Share

Terkunci

Aku mundur ketika wajahnya kian mendekat. Hingga tubuh menempel di pintu mobil. Namun lelaki itu terus saja mendekat.

"Mas Aziz jangan macam-macam, ya! Ingat kita belum halal!"

Lelaki justru tersenyum sambil mendekatkan tubuhnya. Awas saja kalau dia menyentuhku. Akan kutendang pusaka miliknya.

"Kalau makan, nasi dimasukkan. Jangan dibiarkan menempel di pipi," ucapnya seraya mengambil sebutir nasi yang tertinggal di pipiku.

Seketika aku menundukkan kepala, malu. Bahkan aku ingin menenggelamkan tubuhku ke dasar bumi. Aku tak sanggup beradu pandang dengan dia. Astaga, kenapa kepala traveling ke mana-mana?

"Sepertinya kamu ingin segera dihalalkan, ya, Ra?"

Aku mendongakkan kepala, menatap tajam lelaki yang kini menertawakan diriku. Dia pikir aku komedian yang pantas diapresiasi dengan sebuah tawa dan senyuman. Ah, menyebalkan. Tak tahukan jika aku menahan malu saat menatap wajahnya. Malu atas kecerobohanku sendiri.

"Ra, kita menikah minggu depan, ya," ucap Pak Aziz seraya menatap ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status