada apa-apa di dapur?”“Maksud saya, apakah mau saya pesankan makanan? Apa yang kau inginkan?”“Hmm, saya ingin sarapan yang sederhana saja. Mungkin seperti croissant dengan secangkir kopi?”"Baiklah.”Hans segera mengambil ponsel dan mulai memesan makanan dari kafe terdekat. Maya duduk di ruang tamu, merasa agak canggung dengan situasi yang sedang terjadi. Dalam hati Maya berkata, “Tenang, Maya. Kau hanya melakukan ini karena dia m
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more
4. Teror Yang Diketahui
"Ayo, silakan masuk. Lisa sedang membuat makan malam."Langkah panjang membawa Reza masuk ke dalam rumah. Tanpa basa-basi, dia langsung menuju dapur, tempat Lisa sedang menyiapkan makanan. “Kau menangis? Ada apa?” tanyanya pada sang kekasih."Kau benar-benar akan pergi sekarang?""Iya. Ini perintah dari Aidan.""Tidak bisakah kau beri aku kepastian kapan akan kembali?""Aku sendiri tidak tahu. Tapi, aku janji akan selalu menghubungimu."Melihat bagaimana lembutnya cara Reza berbicara pada Lisa, membuat ingatan lama perlahan menguasai pikiran Maya. Tanpa berkata apa-apa, dia masuk ke kamar yang dulu menjadi tempat anaknya bermain."Dulu, sikap Aidan yang lembut dan tulus selalu membuatku yakin kalau kami akan terus bersama. Namun nyatanya, kami berakhir seperti ini."Pintu kamar terbuka lebar, Reza bicara empat mata pada mantan istri dari atasannya itu. “Kau ragu berpisah dengan Aidan?”"Lagipula semuanya sudah terjadi.”"Ini dari Aidan." Buket mawar putih dengan harum alaminya sangat s
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more
5. Ada Apa Sebenarnya?
“Pak Hans baik-baik saja?”Maya dengan cepat membantu pria berusia dua puluh delapan tahun itu untuk masuk ke dalam rumah yang berantakan karena pecahan kaca. Hans masih saja peduli dengan menyingkirkan pecahan kaca di lantai agar Maya tidak menginjaknya."Lisa, tolong bawakan air hangat dan handuk kecil. Aku akan mengambil kotak obat.”Maya menemukan yang dia cari. Terlebih dahulu dia lihat tanggal kedaluarsa obat tersebut. Setelah dirasa aman, Maya membersihkan luka Hans dengan alkohol setelah Lisa membersihkannya. Lukanya lumayan panjang dan dalam. Namun Maya tidak mendapati Hans meringis kesakitan."Apakah tidak sakit?""Tentu saja sakit.”"Aku akan membuatkan teh hangat." Lisa langsung pergi ke dapur dengan pencahayaan dari ponselnya."Ini yang saya inginkan, melindungimu,” ungkap Hans.“Terima kasih.”Setelahnya, Maya bangun dan pergi ke kamar untuk mengambil sesuatu. "Maya, jangan terpengaruh. Jangan mudah percaya," ucap Maya pelan sambil mencari baju untuk Hans.Masih ada beber
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more
6. Kecurigaan Maya
Sudah hampir dua tahun, rumah yang pernah dia tempati selama lima tahun itu ditinggalkan. Hans dengan sangat ragu dan berat hati, kembali datang ke sana seorang diri. Jika bukan karena Maya, dia tidak akan mau datang lagi ke tempat yang penuh luka itu.“Di mana Tuan Marco?”“Mau apa kau mencarinya?” tanya Vito, senior Hans yang juga bekerja untuk Marco. Dia orang yang pernah sangat melindungi Hans setiap kali Marco memarahinya.“Apa dia sedang tidak di sini?”“Hans, tolong berhenti. Sampai kapan pun, kau tidak akan bisa kabur darinya. Dia mengawasimu selama ini, sekali pun kau ada di Swiss. Dia diam bukan berarti lupa. Dia hanya mencari waktu yang tepat.”“Aku tahu. Aku masih berusaha memenuhi syarat dari Tuan Marco agar bisa segera terlepas darinya.”“Lalu, kau datang ke sini karena sudah berhasil memenuhi syaratnya? Kau sudah menemukan wanita terakhir?”“Di mana Tuan Marco?” tanya Hans lagi, tanpa menjawab pertanyaan itu.“Apa yang ingin kau lakukan? Tolong jangan menentangnya, Hans.
last updateLast Updated : 2024-03-06
Read more
7. Sepertinya Rindu
“Sudah saya bilang ini hanya luka biasa.”“Setidaknya saya mendengarnya langsung dari dokter.”Tentang luka di lengan Hans, dokter mengatakan kalau luka itu tidak perlu di jahit. Itu masih termasuk luka sayatan yang dangkal dan bisa ditangani sendiri.“Aku akan mengantarmu pulang.” Maya berjalan meninggalkan rumah sakit tanpa berbicara pada Hans. Sampai di dalam mobil pun, dia hanya diam.“Oh, iya, apa Pak Hans sudah melapor ke polisi?” tanya Maya mengingatkan.Hans menelan ludah, mencoba untuk menjaga ketenangan wajahnya saat dia menjawab, "Ah, tentang itu ... saya sudah melaporkannya."Maya mengerutkan kening, terlihat tidak yakin. "Benarkah?”"Tentu saja. Itu masalah serius. Mana mungkin saya diam saja? Jangan terlalu khawatir. Semua sudah saya urus."Maya mengangguk ragu. "Baiklah. Terima kasih, Pak Hans."Hans tahu bahwa kebohongannya akan menimbulkan masalah di masa depan. Tetapi dia tidak bisa membawa dirinya untuk mengungkapkan kebenaran kepada Maya secepat itu.“Eum, bolehkan
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more
8. Aku Mencintaimu
Jakarta Aquarium Safari adalah salah satu destinasi wisata yang menawarkan pengalaman menyelam ke dalam dunia bawah laut tanpa harus benar-benar pergi ke laut.“Seminggu sebelum meninggal, anakku memintaku untuk mengajaknya ke sini. Ini pertama kalinya aku datang, tapi bukan dengan dia.”"Aku yakin dia akan senang melihatmu menikmati tempat ini.”Sebuah senyuman kecil terukir di bibirnya, “Dia pasti akan senang melihat semua ikan ini,” ucap Maya yang berdiri di depan akuarium raksasa dengan mata terpaku pada gerombolan ikan yang berenang dengan indah di dalamnya.Dengan lembut, Hans menyentuh pundak Maya. “Aku di sini bersamamu, meski tidak bisa menggantikan kehadiran anakmu."“Ayahnya …,” Maya diam sejenak untuk menyaring ucapannya. “ayahnya anakku juga pernah berjanji untuk mengajak kami ke sini.”Merasa kalau Maya jadi sedih karena teringat dengan masa lalunya, Hans menawarkan sesuatu. “Kalau begitu, apa kau ingin kita pergi ke tempat lain saja?”“Tidak perlu. Aku senang berada di s
last updateLast Updated : 2024-03-08
Read more
9. Teror
“Apa kau masih mencintaiku?”Pertanyaan itu benar-benar mengejutkan. Maya merasa bibirnya kaku, tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun meskipun banyak yang ingin diungkapkan. Aidan pun terdiam, menanti jawaban mantan istrinya dengan tidak yakin.Setelah beberapa detik yang terasa seperti berjam-jam, Maya akhirnya menjawab dengan suara yang tenang. "Aidan, ada apa? Kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu?”“Entahlah. Hanya tidak sengaja terlintas dipikiranku.”“Kita sudah tidak berhubungan selama dua tahun dan beberapa hari lalu sudah resmi pisah secara negara. Banyak hal yang terjadi di antara kita. Aku pikir, bukan tidak mungkin kalau kita tidak lagi saling cinta.”Aidan merasa dadanya terasa sesak mendengar jawaban itu. "Aku mengerti, May. Maaf sudah mengganggumu.”“Apa kau sakit? Suaramu terdengar aneh?”“Aku baik-baik saja.”“Bagaimana denganmu? Apa kau masih mencintaiku?”“Menurutmu?”“Aku bertanya hanya ingin memastikan saja.”“Aku tidak ingin kita saling menyakiti lagi, May.
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more
10. Terjebak
Reza dengan telaten merawat Aidan yang demam tinggi tengah malam. Pagi harinya, dia memanggil dokter untuk mengecek keadaan bos sekaligus sahabatnya itu. Setelah pemeriksaan yang teliti, dokter menatap Reza untuk bertanya."Apa yang terjadi sebelum dia demam?"“Dia telat makan dan hanya makan sedikit karbohidrat kemarin. Tidak ada hal yang dia lakukan selain duduk melamun. Apa itu berpengaruh terhadap kondisinya sekarang, Dok?” tanya Reza dengan bahasa inggrisnya yang fasih."Kondisi seperti itu bisa menjadi pemicu, terutama jika Pak Aidan sedang dalam kondisi stres atau kelelahan mental. Demam bisa menjadi respons tubuh terhadap kondisi tersebut.""Lalu apa yang harus saya lakukan untuk membantu pemulihannya?""Pak Aidan perlu istirahat yang cukup dan asupan nutrisi yang baik. Pastikan dia minum banyak air dan makan makanan ringan yang mudah dicerna. Saya akan memberikan obat untuk menurunkan demamnya dan beberapa vitamin untuk membantu memperkuat sistem kekebalan tubuhnya. Pastikan P
last updateLast Updated : 2024-03-10
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status