Maya duduk di sudut ruang kerjanya, matanya terfokus pada sebuah buku gambar yang penuh dengan sketsa baju anak-anak. Tangannya perlahan membelai desain terakhir, menggambar detail kecil dengan penuh hati-hati. Seolah berbicara pada seseorang, dia berbisik dengan suara yang gemetar.“Apakah Mama berhasil, Nak? Empat puluh desain baju anak untuk pameran bulan depan. Semua ini untuk kamu.” Senyum pahit menghiasi wajahnya, tetapi air matanya tak terbendung lagi. “Mama harap kamu lihat dan menyukainya.”Sebuah ketukan lembut di pintu memecah lamunannya. “Apa saya mengganggu?”“Oh, Pak Hans? Ada perlu apa?”“Kenapa kau belum pulang?”“Saya akan segera pulang.”Dengan sikap tenang, Hans melangkah masuk dan menatap sketsa-sketsa di meja kerja karyawan terbaiknya itu. "Desainmu luar biasa.”Tiba-tiba, ponsel Maya berbunyi, menandakan masuknya sebuah email. Dia mengangkat alis, lalu memeriksa layar ponselnya. Wajahnya berubah saat membaca isi email tersebut."Maaf, Pak Hans. Saya harus pergi,"
Last Updated : 2024-02-29 Read more