Share

Kedatangan Aziz

Aku menelan ludah dengan susah payah. Perkataan bapak bak gempa susulan yang datang tiba-tiba. Membuat kami terguncang lalu jatuh bersamaan.

Bukankah semua sudah kujelaskan. Lalu untuk apa lagi dipermasalahkan. Hancurnya hubunganku dengan Mas Aziz bukan salah Rio. Namun ketidakpercayaan lelaki itu padaku.

Dalam suatu hubungan kepercayaan adalah kunci. Jika kunci saja tak ada, lalu bagaimana bisa membuka sebuah istana? Itu hal yang sulit untuk dilakukan, mustahil.

"Kenapa berdiri di sana? Masuk! Bapak ingin bicara!"

Lagi dan lagi aku menelan ludah dengan susah payah. Bayangan kemarahan bapak bak pohon kelapa yang tertiup angin. Melambai-lambai.

"Fatimah, Rio, masuk!"

Aku dan Rio saling pandang, lalu mengangguk bersamaan. Aku melangkaj dengan degup jantung yang kian terdengar jelas. Tak bisa dipungkiri ada rasa takut yang hadir dan kini mendominasi.

"Duduk!" perintah bapak, netranya menatap kami bergantian.

Sikap bapak membuat nyaliku menciut. Aku dan Rio pun duduk bersamaan.

"Ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status